Anda di halaman 1dari 17

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN REGULER

Lembar Persetujuan dan Pengesahan Laporan Pendehuluan Dengan Diagnosa Media


HERNIA INGUINALIS LATERAL (HIL) Ruang Kumala Lantai 2 Rumah Sakit
Dr.moch Ansari Saleh Banjarmasin, disusun oleh:

Nama: Ricky Syah Ramadhan


Npm: 1614401110035

Banjarmasin, Rabu 26 juli 2017

Penguji CT Penguji CI

Dessy Hadrianti, Ns., M Kep Vetty Fatmawati S. Kep


1. Anatomi dan fisiologi

1
Secara umum hernia merupakan penonjolan (protrusi) isi suatu rongga melalui
defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi
perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik
dinding perut.

Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau congenital dan
hernia dapatan atau akuisita. Hernia diberi nama menurut letaknya, umpamanya
diafragma, inguinal, umbilical, femoral.

Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat
keluar masuk. Keluar jika berdiri atau mengedan, dan masuk lagi ketika tidur atau
didorong masuk perut. Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam
rongga perut, hernia disebut hernia ireponibel. Ini biasanya disebabkan oleh
perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Hernia ini disebut hernia
akreta. Tidak ada keluhan nyeri ataupun tanda sumbatan usus.

Hernia disebut hernia inkarserata atau strangulate bila isinya terjepit oleh cincin
hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga
perut. Akibatnya, sering terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis
hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel dengan gangguan
pasase, sedangkan gangguan vaskularisasi disebut sebagai hernia strangulata.

Hernia eksternal merupakan protrusi abnormal organ intra-abdominal melewati


defek fascia pada dinding abdominal. Hernia yang sering terjadi adalah inguinal,
femoral, umbilical, dan paraumbilikal.

2
Hernia inguinalis merupakan protrusi viscus (organ) dari kavum peritoneal ke
dalam canalis inguinalis.

Semua hernia terjadi melalui celah lemah atau kelemahan yang potensial pada
dinding abdomen yang dicetuskan oleh peningkatan tekanan intraabdomen yang
berulang atau berkelanjutan.

Tujuh puluh lima persen dari seluruh hernia abdominal terjadi di inguinal
(lipat paha). Yang lainnya dapat terjadi di umbilikus (pusar) atau daerah perut lainnya.
Hernia inguinalis dibagi menjadi 2, yaitu hernia inguinalis medialis dan hernia
inguinalis lateralis. Jika kantong hernia inguinalis lateralis mencapai skrotum (buah
zakar), hernia disebut hernia skrotalis. Hernia inguinalis lateralis terjadi lebih sering
dari hernia inguinalis medialis dengan perbandingan 2:1, dan diantara itu ternyata
pria lebih sering 7 kali lipat terkena dibandingkan dengan wanita. Semakin
bertambahnya usia kita, kemungkinan terjadinya hernia semakin besar. Hal ini
dipengaruhi oleh kekuatan otot-otot perut yang sudah mulai melemah.

Hernia yang timbul di atas lipatan abdominokrural adalah hernia inguinalis


dan yang timbul di bawah lipatan adalah hernia femoralis. Kanalis inguinalis
merupakan saluran oblik yang melewati bagian bawah dinding abdomen anterior.
Saluran ini memungkinkan struktur-struktur yang melewati menuju ke dan dari testis
ke abdomen pada pria. Pada wanita, saluran ini dilewati oleh ligamen rotundum uteri,
dari uterus ke labium majus. Selain itu, saluran ini dilewati nervus Ilioinguinalis pada
kedua jenis kelamin.

Panjang kanalis inguinalis pada dewasa adalah sekitar 4 cm, terbentuk dari annulus
inguinalis profundus/interna sampai annulus inguinali superfisialis/eksterna. Kanalis
inguinalis terletak sejajar dan tepat di atas ligamen inguinalis. Pada neonatus, annulus
inguinalis interna terletak hampir tepat posterior terhadap annulus inguinalis eksterna

3
sehingga kanalis inguinalis pada usia ini sangat pendek. Kemudian, annulus interna
bergerak ke arah lateral akibat pertumbuhan.

