Solo Leveling C
Solo Leveling C
Penerjemah: Seiei-kun
Saat Jinwoo keluar dari taksi dan pergi menuju rumah pelelangan, sesosok pria
berpakaian rapi menyambutnya dan menyapanya,
“Benar.”
Setelah memandangi penampilan Jinwoo, orang itu terlihat terkejut. Dia lalu
memperkenalkan dirinya dengan suara yang jelas,
“Halo, saya yang tadi menerima telepon Anda. Saya dari tim penaksiran
Pelelangan Pemburu, nama saya Kim Junggi. Silakan ikuti saya, Tuan.”
Saat pertama kali dia mengangkat telepon, dia kira itu hanyalah telepon iseng.
Karena, pertama, artefak yang dia sebutkan merupakan barang yang mustahil
ada, dan si penelepon bilang dia adalah Pemburu Peringkat S baru.
Setelah dia memastikan identitas Sung Jinwoo pada Asosiasi Pemburu, perasaan
merinding pun menjalar di punggung Kim Junggi. Untung saja dirinya tak
spontan mengumpat pada Sung Jinwoo.
[Pada pengukuran ulang, Pemburu Sung Jinwoo melompati lima peringkat, dari
Peringkat E menjadi Peringkat S. Kami menerima laporan bahwa Pemburu Sung
Jinwoo merupakan Pemburu tipe Mage dan..]
Pegawai itu menggelengkan kepalanya. Kalau saja dirinya tidak sedang bekerja,
dia pasti akan meminta tanda tangan atau foto bersama. Akan tetapi, dia tak bisa
meminta hal tidak sopan seperti itu pada tamu yang datang dengan maksud
melakukan transaksi penting. Kim Junggi pun menahan keinginannya.
‘Sejak kapan jarak antara pintu masuk sampai ke sini jadi sependek ini?’
Di kepala pegawai itu terlintas begitu banyak pikiran, dan mereka berdua telah
sampai di kantor penaksiran. Dengan wajah kecewa, Kim Junggi bicara,
Di dalam ruangan besar, ketua Tim Penaksiran dan kepala penaksiran telah
menunggu. Setelah mengetahui kedatangan Sung Jinwoo, ketua tim melebarkan
matanya. Ketua tim yang tadinya sedang makan siang langsung lari menuju
kantornya, meninggalkan makan siangnya,
‘Kalau begitu jumlah penguatan item yang dikatakannya tadi memang benar?’
Tidak, masih belum. Hanya karena dia Pemburu Peringkat S, bukan berarti item
tersebut memiliki nilai penguatan semustahil itu. Kepala penaksiran
menenangkan dirinya dengan anggapan seperti itu. Pengrajin artefak terbaik
dunia yang memakai material terbaik sekalipun, hanya bisa memberikan efek
penguatan maksimal sebesar 50%, kalau pun ada yang lebih, hanya lebih sedikit.
Bahkan, untuk mengumpulkan materialnya pun sangat sulit. Terlebih lagi, jumlah
pekerja serta usaha untuk membuat artefak tersebut juga cukup besar. Sehingga
item dengan penguatan 50% hanya muncul dalam beberapa tahun sekali.
Pemburu tipe Mage yang menginginkan item semacam itu pun ada banyak sekali
di seluruh dunia ini, tapi untuk saat ini, item semacam itu belum ada di katalog
penjualan. Bahkan Pemburu tipe Mage yang dijuluki Prajurit Terkuat di Korsel
yaitu Choi Jongin pun memberikan permintaan terbuka untuk item yang mampu
meningkatkan status sebesar 50%.
Dan sekarang, Pemburu Peringkat S yang baru saja diumumkan beberapa menit
yang lalu bilang, ia memiliki item yang mampu meningkatkan kekuatan sebesar
100%?
‘Mustahil …’
Kalau saja Jinwoo bukan pemburu peringkat S, pihak pelelangan pasti sudah
mengusirnya dari tadi.
Tapi.
Kim Junggi dan ketua tim penaksiran juga memandangi Jinwoo dengan penuh
harap.
“Tentu.”
“Wah-“
“Artefak ini tidak dibuat dari inti sihir ataupun bijih sihir, bukan?”
“Benar.”
‘Sudah kuduga.’
Sudah tujuh tahun dirinya bekerja sebagai penaksir item. Ada begitu banyak
artefak ia pegang selama ini, tapi dia tak pernah menemui kristal merah seperti
ini. Kristal biasanya memancarkan cahaya berwarna biru, dan jika kristalnya
berkualitas tinggi, kristalnya akan berwarna mendekati hitam. Tapi yang ini
merah?
Lalu.
“A-Apa?!”
‘Jangan-jangan …?’
Dalam keadaan syok, dia memelototi kelereng itu. Kepala penaksiran merupakan
seorang Pemburu Peringkat B tipe Mage. Dia bisa segera mengetahui item
macam apa yang dia pegang. Keringat dingin pun muncul di sekujur tubuhnya.
‘Ya Tuhan!’
Setelah tersentak lagi oleh kekuatan luar biasa dari item tersebut, kepala
penaksiran mengangkat kepalanya. Jinwoo memandanginya dengan tenang.
Baru pertama kali ini kepala penaksiran merasakan sesuatu semacam ini. Dalam
karirnya, dia telah banyak menemui artefak kuat berperingkat tinggi, namun baru
pertama kali ini dia sampai punya pikiran untuk mencuri sebuah artefak. Akan
tetapi, lawannya adalah Pemburu Peringkat S.
‘…?’
Jinwoo menatapnya tanpa mengatakan apa pun. Setelah ditatap seperti itu,
kepala penaksiran susah payah menyembunyikan aura keserakahannya.
Dia bahkan tak terbayang apa yang akan terjadi padanya kalau dia melakukannya.
Seperti yang dilakukan kepala penaksiran saat pertama kali melihat item itu,
Jinwoo juga memiringkan kepalanya sambil mengamati si kepala penaksir.
