Proposal Bermain Puzzle
Proposal Bermain Puzzle
DISUSUN OLEH :
GILANG DEKA HAYUNA
1808012
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti permainan ini anak akan merasa relaks dan dapat
menstimulasi perkembangan anak, mengembangkan aktifitas dan
kreatifitasnya
2. Tujuan Khusus
a. Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya
b. Mengekspresikan perasaannya selam menjalani perawatan
c. Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan
d. Beradaptasi dengan lingkungan
e. Mempererat hubungan antara perawat dan anak
C. Sasaran
1. Klien usia 2-3 tahun di Ruang Melati RSUD Tugurejo Semarang
2. Kondisi anak memungkinkan untuk mengikuti permainan
3. Tidak nertentangan dengan program pengobatan yang sedang dijalaninya
BAB II
DISKRIPSI KASUS
B. Prinsip Bermain
1. Tidak banyak mengeluarkan energy secara fisik, singkat, dan sederhana
2. Mempertimbangkan keamanan dan kemungkinan terjadi infeksi silang
3. Permainan yang dilakukan tidak bertentangan dengan program perawatan
dan pengobatan
4. Melibatkan orang tua.
C. Karakteristik Permainan
1. Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
2. Mengembangkan keterampilan berbahasa.
3. Melatih motorik halus dan kasar.
4. Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan
membedakan warna).
5. Melatih kerjasama mata dan tangan.
6. Melatih daya imajinansi.
7. Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Alat permainan yang dianjurkan :
1. Alat-alat untuk menggambar.
2. Lilin yang dapat dibentuk
3. Puzzle sederhana.
4. Manik-manik ukuran besar.
5. Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
6. Bola
BAB III
METODOLOGI BERMAIN
A. Diskripsi permainan
Puzzle berasal dari bahasa Inggris yang berarti teka-teki atau bongkar
pasang, media puzzle merupakan media sederhana yang dimainkan dengan
bongkar pasang. Berdasarkan pengertian tentang media puzzle, maka dapat
disimpulkan bahwa media puzzle merupakan alat permainan edukatif yang
dapat merangsang kemampuan matematika anak, yang dimainkan dengan cara
membongkar pasang kepingan puzzle berdasarkan pasangannya.
Puzzle merupakan suatu bentuk permainan yang membutuhkan kesabaran
dan ketekunan anak dalam merangkainya potongan-potongan gambar sehingga
menjadi suatu gambar yang diinginkan. Jika anak sering melakukan permainan
ini secara perlahan-lahan mental anak akan terbentuk untuk bersikap tenang,
tekun dan sabar dalam menyelesaikan sesuatu. Kepuasan yang didapat ketika
anak tersebut menyelesaikan puzzle. Hal ini merupakan salah satu cara untuk
membangkitkan motivasi anak untuk mencoba hal-hal yang baru bagi anak
tersebut. Selain itu, menyusun puzzle akan membangkitkan kepercayaan diri
anak tersebut. Bermain puzzle tidak membutuhkan banyak energi sehingga
dapat dimainkan didalam ruangan dan dapat dimainkan oleh anak yang dalam
kondisi apapun baik dalam kondisi sakit maupun sehat
B. Tujuan Permainan
a. Meningkatkan kemampuan berpikir dan membuat anak belajar
berkonsentrasi.
Saat bermain puzzle, anak akan melatih sel-sel otaknya untuk
mengembangkan kemampuan berpikirnya dan berkonsentrasi untuk
menyelesaikan potongan-potongan kepingan gambar tersebut.
b. Melatih koordinasi tangan dan mata.
Anak dapat melatih koordinasi tangan dan mata untuk mencocokkan
kepingan-kepingan puzzle dan menyusunnya menjadi satu gambar.
c. Meningkatkan Keterampilan Kognitif.
Keterampilan kognitif (cognitive skill) berkaitan dengan kemampuan
untuk belajar dan memecahkan masalah. Puzzle adalah permainan yang
menarik bagi anak balita karena anak balita pada dasarnya menyukai
bentuk gambar dan warna yang menarik. Dengan bermain puzzle anak
akan mencoba memecahkan masalah yaitu menyusun gambar.
d. Belajar bersosialisasi.