Annulus inguinalis interna adalah suatu lubang berbentuk oval pada fascia
transversalis, terletak sekitar 3 cm di atas ligamentum inguinalis, pertengahan antara
SIAS dan symphisis pubis. Di sebelah medial annulus interna terdapat av. epigastrika
inferior. Pinggir annulus merupakan origo fascia spermatica interna pada pria atau
pembungkus bagian dalam ligamen rotundum rotundum uteri pada wanita.

Annulus inguinalis externa merupakan defek berbentuk segitiga (Hesselbach’s


triangle) pada aponeurosis m. obliquus externus abdominis dan dasarnya dibentuk
oleh crista pubica. Pinggir annulus merupakan origo fascia spermatica externa. Batas
lateral adalah arteri epigastrika inferior, batas medial adalah m. rectus abdominis
bagian lateral, dan batas inferior adalah ligamen inguinalis.

Kanalis inguinalis dibentuk atas dinding anterior, posterior, superior, dan


inferior. Dinding anterior dibentuk oleh aponeurosis m. obliquus eksternus abdominis
yang diperkuat pada 1/3 lateral oleh serabut-serabut m. obliquus internus abdominis.
Seluruh panjang dinding posterior kanalis inguinalis dibentuk oleh fascia transversalis
yang diperkuat cojoint tendon di 1/3 medial. Cojoint tendon adalah gabungan tendon
insersi m. obliquus internus abdominis dan m. transversus abdominis yang melekat
pada crista pubica dan linea pectinea. Dasar atau dinding inferior kanalis inguinalis
dibentuk oleh ligamentum inguinalis, sedangkan atapnya dibentuk oleh m. obliquus
internus abdominis dan m.transversus abdominis.

Gambar 1. Hesselbach’s triangle

Hernia inguinalis dapat langsung (direk) dan dapat pula tidak langsung (indirek).
Kantong dari hernia inguinalis indirek berjalan melalui anulus inguinalis profunda,
lateral terhadap pembuluh epigastrika inferior, dan akhirnya kearah skrotum. Kantong
dari hernia inguinalis direk menonjol secara langsung melalui dasar kanalis

4
inguinalis, medial terhadap pembuluh epigastrika inferior, dan jarang turun kearah
skrotum. Hernia femoralis hampir selalu terlihat sebagai massa yang irredusibel,
meskipun kantongnya makin kososng, karena lemak dam kelenjar limfe dari kanalis
femoralis melingkari kantong. Kelenjar limfe tunggal yang membesar dapat meniru
hernia femoralis dengan sangat cepat.

Kantong hernia indirek sebenarnya adalah suatu proses vaginalis yang berdilatasi
secara persisten. Hernia ini berjalan melalui anulus inguinalis profunda dan mengikuti
selubungnya ke skrotum. Pada anulus profunda, kantong mengisi sisi anterolateral
dari korda. Lemak properitoneal sering kali berkaitan dengan kantong indirek dan
dikenal sebagai lipoma dari korda, meskipun lemak tersebut bukan tumor.

Organ-organ retroperitoneal seperti misalnya kolon sigmoid, sekum dan ureter


dapat tergelincir ke dalam kantong indirek. Dalam kantong itu, organ-organ tersebut
menjadi bagian dari dinding kantong dan rentan terhadap cedera selama perbaikan.

Kantong hernia inguinalis direk berasal dari dasar kanalis inguinalis, yaitu
segitiga Hesselbach; menonjol secara langsung dan kantong hernia ini tidak
mengandung aponeurosis otot obliqus eksternus. Hanya pada keadaan yang jarang,
hernia ini sedemikian besarnya sehingga mendesak keluar melalui anulus superfisialis
dan turun ke dalam skrotum. Kandung kemih sering menjadi komponen kosong dari
kantong hernia direk.