Dia ini sedang sakit atau apa? Yang jelas, kepala penaksiran mengusap
keringatnya dan berbicara pada ketua tim,
Ketua tim mengarahkan lensa kamera pada kepala penaksiran. Kepala penaksiran
berdiri di depan alat pengukur kekuatan sihir.
beep-
Energi sihir memang benar-benar meningkat dua kali lipat. Setelah memastikan
hasil pengukuran, wajah Kim Junggi pun langsung pucat.
Kalau saja penjualnya tak ada di sini, ketua tim serasa ingin mengangkat
tangannya ke atas sambil dipeluk oleh para bawahannya. Kalau berhasil menjual
item ini, berapa banyak komisi yang akan diterimanya? Saking senangnya, ketua
tim sampai kesulitan bernapas. Kim Junggi pun juga mengeluarkan reaksi yang
sama dengan seniornya. Dia mengepalkan tangannya dan menunjukkan wajah
gembira.
‘Baiklah!’
“Saat aku mengeluarkan energi sihirku, aku akan menyentuh item sihir ini.”
woooosh-!
Area seperti bersalju yang sebesar roda truk tadi berubah menjadi badai salju
yang menyelimuti seluruh ruangan.
“Wuah!”
“Baik.”
‘Phew-‘
Jinwoo menghela napas lega setelah melihat energi sihir meledak-ledak dari
kepala penaksiran. Tak hanya dirinya, seluruh orang yang ada di ruangan itu
kesulitan menenangkan diri mereka dan bernapas lega. Tak lama kemudian,
ruangan pun jadi tenang kembali. Jinwoo pun bertanya,
“Jadi, menurut Anda harganya bisa sampai berapa?”
Apa dia bisa mendapatkan artefak lain yang sekuat ini kalau dia menjualnya? Yah,
dia juga penasaran berapa harga item yang bisa memberikan efek penguatan
sebesar 100%. Kepala penaksiran pun menantap Marble of Avarice dengan
perasaan tidak percaya.
“Kami … Kami masih bingung harus memberikan harga sebesar apa untuk item
sehebat ini …”
Di mana dia mendapatkan artefak seperti ini? Harusnya penaksir tak boleh
menanyakan hal seperti ini, tapi mau bagaimana lagi,
“Saya hanya sangat terkejut. Tapi kalau item seperti ini sampai di jual di pasaran,
semua orang pasti ingin mengetahui dari mana asal item tersebut.”
Seperti yang orang itu katakan, seluruh pegawai Rumah pelelangan pun dihantui
rasa penasaran setengah mati.
————————————————
Baek Yoonho memasuki ruangan pribadinya.
“Aku ingin sendirian dan pastikan tak ada siapapun yang menggangguku.”
Merasa kalau perintah semacam itu belum cukup, dia pun sampai mengunci
ruangannya dan mendekati komputernya. Dengan menggunakan posisinya
sebagai Pemburu Peringkat S dan Pemimpin Guild, Baek Yoonho mengumpulkan
setiap informasi yang bisa dia gali.
Kalau tidak berkembang, lalu apa yang bisa menjelaskan perbedaan kekuatan
dari orang itu hanya dalam beberapa hari? Jari-jari Baek Yoonho bergerak dengan
cepat menekan keyboard. Dia bahkan mengakses website Pemburu yang hanya
bisa diakses oleh para Pemburu papan atas dunia.
Mungkin memang iya. Dirinya mungkin hanya terkejut dengan besarnya kekuatan
yang dimiliki oleh Sung Jinwoo.
“Ha ha…”
Sebenarnya sedang apa dirinya ini? Padahal di saat-saat seperti ini harusnya dia
sedang sibuk. Harusnya dia berfokus untuk mengambil langkah pertama agar
bisa memperbesar persentase keberhasilannya dalam merekrut Sung Jinwoo. Dia
yakin Pemimpin Guild Choi pasti sudah menawarkan kontrak pada si Pemburu
muda itu. Baek Yoonho pun tertawa kecil dan menutup tab browsernya satu per
satu.
‘Tunggu …’
Daripada menutup tab itu, Baek justru melakukan pencarian dengan kata kunci
“Peningkatkan Kekuatan pada Pemburu”. Tentu saja takkan ada hasilnya.
Sebenarnya dia juga sudah menyadarinya. Dia hanya mengulangi metode
pencarian yang sudah ia lakukan sejak tiga jam yang lalu.
Baek Yoonho hendak menutup tab terakhirnya karena lapar namun dia menyadari
sesuatu. Matanya pun terbuka lebar.
‘…?’
Terdapat lima hasil dalam pencariannya. Posting tersebut bukan berasal dari
forum Pemburu, Baek sendiri takkan pernah menduganya. Baek pun menekan
linknya.
‘Kalau ada orang yang melihatku sekarang, mereka mungkin akan bilang kalau
aku sudah gila.’
Karena dia merasa tak ada salahnya memastikannya, Baek Yoonho pun
mengambil ponselnya.
Dia meminta Ahn Sangmin untuk mencari tahu apa yang terjadi pada Pemburu
Sung Jinwoo di hari postingan tersebut dibuat.
Setelah memberikan jawaban yang mantap itu, kepala Ahn Sangmin menutup
teleponnya. Kepala Ahn adalah pegawai yang bisa diandalkan. Kalau Baek
Yoonho sampai menunggu informasi darinya, dia harus benar-benar mencari tahu
apa pun itu dengan cara apa pun. Akan tetapi, Pemimpin Guild tak menyangka
jawabannya akan didapatkan secepat ini.
‘Sudah dapat?’
“Sebenarnya saya sudah memiliki filenya di meja saya, jadi tidak membutuhkan
waktu lama.”
“Begitu?”
Baek Yoonho terlihat gembira. Kalau diingat kembali, Kepala Divisi Ahn memang
memerintahkan Divisi Manajemen Kedua untuk mengumpulkan informasi
selengkap mungkin tentang Sung Jinwoo. Berkat itu, informasi yang dia inginkan
bisa didapat dengan cepat.
“Baiklah. Jadi hari itu, Pemburu Sung Jinwoo telah …, Oh, ini pasti waktu itu.
