I. PENDAHULUAN
utama yaitu: (1) penyakit endemik, terjadi dalam populasi, dan secara kontinyu
diperoleh dari ternak babi dengan umur lebih tinggi, terutama dari individu betina
kelompok umur yang sama; (2) penyakit epizootik, yang memicu outbreak akibat
masuknya agen patogen dari luar lingkungan, atau pada keadaan penurunan
kekebalan dan stress yang tinggi; (3) Penyakit akibat stress, berkaitan dengan
babi merupakan salah satu kendala utama yang sering mengakibatkan kerugian
besar dalam tata laksana. Salah satu diantara penyakit menular tersebut adalah
penyakit tidak lagi berkaitan dengan infeksi organisme tunggal, tetapi merupakan
teramati. Kasus pneumonia pada babi yang disebabkan oleh P. multocida subtype
dan babi (Frank, 1989), dan haemorrhagic septicaemia pada sapi dan kerbau di
melibatkan pekerjaan mendapatkan kultur murni yang berasal dari sampel seperti
B. Rumusan masalah
multocida serotipe B yang terkait dengan SH (Tipe B:2, B:5 dan B:2,5). Selain
Pasteurella multocida tipe B:2 secara luas diakui sebagai agen penyebab
hemoragik septikemia (SH) pada sapi dan kerbau (Bain et al., 1982; De Alwis,
1992), dewasa ini juga dikaitkan dengan pasteurellosis septikemia akut pada babi
disebabkan oleh serotype B:2 telah menunjukkan bahwa babi tidak hanya
multocida yang berasal dari kasus bronchopneumonia pada babi telah banyak
dilakukan dengan berbagai metode, akan tetapi hubungan antara isolat dan proses
patologik pada kasus tersebut belum banyak dilaporkan (Zucker et al., 1996;
epitel alveolar dan infiltrasi neutrofil sering ditemukan bersama dengan eksudat
lesi tersebut juga seringkali ditunjukkan dalam infeksi bakteri pneumonia lainnya.
diagnosis definitif. Oleh karena itu, sejarah outbreak, histopatologi, dan isolasi
terbukti tidak efektif dalam mendukung diagnosis (Pijoan, 2006). Prevalensi yang
sanitasi lingkungan yang jelek. Kejadian penyakit akibat infeksi laten juga sering
merupakan spesies penting yang patut diduga penyebab proses penyakit ini. Di
banyak negara, sebagian besar isolat yang ditemukan berasal dari pulmo babi
1983).
penanganan yang tepat dan akurat. Isolasi dan identifikasi dengan metode
konvensional memerlukan waktu yang relatif lebih lama dan tingkat akurasi yang
lebih rendah. Oleh karena itu teknik identifikasi yang akurat dan cukup cepat
sangat diperlukan.
5
penyebab pasteurellosis pada tingkatan genomik. Metode PCR dapat menjadi alat
diagnostik yang berguna untuk deteksi dan karakterisasi serta penentuan subtipe
hambatan dalam hal akurasi dan efisiensi waktu pada identifikasi dengan
C. Keaslian Penelitian
mortalitas tinggi pada babi menggunakan teknik PCR memberikan hasil yang
sangat akurat dan sensitibilitas yang sangat tinggi dibandingkan dengan uji
konvensional (Kalorey et al., 2008). Towsend et al. (1998) juga melakukan kajian
di antara ternak tersebut. Kajian molekuler gen 16S rRNAdari beberapa isolat P.
multocida asal beberapa jenis ternak (sapi, babi, domba) yang dilakukan Dey at
al. (2007) menunjukkan adanya tingkat homologi yang tinggi (99,9%) diantara
spesies tersebut.
6
Keaslian penelitian ditinjau dari asal isolat P. multocida (isolat asal DIY)
dan fragmen gen 16S rRNAdengan susunan nukleotida sepanjang 832 bp.
D. Tujuan Penelitian