Kantong hernia femoralis berasal dari kanalis femoralis melalui suatu defek
pada sisi medial sarung femoralis (femoral sheath). Kanalis femoralis berisi satu atau
dua kelenjar limfe, yang tersebar disebut dengan Cloquet. Nodus-nodus ini didesak
keluar dari kanalis femoralis oleh suatu penonjolan peritoneal dan seringkali
membentuk massa yang dapat dipalpasi.

Gambar 2. Canalis Inguinalis

5
Tadi sudah disebutkan secara definisi Hernia merupakan protusi atau
penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga
bersangkutan. Berasal dari bahasa latin herniae, yaitu menonjolnya isi suatu rongga
melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang
lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering
terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus. Pada hernia
abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-
aponeurotik dinding perut.

Hernia terdiri atas :

1. cincin

2. kantong

3. isi hernia

Gambar 3. Kantung Hernia

(Dr S Herry Yudha utama spB MHKes FinaCS)

2. Definisi

Hernia merupakan prostrusi penonjolan isi suatu rongga melalui defek


atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdumen,
isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-
aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia.
Berdasarkan terjadinya hernia dibagi atas hernia bawaan atau congenital dan
hernia dapatan atau akuisita.

6
- Letak Hernia
1. Epgastrik
2. Umbilical
3. Inguinal inderek/lateral
4. A.v.evepigastrika inferior
5. Inguinal direk/media
6. A.v.femoralis
7. Femoral
8. Obturatoria perineal
9. Rectum
10. Perineal
11. Iskiadika
12. M. Periformis
13. A.v.iliaka komunis kiri
14. Lumbai (petit,grynfelt)
15. Aorta
16. Hiatus diafragma
17. V.kava inferior
18. (wim de jong)
- Hernia inguinalis adalah hernia yang paling umum terjadi dan muncul
sebagai tonjolan di selangkangan atau skorutum. Orang awam biasa
menyebutnya “turun bero” atau “hernia”. Hernia inguinalis terjadi ketika
dinding abdumen berkembang sehingga usus menerobos melalui celah.
Jika anda merasa ada benjolan dibawah perut yang lembut, kecil, dan
mungkin sedikit nyeri dan bengkak, Anda mungkin terkena hernia ini.
Hernia tipe ini lebih seringterjadi pada laki-laki daripada perempuan.
(Nanda Nic-Noc jilid 2,2015).

Suatu bennjolan di perut dari rongga yang normal melalui lubang


congenital. Hernia skorotalis adalah Hernia inguinalis lateral pada laki-laki,
isinya memasuki skrotum. ( Dr. Nugroho Taufan, 2011)

Hernia inguinalis atau sering kita sebut sebagai turub berok adalah suatu
kondisi medis yang ditandai dengan penonjolan jaringan lunak, biasanya usus,
melalui bagian yang lemah atau robek dibagian bawah dinding perut dilipatan
paha. (Rahayuningtyas clara, 2014)

3. Etiologi

Hal yang mengakibatkan hernia Menurut Haryono (2012) adalah:

a. Kelainan kongenital atau kelainan bawaan


b. Kelainan didapat, meliputi:

1. Kelemahan jaringan
2. Luasnya daerah di dalam ligamen inguinal
3. Trauma
4. Kegemukan
5. Melakukan pekerjaan berat
6. Terlaju mengejan saat buang air kecil atau besar
Hernia dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah
sebagai berikut.
1. congenital

7
2. obesitas
3. ibu hamil
4. mengejan
5. pengankatan beban berat (nanda Nic-Noc jilid 2, 2015)

4. Manisfestasi Klinis

1. Berupa benjolan keluar masuk/keras dan yang tersering tampak benjolan


di lipat paha.

2. adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit disertai perasaan
mual.

3. terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi.

4. bila terjadi hernia inguinalis stragulata perasaan sakit akan bertambah hebat
serta kulit serta kulit di atasnya menjadi merah dan panas.

5. Hernia Femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga


menimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing darah)
disamping benjolan di bawah sela paha.

6. hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut disertai


sasak nafas.

7. bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar.
(Nanda Nic-Nc jilid 2, 2015)

5. Patofisiologi

Faktor pencetus:

Aktivitas berat, bayi premature, kelemahan dinding Hernia


abdominal,Intraabdominal tinggi, Adanya tekanan

Hernia Umbilikalis Hernia paraumbilikalis Hernia inguinalis


kongenital

Kantong hernia melewati Kantong hernia memasuki


Masuknya omentum organ dinding abdomen
intestinal ke kantong celah inguinal
umbilikalis

Prostusi hilang timbul Dinding posterior canalis


Gangg. Suplai darah ke inguinal yang lemah
intestinal

Ketidaknyamanan Benjolan pd region inguinal


Nekrosis intestinal abdominal

Diatas ligamentum inguinal


Intervensi bedah mengecil bila berbaling
relative/konservatif

8
Pembedahan

Insisi bedah Asupan gizi kurang Mual

Resti perdarahan Resti


infeksi Peristaltic usus menurun Nafsu makan menurun

Terputusnya jaringan
Intake makanan inadekuat
syaraf

nyeri
Ketidak seimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
Kantung hernia memasuki
Hernia insisional
celah bekas insisi
Sumber :Nanda Nic-Noc
6 . pemeriksaan Penunjang jilid 2, 2015
Heatus hernia Kantung hernia memasuki
rongga
1. sinar X abdomen menunjukkan thorak
abnormalnya kadar gas dalam usus/
obstruksi usus.
2. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah putih
dan ketidak seimbangan elektrolit.
3. Pemeriksaan Lab

7. Penatalaksanaan

Penanganan hernia ada dua macam:

1. Konservatif (townsend CM)


Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan
pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang
telah direposisi. Bukan merupakan tindakan definitive sehingga dapat kambuh
kembali. Terdiri ata:
a. Reposisi
Reposisi adalah suatu usaha untuk mengembalikan isi hernia ke dalam
cavum peritonii atau abdumen. Reposisi dilakukan pada pasien dengan
hernia reponibilis dengan cara memakai dua tangan. Reposisi tidak
dilakukan pada hernia inguinalis strangulata kecuali pada anak-anak.
b. Suntikan
Dilakukan penyuntikan cairan sklerotik berupa alkohol atau kinin di
daerah sekitar hernia, yang menyebabkan pintu hernia mengalami
sclerosis atau penyempitan sehingga isi hernia keluar dari cavum peritonii.
c. Sabuk hernia
d. Diberikan pada pasien yang hernia masih kecil dan menolak dilakukan
operasi.
2. Operatif
Operasi merupakn tindakan paling baik dan dapat dilakukan pada:
(Norton JA)

9
a. Hernia reponnibilis
b. Hernia irreponibilis
c. Hernia strangulasi
d. Hernia incarserata

Operasi hernia dilakukan dalam 3 tahap:

a. Herniotomy
Membuka dan memotong kantong hernia serta mengembalikan isi
hernia ke Cavum abdominalis
b. Hernioplasty
Mulai dari mengikat leher hernia dan menguntungkannya pada
conjoint tendon ( penebalan antara tepi bebas m.obliquus intraabdominalis
dan m.transversus abdominis yang berinsersio di tuberculum pubicum).
c. Hernioplasty
Menjahitkan conjoint tendon pada ligamentum inguinale agar LMR
hilang/tertutup dan dinding perut jadi kuat kerena tertutup obat.
Hernioplasty pada hernia inguinalis lateralis ada bermacam-macam
menurut kebutuhan (Ferguson, Bassini, Halstedt, hernioplasty pada hernia
inguitas media dan hernia femoralis dikerjakan dengan cara Mc.vay)
Operasi hernia pada anak dilakukan tanpa hernioplasty, dibagi menjadi
2 yaitu:
a. Anak berumur kurang dari 1 tahun: menggunakan teknik michele benc
b. Anak seumur lebih dari 1 tahun: Menggunakan teknik POTT

8 . Komplikasi

Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dipengaruhi oleh isi hernia.
Isi hernia dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia responibel ini dapat terjadi
kalau isi hernia terlalu besar, misalnya terdiri atas omentum, organ ekstraperioned
(hernia geser).

