Laporan Ujian Praktek
Laporan Ujian Praktek
DASAR TEORI
Pneumatik (bahasa Yunani: pneumatikos) berasal dari kata dasar "pneu" yang berarti udara tekan dan
"matik" yang berarti ilmu atau hal-hal yang berhubungan dengan sesuatu; sehingga arti lengkap
pneumatik adalah ilmu/hal-hal yang berhubungan dengan udara bertekanan.
LANGKAH PRAKTIKUM
Menghubungkan kabel compressor ke stop kontak .
Menghubungkan selang kompresor ke air distributor.
Dari air distributor disambungkan menggunakan T – joint sebanyak 2 buah menuju port
masuk (P) katup 3/2 sebanyak 4 buah dan disambungkan lagi menuju port masuk (P)
katup 5/3.
Dari keluaran port katup 3/2 sebanyak 2 buah disambungkan menggunakan selang
menuju port X dan Y.
Lalu pada port (A dan B) katup 5/3 dihubungkan menggunakan selang menuju One –
way flow control valve.
Dan dari port One – way flow control valve dihubungkan menuju double acting cylinder.
Setelah semua selesai dirangkai, baru kita coba untuk menjalankan rangkaian tersebut.
Katup 3/2 sebagai pengontrol untuk menggerakan piston maju atau mundur.
Apabila dalam rangkaian tersebut tidak terjadi masalah, maka piston akan bergerak maju
dan mundur sesuai dengan katup yang mengontrol.
Apabila dalam rangkaian tersebut terjadi masalah, maka piston akan mengalami
gangguan seperti : - piston diam atau tidak mau bergerak
- piston bergerak maju tetapi tidak mau bergerak mundur.
Atau disisi lain, terjadi kebocoran sambungan. Baik itu pada port komponen, selang, atau
komponen itu sendiri tidak bekerja dengan normal.
Selesai pengecekan pada komponen dan rangkaian, selanjutnya kita lihat diagram seperti
dibawah ini.
Ini adalah diagram untuk pergerakan piston double acting cylinder, dimana pada
rangkaian tersebut memiliki 2 piston. Piston A dan piston B.
Maksud dari diagram diatas adalah untuk langkah awal, piston A bergerak maju. Dari
pergerakan piston A yang maju tadi menekan katup pengontrol piston B untuk maju
sehingga piston B bergerak maju.
Ketika piston B bergerak maju maka piston akan menyentuh katup pengontrol piston A
untuk bergerak mundur sehingga piston A awalnya posisi maju menjadi mundur.
Ketika piston A kembali pada posisi awal maka piston A menyentuh katup pengontrol
pengembali piston B sehingga piston B bergerak mundur.
Setelah kita faham pada diagaram tersebut, baru kita memposisikan katup 3/2 yang
sebagai pengontrol untuk menggerakan piston secara otomatis sehingga piston bergerak
terus menerus dengan mengikuti ritme pada diagram diatas.
Skema gambar :