“Apa kau ingat tentang insiden Dungeon Ganda beberapa bulan yang lalu?”
“Tentu saja.”
“Pemburu Sung Jinwoo merupakan salah satu korban yang selamat dari insiden
tersebut. Sepertinya dia dibawa ke rumah sakit dan tak sadarkan diri selama
beberapa waktu.”
Baek Yoonho kecewa. Orang yang tak sadarkan diri mana mungkin bisa
memposting di forum internet.
Memang pemikiran yang gila. Setelah menerima laporan itu, dia pun mulai
merasakan letih di tubuhnya. Baek Yoonho merasa dirinya harus pulang ke rumah
dan mengambil libur. Tiba-tiba,
Ahn Sangmin mengoreksi informasinya, tapi Baek Yoonho tak beranggapan kalau
satu hari bisa memberikan perbedaan. Yang terpenting saat ini adalah orang yang
memposting hal itu kemungkinan adalah Pemburu Sung Jinwoo.
“Aku mengerti. Informasi ini lebih dari cukup. Terima kasih atas kerja kerasmu.”
klik klik
Baek Yoonho berfokus pada informasi rekam jejak Sung Jinwoo. Yang dia lihat di
sana adalah sesuatu yang biasa. Upah kecil, luka-luka yang parah, benar-benar
hanya rekam jejak tentang Pemburu Peringkat E biasa.
Baek Yoonho berada di sana waktu itu. Pihak Asosiasi mengerahkan Guild besar
terdekat dari TKP, dan Baek Yoonho tiba dengan membawa kelompok penyerang
utamanya.
Dia ingat kalau dirinya melihat laki-laki yang tak sadarkan diri dibawa oleh tandu
ke ambulan.
‘Waktu itu aku tak tahu kalau laki-laki itu adalah Sung Jinwoo ….’
‘Tidak.’
Hal itu belum cukup untuk menjelaskan ledakan perkembangan dari kekuatan
orang itu setelah mengalami Kebangkitan Ulang.
Itu artinya ….
“…”
Baek Yoonho gemetaran. Tentu saja, ia belum yakin 100% kalau yang
memposting di forum merupakan Sung Jinwoo. Tapi kalau memang iya,
membayangkan akan jadi sekuat apa orang itu sudah membuat kepala Baek
Yoonho pening. Di saat yang sama,
Dia akhirnya mengerti kenapa Pemburu Sung Jinwoo tak tertarik bergabung
dalam Guild besar.
Kalau punya kemampuan berkembang tanpa batas, mana mau dia bergabung
dalam Guild orang lain? Baek Yoonho menggelengkan kepalanya.
‘Kalau aku jadi dia, aku pasti akan mendirikan Guild sendiri.’
Apa hebatnya Guild nomor satu atau nomor dua di Korsel baginya?
Apa pun yang terjadi, kalau dia mendirikan Guild, Guild-nya pasti langsung jadi
nomor satu.
‘Sepertinya aku dan Choi telah salah mengira tentang semua ini.’
Membayangkan Pemimpin Guild Choi berlarian ke sana kemari untuk merekrut
Sung Jinwoo, Baek Yoonho pun tertawa sendiri.
Akan tetapi.
Cepat atau lambat, Pemburu Sung Jinwoo akan menjadi pemburu nomor satu di
negeri ini.
Tidak, jangankan di negeri ini, dia pasti akan menjadi sorotan di seluruh dunia.
Sebelum itu,
Sayangnya,
“…”
Jinwoo tak membalas satu pun pesan atau panggilan yang dikirim oleh Baek
Yoonho. Kalau memikirkan harus menghubunginya lagi, Pemimpin Guild itu pun
merasakan kepalanya cenut-cenut.
——————————————-
‘Dengan teknologi serta kemampuan manusia saat ini, mustahil bisa membuat
item semacam ini.’
Si penaksir dan dua pegawai dari tim penaksiran terlihat tidak memercayai hal itu,
namun karena pemiliknya berkata demikian, mereka harus menerimanya.
Sejujurnya, bukan masalah di mana item sihir merah ini berasal.
‘Yang jadi masalah adalah apa yang ingin dilakukan Tuan Pemburu ini sekarang.’
Si Peringkat S bingung,
“Tidak, Tuan.”
“Kalau begitu, apa memang sangat sulit mendapatkan item pertahanan dengan
resistensi api?”
“Sebenarnya …”
“Item yang mampu meningkatkan suatu elemen harganya terlalu tinggi sehingga
tidak kami taruh di internet. Akan tetapi, kalau Anda benar-benar
menginginkannya, Anda bisa mendapatkannya dengan cepat. Karena,
kebanyakan item yang dicari merupakan jenis penyerangan berelemen api.”
Masuk akal juga. Kebanyakan Pemburu tipe Mage yang Jinwoo temui selama ini
menggunakan elemen api atau cahaya. Bahkan Pemburu Peringkat S seperti Choi
Jongin pun katanya juga ahli dalam sihir api. Terlebih lagi, Jinwoo memiliki
Shadow Mage yang juga menggunakan api, dan bahkan Tusk mampu
menghembuskan napas api. Sihir api memang lebih umum.
‘Yah, bagus kalau aku bisa mendapatkan item semacam itu dengan mudah.’
Harga yang tinggi memang cukup membuatnya khawatir, tapi tak ada yang
namanya harga tinggi jika bertujuan untuk menyembuhkan ibunya. Jika dia
mendapatkannya dengan cepat, Jinwoo sudah siap membayarnya dengan harga
berapapun. Bahkan kalau harus menjual Marble of Avarice.
“Tuan Junggi, aku tak ingin Tuan Pemburu ini menunggu tanpa melakukan apa
pun. Bagaimana kalau kau memperlihatkan beberapa item kita di sini padanya?”
krak
“Apa Anda yakin menaruh artefak seperti ini dalam kaca yang rapuh? Sepertinya
tak ada perlindungan lain selain kaca ini.”