Disini tidak timbul gejala klinis kecuali benjolan. Dapat pula terjadi isi
hernia tercekik oleh cincin herniasehingga terjadi strangulata yang menimbulkan
gejala obtruksi usus yang sederhana. Sumbatan dapat terjadi total atau parsial seperti
pada hernia Richter. Bila cincin hernia sempit, kurang elastis, atau lebih kaku seperti
pada hernia feoralis dan hernia obturatoria, lebih sering terjadi inkarserasi retrograde,
yaitu dua segmen usus tyerperangkap di dalam kantong hernia dan satu segmen
lainya berada dalam rongga peritonium.

Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia.
Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem organ atau struktur di
dalam hernia dan transsudasi ke dalam kantong hernia. Timbulnya udem
menyebabkan jepitan pada cincin hernia akan makin bertambah sehingga akhirnya
peredaran darah jariungan terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia
akan berisi transudat berupa cairan serosanguinus. Kalau isi hernia tersiri usus, dapat

10
terjadi perporasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel, atau peritonitis
jika terjadi hubungan dengan rongga perut.

Gambaran klinis hernia inkarserata yang mengandung usus dimulai dengan


gambaran obstruksi usus dengan gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam
basa. Bila terjadi stranggulasi kerena gangguan vaskularisasi, terjadi keadaan toksik
akibat gangrem dan gambarann klinis menjadi kompleks dan sangat serius. Penderita
nyeri lebih hebat di tempat hernia. Nyeri akan menetap kerena rangsangan peritoneal.

Pada pemeriksaan lokal ditemukan benjolan yang tidak dapat dimasukan


kembali disertai nyeri tekan dan, tergantung keadaan isi hernia, dapat dijumpai tanda
peritonitis atau abses lokal. Hernia strangulata merupakan keadaan gawat darurat.
Oleh kerena itu, peerlu mendapat pertolongan segera.

9. Konsep ASKEP.
1. Pengkajian
a. Data Subjektif
Sebelum operasi : Adanya benjolan di selangkang / kemaluan, nyeri didaerahbenjolan, mual
muntah, kembung, konstipasi, tidak nafsu makan, pada bayi bilamenangis atau batuk yang kuat
timbul benjolan.
Sesudah Operasi : Nyeri di daerah operasi, lemas, pusing, mual, kembung
b. Data objektif.
Sebelum operasi : Nyeri bila benjolan tersentuh, pucat, gelisa, spasme otot,demam
dehidrasi, terdengar bising usus pada benjolan.
Sesudah Operasi : Terdapat luka pada selangkang, puasa, selaput mukosa mulutkering, anak
bayi rewel.
2. Data penunjang
- .Data Laboratorium
Darah leukosit > 10.000 – 18.000 / mm3, serum elektrolit meningkat.
- Data pemeriksaan diagnostik : X ray
3. .Diagnosa keperawatan:
-sebelum operasi

1. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan dinding kantung hernia


2. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat semakin banyak ususyang naik.
3.Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang menekan pembuluh darahdan kemudian
timbul nekrosis.
4.Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung,muntah dan okstipasi.
5.Bila isi perut terjepit dapat terjadi shock, demam asidosis metabolik danakses.
-sesudah operasi
2. Nyeri akut b.d diskontuinitas jaringan akibat tindakan operasi

11
1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual dan
muntah
2. Gangguan rasa nyaman
3. Resiko perdarahan
4. Resiko infeksi b.d luka insisi bedah/operasi

No Diagnosa keperawatan sbelum tujuan Intervensi Rasional


operasi
1. .Nyeri berhubungan dengan adanya Manajemen nyeri 1.Observasi tanda tanda vital 1.mengetahui
status kesehatan
benjolan pada selangkang. KH : Kriteria hasil: 2.Jelaskan penyebab rasa
klien
Nyeri berkurang sampai hilang -nyeri berkurang sakit dan cara 2. memberikan
pendidikan
secara bertahap pasien dapat menguranginya.
kesehatan
beradaptasi dengan nyeri. 3.Beri posisi tidur yang 3. memberikan
rasa nyaman
nyaman.
4.. memberikan
4.Ciptakan lingkungan yang rasa nyaman dan
aman
tenang