Dua anak yang bermain bersama-sama tentunya butuh diskusi untuk
merancang kepingan-kepingan gambar dari puzzle tersebut. Anak yang
lebih besar akan merasa senang jika dapat membantu anak yang lebih
kecil, sebaliknya pun begitu, sehingga akan tercipta suasana yang nyaman
dan terciptanya interaksi ketika bermain.
e. Melatih kesabaran
Dengan bermain puzzle anak bisa belajar rmelatih kesabarannya dalam
menyelesaikan suatu tantangan.
f. Melatih daya ingat
Bermain puzzle akan melatih daya ingat anak tentang bentuk dan warna
puzzle yang akan disusun. Anak akan mengingat gambar yang dilihat
sebelum menyusunnya.
g. Melatih nalar
Puzzle dalam bentuk manusia akan melatih nalar mereka. Anak akan
menyimpulkan dimana letak kepala, tangan, kaki dan lain-lain sesuai
dengan logika. Jika sudah menaruh bagian hidung berarti mulut ada di
bagian bawahnya.
Orang tua harus memperhatikan bahwa kemampuan tiap anak itu berbeda.
Biasanya anak yang sejak dini sudah dikenalkan dengan puzzle akan lebih
mahir dan terbiasa bermain puzzle. Oleh karena itu, para orang tua yang akan
memilih puzzle untuk anaknya, jangan berdasarkan umur, tetapi bergantung
kepada kemampuan sibuah hati. Umumnya, anak-anak yang kuat kemampuan
visualnya, akan lebih mudah dancepat menyelesaikan permainan
D. Jenis Permainan
Ada beberapa jenis puzzle, antara lain:
1. Puzzle konstruksi
Puzzle rakitan (construction puzzle) merupakan kumpulan potongan-
potongan yang terpisah, yang dapat digabungkan kembali menjadi
beberapa model. Mainan rakitan yang paling umum adalah blok-blok
kayu sederhana berwarna-warni. Mainan rakitan ini sesuai untuk anak
yang suka bekerja dengan tangan, suka memecahkan puzzle, dan suka
berimajinasi.
2. Puzzle batang (stick)
Puzzle batang merupakan permainan teka-teki matematika sederhana
namun memerlukan pemikiran kritis dan penalaran yang baik untuk
menyelesaikannya. Puzzle batang ada yang dimainkan dengan cara
membuat bentuk sesuai yang kita inginkan ataupun menyusun gambar
yang terdapat pada batang puzzle.
3. Puzzle lantai
Puzzle lantai terbuat dari bahan sponge (karet/busa) sehingga baik untuk
alas bermain anak dibandingkan harus bermain di atas keramik. Puzzle
lantai memiliki desain yang sangat menarik dan tersedia banyak pilihan
warna yang cemerlang. Juga dapat merangsang kreativitas dan melatih
kemampuan berpikir anak. Puzzle lantai sangat mudah dibersihkan dan
tahan lama.
4. Puzzle angka
Mainan ini bermanfaat untuk mengenalkan angka. Selain itu anak dapat
melatih kemampuan berpikir logisnya dengan menyusun angka sesuai
urutannya. Selain itu, puzzle angka bermanfaat untuk melatih koordinasi
mata dengan tangan, melatih motorik halus serta menstimulasi kerja otak.
5. Puzzle transportasi
Transportasi merupakan permainan bongkar pasang yang memiliki
gambar berbagai macam kendaraan darat, laut dan udara. Fungsinya
selain untuk melatih motorik anak, juga untuk stimulasi otak kanan dan
otak kiri. Anak akan lebih mengetahui macam-macam kendaraan.
6. Puzzle logika
Puzzle logika merupakan puzzle gambar yang dapat mengembangkan
keterampilan serta anak akan berlatih untuk memecahkan masalah. Puzzle
ini dimainkan dengan cara menyusun kepingan puzzle hingga membentuk
suatu gambar yang utuh.