“Memang terlihat rapuh, tapi kotak kaca ini diperkuat oleh energi sihir, dan dibuat
oleh para pengrajin papan atas. Bahkan meski ditinju sekuat tenaga oleh
Pemburu Peringkat A tipe petarung sekalipun, takkan retak.”
Saat Jinwoo merasa tidak yakin, Kim Junggi tersenyum lebar dan berbicara,
“Jika Anda tidak percaya, kenapa Anda tidak coba saja memukulnya? Kalau
rusak, item di dalamnya akan jadi milik Anda.”
“Hmm…”
“Tu-Tunggu sebentar!”
Kim Junggi dengan cepat menghentikannya,
“Oh, baiklah.”
“Kalau kaca itu benar-benar rusak, para Pemburu elite di Guild Hunters akan
berlari ke sini. Perlindungan di pelelangan ini diserahkan pada Guild Hunters, lo.”
“Ah.”
Mage seperti apa dirinya sampai memiliki aura kekuatan fisik sebesar ini? Yang
dimaksud Kim Junggi adalah Jinwoo. Dia beranggapan kalau kekuatan fisik dari
Pemburu tipe Mage, bahkan meski Peringkat S sekalipun takkan besar. Tapi saat
Pemburu satu ini memperlihatkan otot-otot di lengannya, seluruh bulu kuduk Kim
Junggi berdiri dan dalam hati berteriak menyuruh Jinwoo menghentikan
perbuatannya. Syukurlah, Jinwoo bersedia menghentikannya.
“Apa ada senjata yang bisa saya pegang? Misalnya sebuah Pisau Belati begitu?”
Dia datang ke sini sebenarnya bukan untuk membeli senjata, tapi hanya untuk
melihat-lihat artefak yang ada di etalase. Jinwoo hanya penasaran seperti apa
senjata tertinggi yang dimiliki pelelangan ini. Wajah Kim Junggi jadi berseri-seri.
Ada suatu alasan kenapa item-item ditaruh di etalase seperti ini, Dan di momen
seperti inilah alasan itu ada. Para pemburu memang penjual item namun mereka
juga pembeli yang berharga.
“Beliaukah orangnya?”
“Ah, senang bertemu dengan Anda. Saya adalah pegawai yang ditugaskan
mengurusi divisi senjata. Silakan ikut dengan saya.”
“Hmm?”
“Apa?”
Dia mengambil handuk kecil dan mengusap kacanya namun retakan itu tidak
menghilang. Dengan itu dia pun yakin kalau itu memanglah sebuah retakan
bukan kotoran.
“Sialan.”
‘Ini lebih jelek dari pada Knight Killer yang Berperingkat B.’
Daya serang yang ditampilkan oleh sistem bahkan tak ada setengahnya Knight
Killer. Jinwoo pun mengembalikan pisau itu dengan nada kecewa an bertanya,
“Berapa harganya?”
“Tunggu sebentar.”
“Ini item milik Tuan Pemburu? Wah, saya bisa merasakan kalau item ini dibuat
oleh pengrajin elite berperingkat tinggi!”
“Saya sebenarnya bukan seorang penaksir, jadi sulit bagi saya melakukan
penaksiran, tapi sepertinya item ini bisa berharga setidaknya seratus juta won.”
Wajah Jinwoo pun membeku.
Lebih tepatnya, 2.8 juta emas. Melihat ekspresi Jinwoo, pegawai itu menggaruk
bagian belakang kepalanya dengan perasaan malu,
“Ada apakah? Maaf, saya ini pegawai spesialis senjata, jadi mungkin tidak pada
tempatnya jika saya melakukan penaksiran item.”
Dia hanya terkejut dengan harga dari itemnya. Yah, kalau diingat kembali, bahkan
Pedang Baja milik Kim Sangshik katanya berharga tiga juta won. Dan peralatan
mahal Yoo Jinhoo pun tak sampai berharga seratus juta won. Fakta kalau item
yang didapat dari toko sistem berharga sangat mahal di dunia nyata ternyata
bukan omong kosong.
‘Tunggu ….’
Inventory-nya dipenuhi oleh emas. Bagaimana kalau dia menukar emas itu
dengan uang asli dengan menjual item-item yang ada di toko sistem? Otak
Jinwoo pun berhitung dengan cepat ….
Waahh-
Jinwoo yakin mendegar suara gembira datang dari para Shadow Mage-nya.
Solo Leveling Chapter 98 Bahasa Indonesia
Penerjemah: Seiei-kun
Sambil berbicara, Jin-Ah melihat keluar jendela. Padahal sudah larut malam, tapi
para wartawan itu masih berkumpul seperti awan di dekat apartemen mereka.
“Sebelah sana!”
Karena merasa melihat bayangan dari seseorang, para wartawan pun memotret
tanpa henti.
Karena terjekut dengan lampu kilat kamera, Jin-Ah pun buru-buru menutup tirai
jendelanya. Lalu berbalik, adik Jinwoo pun mendesah,,
Tak masalah kalau mereka mengganggu istirahatnya. Tapi kalau mereka berani
mengganggu kegiatan belajar adiknya ….
Jin-Ah adalah murid SMA yang sebentar lagi akan mengikuti ujian masuk
perguruan tinggi. Hal ini bisa memberinya tekanan dalam belajarnya, yang tak
boleh digganggu oleh satu suara berisik pun.
‘Meski Jin-Ah bukan tipe orang yang mudah terganggu seperti itu, sih …’
Tapi, dia hanya khawatir kalau adiknya tidak fokus belajar gara-gara suara berisik
diluar. Jinwoo pun berdiri.
“Dijelek-jelekkan?”
‘…’
Dan komentar yang paling viral adalah [Ibu, akhirnya aku menjadi Peringkat S!].
Komentar itu memang sangat cocok dengan foto yang ditampilkan sehingga
membuat Jinwoo tertawa. Jin-Ah melihat Kakaknya dengan wajah bengong,
“Lucu soalnya.”
“…”
Saat Jinwoo menunjukkan komentar paling viral, Jin-Ah pun juga ikut tertawa lalu
berusaha menghentikannya.
