Anda di halaman 1dari 31

LEMBAR PENGESAHAN

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA PANTI


NOMOR : 008/PER/DIR/ISP/I/2015

Tentang

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATION


(OBAT-OBATAN DENGAN KEWASPADAAN TINGGI)
RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA PANTI

Disusun oleh :

Disetujui oleh :

Ditetapkan oleh :

dr. Dikho Atmanagara


Direktur

i
KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA PANTI
Nomor : 102/KEP/XVI/08/2015
Tentang
PANDUAN HIGH ALERT MEDICATION
(OBAT-OBATAN DENGAN KEWASPADAAN TINGGI)
RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA PANTI

Direktur Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Panti.


Menimbang : a. bahwa Obat High Alert adalah Obat-obat yang memiliki risiko tinggi
untuk menyebabkan atau menimbulkan adanya komplikasi atau
membahayakan pasien secara signifikan jika terdapat kesalahan pada
penggunaan (dosis, Interval dan pemilihannya).
b. bahwa peningkatan kewaspadaan terhadap obat-obatan berisiko tinggi
(High Alert Medication) merupakan salah satu Sasaran Keselamatan
Pasien dalam upaya peningkatan mutu keselamatan pasien di rumah
sakit.
c. bahwa untuk mencapai sebagaimana dimaksud dalam butir di atas
dipandang perlu menetapkan Panduan High Alert Medication (Obat-
obatan dengan Kewaspadaan Tinggi) di RSI Ibnu Sina Panti yang
ditetapkan dalam suatu Keputusan Direktur .

Mengingat : 1. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.


2. Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1691 tahun 2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1333/Menkes/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 58 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Farmasi Rumah Sakit.
6. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
No. HK.02.04/I/2790/11 tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit.

ii
7. Keputusan Direktur Utama No. 087/KEP/XVI/8/2015 tanggal 27
Agustus 2015 tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi Rumah Sakit Islam
Ibnu Sina Panti.
8. Keputusan Direktur Utama No. 100/KEP/XVI/8/2015 tanggal 27
Agustus 2015 tentang Kebijakan Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Panti.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RSI IBNU SINA PANTI TENTANG


PANDUAN HIGH ALERT MEDICATION (OBAT-OBATAN DENGAN
KEWASPADAAN TINGGI) dengan ketentuan sebagai berikut :
Pertama : Memberlakukan Panduan High Alert Medication (Obat-Obatan Dengan
Kewaspadaan Tinggi) sebagaimana terlampir dalam Keputusan ini.
Kedua : Panduan High Alert Medication (Obat-Obatan Dengan Kewaspadaan
Tinggi) ini harus dijadikan acuan dalam memberikan pelayanan di RSI
Ibnu Sina Panti.

iii
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di: Padang


pada tanggal :

dr. Dikho Atmanagara


Direktur

Tembusan :
1. Anggota Direksi.
2. Asdir Medis & PKL.
3. Asdir Keperawatan.
4. Ketua Panitia Akreditasi RSI Ibnu Sina Panti.
5. Ka. Komite Mutu dan Manajemen Risiko.
6. Manajer Farmasi dan Sterilisasi.
7. Manajer Rawat Inap.
8. Manajer Rawat Jalan.
9. Manajer Yanmedsus.
10. Manajer Logistik

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan izin Nya kami dapat menyelesaikan
penyusunan Panduan High Alert Medication Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Panti.

Penyusunan Panduan ini dimaksudkan sebagai petunjuk teknis pelaksanaan untuk


memudahkan dalam penanganan dan pengelolaan obat-obat yang memerlukan
kewaspadaan tinggi di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Panti agar Patient Safety dapat terus
dapat menjadi perhatian.

Kami mengharapkan Panduan High Alert Medication di Rumah Sakit ini dapat diterapkan
dengan sebaik-baiknya yang tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi di Rumah
Sakit.

Kami menyadari bahwa Panduan High Alert Medication di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Panti masih mengandung kekurangan-kekurangan yang asupannya justru kami harapkan
akan datang dari para pemakai.

Demikian segala saran dan masukan yang bersifat membangun dalam meningkatkan mutu
Pelayanan di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih kami terima dengan senang hati.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Penyusun

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................................i
KEPUTUSAN DIREKTUR RSI IBNU SINA PANTI..........................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................v
DAFTAR ISI.........................................................................................................................vi
BAB I DEFENISI................................................................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP.................................................................................................2
BAB III TATA LAKSANA....................................................................................................3
A. PRINSIP TATA LAKSANA HIGH ALERT MEDICATION...............................3
B. PENGELOLAAN HIGH ALERT MEDICATION...............................................4
C. OBAT HIGH ALERT MEDICATION..................................................................9
BAB IV DOKUMENTASI...................................................................................................17
A. DOKUMENTASI..............................................................................................17
B. PELABELAN....................................................................................................17
LAMPIRAN.........................................................................................................................19

vi
Lampiran
Keputusan Direktur RSI Ibnu Sina Panti
Nomor : 102/KEP/XVI/08/2015
Tentang : Panduan High Alert Medication (Obat-obatan dengan Pengawasan)

BAB I
DEFENISI

Beberapa pengertian yang dimaksud dalam panduan ini sebagai berikut :