7. Puzzle geometri
Puzzle geometri merupakan puzzle yang dapat mengembangkan
keterampilan mengenali bentuk geometri (segitiga, lingkaran, persegi dan
lain-lain), selain itu anak akan dilatih untuk mencocokkan kepingan
puzzle geometri sesuai dengan papan puzzlenya.
8. Puzzle Penjumlahan dan Pengurangan
Puzzle penjumlahan dan pengurangan merupakan puzzle yang dapat
mengembangkan kemampuan logika matematika anak. Dengan puzzle
penjumlahan dan pengurangan anak memasangkan kepingan puzzle
sesuai dengan gambar pasangannya.
E. Alat Bermain
Gambar yang belum disusun (Puzzle)
F. Proses Bermain
No Waktu Proses Bermain Respon Anak
1 5 menit Pembukaan:
1. Membuka dan mengucapkan salam Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri Mendengarkan
3. Memperkenalkan pembimbing Mendengarkan
4. Memperkenalkan anak satu persatu Mendengarkan dan saling
dan anak saling berkenalan dengan berkenalan
temannya
5. Kontrak waktu dengan anak Mendengarkan
2 20 menit Kegiatan bermain:
1. menjelaskan cara bermain Mendengarkan
2. Menanyakan pada anak, anak mau Menjawab pertanyaan
bermain atau tidak
3. Membagikan permainan Menerima permainan
4. Memotivasi anak Bermain
5. Mengobservasi anak Bermain
6. Menanyakan perasaan anak Mengungkapkan perasaan
3 5 menit Penutup:
1. Menghentikan permainan Selesai bermain
2. Menanyakan perasaan anak Mengungkapkan perasaan
3. Menyampaikan hasil permainan Mendengarkan
4. Memberikan hadiah pada anak yang Senang
cepat dalam menyusun puzzle
5. Membagikan hadiah pada semua Senang
anak yang bermain
6. Menanyakan perasaan anak Mengungkapkan perasaan
7. Menutup acara Mendengarkan
8. Mengucapkan salam Menjawab salam
G. Waktu Pelaksanaan
Hari/ Tanggal : Senin, 4 Februari 2019
Pukul : 09.00 - 09.30 WIB
J. System Evaluasi
1. Evaluasi struktur yang diharapkan
a. Alat-alat yang digunakan lengkap
b. Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
2. Evaluasi proses yang diharapkan
a. Terapi dapat berjalan dengan lancar
b. Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
c. Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
d. Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai
tugasnya
A. Kesimpulan
Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan
pengalaman traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan
ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor
diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan control, dan akibat dari
tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan
berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak,
tidak kooperatif atau menolak tindakan keperawatan yang diberikan.
Bermain adalah salah satu bagian dari kehidupan anak dan salah satu
alat paling penting untuk menatalaksanakan stres karena hospitalisasi
menimbulkan krisis dalam kehidupan anak, dan karena situasi tersebut sering
disertai stress berlebihan, maka anak-anak perlu bermain untuk mengeluarkan
rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat koping dalam
menghadapi stress.
Bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yang
mencerminkan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social anak
tersebut, Salah satunya adalah puzzle
B. Saran
1. Orang tua
Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan bagi
anak agar anak dapat tumbuh dengan optimal. Pemilihan permainan yang
tepat dapat menjadi poin penting dari stimulus yang akan didapat dari
permainan tersebut. Faktor keamanan dari permainan yang dipilih juga
harus tetap diperhatikan
2. Rumah Sakit
Sebagai tempat pelayanan kesehatan, sebaiknya rumah sakit dapat
meminimalkan trauma yang akan anak dapatkan dari hospitalisasi dengan
menyediakan ruangan khusus untuk melakukan tindakan.
3. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat tetap membantu anak untuk
mengurangi dampak hospitalisasi dengan terapi bermain yang sesuai
dengan tahap tumbuh kembang anak. Karena dengan terapi bermain yang
tepat, maka anak dapat terus melanjutkan tumbuh kembang anak
walaupun dirumah sakit.