“Apakah aku harus memeriksa ada tidaknya wartawan sebelum aku mengangkat
telepon dari adikku?”
“Hmmp!”
“Nih.”
“Oh iya, aku tidak terganggung kok, biarkan saja para wartawan itu.”
“Oke.”
Jinwoo mengangguk. Meski sekarang memang mengganggu, satu atau dua hari
lagi para wartawan itu pasti akan diperintahkan untuk tidak mengganggu
kediamaan pemburu Peringkat S oleh pihak Asosiasi. Jinwoo sudah diberi
penjelasan oleh pihak Asosiasi.
‘Seperti aku.’
Dia tersenyum lebar. Untuk menenangkan adiknya, dia mencubit pipi adiknya.
Jin-Ah pun bereaksi seperti biasanya, dan berusaha menendang kakaknya.
“Aduh!”
“Siapapun yang punya peringkat seperti Kakak pasti akan mulai sibuk.”
“Mmm.”
Jinwoo mengangguk. Ada banyak hal yang ingin dia lakukan dan harus dia
lakukan. Tapi yang terpenting dari semua itu adalah kembali dan menyelesaikan
kastel iblis. Dia berhasil mendapatkan artefak dengan resistensi api untuk
menyerang lantai atas. Uang yang dia miliki sebenarnya tidak cukup, tapi berkat
item-item peringkat A yang ia jadikan jaminan di rumah pelelangan, dia pun bisa
meminjam uang dari sana.
‘Tak kusangka hal pertama yang kulakukan setelah menjadi Peringkat S adalah
utang duit.”
Memang agak menggelikan. Untungnya, jika item-item yang dia dapat dari sistem
bisa terjual dengan harga bagus, hutang besar itu bisa lunas dalam sekejap.
Mendengar kalau dirinya akan jadi orang sibuk, Jin-Ah terlihat sedikit sedih. Yah,
dia akan kesepian di rumah. Jinwoo berdiri dan meletakkan tangannya di atas
kepala adiknya.
Hanya beberapa hari saja.
Setelah dia menyelesaikan Kastel Iblis, adiknya takkan sendirian lagi di rumah.
Tiba-tiba.
Jin-Ah menyadari perubahan pada kakaknya. Dia pun bertanya dengan perasaan
khawatir,
“Kakak?”
“Pergilah ke kamarmu.”
“Ada apa?’
‘Pemburu?’
Kehadiran yang tak dikenal itu mengeluarkan energi sihir yang kecil. Instingnya
mengatakan kalau kehadiran itu bukanlah suatu ancaman, tapi di saat yang sama,
Jinwoo tak merasa mengundang seseorang. Apa Guild mengirimkan seseorang
ke sini? Atau wartawan tak tahu diri yang kebetulan juga seorang Pemburu?
Siapapun itu, Jinwoo tidak senang menerima tamu larut malam begini.
Dia tak perlu senjata. Jinwoo melakukan sedikit pemanasan. Begerak ke kanan
dan ke kiri dan membuat sendi-sendinya berbunyi.
Seseorang mengetuk pintu dua kali, dan Jin-Ah yang ketakutan berlari ke
kamarnya. Jinwoo membuka pintunya perlahan. Dia pun melihat wajah sosok
anak muda yang tak asing baginya. Anak muda itu bilang,
“Kakak ….”
Anak muda itu tersedu-sedu. Dengan hidung yang memerah, Yoo Jinhoo
menangis di depan apartemen Jinwoo.
“…”
“…”
Setelah dilihat baik-baik, Yoo Jinhoo memakai tas ransel besar. Kedua tangannya
juga membawa banyak barang.
“Mengenai itu …”
“Vila yang kutinggali atas nama ayahku. Dia bahkan membekukan semua
rekeningku.”
“Jadi sekarang aku nggak tahu harus ke mana, Kak. Bisakah aku tinggal di sini
sementara waktu?”
Jinwoo menutup pintu perlahan lalu menguncinya.
klik
Saat dia berbalik, Ji-ah yang melihatnya dengan penuh rasa khawatir.
“Kakak, siapa dia? Apa dia kenalanmu?”
“Benarkah?”
“Kakak! Kakak!”
———————————————————
“Suamiku, apa kamu tak terlalu bersikap keras pada Jinho hari ini?”
“Hmmph.”
Tak kusangka dia akan memberikan jawaban semacam itu setelah ditawari posisi
penting di Guild Yoojin, padahal Guild itu akan menjadi batu pijakan bagi Yoojin
Construction.
Apa mungkin dianya saja yang terlalu emosional? Hari ini dasinya tak bisa dia
lepas dengan mudah. Saat tangannya mulai berusaha mencopot dasi dengan
kasar, istrinya datang dan mengulurkan tangannya.
Dengan tangan yang lembut, ikatakan dasi pun terlepas dengan baik. Yoo
Myunghan masih berdiri dan membiarkan istrinya melepas dasi. Tiba-tiba, saat
memegang dasi suaminya, si istri pun tertawa,
“Ada apa?”
Yoo Myunghan bingung. Wanita itu selalu membantunya melepas dasi Yoo
Myunghan. Melepaskan dasi harusnya bukan sesuatu yang lucu.
“Hmm?”
‘Apa …?”
Dia pun syok. Padahal kata-katanya tadi menunjukkan kemarahan, tapi kenapa
wajahnya di cermin kelihatan bahagia? Memalukan, Yoo Myunghan pun
mengusap dagu dan pipinya.
“Apa maksudmu?”
“Jinhoo menentangmu.”
“…”
Memang itulah yang membuatnya marah. Dalam bisnis, kalau perintah dari atas
tidak mengalir dengan baik menuju bawah, maka bisnis takkan sehat. Yoo
Myunghan juga menerapkan prinsip itu di keluarganya. Karena sikapnya dalam
bisnis juga dia terapkan dalam keluarga. Dia tak ingin ada anggota keluarga yang
menentang perintahnya. Tapi apa yang terjadi? Perintahnya ditolak mentah-
mentah hari ini. Dan saat dia sedang marah, kenapa dia tak benar-benar merasa
bahwa itu hal buruk?