2. Kecemasan orang tua berhubungan


1. mengetahui
dengan akan dilakukan tindakan Mengurangi 1.Kaji tingkat kecemasan kecemasan
kecemasan keluarga 2. prosedur
pembedahan KH : Orang tua pasien orang tua
operasi
kooperatif dalam pendampingan Kriteria hasil: 2.Jelaskan prosedur 3. hak pasien
-pasien menyetujui 4. hak pasien
perawatan. persiapan operasi seperti
dan tidak cemas 5. prosedur
pengambilan darah, operasi
6. prosedur
waktupuasa dan jam operasi.
operasi
3.Dengarkan keluhan orang
tua.
4.Beri kesempatan pada
orang tua untuk bertanya.
5.Jelaskan pada orang tua
tentang apa yang akan
dilakukan di kamar operasi
dengan terlebih dahulu
dilakukan pembiusan.
6.Jelaskan keadaan pasien
setelah operasi.

3. intervensi

12
3. Resiko tinggi kurang volume cairan . Mencegah resiko 1.Obsevasi tanda vital 1. Mengetahui
berhubungan dengan mual dan kekurangan cairan setiap 4 jam kesehatan klien
muntah KH : Torgor kulit elastis ,mual dan 2.Puasa makan minum 2. prosedur
muntah. operasi
Kriteria hasail: 3..Kalau perlu pasang 3. memenuhi
-cairan terpenuhi infus dan NGT sesuai nutrisi klien
dengan program dokter 4. mengurangi
pemasangan infus 4..Hentikan makan resiko muntah
-mual dan muntah minum yang meransang 5. mengetahui
dapat diatasi mual dan muntah turun/naik berat
5.Timbang berat badan klien
badan setiap hari. 6. mengetahui
6.Obsevasi jumlah dan isi jenis muntah
muntah 7. kolaborasi
7.Catat dan informasikan untuk
kepada dokter tentang kesembuhan
muntahnya. klien
8..Monitor dan catat 8. mengetahui
cairan masuk dan keluar cairan klien

No Diagnosa keperawtan setelah tujuan intervensi Rasional


operasi

13
1. Nyeri berhubungan dengan luka Mengetahui 1.Kaji intensitas nyeri 1. mengetahui
operasi. KH : Nyeri berkurang skala nyeri pasien. PQRST nyeri
secara bertahap Kriteria 2.Observasi tanda tanda klien
hasil: vital dan keluhan pasien. 2. mengetahui
-nyeri 3.Beri posisi tidur yang kesehatan klien
berkurang menyenangkan dan aman. 3. memberi sara
4.Beri terapi analgesik nyaman dan aman
sesuai program medik . 4. mengurangi
5.Anjurkan teknik nyeri
relaksasi 5. mengurangi
. nyeri
2. Resiko tinggi kekurangan 1.Obsevasi tanda 1. mengetahhui
volume cairan berhubungan Mengatasi tanda vital tiap 4 jam kesehatan klien
dengan muntah setelah cairan 2.Monitor pemberian 2. mengetahui
pembedahan.KH : Turgor kulit Hasil infus. input cairan
elastik, tidak kering mual dan kriteria: 2.Beri makan dan 3. memberikan
muntah tidak ada -cairan minum secara kebutuhan
terpenuhi bertahap. fisiologis
-mual dan 3.Monitor tanda tanda 4. mengetahui
muntah dehydrasi. cairan klien
berkurang 4.Monitor dan catat dalam tubuh
cairan yang masuk 5. mengetahui
dan keluar. turun/naik berat
5.Timbang berat badan klien
badan setiap hari. 6. kolaborasi
6.Catat dan untuk
informasikan ke kesembuhan klien
dokter tentang
muntahnya