1. Obat High Alert/ High Alert Medication adalah obat-obat yang memiliki risiko lebih
tinggi untuk menyebabkan/ menimbulkan adanya komplikasi/ membahayakan pasien
secara signifikan jika terdapat kesalahan penggunaan (dosis, interval, dan
pemilihannya).
2. Elektrolit konsentrat adalah larutan / cairan yang memiliki konsentrasi tinggi / pekat
yang berpotensi menyebabkan KTD apabila terjadi kesalahan.
3. LASA/Look Alike Sound Alike atau NORUM, yaitu obat yang memiliki kemasan
yang mirip atau obat yang memiliki nama yang terdengar mirip. Jadi bagi kita tenaga
kefarmasian yang bekerja di tempat-tempat pelayanan kefarmasian/kesehatan serta
bagi para pasien sendiri perlu berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan dalam
pemberian atau pembelian obat.

Panduan High Alert Medication 1


BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dalam panduan ini meliputi :


1. Prinsip Tatalaksana High Alert Medication
2. Pengelolaan High Alert Medication
3. Obat High Alert Medication

Panduan High Alert Medication 2


BAB III
TATA LAKSANA

A. PRINSIP TATA LAKSANA HIGH ALERT MEDICATION


1. Obat high alert harus disimpan di tempat terpisah, akses terbatas, dan diberi label.

HATI-HATI,
OBAT HIGH ALERT PENGECEKAN
GANDA

2. Setiap unit pelayanan Farmasi, depo, gudang Logistik Perbekes, ruang rawat, dan
poliklinik harus memiliki daftar obat high alert dan buku panduan penanganan
high alert.
3. Setiap tenaga kesehatan harus mengetahui penanganan khusus untuk obat high
alert.
4. Jenis obat yang dimasukkan dalam kategori obat high alert ditetapkan oleh rumah
sakit.
5. Obat-obatan jenis baru dan informasi keselamatan tambahan lainnya akan ditinjau
ulang dalam audit dan revisi obat high alert oleh Panitia Farmasi dan Terapi.
6. Obat-obatan yang digunakan dalam keadaan emergency medis (misalnya: kondisi
mengancam nyawa yang bersifat gawat darurat) tidak diwajibkan mengikuti
Pedoman dan Prosedur Obat High Alert.
7. Kurangi atau eliminasi kemungkinan terjadinya kesalahan
a. Mengurangi jumlah obat high alert yang disimpan di suatu unit
b. Hindarkan penggunaan obat high alert sebisa mungkin
8. Lakukan pengecekan ganda
9. Minimalisasi konsekuensi kesalahan
a. Pisahkan obat-obat dengan nama atau kemasan yang mirip
b. Minimalisasi instruksi verbal dan hindarkan penggunaan singkatan
c. Batasi akses terhadap obat high alert
d. Gunakan tabel dosis standar (daripada menggunakan dosis perhitungan
berdaarkan berat badan/fungsi ginjal, dimana rentan terjadi kesalahan).

Panduan High Alert Medication 3


B. PENGELOLAAN HIGH ALERT MEDICATION
Lakukan prosedur dengan aman dan hati-hati selama memberikan instruksi
mempersiapkan, memberikan obat, dan menyimpan obat high alert.
1. Peresepan
a. Jangan berikan instruksi hanya secara verbal mengnai obat high alert.
b. Instruksi ini mencakup minimal:
1) Nama Pasien , Nomor. Rekam Medis, dan Tanggal Lahir
2) Tanggal dan waktu instruksi dibuat
3) Nama obat (generik), dosis, jalur pemberian, dan tanggal pemberian
setiap obat.
4) Kecepatan dan atau durasi pemberian obat.
c. Dokter harus mempunyai diagnosis, kondisi dan indikasi penggunaan setiap
obat high alert secara tertulis.
d. Instruksi kemoterapi harus ditulis “Formulir Instruksi Kemoterapi” dan
ditandatangani oleh spesialis onkologi, informasi ini termasuk riwayat alergi
pasien, tinggi badan, berat badan, dan luas permukaan tubuh pasien. Hal ini
memungkinkan perawat atau farmasis untuk melakukan pengecekan ganda
terhadap perhitungan dosis berdasarkan berat badan dan luas permukaan
tubuh.

2. Penyimpanan
a. Obat high alert disimpan di area kantor perawat (nurse Station) kecuali
elektrolit pekat.
b. Untuk Memenuhi kebutuhan High Alert Medication di ruang perawatan
disiapkan oleh bagian farmasi melalui prosedur peresepan.
c. Larutan Elektrolit pekat Tidak disediakan di ruang perawatan kecuali untuk
kebutuhan klinis dapat di stok dalam jumlah terbatas di ruang perawatan
khusus seperti ICU, ICCU UGD, HD, NICU, PICU, dan kamar bedah
penyimpanan dan pemberian harus sesuai dengan persyaratan.
d. Proses pencampuran/pengenceran elektrolit pekat dilakukan oleh Bagian
Farmasi dan selanjutnya diberikan ke pasien oleh perawat.
e. Semua tempat penyimpanan harus diberikan label yang jelas dan dipisahkan
dengan obat-obatan rutin lainnya.