‘Aku marah, tapi aku tak merasa itu sesuatu yang buruk?’
Dia bingung pada perasaannya sendiri. Seperti telah membaca pikiran suaminya,
si istri pun berbicara seperti sedang menenangkan anak kecil,
“…”
“Aneh sekali.”
“Apanya?”
“Apa?”
“Suamiku?!”
Karena terkejut, istri Direktur itu pun berlari menggapai suaminya. Dengan kepala
yang gemetaran, Yoo Myunghan kesulitan mengambil napas.
Dalam ruangan VIP rumah sakit terbaik di Korsel, Yoo Myunghan membuka
matanya. Pihak rumah sakit membuat para dokter bergantian memeriksanya
setiap beberapa jam. Dokter yang bertugas berkali-kali memeriksa kondisi Yoo
Myunghan,
“…”
Dua hari?
Kata “rajin” bahkan masih kurang untuk menjelaskan sosok Yoo Myunghan.
Selelah apa pun dirinya, dia tak pernah tidur selama lebih dari lima jam setiap
harinya.
“…”
Setelah beberapa saat menutup mulutnya, Yoo Myunghan berbicara dengan
perlahan,
Akhir-akhir ini porsi makannya memang sedikit. Tiba-tiba terjatuh dan menjalani
tidur panjang pasti karena itu. Akan tetapi, dokter terus memasang wajah serius.
Yoo Myunghan adalah sosok pemimpin yang merajai perusahaan di negeri ini. Dia
memiliki puluhan ribu pekerja. Dia sangat ahli membaca ekspresi orang lain.
Melihat wajah suram dari dokter, Yoo Myunghan pun bertanya,
“Apa ada seorang Pemburu yang dekat dengan Anda? Atau mungkin orang
terdekat Anda sedang menunggu hasil pengukuran Kebangkitannya?”
Dokter memberikan pertanyaan yang aneh. Padahal direktur bertanya apa ada
sesuatu yang tidak beres dalam tubuhnya, kenapa dokter malah menanyakan
masalah pemburu? Yoo Myunghan pun bertanya,
Eternal Sleep.
Bukan hanya tidur panjang biasa. Penyakit tersebut menyebabkan daya hidup
manusia lebih cepat menurun daripada biasanya. Harus disokong oleh alat
pendukung kehidupan yang ditenagai oleh inti sihir. Itu adalah penyakit
mengerikan yang muncul bersamaan dengan munculnya Gerbang. Banyak orang
yang tak mampu membiayai alat penyokong kehidupan harus pasrah pada
penyakit itu dan akhirnya meninggal.
“Anda akan tertidur secara berkala. Dan pada akhirnya takkan bisa bangun lagi.”
Dokter itu pun terlihat pasrah. Sampai sekarang, belum pernah ada pasien yang
terbangun dari penyakit Eternal Sleep. Yang bisa dilakukan hanyalah
memperpanjang umur dengan alat penyokong kehidupan, namun hal itu tak ada
bedanya dengan boneka yang tak bernyawa.
“…”
“Menurut penelitian sejauh ini, Eternal Sleep memiliki keterkaitan dengan energi
sihir.”
Ada beberapa orang di dunia ini yang lemah terhadap paparan energi sihir. Di
antara orang-orang yang terpapar energi sihir itu mengalami Eternal Sleep.
“Bukankah nyawa pasien bisa dipertahankan dengan alat yang ditenagai energi
sihir?”
Sama seperti energi nuklir yang memberikan dampak bagus dan juga dampak
buruk, dokter menjelaskan kalau peralatan yang ditenagai energi sihir tidak
merusak tubuh.
“Yang perlu Anda waspadai adalah inti sihir, bijih sihir dan orang yang memiliki
energi sihir.”
Yoo Myunghan pun langsung sadar akan satu-satunya anggota keluarganya yang
menjadi sosok terbangkitkan, Yoo Jinho. Dokter pun melanjutkan perkataannya
dengan perlahan,
“Jadi maksud Anda saya tak bisa bertemu dengan putra saya lagi?”
“Jangan bercanda!”
“Tidak mungkin.”
Setelah kehilangan kata-kata, dokter melihat tatapan tajam Yoo Myunghan lalu
meninggalkan kamar VIP. Yoo Myunghan terus menatap tajam dokter yang sudah
pergi itu dengan amarah,
‘Menyuruhku menjauhi putraku hanya karena sebuah penyakit. Apa hal semacam
itu pantas diminta pada seorang ayah?”
Jika hal itu memang benar. Akan seperti apa reaksi Jinho kalau mendengar berita
itu? Sebagai ayah, Yoo Myunghan tak bisa membebani anaknya dengan hal
semacam itu.
‘Ditambah lagi …’
Setiap harinya, energi sihir tersebar di seluruh dunia, dan jumlah manusia
terbangkitkan semakin bertambah. Di dunia semacam itu, kalau dirinya tak bisa
menahan paparan energi sihir sama saja dia sudah mati.
Tidak akan.
Dia telah mencapai banyak hal yang dikatakan orang mustahil. Dia menjadi
pewaris Yoojin Construction saat perusahaan telah menempati urutan 30 besar
perusahaan terbaik dunia dan membesarkan perusaahaan sampai menjadi nomor
satu di negeranya.
‘Dan kau pikir aku akan bersujud di hadapan penyakit semacam itu?’
———————————————————–
Sebelum pergi, Jinwoo dengan hati-hati menengok adiknya di kamar. Karena
masih pagi sekali, Jin-Ah masih tertidur pulas. Tapi tetap saja si kakak khawatir.
‘Bagaimana kalau ada seseorang yang berniat jahat padanya saat aku sedang
pergi?’
Tentu saja takkan ada orang sebodoh itu yang berniat menjahati adik dari
Pemburu Peringkat S, tapi tetap saja manusia itu tak bisa diprediksi. Setidaknya,
Jinwoo harus melakukan tindak pencegahan.
‘Keluarlah.’
shoo
Untuk sesosok High Orc mereka cukup besar tubuhnya, sehingga tiga monster
itu memenuhi ruangan kamar Jin-Ah.