14
3. Kerusakan integritas kulit Menghindari 1.Obsevasi keadaan luka 1. mencegah
berhubungan dengan luka infeksi dan operasi dari tanda tanda resiko infeksi
opersai.KH : Luka operasi berlangsungnya peradangan, 2. mencegah
bersih, kering, tidak ada kecepatan demam,merah, bengkak, resiko infeksi
bengkak, tidak ada perdarahan kesembuhan luka dan keluar cairan. 3.mencegah
operasi 2.Rawat luka dengan resiko infeksi
Kriteria hasil: teknik steril. 4. mempercepat
-tidak infeksi 3.Jaga kebersihan sekitar kesembuhan
-luka bersih luka operasi. luka
4.Beri makanan yang 5. pendidikaan
bergizi dan dukung kesehatan
pasien untuk makan. 6. pendidikan
5.Libatkan keluarga kesehatan
untuk menjaga
kebersihan luka operasi
danlingkungannya.
6.Kalau perlu ajarkan
keluarga dalam
pearwatan luka operasi

1.Observasi tanda tanda 1. mengetahui


4. Resiko tinggi hipertensi Menghindari vital tiap 4 jam kesehatan klien
berhubungan dengan infeksi infeksi 2.Beri terapi antibiotik 2. mempercepat
pada luka operasi.KH : Luka Kriteria hasil: sesuai program medik. penyembuhan
operasi bersih, kering, tidak -tidak infeksi 3.Beri kompres hangat. 3. melancarkan
bengkak, dan tidak ada 4.Monitor pemberian predaran darah
perdarahan,suhu dalam batas infus. 4. mengetahui
normal ( 36 – 37 C ) 5.Rawat luka operasi input cairan
dengan teknik steril. 5. mencegah R.
6.Monitor dan catat Infeksi
cairan masuk dan keluar. 6. mengetahui
Mengetahui cairan klien1.
5. Kurang pengetahuan tentang tentang luka 1.Anjurkan kepada Mencegah
perawatan luka operasi operasi orang tua cara merawat resiko infeksi
berhubungan dengan kurang Hasil kriteria: luka operasi dan melalui
informasi .KH : Orang tua -pasien tau menjaga kebersihannya. keluarga
mengerti tentang perawatan tentang 2.Diskusikan tentang 2. pendidikan
luka operasi. Orang perawatan,tanda- keinginan keluarga yang kesehatan
tua/keluarga dapat memelihara tanda infeksi,dan ingin diketahuinya. 3.hak klien
kebersihan luka operasi dan obat apa yang 3.Beri kesempatan 4. mempercepat

15
perawatannya diminum. keluarga untuk bertanya. kesembuhan
4.Anjurkan untuk klien
meneruskan
pengobatan / minum
obat secara teratur
dirumah dan kontrol
kembali ke dokter.

Implementasi

Pada tahap ini ntuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam
rencana perawatan pasien. Agar implementasi/pelaksanaan perencanaan ini dapat
tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau
dan mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta
mendokumentasikan pelaksanaan perawatan.

Evaluasi

Pada tahap akhir proses keperawatan adalah mengevaluasi respon pasien terhadap
perawatan yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil yang diharapkan telah
dicapai. Evaluasi merupakan proses yang interaktif dan kontinyu, karena setiap
tindakan keperawatan, respon pasien dicatat dan dievaluasi dalam hubungannya
dengan hasil yang diharapkan kemudian berdasarkan respon pasien, revisi, intervensi
keperawatan/hasil yang mungkin diperlukan

16
DAFTAR PUSTAKA

https://herrysetyayudha.wordpress.com/tag/hernia-inguinalis/ diakses pada hari


selasa tanggal 26 juli 2017 jam 22:15.

https://id.scribd.com/doc/119799453/Laporan-Pendahuluan-Hernia-Inguinalis-
Lateralis diakses pada hari selasa tanggal 25 juli 2017 jam 22:05

Huda.A.N., dan Hardi Kusuma 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan


diagnosa medis & Nanda NIC-NOC jilid 2. Jogjakarta.

Dr . Nugroho Taufan. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Dan


Penyakit Dalam.yogyakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai