PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Definisi
Sejarah antropologi forensik bermula pada tahun 1890. Pada akhir abad 19 dan
awal abad 20 memang banyak ilmu baru di bidang forensik yang bermunculan, seperti
balistik dan entamologi (ilmu tentang serangga) dan termasuk pula antropologi
forensik yang digunakan utnuk memecahkan kasus Adolph Luetgert. Di dalam pabrik
sosis Luetgert, ditemukan potongan tulang dan kebetulan juga istri Luetgert sudah
lama menghilang. Potongan tersebut dcurigai sebagai tulang dari istri Luetgert dan
akhirnya Luetgert ditahan oleh karena hal tersebut. Kemudian, jaksa memanggil
George Amos Dorsey, seorang Antropolog yang senang bertualang dan juga
merupakan seorang ahli tulang. Tugasnya adalah untuk memastikan bahwa tulang
yang ditemukan tersebut merupakantulang manusia, bukan anjing atau babi yang
memang memiliki bentuk tulang mirip dengan tulang manusia. Pada masa itu belum
ada peralatan yang canggih dan ilmu yang cukup sehingga Dorsey harus menentukan
jenis tulang itu secara manual. Dan untuk pertama kalinya antropologi forensik
digunakan untuk menyeret seseorang ke penjara.4
2
2.3 Manfaat Pemeriksaan Antropologi Forensik
3
2.4 Penentuan Kerangka Manusia
4
2.5 Penentuan Jenis Kelamin
5
(sub pubic angle) - Sudut tulang kemaluan
kurang dari 90o (sub pubic angle) lebih
dari 90o
3 Sudut antara - Sudut tumpul - Sudut hampir 90o
collum dan corpus
femoris
4 Tulang-tulang - Lebih berat - Lebih ringan
kepala - Cavitas cranium 10% - Cavitas cranium 10%
lebih besar dari lebih kecil dari laki-laki
perempuan
5 Condylus - Lebih menonjol - Kurang menonjol
occipitalis
6 Orbita - Bentuk persegi - Bentuk mebundar
7 Dahi - Curam, kurang - Membundar
membundar
8 Tulang pipi - Berat, arkus lebih ke - Ringan, lebih memusat
lateral
9 Glabella, arcus - Lebih menonjol - Kurang menonjol
zygomaticus, arcus
super ciliaris dan
processus
mastoideus
10 Mandibula - Besar, simfisisnya - Kecil, dengan ukuran
tinggi, ramus corpus dan ramus lebih
asendingnya lebar kecil
11 Palatum - Besar dan lebar, - Kecil, cenderung seperti
cenderung seperti huruf parabola
U
Tabel 1. Perbedaan tulang laki-laki dan perempuan
6
Gambar 2. Perbedaan pelvis pria dan wanita
7
Laki- laki perempuan
8
2.6 Penentuan Ras
a. Ras Kaukasoid
b. Ras Mongoloid
c. Ras Negroid
3 Muka Relatif sempit / kecil Lebar, datar, tulang Maxilla / rahang atas
pipi menonjol menonjol
9
10
Gambar 4. Perbedaan tulang-tulang pada berbagai ras
a. Penutupan sutura
11
Gambar 5. Perbedan sutura yang terbuka dan tertutup
12
Berat Pusat Tanda
No. Umur Tinggi (panjang)
badan penulangan lain
1 4 bulan 6-9 inci (15-20 cm) 60-120 g Segmen -
terbawah
dari sacrum
2 5 bulan 10 inci (25 cm) 500-750 g Os -
calcaneus
3 6 bulan 12 inci (30 cm) 1000 g Manubrium -
sterni
4 7 bulan 14 inci (35 cm) 1500 g Os talus Testis pada
anulus
inguinalis
interna
5 8 bulan 16 inci (40 cm) 2500 g Sternum -
bawah
6 9 bulan 19-20 inci (45-50 2500-3500 Distal Aterm
cm) g femur, (cukup
proksimal bulan)
tibia dan os
cuboid
Tabel 3. Hubungan umur, tinggi, berat badan dan pusat penulangan
Panjang bayi baru lahir berkisar antara 47.5 sampai 52.5 cm (rata-rata
50 cm). Pada umur 6-12 bulan, panjang bayi adalah 60 cm, pada umur 1 tahun
adalah 67.5 cm dan pada umur 4 tahun panjang bayi ± 2 kali panjang waktu
lahir (lebih kurang 100 cm).
