Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas penyertaan-Nya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini berisi tentang kelompok – kelompok sosial yang sering dijumpai dalam kehidupan
kita.
Makalah ini kami harapkan dapat memberikan ilmu atau pengetahuan tentang kelompok-
kelompok sosial, juga kami harapkan dapat memberi manfaat bagi pembaca, rekan mahasiswa,
serta Dosen.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
terutama dari segi penulisan, kata-kata. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Terima kasih.

Ambon, Agustus 2016

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Ada aksi dan ada
reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Antara individu dengan individu, individu dengan kelompok
dan antara kelompok dengan kelompok. Contoh guru mengajar merupakan contoh kelompok
sosial antara individu dengan kelompok.

Kelompok sosial dapat berupa kelompok sosial primer dan kelompok sosial sekunder.
Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Kelompok social
primer dengan hubungan langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalkan untuk mengenal
lebih jauh dari kelompok primer dapat kita lihat yaitu pada keluarga. Sedangkan kelompok sosial
primer adalah kelompok besar didasarkan pada kepentingan yang berbeda. Proses yang
membentuk terjadinya kelompok sosial meliputi faktor pendorong timbulnya kelompok sosial
dan dasar pembentukan kelompok sosial.

Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan


dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-
perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan
yang lambat sekali, akan tetapi ada juga berjalan dengan cepat.

Perubahan-perubahan hanya dapat ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan
kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan
kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan masyarakat
dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola prilaku organisasi, sususnan
kelembagaan masyarakat, kekuasaan dan wewenang, kelompok sosial dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah

1. Dorongan apa yang menyebabkan manusia ingin hidup dalam kelompok sosial?

2. Apa faktor pembentuk kelompok sosial?

3. Apakah ciri-ciri kelompok sosial?


4. Bagaimana norma-norma kelompok sosial dapat terbentuk?

5. Apa arti penting hidup berkelompok dalam kelompok sosial?

C. Tujuan

Makalah ini dibuat dengan maksud untuk membahas tentang dorongan yang menyebabkan
terbentuknya kelompok sosial, faktor pembentuk kelompok sosial, ciri-ciri kelompok sosial,
proses terbentuknya norma-norma kelompok sosial, dan arti penting hidup berkelompok dalam
kelompok sosial. Sehingga dengan pembahasan ini diharapkan mahasiswa dapat semakin luas
wawasan dan pengetahuannya, yang akan sangat berguna ketika terjun di dalam masyarakat.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kelompok Sosial

Kelompok Sosial menurut para pakar

1. Menurut Soerjono Soekanto

Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan yang hidup bersama karena adanya
hubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.

2. Menurut Hendro Puspito

Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang
melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.

3. Menurut Paul B. Horton & Chaster L. Hunt

Kelompok sosial adalah suatu kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya
dan saling berinteraksi.

B. Klasifikasi Kelompok Sosial

1. Klasifikasi menurut cara terbentuknya

a) Kelompok semu, yaitu: kelompok yang terbentuk secara spontan

Ciri-ciri kelompok semu :

1). Tidak direncanakan

2). Tidak terorganisir

3). Tidak ada interaksi secara terus menerus

4). Tidak ada kesadaran berkelompok

5). Kehadirannya tidak konstan

Kelompok semu dibagi menjadi tiga yakni crowd (kerumunan), publik dan massa.

i. Crowd (kerumunan), dibagi menjadi :


1) Formal audiency / pendengar formal

Contoh: orang-orang mendengarkan khotbah, Orang-orang nonton di bioskop

2) Inconvenient Causal Crowds adalah: Kerumunan yang sifatnya terlalu sementara tetapi
ingin menggunakan fasilitas-fasilitas yang sama, contoh : orang antri tiket kereta api.

3) Panic Causal Crowds adalah kerumunan yang terjadi karena suasana panik.

Contoh: Kerumunan orang-orang panic akan menyelamatkan diri dari bahaya.

4) Spectator Causal Crowds adalah kerumunan orang yang terbentuk karena ingin
menyaksikan peristiwa tertentu.