Tunggu.
‘Ah.’
Dia sadar kalau satunya masih tersangkut di langit-langit Dungeon. Dia lupa
membangkitkan monster yang satu itu.
‘Lain kali aku harus lebih teliti.’
Dengan senyuman, Jinwoo pun mengerahkan tiga mantan pengawal Tusk untuk
melindungi adiknya. Ketiganya merupakan peringkat Elite. Satu tingkat di atas
peringkat normal High Orc Warrior. Kalau mereka bertiga yang mengawal, bahkan
Pemburu Peringkat A pun akan dibuat kerepotan. Ini bukan hanya teori saja,
Jinwoo ingat betapa susah payahnya Son Gihoon menghadapi High Orc biasa.
Dan tiga monster itu jauh lebih kuat dari High Orc yang susah payah dihadapi
Son Gihoon. Jinwoo mengangkat dagunya ke arah Jin-Ah.
shooo-
Tiga pengawal itu pun bersatu dengan bayangan mereka dan menyusup ke lantai.
Mereka pun masuk ke dalam bayangan Jin-Ah.
‘Baiklah.’
“Kakak!”
Karena di rumah ada adiknya, Jinwoo pun menyuruh Jinho untuk menginap di
motel terdekat. Syukurlah kalau anak itu bisa nyaman menginap di motel.
Entah kenapa suasana hati Yoo Jinho begitu bagus, ia terus tersenyum.
Jinwoo mendengar cerita menyedihkan yang dialami anak muda itu. Tak disangka
dia akan menolak posisi Pemimpin Guild dan malah ingin bergabung dengannya.
Saat Jinwoo menanyainya dengan rasa ketidakpercayaan, Yoo Jinhoo
membalasnya dengan santai,
Dan begitulah, Jinwoo tak bisa memarahi atau mengusir anak muda yang sudah
membuang gelar Pemimpin Guild dari ayahnya.
“Baik, Kakak.”
Yoo Jinhoo berada di bangku sopir, dan Jinwoo berada di sampingnya. Kedua
orang yang menaiki mobil van ini pergi menuju Menara Daesung. Di jalan, Yoo
Jinhoo memandangi Jinwoo.
Dia sangat penasaran, tapi dia merasa tak berhak untuk banyak bertanya.
Saat mobil van tiba di Menara Daesung, anak muda itu pun memberanikan
dirinya,
“Huh?”
Jinho pun cepat-cepat menoleh. Tapi pintu masuknya sudah terbuka, dan Jinwoo
sudah tak terlihat.
Dia ingat kalau sesuatu yang sama pernah terjadi dulu. Anak muda itu menggaruk
bagian belakang kepalanya.
‘Kadang aku berpikir … apa jangan-jangan kakak itu hantu.’
Hwooooo!
Tusk menghirup udara dengan sangat intens, Jinwoo pun merasa udara di
sekitarnya jadi tipis.
Fwosssh!
Setelah api menghilang dari mulut Tusk, Jinwoo pun mengamati area sekitar
dengan perasaan puas. Kebanyakan iblis yang muncul telah dihabisi oleh
serangan hebat dari Tusk. Sisanya hanyalah iblis yang matinya tertunda, setelah
serangan kuat dari Tusk, 100 prajurit bayangan pun maju menekan musuh yang
masih tersisa.
Secara naluri, dia pun memalingkan pandangannya pada High Orc Shaman, dan
bola kristal merah yang indah yang dipegangnya. Meskipun Jinwoo menyadari
kalau prajurit bayangan sepertinya tak bisa mencapai kekuatan yang sama
dengan kekuatan yang dimiliki tuannya, namun Tusk telah memakai Marble of
Avarice, daya hancur yang ia miliki pun jadi berlipat ganda, dan cukup untuk
menghabisi musuh.
‘Sepertinya untuk saat ini, Marble of Avarice biar dipegang Tusk saja. Setidaknya,
aku yakin aku tak memiliki sihir yang mampu memberikan serangan langsung,
jadi efek penguatan item itu tak berguna bagiku.’
Dia menunjukkan wajah sedikit kecewa setelah tahu jumlah bayangkan yang bisa
dibangkitkan dan jumlah penyimpanan bayangan tidak meningkat saat
menggunakan Marble of Avarice pada dirinya.
Pikirannya tergangu oleh suatu bunyi dentangan, setelah mendongak ke atas dia
melihat para prajurit bayangan berlutut padanya. Saat dia mengamati ruangan itu,
matanya melebar dan rahangnya mengendur. Mayat-mayat monster berserakan di
tanah seperti sampah, tentu saja ada sampah yang masih berharga. Sambil
tersenyum, Jinwoo mengumpulkan semua item, dan mendengarkan suara
akuisisi item berkali-kali muncul di hadapannya.
‘Tapi sepertinya kita belum mendapatkan item yang berisi izin masuk ke lantai
selanjutnya?’
Dia pun dengan cepat menaiki Tank dan dengan perintah singkat, beruang
raksasa pun bergerak maju.
Jinwoo berhenti, dan mulai menggaruk kepalanya dengan malu. Karena seluruh
pasukan bayangan berbaris di belakangnya saat dia bergerak maju, dan beberapa
saat kemudian dia sadar bertapa konyolnya dan tidak efisiennya barisan
pasukannya itu. Setelah cukup lama bertarung bersama Jinwoo, para prajurit
bayangan pun levelnya naik secara bertahap, dan bahkan mereka sanggup
bertarung seimbang melawan iblis peringkat tinggi, Jinwoo memperkuat
pasukannya dengan tambahan beberapa monster yang berasal dari Dungeon
Peringkat A. Dengan kekuatan ini, seluruh pasukannya mampu mengungguli iblis
seperti apa pun yang muncul, dan di samping itu, Jinwoo menyadari sesuatu,
bahwa semakin dia naik ke lantai atas semakin besar ruangan di setiap lantainya,
dan sekarang setiap lantai bisa seukuran kota kecil.