Umur bayi dalam kandungan bisa ditentukan dengan formula de Haas,
yaitu:
- Umur bayi 1-5 bulan sama dengan akar pangkat dua dari panjang badan
(dalam cm).
- Umur bayi 5-10 bulan sama dengan panjang badan (dalam cm) dibagi
dengan 5.
13
Sesudah bayi lahir, pada mulanya berat badannya akan turun,
kemudian berat badannya akan bertambah 120 gram setiap minggu atau 500
gram setiap bulannya. Pada umur 6 bulan, berat badannya dua kali berat waktu
lahir. Pada umur 1 tahun, berat badannya tiga kali berat waktu lahir.6
d. Gigi-geligi
Ada 2 jenis gigi, yaitu gigi susu dan gigi permanen. Gigi susu (milk
teeth) disebut gigi sementara atau dens decidui, jumlahnya 20 buah, terdiri atas
4 buah insisivus, 2 caninus dan 4 molar di setiap rahang. Bayi akan mengalami
pertumbuhan gigi susu pada umur 6 bulan dan selesai pertumbuhannya pada
umur 24 bulan. Jika ada gigi susu insisivus tumbuh, maka umurnya
diperkirakan sekitar 6-8 bulan.3,7
Gigi permanen (permanent teeth) disebut gigi tetap, jumlahnya 32
buah, terdiri atas 4 buah insisivus, 2 caninus, 4 premolar dan 6 molar di setiap
rahang.
Penentuan umur berdasarkan jumlah dan jenis gigi hanya dapat
ditentukan secara umum sampai umur 17-25 tahun. Di atas umur ini yang
diperhatikan adalah keausan gigi (atrisi), warna dan lain-lain.7
Gustafson menemukan formula penentuan umur di atas 18-20 tahun
berdasarkan adanya perubahan gigi karena penuaan dan pembusukan gigi
(ageing and decaying changes). Perubahan ini meliputi atrisi, peridontosis,
dentin sekunder, resorpsi akar, aposisi sementum dan transparensi akar gigi.
Formula Gustafson ini hanya dapat dipakai untuk penentuan umur pada orang
yang telah meninggal karena gigi harus dicabut dari soket gigi, kecuali pada
orang hidup pengamatan atrisi dan peridontosis dapat dilakukan tanpa
pencabutan gigi.3
14
Gambar 6. Erupsi gigi susu dan permanen
15
Gambar 7. Perkembangan rahang bawah
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
17
Daftar Pustaka
1. Bernard Knight CBE. Simpson’s Forensic Medicine. 11th ed. New York:
Arnold Publishers, 1997.
2. DR. dr. Ardiyan Boer, Sm.HK. Osteologi Umum. 10th ed. Padang: Percetakan
Angkasa Raya.
3. Pc dikshit, Textbook of Forensic Medicine and Toxicology; Peepee; New
delhi,2007
4. S. Keiser Nielsen. Person Identification by Means of the Teeth. Bristol: John
Wright & Sons Ltd, 1980.
5. C.A. Franklin, MD. Modi’s Textbook Medical Jurisprudence and Toxicology.
21st ed. Bombay: N.M. Tripathi Private Limited, 1988.
6. Apurba Nandy, MD. Principles of Forensic Medicine. 1st ed. Calcutta: New
Central Book Agency (P) Ltd., 1996.
7. Josef Glinka SVD. Antopometri & Antroskopi.3rd ed. Surabaya: 1990.
18