Panduan High Alert Medication 4


f. Setiap kotak/tempat yang berisi obat high alert diberikan label agar
pasien/perawat waspada dan berhati-hati.

Label obat High Alert

Lemari High Alert

g. Infus intravena obat high alert harus diberikan label yang jelas dengan
menggunakan huruf/tulisan yang berbeda dengan sekitarnya.

3. Pemberian Obat
a. Perawat harus selalu melakukan pengecekan ganda (double - check) terhadap
semua obat high alert sebelum diberikan kepada pasien.

b. Pengecekan Ganda Terhadap Obat High Alert.


Tujuan: Identifikasi obat-obatan yang memerlukan verifikasi atau
pengecekan ganda oleh petugas kesehatan lainnya (sebagai orang kedua)
sebelum memberikan obat dengan tujuan meningkatkan keselamatan dan
akurasi.
1) Pengecekan ganda diperlukan sebelum memberikan obat high alert
tertentu/spesifik dan disaat pelaporan penggantian jaga atau saat
melakukan transfer pasien.

Panduan High Alert Medication 5


2) Pengecekan ganda ini akan dicatat pada rekam medis atau pada catatan
pemberian medikasi pasien.
3) Pengecekan pertama harus dilakukan oleh petugas yang berwenang
untuk menginstruksikan, meresepkan atau memberikan obat-obatan
antara lain: perawat, ahli farmasi, dokter.
4) Pengecekan kedua akan dilakukan oleh petugas yang berwenang, teknisi
atau perawat lainnya (petugas tidak boleh sama dengan pengecek
pertama).
5) Kebutuhan minimal untuk melakukan pengecekan ganda/verifikasi oleh
orang kedua dilakukan dalam kondisi-kondisi seperti berikut:
a) Setiap akan memberikan injeksi obat
b) Untuk infus:
 Saat terapi inisial
 Saat terdapat perubahan konsentrasi obat
 Saat pemberian bolus
 Saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien
 Setiap terjadi perubahan dosis obat
6) Pengecekan tambahan dapat dilakukan sesuai dengan instruksi dari
dokter.

c. Untuk dosis inisial atau inisiasi infuse baru


1) Petugas kesehatan mempersiapkan obat dan hal-hal dibawah ini untuk
mengalami pengecekan ganda oleh petugas kedua:
a) Obat-obatan pasien dengan label yang masih baik
b) Rekam medis pasien, catatan pemberian medikasi pasien, atau
resep/instruksi tertulis dokter.
c) Obat yang hendak diberikan lengkap dengan labelnya
2) Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut ini:
a) Obat telah disiapkan dan sesuai dengan instruksi
b) Perawat pasien harus menverifikasi bahwa obat yang hendak
diberikan telah sesuai dengan instruksi dokter
c) Obat memenuhi 5 persyaratan.
d) Membaca label dengan lantang kepada perawat untuk menverifikasi
kelima persyaratan ini:

Panduan High Alert Medication 6


 Obat tepat
 Dosis atau kecepatannya tepat, termasuk pengecekan ganda
mengenai perhitunagn dan verifikasi pompa infuse
 Rute pemberian tepat
 Frekuensi/interval tepat
 Diberikan kepada pasien yang tepat
3) Pada beberapa kasus, harus tersedia juga kemasan / vial obat untuk
memastikan bahwa obat yang disiapkan adalah obat yang benar
misalnya dosis insulin.
4) Ketika petugas kedua telah selesai melakukan pengecekan ganda dan
kedua petugas puas bahwa obat telah selesai, lakukanlah pencatatan
pada rekam medis/catatan pemberian medikasi pasien.
5) Petugas kedua harus menulis “dicek oleh” dan diisi oleh nama
pengecek.
6) Pengecekan ganda akan dilakukan sebelum obat diberikan kepada
pasien.
7) Pastikan infuse obat berada pada jalur/selang yang benar dan lakukan
pengecekan selang infus mulai dari larutan/cairan infuse, pompa,
hingga tempat infeksi selang.
8) Pastikan pompa infus terprogram dengan kecepatan pemberian yang
tepat, termasuk ketepatan data berat badan pasien.

d. Untuk pengecekan saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien:


1) Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut ini:
a) Obat yang diberikan harus memenuhi kelima persyaratan
b) Perawatan berikutnya akan membaca label dengan lantang kepada
perawat sebelumnya untuk menverifikasi kelima persyaratan (seperti
yang telah disebutkan diatas).
2) Saat pengecekan telah selesai dan kedua perawat yakin bahwa obat telah
sesuai, lakukanlah pencatatan pada bagian pengecekan oleh perawat di
rekam medis pasien.
3) Sesaat sebelum memberikan obat, perawat mengecek nama pasien,
memberitahukan kepada pasien mengenai nama obat yang diberikan,

Panduan High Alert Medication 7


dosis, dan tujuan (pasien dapat juga berperan sebagai pengecek, jika
kemungkinan).
4) Semua pemberian obat high alert intravena dan bersifat kontinu
diusahakan diberikan melalu pompa infuse iv atau menggunakan syringe
injektor. Pengecualian dapat diberikan pada pasien di Ruang Rawat
Intensive Neonatus (Neonatus Insentive Care Unit-NICU), atau pada
pasien risiko tinggi mengalami kelebihan cairan (volume over-load).
Setiap selang infuse harus diberikan label dengan nama obat yang
diberikan di ujung distal selang dan pada pintu masuk pompa (untuk
mempermudah verifikasi dan meminimalkan kesalahan).
5) Pada suatu emergency, dimana pelabelan dan prosedur pengecekan ganda
dapat menghambat atau menunda penatalaksanaan dan berdampak
negatif pada pasien, perawat atau dokter pertama-tama harus menentukan
dan memastikan bahwa kondisi klinis pasien benar-benar bersifat
emergensi dan perlu ditatalaksana segera sedemikian rupa sehingga
pengecekan ganda dapat ditunda. Petugas yang memberikan obat harus
menyebutkan dengan lantang semua terapi obat yang diberikan sebelum
memberikannya kepada pasien.

4. Pemberian Obat High Alert Untuk Pediatrik Dan Neonatus


a. Obat high alert pada neonatus dan pediatrik serupa dengan obat-obatan pada
dewasa dan obat-obatan dibawah ini:
A. Regicide (semua jalur pemberian)
B. Chloral hydarte (semua jalur pemberian)
C. Insulin (semua jalur pemberian)
D. Infuse dopamin, dobutamin, epinefrin, norepinefrin

b. Pemberian chloral hydarte untuk sedasi:


1) Kesalahan yang sering terjadi:
2) Tidak boleh untuk penggunaan dirumah
3) Monitor semua anak yang diberikan chlorak hydrate untuk sedasi
prooperatif sebelum dan setelah prosedur dilakukan. Buatlah rencana
resusitasi dan pastikan tersedia peralatan resusitasi.
4) Prosedur pemberian obat.

Panduan High Alert Medication 8


11. Lakukan pengecekan ganda oleh dua orang petugas kesehatan yang
berkualitas (perawat, dokter, ahli farmasi).
12. Berikut adalah konsentrasi standar obat-obatan untuk penggunaan
secara kontinu infus intravena untuk semua pasien pediatric yang
dirawat, PICU dan NICU. Berikan label ‘konsentrasi..........’ untuk
spuit atau botol infus dengan konsentrasi modifikasi.

C. OBAT HIGH ALERT MEDICATION


1. Alkaloid Vinca (Vincristine, Vinblastine, Vinorelbine)
a. Semua dosis vinkristin dan vinblastin disiapkna dan disimpan dalam larutan
10 ml NaCl 0.9% (injeksi).
b. Vinorelbine disiapkan dan disimpan dalam larutan 20 ml NaCl 0.9% (injeksi).
c. Spuit harus diberi label dengan peringatan:
1) “hanya untuk penggunaan IV”
2) “ perlu pengecekan ganda”
d. Setiap spuit harus disertai tutup dan harus tetap intak hingga waktu pemberian
obat tiba.

2. Pemberian obat melalui intratekal


a. Lakukan pengecekan ganda setelah persiapan dosis obat intratekal untuk
memastikan obat dan pelabelan benar.
b. Pelabelan meliputi peringatan: “hanya untuk penggunaan Iintratekal”.
c. Obat-obatan kemoterapi intraktekal akan disimpan dan disiapkan dalam
sediaan spuit 10 ml atau lebih kecil.
d. Tidak boleh ada obat-obatan sitotoksik lainnya disebelah tempat tidur pasien
selama proses pemberian obat kemoterapi intratekal.
e. Lakukan pengecekan ganda.

3. Agonis Adrenergik IV (epinefrin, fenilefrin, norepinefrin, isiproterenol)


a. Instruksi medikasi harus meliputi ‘kecepatan awal’
b. Saat titrasi obat, harus meliputi parameternya
c. Konsentrasi standar infuse kontinyu:
1) Epinefrin: 4 mg/250ml
2) Norepinefrin: 8mg/250ml
3) Fenilefrin: 50mg/250ml

Panduan High Alert Medication 9


d. Pada kondisi klinis dimana diperlukan konsentrasi infuse yang tidak sesuai
standar, spuit atau botol infus harus diberi label ‘konsentrasi yang digunakan
adalah......’
e. Gunakan monitor kardiovaskular pada semua passien dengan pemasangan
vena sentral.

4. Antagonis adrenergic
Konsentrasi standar esmolol:
a. Vial 100 mg/10ml
b. Ampul 2,5g/10ml

5. Dopamine dan Dobutamin


a. Sering terjadi kesalahan pada pemberian karena namanya yang mirip, dan
indikasi yang serupa. Gunakan tabel yang dapat membedakan nama obat
(misalnya: DOPAmine dan DOBUtamine).
b. Gunakan konsentrasi standar.
c. Beri label pada pompa dan botol infuse berupa nama obat dan dosisnya.