Contoh: Kerumunan penonton atau orang-orang ingin melihat peristiwa tertentu.

5) Lawless Crowds adalah kerumunan yang tidak tunduk pada pemerintah, contoh : aksi demo.

6) Immoral low less crowds adalah kerumunan orang-orang tak bermoral, contoh : kerumunan
orang yang minum-minuman keras.

ii. Massa

Massa merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri hampir sama dengan kerumunan,
tetapi kemungkinan terbentuknya disengaja dan direncanakan.
Contoh : mendatangi gedung DPR dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan.

iii. Publik,

Publik adalah sebagai kelompok semu mempunyai ciri-ciri hampir sama dengan massa,
perbedaannya publik kemungkinan terbentuknya tidak pada suatu tempat yang sama.
Terbentuknya publik karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi, seperti :
radio, tv, surat kabar, jejaring sosial dan lain-lain.

b) Kelompok Nyata, mempunyai beberapa ciri khusus sekalipun mempunyai berbagai macam
bentuk, kelompok nyata mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu kehadirannya selalu konstan.

1) Kelompok Statistical Group


Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan
kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah
kecamatan.

2) Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan

Kelompok societal memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, seperti jenis kelamin, warna
kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada kontak dan komunikasi di antara anggota dan
tidak terlihat dalam organisasi.

3) Kelompok sosial / social groups

Para pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok sosial dengan masyarakat dalam
arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama seperti tempat
tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama. Kelompok sosial memiliki anggota-
anggota yang berinteraksi dan berkomunikasi secara terus menerus. Contoh : ketetanggaan,
teman sepermainan, teman seperjuangan, kenalan, dan sebagainya.

4) Kelompok asosiasi / associational group

Kelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal
(kepengurusan).

Ciri-ciri kelompok asosiasi :

1. direncanakan

2. terorganisir

3. ada interaksi terus menerus

4. ada kesadaran kelompok

5. kehadirannya konstan

C. Klasifikasi Kelompok Nyata

1. Klasifikasi menurut erat longgarnya ikatan antar anggota

a. Gemeinschaft / paguyuban

Merupakan kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni,
bersifat alamiah dan kekal.
Ferdinand Thonies membagi menajdi 3 bagian :

i. Gemeinschaff by blood: Paguyuban karena adanya ikatan darah.

Contoh : kerabat, klien

ii. Gemeinschaft of place: Paguyuban karena tempat tinggal berdekatan.

Contoh : RT, RW, Padukuhan, Pedesaan

iii. Gemeinschaft of mind: Paguyuban karena jiwa dan pikiran yang sama.

Contoh : kelompok pengajian, kelompok mahzab (Sekte)

b. Gesselschaft / patembayan

Merupakan ikatan lahir yang bersifat kokoh untuk waktu yang pendek, strukturnya bersifat
mekanis dan sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka.
Contoh : ikatan antar pedagang, organisasi dalam sebuah pabrik.

2. Klasifikasi Menurut Kualitas Hubungan Antar Anggota

a. Kelompok Primer (Primary Group)

Merupakan suatu kelompok yang hubungan antar anggotanya saling kenal mengenal dan
bersifat informal.

Contoh : keluarga, kelompok sahabat, teman, teman sepermainan.

b. Kelompok Sekunder (secondary Group)

Merupakan hubungan antar anggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada
asas manfaat. Contoh : sekolah, PGRI

3. Klasifikasi Menurut Pencapaian Tujuan

a. Kelompok Formal
Merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan dan tugas dengan sengaja dibuat
untuk mengatur hubungan antar anggotanya.
Contoh : Parpol, lembaga pendidikan

b. Kelompok Informal

Merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan
memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama.
Contoh : anggota OSIS

Klasifikasi kelompok sosial menurut pendapat Robert K. Merthon

a. Membership Group

Merupakan kelompok sosial yang setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok
tersebut. Contoh : Anggota DPR

b. Reference Group

Merupakan kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok)
untuk membentuk pribadi dan perilakunya sesuai dengan kelompok acuan tersebut.Contoh :
Anggota TNI
BAB III

PEMBAHASAN
A. Pendorong Timbulnya Kelompok Sosial

Dalam melakukan sesuatu manusia biasanya didasari pada dorongan-dorongan tertentu.


Sehingga dengan dorongan yang timbul tersebut manusia menjadi bersemangat untuk mencapai
apa yang diinginkannya.

Pada proses pembentukan kelompok sosial pun demikian, ada faktor-faktor tertentu yang
mendorong manusia untuk membentuk dan bergabung dalam suatu kelompok sosial tertentu.
Adapun dorongan tersebut antara lain :

a. Dorongan untuk mempertahankan hidup

Dengan manusia membentuk atau bergabung dengan kelompok sosial yang telah ada, maka
secara tidak langsung manusia tersebut telah berusaha mampertahankan hidupnya, karena
kebutuhan hidupnya tidak mungkin akan terpenuhi dengan hidup menyendiri. Selain itu dengan
adanya kelompok sosial, hubungan manusia semakin luas sehingga kemanapun ia pergi akan
senantiasa merasa aman.

b. Dorongan untuk meneruskan keturunan

Tidak dapat dipungkiri bahwa semua makhluk hidup mempunyai sifat alamiah yang sama, yakni
meneruskan keturunan. Dengan kelompok sosial itulah seseorang akan menemukan pasangannya
masing-masing, sehingga dengan demikian dorongan untuk meneruskan keturunan ini dapat
tercapai

c. Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja

Di era modern seperti sekarang ini manusia dituntut untuk melakukan pekerjaan yang efektif dan
efisien dan memperoleh hasil kerja yang maksimal. Oleh sebab itu dengan adanya kelompok
sosial akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja. Misalnya pada kelompok formal,
dengan adanya pembagian tugas yang jelas maka pekerjaan yang dihasilkan akan dapat
maksimal.
B. Faktor pembentuk Kelompok Sosial

Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga
secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang
merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut
adalah kedekatan dan kesamaan.

1. Kedekatan

i. Kedekatan geografis tempat tinggal

Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam
sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di
sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal.

Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak
geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan
bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan
bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan
interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.

ii. Kedekatan geografis daerah asal

Ketika seseorang merantau ke suatu tempat dan bertemu dengan orang yang sama-sama
merantau dan berasal dari daerah yang sama, maka orang tersebut merasa ada ikatan batin,
meskipun semula belum saling mengenal ketika masih di daerah asal.

2. Kesamaan

Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan
di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang lebih suka berhubungan dengan
orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan
minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain.

Kesamaan kesamaan yang dimaksud antara lain :

a. Kesamaan kepentingan

Dengan adanya dasar utama adalah kesamaan kepentingan maka kelompok sosial ini akan
bekerja sama demi mencapai kepentingan yang sama tersebut.
b. Kesamaan keturunan

Sebuah kelompok sosial yang terbentuk atas dasar persamaan keturunan biasanya orientasinya
adalah untuk menyambung tali persaudaraan, sehingga masing-masing anggotanya akan saling
berkomitmen untuk tetap aktif dalam kelompok sosial ini untuk menjaga tali persaudaraan agar
tidak terputus.

c. Kesamaan nasib

Dengan kesamaan nasib/ pekerjaan/ profesi, maka akan terbentuk kelompok sosial yang
mewadahinya untuk meningkatkan taraf maupun kinerja masing-masing anggotanya.

C. Ciri-ciri Kelompok Sosial

1. Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain.

Suatu kelompok sosial akan dapat dibedakan dengan kelompok sosial yang lain, misalnya
kelompok formal dengan informal.

2. Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu.

Setiap anggota dalam kelompok sosial tentunya memiliki peran masing masing, baik itu secara
tertulis atau secaratidak tertulis

3. Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya.

Dalam hubungan antar anggota dalam suatu kelompok sosial ada norma, hukum, peraturan,
maupun kode etik sesuai dengan jenis kelompok sosialnya.

