DINAS KESEHATAN
A. PENDAHULUAN
IGD merupakan kepanjangan dari Instalasi Gawat Darurat. IGD dilakukan di
Puskesmas induk dengan pengawasan dokter. Petugas kesehatan yang boleh
memberikan pelayanan yaitu dokter, peawat dan tim IGD puskesmas beserta
penanggung jawab terlatih. IGD dapat dilayani oleh Puskesmas yang memiliki
fasilitas atau kemampuan untuk penanganan kegawatdaruratan obstetric dan neonatal
dasar. IGD puskesmas menerima rujukan dari Desa di wilayah kerja dan sekitarnya.
Apabila kasus emergency sudah dapat diatasi, akan meminimalkan rujukan ke IGD
RSUD. Untuk itu IGD harus mampu melakukan pertolongan pertama gawat darurat.
B. LATAR BELAKANG
Berdasarkan data IGD Puskesmas Koto Alam mulai bulan Januari s/d Desember tahun
2017, didapatkan jumlah kasus IGD sebesar 3738, angka rujukan 257. Didasari oleh
permasalahan tersebut, perlu kiranya disusun sebuah mekanisme perbaikan terus
menerus sehingga didapatkan peningkatan kompetensi petugas, meminimalisir
rujukan, mengurangi angka kematian pasien. Sehingga tercapai 3 T : tepat diagnosa
tepat tindakan dan tepat rujukan.
a. Tujuan Umum
a) Menurunkan angka kematian pada pasien gawat darurat
b. Tujuan Khusus
Untuk mencapai tujuan umum, petugas juga memiliki kemampuan untuk:
a) Mengidentifikasi tanda dan gejala serta mendiagnosis kasus emergency
b) Tepat laksana sesuai prosedur baku
c) Mengevaluasi masalah IGD
d) Melakukan perbaikan terus menerus
C. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Komunikasi dan koordinasi yang baik antar tim IGD sangat menentukan keberhasilan
penanganan kasus IGD. Peningkatan komunikasi dan koordinasi dilakukan secara
berkesinambungan dan sinergi dua arah. Anggota tim saling memberikan masukan
dan komunikasi tiga arah petugas-dokter-masyarakat.
E. SASARAN
Sasaran dari pedoman ini adalah tim IGD yang terdiri dari : dokter terlatih IGD, bidan
terlatih IGD dan bidan atau perawat jaga pada khususnya dan bidan pada umumnya
sewilayah kerja Puskesmas Koto Alam