6. Kalsium intravena (sebagai gluconate, atau chloride)


a. CaCl tidak boleh diberikan melalui IM karena bersifat sangat iritatif terhadap
jaringan.
b. Faktor yang dapat mempengaruhi kalsium dalam darah adalah kadar fosfor
serum dan albumin serum.
c. Efek samping yang terjadi :
1) Interaksi obat dengan digoxin (injeksi cepat kalsium dapat menyebabkan
bradiaritmia, terutama pada pasien yang mengkonsumsi digoksin).
2) Antagonis terhadap CCB (calcium-chanel bloker) dan peningkatan
tekanan darah.
3) Hipokalsemia atau hiperkalsemia akibat pemantauan kadar kalsium yang
tidak efisien.
4) Rasio kalsium fosfor yang tidak tepat dalam larutan iv dan menyebabkan
presipitasi dan kerusakan organ.
5) Nekrosis jaringan akibat ekstravasasi kalsium klorida.

Panduan High Alert Medication 10


d. Instruksikan pemberian kalsium dalam satuan miligram.
e. Lakukan pengecekan ganda

7. Agen Kemoterapi (intravena, intraperitoneal, intraarterial, intrahepatik, dan


intrapleural).
a. Dalam meresepkan obat kemoterapi perlu dilakukan sertifikasi dan verifikasi
secara tepat sebelum meresepkan dan memberikan obat.
b. Instruksi kemoterapi harus ditulis di ‘formulir instruksi kemoterapi’ dan
ditandatangani oleh dokter onkologi.
c. Tidak diperbolehkan memberikan instruksi kemoterapi hanya dalam bentuk
verbal (harus tertulis).
d. Singkatan ‘u’ untuk unit tidak diperbolehkan, jangan menggunakan
singakatan.
e. Jangan menggunakan pompa IV jika hanya perlu dosis bolus
f. Jika memungkinkan, gunakan instruksi yang dicetak (print) dalam
meresepkan obat.
g. Saat meresepkan obat kemoterapi IV, instruksi harus tertulis dengan dosis
individual, bukan jumlah total obat yang akan digunakan sepanjang terapi.
h. Instruksi lengkap tentang penggunaan obat ini harus mencakup:
1) Nama pasien dan nomor rekam medis
2) Tanda dan waktu penulisan instruksi
3) Semua elemen yang digunakan untuk menghitung dosis inisial atau
perubahan tatalaksana kemoterapi harus dicantumkan dalam resep (tinggi
bada, berat badan, dan atau luas permukaan tubuh).
4) Indikasi dan inform consent.
5) Alergi.
6) Nama obat kemoterapi, dosis, rute pemberian, dan tanggal pemberian
setiap obat.
7) Jumlah siklus dan atau jumlah minggu pemberian regimen pengobatan,
jika memungkinkan.

i. Berikan label yang jelas dan kemasan yang berbeda-beda untuk membedakan
dengan obat lainnya.
j. Semua dosis obat harus disertai dengan tulisan “Perhatian: agen kemoterapi”.

Panduan High Alert Medication 11


k. Adanya dosis obat yang hilang harus diselidiki segera oleh ahli farmasi dan
dosis pengganti sebaiknya tidak diberikan sebelum disposisi dosis pertama
diverifikasi.
l. Obat kemoterapi akan diberikan berdasarkan instruksi dokter dan dilakukan
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
m. Memberikan label pada setiap alat/benda spesifik milik pasien yang
berhubungan dengan kemoterapi, misalnya “peringatan: materi/bahan
antineoplastik. Perlakukan dengan baik dan hati-hati”
n. Obat kemoterapi akan dikemas dengan 2 lapisan untuk meminimalisasi
kemungkinan tercecer atau tersebar.
o. Semua obat kemoterapi yang telah dipersiapkan akan menjalani pengecekan
ganda.
p. Lakukan pengecekan dalam perhitungan dosis sebanyak 2 kali oleh 2 orang
yang berbeda.
q. Lakukan pengecekan pengaturan pompa kemoterapi sebelum memberikan
obat.
r. Hanya perawat yang memiliki kompetensi dalam pemberian kemoterapi yang
boleh memberikan obat.

8. Infuse kontinu Heparin, Warfarin IV


a. Protokol standar indikasi adalah thrombosis vena dalam (Deep Vein
Thrombosis-DVT), sakit jantung, stroke dan ultra-filtrasi.
b. Singkatan ‘u’ untuk unit tidak diperbolehkan. Jangan menggunakan
singkatan.
c. Standar konsentrasi obat untuk infuse kontinu:
d. Gunakan pompa infus
e. Lakukan pengecekan ganda
f. Berikan stiker atau label pada vial heparin dan lakukan pengecekan ganda
terhadap adanya perubahan kecepatan pemberian.
g. Untuk pemberian bolus, berikan dengan spuit (daripada memodifikasi
kecepatan infus).
h. Obat-obatan harus diawasi dan dipantau
i. Warfarin harus diinstruksikan secara harian berdasarkan pada nilai INR PT
harian.

