WORKSHOP

PENGEMBANGAN JASA HULU

PERTAMBANGAN MINERBA
WATERMAN SULISTYANA

HOTEL INNA GARUDA

JOGJAKARTA, 10-12 PEBRUARI 2009
PERENCANAAN
CONYERS & HILL (1994)

 PEMILIHAN:
PROSES MEMILIH DIANTARA BERBAGAI KEGIATAN

 SUMBERDAYA
SUMBERDAYA MANUSIA – MODAL/KEUANGAN

 TUJUAN
MENENTAPKAN TUJUAN SECARA TEPAT DAN TEGAS
TIDAK DITETAPKAN OLEH ORANG LAIN

 WAKTU
PERENCANAAN BERKAITAN DENGAN WAKTU – MASA DEPAN
TAHAP KEGIATAN
PADA INDUSTRI
PERTAMBANGAN

3
PENUTUPAN TAMBANG
4
TAHAPAN INDUSTRI PERTAMBANGAN

 SURVEI TINJAU
 PROSPEKSI
 EKSPLORASI PENDAHULUAN
 EKSPLORASI DETIL/RINCI
 FS/AMDAL
 DEVELOPMENT/KONSTRUKSI
 PENAMBANGAN: GALI-MUAT-ANGKUT
 PENGOLAHAN/PEMURNIAN
 PENJUALAN/PEMASARAN
 PENUTUPAN TAMBANG
JASA HULU PERTAMBANGAN
MENGERJAKAN SETIAP
TAHAPAN EKSPLORASI :
 Survei tinjau
 Propeksi
 Eksplorasi umum
 Eksplorasi detil

 STANDAR JORC
MENGAPA HARUS
MEMAKAI STANDAR
JORC?
”JOINT ORE RESERVE COMMITTEE”
 THE PRINCIPLES GOVERNING JORC
REPORTS
•'Transparency' requires that the reader of a Public Report is provided with
sufficient information, the presentation of which is clear and unambiguous,
to understand the report and is not misled.

•'Materiality' requires that a Public Report contains all the relevant

information which investors and their professional advisers would
reasonably require, and reasonably expect to find in the report, for the
purpose of making a reasoned and balanced judgment regarding the
mineralization being reported.

•'Competence' requires that the Public Report is based on work which is the
responsibility of a suitably qualified and experienced person who is subject
to an enforceable professional code of ethics.
UU MINERBA

 16 DESEMBER 2008
 REZIM KONTRAK DIGANTI REZIM PERIZINAN
 IZIN USAHA PERTAMBANGAN
 TIDAK ADA LAGI KONTRAK KARYA (MINERAL)
DAN PKP2B (BATUBARA)
 26 BAB 175 PASAL
 WILAYAH TAMBANG: WILAYAH USAHA
PERTAMBANGAN – WILAYAH PERTAMBANGAN
RAKYAT – WILAYAH PENCADANGAN NEGARA
UU MINERBA
 IUP (IZIN USAHA PERTAMBANGAN):
o IUP EKSPLORASI
o IUP OPERASI PRODUKSI
 IPR (IZIN PERTAMBANGAN RAKYAT)
 IUPN (IZIN USAHA PERTAMBANGAN NEGARA)
 IUPK (IZIN USAHA PERTAMBANGAN KHUSUS)

 JENIS BAHAN TAMBANG: RADIOAKTIF –

LOGAM – NON LOGAM – BATUAN - BATUBARA
WORKSHOP
PENGEMBANGAN JASA HULU PERTAMBANGAN MINERBA
Survei Tinjau
 Tahap eksplorasi minerba paling awal
 Tujuan: - mengidentifikasi daerah-daerah secara geologis
- terdapat minerba potensial untuk diselidiki lebih lanjut
 mengumpulkan informasi :
kondisi geografi - tata guna lahan - kesampaian daerah
 Kegiatan penyelidikan
studi geologi regional
penafsiran penginderaan jauh
metode tak langsung
inspeksi lapangan pendahuluan - peta dasar skala 1 : 100.000
 Ijin penyelidikan : SKIP (Surat Keterangan Ijin Peninjauan)
SIPP (Surat Ijin Penyelidikan Pendahuluan)
 waktu satu bulan - dapat diperpanjang
 Hasil penyelidikan : berminat atau tidak
 Permohonan disetujui akan memperoleh izin pertambangan
Prospeksi
 Tujuan:
membatasi daerah sebaran endapan minerba yang
akan menjadi sasaran eksplorasi selanjutnya

