TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN
DINAS KESEHATAN
Telepon.082350699490, E-mail:puskesmassetabu17@gmail.com
KERANGKA ACUAN
PENINGKATAN MANAJEMEN RESIKO
PUSKESMAS SETABU KECAMATAN SEBATIK BARAT
1. Pendahuluan
Berdasarkan undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, bahwa setiap
tenaga kesehatan harus bekerja sesuai dengan standar tertentu, salah satunya standar profesi
serta mengutamakan keselamatan pasien. Pada undang-undang NO.29 tahun 2004 tentang
praktik kedokteran disebutkan praktik kedokteran harus didasarkan pada salah satunya nilai
keselamatan pasien. Sehingga dalam pelaksanaannya, keselamatan pasien dilakukan
berdasarkan PERMENKES RI No.1691 tahun 2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit.
Puskesmas Setabu semakin berkembang dalam hal penyediaan obat, pelaksanaan tes
kesehatan, penyediaan fasilitas dan prosedur lainnya. Serta berbagai unit kerja dengan tenaga
kesehatan yang siap memberikan pelayanan kesehatan 24 jam. Hal tersebut jika tidak dikelola
dengan baik dapat menyebabkan kejadian tidak diinginkan. Mengingat banyaknya resiko yang
dapat mengancam keselamatan baik pasien maupun tenaga kesehatan dalam pelayanan
kesehatan di puskesmas, maka pelaksanaan program tim manajemen resiko serta acuan untuk
melaksanakan program tersebut perlu dilakukan.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
secara periodic.
2. Terlaksananya kajian resiko berkala dengan peran aktif seluruh elemen Puskesmas
dan keselamatan kerja (K3), serta program pencegahan pengendalian infeksi oleh
petugas.
4. Meningkatnya sarana alat perlindungan diri bagi petugas.
5. Meningkatnya usaha keselamatan pasien dengan perbaikan fasilitas lingkungan
6. Meminimalisir risiko yang mungkin terjadi dimasa mendatang. Dengan adanya
NO
PERMASALAHAN RENCANA KEGIATAN
.
PERENCANAAN
1. Belum adanya program manajemen resiko Pembentukan Tim PMKP
dan keselamatan pasien
2. Belum adanya kerangka acuan dan Pembentukan kerangka acuan dan
perencanaan program perencanaan program manajemen resiko
dan keselamatan pasien
3. Belum adanya sistem pelaporan insiden yang Pembuatan SOP pelaporan dan penanganan
terarah KTD,KTC,KPC,KNC dan kejadian sentinel
4. Belum adanya formulir pelaporan insiden Pembuatan formulir pelaporan insiden dan
yang baku kejadian potensial cedera
5. Belum adanya perencanaan program Pembuatan perencanaan peningkatan
peningkatan mutu manajemen resiko klinis keselamatan pasien dan manajemen resiko
dan keselamatan pasien
6. Belum adanya kerangka acuan, perencanaan Pembentukan kerangka acuan, perencanaan
program peningkatan manajemen resiko program peningkatan manajemen resiko
klinis dan keselamatan pasien klinis dan keselamatan pasien
7. Belum adanya sasaran target mutu Penetapan sasaran dan target mutu
keselamatan pasien keselamatan pasien
8. Kurangnya kesadaran petugas akan K3 dan pasien safety
pentingnya pelaksanaan keselamatan pasien
dan K3
9. Belum terlaksananya sistem perlindungan Screning anti HbsAg bagi petugas kesehatan
petugas kesehatan yang beresiko tertular Penerapan alat pelindung diri bagi petugas
penyakit dari kecelakaan tertusuknya jarum yang melakukan tindakan
suntik
10. Belum lengkapnya sarana dan prasarana Pengajuan pengadaan face shield, apron
program Keselamatan Pasien dan K3 disposible dan foot cape terutama untuk unit
kerja dengan tindakan
11. Adanya fasilitas puskesmas dalam kondisi Pengajuan pengadaan anti slip untuk lantai
tidak baik sehingga beresiko menimbulkan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan
kecelakaan bagi pengunjung / pasien bagi petugas/pengunjung
12. Kurangnya usaha pencegahan resiko pasien Pengusulan lembar penilaian resiko pasien
jatuh jatuh untuk layanan 24 jam RB dan rawat
inap pada kajian awal pasien
13 Belum terlaksananya sistem pelaporan Pelaksanaan sistem pelaporan KTD KNC
insiden secara sistematis KPC dan kejadian sentinel
Analisa laporan KTD KNC KPC dan
kejadian sentinel
14 Belum adanya pertemuan rapat atau audit Rapat dan audit internal min.3 bln
internal rutin dari tim manajemen resiko dan
keselamatan pasien
4. Cara Melaksanakan Kegiatan
a. Identifikasi risiko.
b. Analisisi Resiko
Analisis resiko diawali dengan severity analisis. Untuk kejadian sentinel dan KTD
(warna merah dan kuning) dilakukan : Root Cause Analysis (RCA). Sedangkan upaya
proaktif untuk memperbaiki suatu proses/prosedur layanan (warna hijau dan biru)
dilakukan : Failure Mode And Effect Analysis (FMEA).