Panduan High Alert Medication 12


9. Insulin IV
a. Singakatan ‘u’ untuk unit tidak diperbolehkan. Jangan menggunakan
singkatan.
b. Infus insulin: konsentrasi standar = 1 unit/ml, diberikan label high alert ikuti
protokol standar ICU.
c. Vial insulin yang telah dibuka memiliki waktu kedaluwarsa dalam 30 hari
setelah dibuka.
d. Vial insulin disimpan pada tempat terpisah dalam kulkas dan diberi label
e. Pisahkan tempat penyimpanan insulin dan heparin (karena sering tertukar)
f. Jangan pernah menyiapkan insulin dengan dosis U100 dalam spuit 1 cc, selalu
gunakan spuit insulin (khusus).
g. Lakukan pengecekan ganda
h. Perawat harus memberitahukan kepada pasien bahwa mereka akan diberikan
suntikan insulin.
i. Distribusi dan penyimpanan vial insulin dengan beragam dosis:
1) Simpan dalam kulkas secara terpisah dan diberi label yang tepat
2) Semua vial insulin harus dibuang dalam waktu 30 hari setelah dibuka
(injeksi jarum suntik). Tanggal dibuka atau digunakan pertama kali
insulin harus dicatat pada vial.

10. Konsentrat elektrolit injeksi NaCl >0.9% dan injeksi kalium (klorida, asetat,
dan fosfat) > 0,4 Eq/ml10
a. Jika KCL di injeksi terlalu cepat (misal pada kecepata melebihi 10 mEq/jam)
atau dengan dosis yang terlalu tinggi dapat menyebabkan henti jantung.
b. KCL tidak boleh diberikan sebagai IV push/bolus.
c. Hanya disimpan di instalasi farmasi, ICU dan kamar operasi
d. Standar konsentrasi pemberian infuse NaCl: maksimal 3% dalam 500 ml
e. Berikan label pada botol infuse ‘larutan natrium hipertonik 3 %’ (tulisan
berwarna merah).
f. Protokol untuk KCL:
1) Indikasi infus KCL
2) Kecepatan maksimal infuse
3) Konsentrasi maksimal yang masih diperbolehkan

Panduan High Alert Medication 13


4) Panduan mengenai kapan diperlukan monitor kardiovaskular
5) Penentuan bahwa semua infuse KCL harus diberikan via pompa
6) Larangan untuk memberikan larutan KCL multipel secara berbarengan
(misalnya: tidak boleh memberikan KCL IV sementara pasien sedang
mendapatkan infuse KCL pada jalur IV lainnya).
7) Diperbolehkan untuk melakukan subtitusi dari KCL oral menjadi KCL
IV kalo diperlukan.

g. Lakukan pengecekan ganda

11.Infuse narkose / opiat, termasuk infuse narkose epidura


a. Penyimpanan obat narkotika di farmasi harus pada lemari yang terkunci
berpintu ganda di farmasi dan di ruang kamar bedah, ICU dan Depo IGD
harus dalam lemari berkunci.
b. Kapanpun memungkinkan, instruksi yang dicetak (print) sebaiknya tersedia
dalam meresepkan obat.
c. Berikan label ‘high alert’ untuk obat psikotropika injeksi yang didistribusikan
ke ICU, ICCU UGD, HD, NICU, PICU, dan kamar bedah.
d. Konsentrasi standar
1) Morfin: 1mg/ml
2) Meperidin: 10mg/ml
3) Hidromorfin: 0.2 mg/ml (lima kali lebih poten dibandingkan morfin)
4) Fentanil (penggunaan ICU): 10 mcg/ml
e. Konsentrasi tinggi (berikan label ‘konsentrasi tinggi’)
1) Morfin: 5mg/ml
2) Hidromorfin: 1mg/ml (lima kali lebih poten dibandingkan morfin)
3) Fentanil (Penggunaan ICU): 50 mcg/ml
f. Instruksikan penggunaan narkose harus mengikuti kebijakan titrasi
g. Pastikan tersedia nalokson atau sejenisnya disemua area yang terdapat
kemungkinan menggunakan morfin.
h. Tanyakan kepada pasien yang menerima opiate mengenai riwayat alergi.
i. Hanya menggunakan nama generik
j. Jalur pemberian epidural

Panduan High Alert Medication 14


1) Semua pemberian infus narkose/opiate harus diberikan dengan
menggunakan pompa infuse yang terprogram dan diberikan label pada
alat pompa.
2) Gunakan tabungan infus yang spesifik (misal: warna kuning bergaris)
tanpa portal injeksi.
3) Berikan label pada ujung distal selang infus epidural dan selang infus IV
untuk membedakan.
k. Jika diperlukan perubahan dosis, hubungi dokter yang bertanggung jawab.
l. Lakukan pengecekan ganda.

12. Agen sedasi IV (Lorazepam, Midazolam, Propofol)


a. Setiap infuse obat sedasi mempunyai standar dosis, yaitu:
1) Lorazepam: 1 mg/ml
2) Midazolam: 1 mg/ml, efek puncak 5-10menit
3) Propofol: 10 mg/ml
b. Lakukan monitor selama pemberian obat (oksimetri denyut, tanda vital,
tersedia peralatan resusitasi).

13. Infuse magnesium sulfate


a. Tergolong sebagai obat high alert pada pemberian konsentrasi melebihi
standar, yaitu: >40mg/ml dalam larutan 100 ml (4 gr dalam 100 ml larutan
isotonic/normal saline).
b. Perlu pengecekan ganda (perhitungan dosis, penyiapan dosis, pengaturan
pompa infuse).