 Jenis Kegiatan :
pemetaan geologi skala 1 : 50.000
pembuatan paritan
pembuatan sumuran
pemboran uji
pengukuran penampang stratigrafi
percontohan dan analisis
Perijinan : Izin Usaha Pertambangan
Eksplorasi Pendahuluan
 Tujuan:
mengetahui gambaran awal bentuk 3D endapan minerba :
ketebalan lapisan, bentuk, korelasi, sebaran,
struktur, kuantitas, dan kualitas

 Kegiatan :
pemetaan geologi skala 1 : 10.000
pemetaan topografi
pemboran – jarak sesuai kondisi geologi
penampang geofisika
pembuatan sumuran
percontohan yang andal
Pengkajian awal geoteknik dan geohidrologi mulai dilakukan
Wilayah penyelidikan berkurang menjadi 75% bagian
Bentuk perijinan pada tahap ini adalah IUP Eksplorasi
Eksplorasi Rinci
 Maksud: mengetahui kuantitas - kualitas - model tiga dimensi
endapan secara lebih rinci

 Tujuan :
mengetahui daerah yang dapat menghasilkan minerba ekonomis

 Kegiatan dilakukan untuk mengetahui:

Jumlah cadangan minerba dan kualitas minerba
Kualitas minerba menentukan pasar (tujuan penjualan minerba)
Pemanfaatan minerba
Diperlukan sejumlah metode eksplorasi (dan sejumlah keahlian)

Dapat ditambang secara ekonomis dan optimal

Pada akhir tahap ini wilayah penyelidikan berkurang menjadi
20% - 25%
TUJUAN AKHIR EKSPLORASI

 BERAPA JUMLAH / KUALITAS

SUMBERDAYA / CADANGAN
 BAGAIMANA PENYEBARANNYA
PENGERTIAN
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI SUMBERDAYA/CADANGAN

 United Nations Economic and Social Council

(1997), United Nations International
Framework Classificaton for Reserves/
Resources: Solid Fuels and Mineral
Commodities, Geneva

 STANDAR NASIONAL INDONESIA

 SUMBERDAYA (RESOURCES)

1. SUMBERDAYA HIPOTETIK-HYPOTETICAL RESOURCES

2. SUMBERDAYA TEREKA-INFERRED RESOURCES
3. SUMBERDAYA TERTUNJUK-INDICATED RESOURCES
4. SUMBERDAYA TERUKUR-MEASURED RESOURCES

• SUMBERDAYA PRA KELAYAKAN

PREFEASIBILITY RESOURCES
• SUMBERDAYA KELAYAKAN
FEASIBILITY RESOURCES
CADANGAN (RESERVES)
 KODIFIKASI – TIGA SUMBU

 kodifikasi sumberdaya/cadangan minerba terdiri

dari tiga digit berdasarkan:
fungsi tiga sumbu E, F, dan G:

 E = Sumbu ekonomis untuk economic viability

 F = Sumbu kelayakan untuk feasibility assessment
 G = Sumbu geologi untuk geological study
DIGIT PERTAMA - SUMBU EKONOMIS
TERDIRI DARI TIGA ANGKA:

 Angka 1 : menyatakan ekonomis

 Angka 2 (1-2) : berpotensi ekonomis
 Angka 3 (?) : berintrinsik ekonomis
(?=tak terdifinisikan)
DIGIT KEDUA TENTANG SUMBU KELAYAKAN
TERDIRI DARI TIGA ANGKA YAITU

 ANGKA 1 : STUDI KELAYAKAN DAN ATAU

LAPORAN PENAMBANGAN

 ANGKA 2 : STUDI PRA KELAYAKAN

 ANGKA 3 : STUDI GEOLOGI

DIGIT KETIGA - SUMBU GEOLOGI
TERDIRI DARI EMPAT ANGKA YAITU:

 ANGKA 1 : EKSPLORASI RINCI

 ANGKA 2 : EKSPLORASI UMUM
 ANGKA 3 : PROSPEKSI
 ANGKA 4 : SURVEI TINJAU
 Tahap EKPLORASI EKSPLORASI
Eksplorasi TERINCI UMUM PROSPEKSI SURVAI TINJAU
(DETAILED (GENERAL (PROSPECTION) (RECONNAISANCE)
Kelayakan EXPLORATION) EXPLORATION)
1. Cadangan
Mineral Terbukti
(Proved Coal
Reserve)
STUDI (111)
KELAYAKAN DAN
ATAU LAPORAN 2. Sumberdaya
Minerba
PENAMBANGAN
Kelayakan
(Feasibility Coal
Resource)
(211)
1. Cadangan Minerba Terkira
(Probable Coal Reserve)
STUDI (121) + (122)
PRAKELAYAKAN 2. Sumberdaya Minerba Pra Kelayakan
(Prefeasibility Coal Resource)
(221) + (222)
1-2 Sumberdaya 1-2 Sumberdaya 1-2 Sumberdaya .?. Sumberdaya
Minerba Terukur Minerba Tertunjuk Minerba Tereka Minerba Hipotetik
STUDI
(Measured Coal (Indicated Coal (Inferred Coal (Reconnaisance
GEOLOGI Coal Resource)
Resource) Resource) Resource)
(331) (332) (333) (334)

Tinggi Tingkat Keyakinan Geologi Rendah

Kategori 1 = ekonomis 1-2 = ekonomis ke berpotensi eknomis (berintrinsik ekonomis)

Ekonomis: 2 = berpotensi ekonomis ? = tidak ditentukan

Kelayakan didasarkan pada kajian faktor-faktor ekonomi, pemasaran, penambangan, pengolahan, lingkungan, sosial,
hukum atau perundang-undangan, dan kebijaksanaan pemerintah
JORC CLASSIFICATION
JASA HULU
PERTAMBANGAN
SAMPLING DAN UJI LABORATORIUM
 COAL SAMPLING (Example)

Sistem Pembagian Ply untuk Other Sistem Pembagian Ply untuk

seam (A,B,C,D,E,F,G,H,M,N,O,P) Seam P, Q dan R
Seam P, Q dan R
0.25 m _ ply 1 _ 1 bag
0.50 m _ ply 1 _ 1 bag

0.50 m _ ply 2 _ 1 bag

0.50 m _ ply 2 _ 1 bag

Sisa _ ply 3
Sisa _ ply 3
Maybe more than 1 bag
Maybe more than 1 bag

0.50 m _ ply 4 _ 1 bag

0.50 m _ ply 4 _ 1 bag
0.50 m _ ply 5 _ 1 bag
0.25 m _ ply 5 _ 1 bag
 COAL SAMPLING (Example)

Seam dengan ketebalan kurang dari 1 Seam dengan ketebalan 3 - 5 meter,

meter maka hanya dijadikan 1 (satu) maka dijadikan 5 (lima) ply
ply saja

Seam dengan ketebalan 1 – 3 meter, 0.25 m _ ply 1 _ 1 bag

maka dijadikan 3 (tiga) ply
0.50 m _ ply 2 _ 1 bag

0.25 m _ ply 1 _ 1 bag

Sisa _ ply 3
Maybe more than 1 bag

Sisa _ ply 2
Maybe more than 1 bag

0.50 m _ ply 4 _ 1 bag

0.25 m _ ply 5 _ 1 bag

0.25 m _ ply 3 _ 1 bag
 COAL ANALYSIS

1. Proximate, TM, TS, CV

Results
Sample Interval
sample Sample ADL RM TM M ASH VM FC TS GCV
No Id From To Thick Mass % % % % % % % % kcal/kg kcal/kg kcal/kg
(m) (m) (m) (kg) ar ar ar adb adb adb adb adb adb ar daf

2. Ash Analysis

Sample Result ( % db )
No
Id SiO2 Al2O3 Fe2O3 CaO MgO Na2O K2O Mn3O4 TiO2 P2O5 SO3 Und
1
100
2
100
 COAL ANALYSIS

3. Ash Fusion Temperature 4. HGI

No Sample REDUCING ( oC ) RM HGI

Id D S H F % AR INDEX
1
2

5. Relative Density 6. Ultimate

No Sample RD Result ( % daf )
Id g/l C H N S O
1
2

7. Trace Element
Sample IM ppm in Coal adb
No
Id %adb Hg Se As B
1
2
PEMBORAN
 COAL SAMPLING (Example)

Contoh penulisan kartu sample

PT. BERAU COAL PT. BERAU COAL

Sample No : 01 Sample No : 02
Bore Hole : DDL – 05 - 21 Bore Hole : DDL – 05 - 21
Location : Lati Location : Lati
Sample Interval : 12.25 – 12.50 Sample Interval : 12.50 – 14.50
Sample Thickness : 0,25 m Sample Thickness : 2.00 m
Bag : 1 of 4 Bag : 2 of 4
Remark : Remark : Bag 1