4. Memiliki kepentingan bersama

Kelompok sosial terbentuk pastinya ada tujuan yang melatarbelakangi yang salah satunya adalah
kesamaan kepentingan, sehingga diharapkan dengan kepentingan yang sama tersebut dapat
diusahakan secarabersama-sama.
5. Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.

Kelompok sosial dapat lahir, tumbuh, dan berkembang tidak terlepas dengan adanya komunikasi
sosial dan interaksi sosial. Dengan adanya interasi dan komunikasi sosial, masing-masing
individu dapat menyampaikan ide/ ggasannya demi mencapai tujuan bersama dalam kelompok
sosial tersebut.

D. Pembentukan Norma Kelompok

Perilaku kelompok, sebagaimana semua perilaku sosial, sangat dipengaruhi oleh norma-norma
yang berlaku dalam kelompok itu. Sebagaimana dalam dunia sosial pada umumnya, kegiatan
dalam kelompok tidak muncul secara acak. Setiap kelompok memiliki suatu pandangan tentang
perilaku mana yang dianggap pantas untuk dijalankan para anggotanya, dan norma-norma ini
mengarahkan interaksi kelompok.

Norma muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok. Pada
saat seseorang berprilaku tertentu pihak lain menilai kepantasasn atau ketidakpantasan perilaku
tersebut, atau menyarankan perilaku alternatif (langsung atau tidak langsung). Norma terbetnuk
dari proses akumulatif interaksi kelompok. Jadi, ketika seseorang masuk ke dalam sebuah
kelompok, perlahan-lahan akan terbentuk norma, yaitu norma kelompok.

E. Arti Penting Hidup Berkelompok

Kita sebagai makhluk sosial tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Salah satu bentuk
kerja sama kita dengan orang lain yaitu dengan membentuk kelompok sosial. Dalam sebuah
kelompok sosial dapat membantu kita untuk mempermudah menyelesaikan suatu urusan, tugas
atau tujuan dengan cara bekerja sama. Pekerjaan yang terasa sulit kita kerjakan sendiri akan
menjadi lebih mudah jika dikerjakan secara berkelompok sebab dalam suatu anggota kelompok ,
setiap anggota mempunyai keahlian khusus di bidangnya masing-masing, sehinga terjadilah
pembagian tugas dan spesifikasi kerja yang membuat hasil dari pekerjaan tersebut menjadi
maksimal. Dari uraian tersebut dapat kita simpulkan bahwa hidup berkelompok sangat penting
untuk mempermudah memenuhi kebutuhan hidup.
BAB IV

KESIMPULAN
1. Dorongan apa yang menyebabkan manusia ingin hidup dalam kelompok sosial:

a. Dorongan untuk mempertahankan hidup

b. Dorongan untuk meneruskan keturunan

c. Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja

2. Faktor pembentuk kelompok sosial?

a. Kedekatan

i. Kedekatan geografis tempat tinggal

ii. Kedekatan geografis daerah asal

b. Kesamaan

i. Kesamaan kepentingan

ii. Kesamaan keturunan

iii. Kesamaan nasib

3. Ciri-ciri kelompok sosial:

a. Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain.

b. Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu.

c. Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya.

d. Memiliki kepentingan bersama

e. Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.

4. Bagaimana norma-norma kelompok sosial dapat terbentuk

Norma muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok. Norma
terbetnuk dari proses akumulatif interaksi kelompok.
5. Arti penting hidup berkelompok dalam kelompok sosial:

Bahwa hidup berkelompok pada kelompok sosial sangat penting untuk mempermudah dalam
memenuhi kebutuhan hidup.
DAFTAR PUSTAKA

Ismawati, Esti.2012 Ilmu Sosial Budaya Dasar, Yogyakarta : Penerbit Ombak

Saptono, Bambang S. 2006 SOSIOLOGI JILID 2 SMA KELAS XI, Jakarta: PT. Phibeta
Aneka Gama

Subakti, A. Ramlan dkk. 2011 Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta: Prenada
Media Group

http:\\id.wikipedia.com\kelompok-sosial\

Anda mungkin juga menyukai