14. Garam fosfat (natrium dan kalium)


a. Sebisa mungkin, berikan terapi pengganti fosfat melalui jalur oral
b. Berikan dalam bentuk natrium fosfat, kapanpun memungkinkan
c. Pemberian kalium fosfat berdasarkan level/kadar fosfat inorgan pasien dan
faktor klinis lainnya.
d. Dosis normal kalium fosfat tidak melebihi 0.3mg/KgBB dalam 12 jam. Dosis
dapat diulang hingga serum fosfat > 2 mg/dl.
e. Selalu berikan via pompa infus

Panduan High Alert Medication 15


BAB IV
DOKUMENTASI

A. DOKUMENTASI
Pengecekan ganda
a. Dicatat pada catatan pemberian obat pasien
b. Dokumentasi tambahan meliputi inisial pengecek kedua
1) Menulis inisial di lembar catatan pemberian obat di kolom dan baris yang
sesuai dengan tanggal dan jam pengecekan (= menulis inisal petugas yang
melakukan injeksi).
2) Jika petugas pengecek kedua berbeda dengan petugas injeksi High Alert
Medication maka ditulis : (inisial pengecek kedua) / Inisial petugas injeksi
contoh: AR / IN.

B. PELABELAN
BENTUK DAN YANG DIBERI PETUGAS /
NO KATEGORI
ISI LABEL LABEL UNIT
Perawat yang
Selang infus
1 memberikan
Pompa Infus Terlampir bagian distal dan
Obat High Alert
spuit
Obat Oral pasien
ranap (kemasan
luar / plastik
etiket)
Petugas pelayan
2 LASA / NORUM Terlampir Obat Injeksi
farmasi
(badan ampul /
vial)
Kotak
penyimpanan

High Alert

Petugas
Menggunakan
Penyerahan obat ke pasien pelayanan
Terlampir plastik berlogo
3 pada saat pemberian resep farmasi
high alert
Elektrolit konsentrat Terlampir Obat elektrolit Logistik
( Dextrose 40%, Meylon, konsentrat Perbekalan
Mgso4 40%) Kesehatan

Panduan High Alert Medication 16


BENTUK DAN YANG DIBERI PETUGAS /
NO KATEGORI
ISI LABEL LABEL UNIT
Nacl 3% Logistik
Botol Infus Nacl Perbekalan
Terlampir
3% Kesehatan

Wadah atau
Ruang Penyimpanan kotak Logistik
Terlampir penyimpanan Perbekalan
obat Kesehatan

Ditetapkan di: Padang


pada tanggal :

dr. Dikho Atmanagara


Direktur

Panduan High Alert Medication 17


LAMPIRAN

Lampiran 1. Kelas Terapi High Alert Medication (HAM)

KATEGORI / KELAS OBAT- NAMA GENERIK OBAT


OBATAN
Agonis Adrenergik IV Epinefrin, Ephedrin, norepinefrin
Agen Anestesi (Umum, Inhalasi Recofol, Ketamin, Sevoflurane,
dan IV) Bupivacaine,
Anti Aritmia IV Lidokain
Thrombolitik Miniaspi/Aspilet
Elektrolit Konsentrat Dextrose (>20%), Mgso4 (> 50%), Ca
Gluconas 10%
Relaksan Otot IV Atracurium, Rocuronium
Insulin (SC dan IV) Novorapid, Levemir, Novomix
Agen Sedasi IV Midazolam/ Sedacum, Valisanbe 2 mg
Agen Sedasi Oral Diazepam, Valisanbe 2 mg, Valisanbe 5
mg, Fenobarbital
Analgesik Narkotik IV Pethidin, Fentanyl
Analgesik Narkotik Oral MST
Inotropik Oral Digoksin

Panduan High Alert Medication 18


Lampiran 2. Tabel Konsentrasi standar obat-obatan untuk pediatrik, PICU dan ICU
TABEL KONSENTRASI STANDAR OBAT-OBATAN UNTUK PEDIATRIK, PICU
DAN NICU

KONSENTRASI KONSENTRASI
OBAT KONSENTRASI 3
1 2
Spesifik untuk
pediatrik /
PICU
Dopamin 1600 mcg/ml 3200 mcg/ml
(400mcg/250 ml) (800mcg/ml)
Dobutamin 200mcg/ml 400mcg/ml
(500mcg/250ml) (1 mcg/250ml)
Epinefrin 16 mcg/ml 64 mcg/ml
(4 mg/250ml) 16 mg/250ml
Norepinefrin 16 mcg/ml 32mcg/ml 64 mcg/ml
(4 mg/250ml) (8 mg/250ml) 16 mg/250ml
Insulin regular 0,5 unit/ml 1 unit/ml
Spesifik untuk
NICU
Dopamin 400 mcg/ml 800 mcg/ml 1600 mcg/ml
Dobutamin 500 mcg/ml 1000mcg/ml 2000 mcg/ml
Epinefrin 20 mcg/ml 40mcg/ml
Insulin regular 0,1 unit/ml 0,5 unit/ml
Fentanil 4 mcg/ml 12,5 mcg/ml

Panduan High Alert Medication 19


Lampiran 3. Daftar Obat High Alert
DAFTAR OBAT HIGH ALERT RSI Ibnu Sina Panti
KELAS NAMA BENTUK NAMA KEKUATAN
TERAPI GENERIK SEDIAA DAGANG DOSIS
N