- Severity assesment
Menentukan tingkat keparahan resiko dengan menggunakan variabel dampak resiko dan
probabilitas
Level DESKRIPSI
1 Rare(>5 thn/x) - JARANG TERJADI
2 Unlikely (2-5 thn/x) – HAMPIR TIDAK MUNGKIN
3 Possible (1-2 thn/x) – MUNGKIN TERJADI / bisa terjadi
4 Likely (Bebrp x /thn) – SANGAT MUNGKIN
5 Almost certain(Tiap mgg /bln)-- HAMPIR PASTI TERJADI
c. Penilaian (Evaluasi ) Resiko
Menetapkan apakah suatu risiko memerlukan tratment atau tidak. Urutkan prioritas
risiko dengan mengukur tingkat risiko. Pengelolaan risiko diawali dengan menilai konsekuensi
yang dapat diakibatkan sebuah insiden dan kemungkinan terjadinya risiko setelah teridentifikasi.
Kemudian risiko dievaluasi lalu diberikan skor untuk menentukan bobot dan prioritas risiko
yang telah terjadi. Sesuai dengan bobotnya ditentukan tindakan yang akan diberlakukan
terhadap masing-masing risiko. Bila bobotnya ringan dan tidak prioritas tindakannya dapat
hanya mentoleransi saja dan menjadikannya catatan. Namun bila risiko yang terjadi memiliki
bobot besar dan mengganggu pencapaian tujuan puskesmas, maka ditentukan sebagai prioritas
utama dan harus diatasi atau ditransfer, atau bahkan menghentikan kegiatan yang meningkatkan
terjadinya risiko. Tujuan menentukan prioritas risiko adalah membantu proses pengambilan
keputusan berdasarkan hasil analisis risiko.
Respon puskesmas ditentukan melalui asesmen risiko atau pengelolaan risiko, yang meliputi:
Proses menganalisa risiko yang perlu dipertimbangkan adalah dampak dari risiko tersebut bila
benar terjadi. Risiko yang dampaknya besar harus segera ditindaklanjuti dan mendapat perhatian
dari pimpinan . Risiko yang dampaknya medium-rendah akan dikelola oleh Panitia PMKP
bersama-sama Kepala Unit Kerja untuk membuat rencana tindak lanjut dan pengawasan.
Membuat SPO
Melaksanakan prosedur
Menerima risiko
NO 2016
PERMASALAHAN RENCANA KEGIATAN
. Agus Sept Okt Nov Des
PERENCANAAN
1. Belum adanya program Pembentukan Tim PMKP √
manajemen resiko dan
keselamatan pasien
2. Belum adanya kerangka Pembentukan kerangka acuan dan √
acuan dan perencanaan perencanaan program manajemen
program resiko dan keselamatan pasien
3. Belum adanya sistem Pembuatan SOP pelaporan dan √
pelaporan insiden yang penanganan
terarah KTD,KTC,KPC,KNC dan
kejadian sentinel
4. Belum adanya formulir Pembuatan formulir pelaporan √
pelaporan insiden yang insiden dan kejadian potensial
baku cedera
5. Belum adanya Pembuatan perencanaan √
perencanaan program peningkatan keselamatan pasien
peningkatan mutu dan manajemen resiko
manajemen resiko
klinis dan keselamatan
pasien
6. Belum adanya kerangka Pembentukan kerangka acuan, √
acuan, perencanaan perencanaan program peningkatan
program peningkatan manajemen resiko klinis dan
manajemen resiko keselamatan pasien
klinis dan keselamatan
pasien
7. Belum adanya sasaran Penetapan sasaran dan target mutu √
target mutu keselamatan pasien
keselamatan pasien
Semua perencanaan, pelaksanaan, hasil kegiatan dan hasil evaluasi dilakukan pencatatan dan
pendokumentasian sesuai ketentuan, serta dilaporkan secara berkala baik internal maupun
eksternal.