‘Ya, kalau aku terus menerus hanya mengandalkan pasukanku, aku takkan
pernah menyelesaikan Dungeon ini.’
“Ada dua perintah. Pertama, bunuh setiap iblis yang kalian lihat. Kedua, segera
beritahu aku jika kalian menemukan item izin masuk ke lantai selanjutnya.
Sekarang maju!”
‘Kenapa Exp yang kudapat lebih sedikit dari biasanya? Padahal sejak lantai 75,
musuh yang kutemui iblis peringkat tinggi dan iblis peringkat tertinggi, harusnya
aku mendapatkan EXP setidaknya 1700 atau 2200.
Dia takkan bisa tahu kalau tak ada sistem unik di Menara Iblis, di mana hal itu
bisa membuatnya mengamati jumlah EXP-nya dan EXP yang dia dapatkan setelah
membunuh musuh.
Tanpa itu, dia juga takkan menyadari apa yang terjadi pada EXP-nya saat berada
di lantai bawah Menara Iblis, kalau dia tak mengerahkan prajurit bayangannya
untuk menyisir seluruh lantai sehingga dia tak melewatkan satu item pun.
Sepertinya Jinwoo begitu hati-hati dalam mengamati pesan yang ditampilkan oleh
sistem. Semakin Jinwoo mengandalkan para prajurit bayangannya, semakin
sedikit EXP yang dia dapatkan.
Memang yang dihadapinya saat ini bukanlah iblis peringkat rendah, namun
sepertinya prajurit bayangannya cukup kuat sampai memengaruhi tingkat
kenaikan EXP-nya.
‘Yah, sepertinya aku menghadapi situasi yang tak terduga. Kita mendapatkan EXP
lebih sedikit, tapi kalau melihat banyaknya musuh, maka jumlah EXP yang
didapat setimpal, sih .
Setidaknya meski EXP yang didapat sedikit, waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tiap lantai lebih cepat dari sebelumnya.
‘Bagus! Kita menyelesaikan lantai di menara ini lebih cepat dari sebelumnya, dan
bahkan masih bisa naik level!’
Rencananya berjalan lebih baik dari dugaannya, dia berhasil mencapai lantai 80
lebih cepat dari perkiraan.
199 bayangan terbaris rapi di dekatnya. Dia tersenyum saat memeriksa data dari
pasukannya. Mereka telah menjalani pertarungan di empat lantai atas, sehingga
level meningkat tajam.
Setelah mendapatkan perhatian Jinwoo, Tank pun berdiri dan berteriak dengan
hebat,
Grawwwrrr!
‘Sepertinya aku masih bisa menang, dan kalau Tusk ikut serta pasti
pertarungannya lebih menarik ….
Yah, itu tidak penting, lagian sulit untuk ditentukan.’
Dia menyipitkan matanya, dan secara naluriah menarik Pisau Baruka dan
menggenggamnya. Iblis itu telah berada dalam jarak yang sangat dekat, dia bisa
merasakan aura keberadaan iblis di dekatnya, namun dia tak melihat adanya iblis
di mana pun. Jinwoo merasakan suatu energi yang tidak mengenakkan yang
belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Dengan suara retakan pada tanah di bawahnya. Tiga iblis peringkat tertinggi
muncul, meneriakkan tawa mengerikan dan keluar dari celah-celah retakan tanah
lalu mengepung Jinwoo yang mengerutkan keningnya karena terkejut ….
“Keeeke-heeehe!”
Dengan tawa melolong yang mengerikan, para iblis itu salah menilai keterkejutan
Jinwoo sebagai bentuk rasa takut, para iblis itu pun maju dan berniat menggigit
kepala Jinwoo.
Gigi mereka pun saling bertemu seperti sedang menguyah udara, dan Jinwoo
berjungkir balik di atas mereka, dan para iblis itu kebingungan dengan apa yang
terjadi pada mereka sebelum kepala mereka terlepas dari tubuh, kepala mereka
pun terjatuh ke tanah, sebelum Jinwoo mendarat.
Baru melangkahkan kaki beberapa langkah, Jinwoo pun tiba-tiba berhenti, dia
mengalihkan pandangannya ke tanah.
‘Ada yang salah. Atau aku yang salah menilai? Apa benar ada musuh berbahaya
di lantai ini?’
Kelompok bayangan yang kembali pada Jinwoo dihancurkan, berarti hanya ada
satu penyebabnya yaitu bayangannya telah dihancurkan berulang kali, karena
Mana Jinwoo tak bisa memulihkan bayangannya. Ini baru pertama kalinya sejak
lima lantai terakhir, dari lantai 76 sampai 79, Jinwoo membagi pasukannya
menjadi enam kelompok dan menyebarkannya di seluruh area telah membuktikan
kalau itulah cara paling efisien untuk menyelesaikan satu lantai, dan sejauh ini
tak ada iblis yang bisa membuat prajuritnya hancur.
‘Apa ada iblis yang lebih kuat dari iblis peringkat tertinggi? Iblis macam apa itu?
Iblis super peringkat tertinggi? Tapi hal itu agak meragukan. Karena dari lantai 80,
bahkan iblis peringkat tertinggi sudah menjadi iblis seperti iblis biasa, bukan lagi
menjadi prajurit elite atau bos lantai, dan mereka mulai memakai strategi, seperti
bersembunyi di bawah tanah untuk melakukan penyergapan. Tapi strategi
semacam itu takkan ada pengaruhnya kalau kekuatan lawan jauh berbeda,
disamping itu, sepertinya insiden kali ini seperti tertarget?’
Itulah hal aneh yang terpikirkan oleh Jinwoo. Dan hal itu mulai menghantui
pikirannyua.
Iblis ini pasti kuat dan punya kecerdasan. Siapapun lawannya kali ini, yang jelas
merupakan musuh yang merepotkan bagi Jinwoo.
‘Jadi sekarang hanya tersisa empat kelompok, lima termasuk diriku sendiri.
Sepertinya musuh kali ini memang menargetkan kelompok terlemah dari
pasukanku, berarti …’
Pada saat itulah, Jinwoo pun menghilang