PT. BERAU COAL PT. BERAU COAL

Sample No : 02 Sample No : 03
Bore Hole : DDL – 05 - 21 Bore Hole : DDL – 05 - 21
Location : Lati Location : Lati
Sample Interval : 12.50 – 14.50 Sample Interval : 14.50 – 14.75
Sample Thickness : 2.00 m Sample Thickness : 0.25 m
Bag : 3 of 4 Bag : 4 of 4
Remark : Bag 2 Remark :
DRILL HOLE : SUCOFINDO PROJECT
evaluasi pemboran KONTRAK PEMBORAN
model cadangan minerba
PERENCANAAN PEMBORAN
UJI DAN ANALISIS
GEOFISIKA LOGGING
 DATA CATEGORY

Category C:
1. Tersedia data Log Bore
2. Tersedia data E-logging
3. Recovery 90 – 110% (perbandingkan antara thickness log bore)E-
logging)

Category B:
1. Tersedia data Log Bore
2. Tersedia data E-logging
3. Recovery <90 – 110%> (perbandingkan antara thickness log bore
dan E-logging)

Category A:
1. Tersedia data Log Bore
2. Tidak tersedia data E-logging, data E-logging tidak valid (tidak bisa
mewakili roof dan floor), bore hole collaps
 topography update
 PEKERJAAN
 pemetaan topografi
Penaksiran
sumberdaya/cadangan
evaluasi terhadap laporan
eksplorasi
 uji tuntas (due diligent)
 penyelidikan eksplorasi
JORC
BATUBARA DISARANKAN MEMAKAI PERANTI LUNAK :
MINESCAPE, SURPAC, MINEX

CEBAKAN MINERAL:
VULCAN, MICROMINE, DATAMINE, MINESIGHT
MANAJEMEN
TAMBANG
UJI DAN ANALISIS GEOTEKNIK
UJI DAN ANALISIS HIDROGEOLOGI
MINE CLOSURE: REKLAMASI

MINE CLOSURE:
PASCATAMBANG
KESIMPULAN

 Industri pertambangan menunjukkan

peningkatan signifikan

 PT Sucofindo perlu mengantisipasi dengan

pengembangan manajemen tim jasa hulu
pertambangan
KESIMPULAN
 Pengembangan jasa hulu memerlukan
sumberdaya manusia yang andal
 Yang mengerti tentang geologi-eksplorasi
dan manajemen pertambangan, SOP setiap
kegiatan penambangan minerba
 Ketrampilan penggunaan piranti lunak
pertambangan
 COMPETENCY OF GEOLOGIST
• Geologi Batubara (Coal Geology)
• Pemetaan Geologi (Geological Mapping)
• Geofisika (Geophysic)
• Pemboran Batubara (Coal Drilling)
• Kualitas Batubara (Coal Quality)
• Database Geologi (Geological Database)
• Korelasi Batubara (Coal Correlation)
• Pemodelan Geologi (Geological Model)
• Estimasi Sumberdaya Batubara (Coal Resources)
KESIMPULAN

 Bentuk jasa hulu pertambangan pekerjaan

 survei tinjau-prospeksi/penyelidikan umum-
pekerjaan eksplorasi-meliputi pemetaan geologi
dan topografi, pengeboran, geofisika logging
 uji geoteknik
 uji hidrogeologi
 evaluasi pekerjaan pemboran dan perencanaan
pemboran
 pembuatan studi kelayakan penambangan
 pembuatan amdal pertambangan
KESIMPULAN
 jasa manajemen pertambangan
 analisis geoteknik terhadap kestabilan lereng
tambang
 analisis hidrogeologi untuk mengatasi air
tambang
 kajian ground vibration pada peledakan tambang
 pembuatan SOP untuk setiap tahapan
penambangan
 pemetaan kemajuan penambangan
 pembuatan rencana penutupan tambang (mine
closure)
KESIMPULAN
 Pengembangan jasa hulu pertambangan dan
manajemen tambang memerlukan investasi
peralatan laboratorium dan sarana komputer
mutakhir
DEMIKIAN PRESENTASI KAMI, PAK

TERIMAKASIH