Natrium
Elektrolit Meylon 8.4% 8.4%
bikarbonas Injeksi
konsentrat
Dextrose 40% Otsu D40 % 40%
Ephedrin HCL Ephedrin
Agonis Norepinefrin Norepinefrin 1mg/ml
Injeksi
adrenergik Dopamin Cetadop
Dobutamin Dobutaamin,
50mg/1ml
Pethidin Pethidin KF
Analgesik Injeksi
naarkotika
Fentanyl Fentanyl 50mcg/ml

Buvipacain HCl Buvipacain 0,5%

Anastetika Propofol Injeksi Recofol, 10mg/ml


umum
Sevofluran Sevoflurane 250ml

Anti
Lidocain HCl Injeksi Lidocain 2%
aritmia
Relaksan Atracurium Atracurium
Injeksi 5 mg/5ml. 10mg/5ml
otot besylate besylate

Levemir 100 IU / ml
Human Insulin
Insulin Pen
Novorapid 100 IU / ml
Insulin Glargline Apidra 100 IU / ml
Insulin Aspart Novomix 100 IU / ml

Lampiran 4 . Daftar Obat LASA (Look Alike Sound Alike)


DAFTAR OBAT LASA RSI Ibnu Sina Panti (Ucapan Obat MIRIP)
NAMA OBAT PERSAMAAN NAMA OBAT
Lansoprazol Omeprazol
Dexketoprofen Ketoprofen

Panduan High Alert Medication 20


Kandistatin Nystatin
Asam mefenamat Asam traneksamat
Cendo protagenta Cendo Vitrolenta
Dobutamin Dopamin
Cefixime Cefotaxime
Heptasan Histapan
Sanmol Sanmol F
Sanadyl DMP Sanadyl Expectorant
Trolip Trolit
Amoxicillin Sanpicillin
Ofloxacin Levofloxacin

Panduan High Alert Medication 21


Lampiran 5. Daftar obat LASA (Look Alike Sound Alike)

DAFTAR OBAT NORUM (NAMA dan RUPA OBAT MIRIP)


NAMA OBAT PERSAMAAN NAMA OBAT
Furosemid Inj Vit K Inj
Cendo Lyters ED Cendo Catarlent ED
Furosemid Tab ISDN Tab
Amlodipin 5 mg Betahistin
Atorvastatin Clopidogrel
Ketorolac Dexketoprofen
Opimox syr Opimox Syr F
Metoclopramide Ambroxol
Mecobalamin Asetyl sistein
Glimepiride 1 Glimepiride 2, Glimepirid 3
Allupurinol 100 Allupurinol 300
Erphafilin Vit K tab
Trombophob gel Trombophob Oint
Benoson M Benoson G
Amoxcillin 125 Syr Amoxcillin 250 Syr
Cefadroxyl 125 Syr Cefadroxyl 250 Syr
Simvastatin 10 Simvastatin 20
Sanadryl Syr DMP Sanadryl Syr Exp
Hytroz 1 Hytroz 2
Thyrozol 10 Thyrozol 5
Ibu profen 200 Ibu Profen 400
Cendo Eye fresh Cendo Cenfresh
Cendo Ulcori Cendo Floxa
Ceftriaxone Cefotaxime
Alpentin 100 Alpentin 300
Valisanbe 2 Valisanbe 5
Stesolid 5 Stesolid 10
Dumin 125 Dumin 250
Dulcolax 5 Dulcolax 10
Neo Gynoxa Vagistin
Premaston Profertil
Ondansetron 4 Ondansetron 8
Sanmol Sanmol f
Fenofibrat 100 Fenofibrat 300
Seretide 100 Seretide 250, seretide 500
Dexa inj Lidocain Inj
Canderin 8mg Canderin 16 mg
Candesartan 8 mg Candesartan 16 mg
Captopril 12.5mg Captopril 25 mg
Candesartan 8 mg Candesartan 16 mg
Ibu Profen 100mg syr Ibu profen 200 mg syr
Dulcolax supp ank Dulcolax Supp dws

Panduan High Alert Medication 22


Panduan High Alert Medication 23
Lampiran (Stiker Obat High Alert dan LASA)

Untuk Obat elektrolit konsentrat

ELEKTROLIT PEKAT,
HARUS DIENCERKAN
SEBELUM DIBERIKAN

Untuk Obat Ampul dan oral obat LASA

LASA

Untuk Sediaan Vial obat LASA

LASA

Plastik Untuk Obat high Alert dalam Jumlah Banyak

PERHATIAN

Untuk ruang penyimpanan Obatl high alert

HATI-HATI, OBAT HIGH ALERT


PENGECEKAN GANDA

Untuk di Ampul dan Vial Obat

Panduan High Alert Medication 24


HIGH ALERT

Untuk Lemari penyimpanan obat LASA

LASA

Untuk Pompa infus obat high alert

High Alert

Nama Obat :................................

Dosis / Kecepatan :.......................

Tanggal Pasang :......... Jam :.......

Petugas :.................................

Panduan High Alert Medication 25

Anda mungkin juga menyukai