Outline
Perkembangan Pengertian
Pendahuluan
PPh PPh
2
Pendahuluan
Aturan Main
3
Pendahuluan
Penilaian
Pustaka
UU KUP
UU PPh
Panduan Komprehensif
PPh (Prof Gunadi)
5
Pendahuluan
PERKENALAN
081313888803
yohanes.whj@gmail.com
yohanes.whimpi@pajak.go.id
6
Perkembangan PPh
UU PBDR Perppu
Ordonansi PPs 1925 Ordonansi PPd 1944 UU 8/1967 12/1959 – UU
10/1970
7
Perkembangan PPh
8
Perkembangan PPh
Ordonansi
Ordonansi PPs
PPd
UU
10/1970
9
Perkembangan PPh
10
Perkembangan PPh
11
Perkembangan PPh
Pengenaan Pajak Penghasilan tidak lagi berdasarkan azas sumber atau laba tetapi
didasarkan pada penghasilan dalam arti yang luas (broad-based taxation)
12
Perkembangan PPh
Sistematika UU PPh
14
Perkembangan PPh
Hukum pajak formal (formil) ialah hukum pajak yang memuat ketentuan-ketentuan
mengenai tata cara agar pajak yang terutang menjadi kenyataan sehingga sampai
masuk ke kas negara.
Hukum pajak formal memuat ketentuan tentang tata cara, hak, dan kewajiban wajib
pajak serta sanksi jika kewajiban tersebut tidak dijalankan sebagaimana mestinya.
Contoh:
- Cara mendaftarkan diri untuk diterbitkan NPWP
- Cara membayar pajak
- Cara melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak
- Sanksi-sanksi jika kewajiban tersebut tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya
15
Perkembangan PPh
Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Tentang PPh Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (Tax Treaty)
16
Pengertian PPh
17
Pengertian PPh
18
Pengertian PPh
Pajak Penghasilan
Pajak yang dikenakan terhadap Subjek Pajak atas
Penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun
pajak.
• Subjek pajak tersebut dikenai pajak apabila menerima atau
memperoleh penghasilan
• Subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan disebut
Wajib Pajak
• Wajib Pajak dikenai pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperolehnya selama satu tahun pajak atau dapat pula dikenai pajak
untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak apabila kewajiban pajak
subjektifnya dimulai atau berakhir dalam tahun pajak
• Yang dimaksud dengan “tahun pajak” dalam Undang-Undang ini adalah
tahun kalender, tetapi Wajib Pajak dapat menggunakan tahun buku yang
tidak sama dengan tahun kalender, sepanjang tahun buku tersebut
meliputi jangka waktu 12 (dua belas) bulan
19
Karakteristik PPh
Pajak Subjektif
Pajak Langsung
Pajak Pusat
Broad-Based Taxation
Periode Pemajakan
Bersifat Progresif
20
Karakteristik PPh
Pajak Subjektif
• Subjek berarti pihak yang terhadapnya dikenakan kewajiban atau
kepadanya beroleh hak yang diatur dengan ketentuan hukum
• Subjek Pajak adalah pihak-pihak yang secara hukum pajak mempunyai
kewajiban melaksanakan kewajiban perpajakan dan memiliki hak-hak
dibidang perpajakan yang dijamin oleh undang-undang perpajakan
• pengenaan pajak penghasilan dititikberatkan pada keadaan dan kondisi
subjek pajak
• kondisi subjek pajak yang menjadi pertimbangan adalah kemampuan
dalam menjalankan kewajiban perpajakan yang dikenakan atas dirinya
• erat kaitannya dengan teori gaya pikul, yaitu pengenaan pajak
tergantung pada besarnya kemampuan membayar dari subjek pajak
tersebut
• Besarnya kemampuan membayar pajak tidak hanya ditentukan oleh
faktor penghasilan, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya,
seperti jumlah tanggungan wajib pajak
21
Karakteristik PPh
Pajak Langsung
• Pajak yang dibayarkan langsung oleh penanggung pajak kepada
Pemerintah dengan tidak menggeser beban pajak tersebut
kepada pihak lain
• Kriteria:
• Penanggung pajak secara yuridis formal, yaitu pihak yang
ditunjuk untuk memenuhi kewajiban perpajakan
• Penanggung pajak secara ekonomis, yaitu pihak yang secara
ekonomis menanggung beban pembayaran pajak
• Destinataris pajak atau tujuan akhir pengenaan pajak, yaitu
pemikul beban pajak terakhir
Pajak Pusat
• Tanggung Jawab Pemungutannya berada di Pemerintah Pusat
22
Karakteristik PPh
Broad-Base Taxation
• Penetapan Objek Secara luas
• Dalam Penentuan objek pajak, Undang-undang pajak penghasilan
tidak menetapkan secara definitif objek-objek yang dikenakan
pajak, baik dari segi bentuk, nama, sumber dan asal-usul
penghasilan, serta tujuan penggunaan penghasilan tersebut
SUBJEK
Pasal 2 ayat (1) PAJAK
UU PPh
1. ORANG PRIBADI
2. WARISAN YANG
BELUM TERBAGI
3. BADAN
4. BENTUK USAHA TETAP
(BUT)
25
Subjek Pajak
Orang Pribadi
• Tanpa batasan tempat tinggal atau tempat kedudukan
• Pengusaha Perusahaan Perorangan
• Karyawan
• Profesional / Tenaga Ahli Pekerjaan Bebas (dokter,
akuntan, pengacara, konsultan, arsitek, notaris, penilai,
aktuaris)
26
Subjek Pajak
Badan
• Sekumpulan orang dan atau kumpulan modal sebagai satu
kesatuan, baik melakukan usaha atau tidak melakukan usaha
• PT, CV, firma, koperasi, dana pensiun, perkumpulan, yayasan,
organisasi massa, organisasi sosial politik, lembaga
Bentuk Usaha Tetap
• Bentuk usaha yang digunakan oleh subyek pajak luar negeri
yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia
• Berupa tempat kedudukan manajemen, cabang perusahaan,
kantor perwakilan, gedung kantor, pabrik, bengkel, gudang,
ruang untuk promosi/penjualan, pertambangan, pengeboran,
pertanian, proyek konstruksi, pemberian jasa, orang atau
badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak
bebas, agen atau pegawai asuransi, komputer untuk e-
commerce
27
Subjek Pajak
30
Subjek Pajak
Pembentukannya Penerimaan
Pembukuannya
berdasarkan Pembiayaan dimasukkan dalam
diperiksa oleh
ketentuan peraturan bersumber dari anggaran
aparat pengawasan
perundang- APBN/APBD Pemerintah
fungsional negara
undangan Pusat/Daerah
31
Subjek Pajak
Kewajiban Subjektif
Mulai Berakhir
• Pada waktu OP dilahirkan, • Pada saat OP meninggal
berada, atau berniat untuk dunia atau meninggalkan
bertempat tinggal di Indonesia untuk selama-
Indonesia lamanya
• Pada waktu Badan didirikan • Pada saat Badan dibubarkan
atau bertempat kedudukan atau tidak lagi bertempat
Indonesia kedudukan di Indonesia
• Pada saat timbulnya warisan • Pada saat warisan selesai
yang belum terbagi dibagi
32
Bukan Subjek Pajak
33