Anda di halaman 1dari 3

KASUS I

Penyakit Gondok (Goiter) pada Petani

Pestisida merupakan obat-obatan atau senyawa kimia yang bersifat racun, digunakan untuk membasmi
jasad pengganggu tanaman, baik hama, penyakit maupun gulma. Penggunaan pestisida bertujuan untuk
meningkatkan hasil pertanian, dan menekan biaya pengelolaan pertanian sehingga lebih efisien dan ekonomis,
serta menghindarkan lahan pertanian itu sendiri dari serangan hama. Intensitas pemakaian pestisida yang tinggi,
dan dilakukan secara terus-menerus pada setiap musim tanam akan menyebabkan beberapa kerugian, antara
lain residu pestisida akan terakumulasi pada produk-produk pertanian dan perairan, pencemaran pada
lingkungan pertanian, keracunan pada hewan, keracunan pada manusia sehingga berdampak buruk terhadap
kesehatan manusia. Salah satu dampak negatif penggunaan pestisida bagi kesehatan manusia yaitu terjadinya
pembesaran kelenjar tiroid atau yang sering disebut sebagai penyakit gondok (goiter).
Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid dan dapat terjadi dalam bentuk diffuse atau nodular. Obat-
obatan seperti perklorat dan tiosianat dapat menghambat sintesis tiroksin, sebagai akibatnya obat-obatan itu
dapat menyebabkan penurunan kadar tiroksin. Keadaan ini juga mengakibatkan pembesaran kelenjar tiroid dan
timbulnya goiter. Sehingga penyakit ini juga banyak ditemukan pada petani yang terlalu banyak terpapar
pestisida saat melakukan penyemprotan di lahan pertaniannya. Faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan
kejadian goiter, yaitu: umur, masa kerja, lama kerja per hari, jenis pestisida, dosis pestisida, frekuensi
penyemprotan, posisi petani terhadap arah angin saat penyemprotan pestisida, dan penggunaan alat pelindung
diri. Pembesaran kelenjar tiroid atau gondok bisa bersifat jinak, tapi juga bisa merupakan bentuk kanker dari
kelenjar gondok. Sehingga hal ini perlu diwaspadai dan diperiksakan ke dokter, bila ternyata benjolan
pembesaran kelenjar tiroid itu ganas harus dioperasi. Pembesaran kelenjar gondok dan penyakit gondok lebih
banyak terjadi pada wanita, dengan perbandingan 7:1.
Ibu Surti berumur 47 tahun, dan beliau sudah menjadi petani hortikultura di daerah tersebut selama
lebih dari 10 tahun. Selama itu pula beliau terpapar pestisida yang digunakan untuk menyemprot tanaman
pertaniannya. Racun pestisida ini masuk ke dalam tubuh bisa melalui kulit karena beliau tidak pernah
menggunakan sarung tangan, dan terhirup lalu masuk melalui ssistem pernafasan karena beliau tidak
menggunakan masker. Selain itu penyemprotan dilakukan secara berlawanan arah dengan arah angin, sehingga
pestisida yang disemprotkan berbalik terbawa angin ke arah Ibu Surti. Seharusnya penyemprotan dilakukan
searah dengan arah angin. Ibu Surti mengaku sering merasa pusing, berkunang-kunang, banyak berkeringat,
mengalami batuk, tangannya bergetar sendiri (tremor), sakit di persendian, sering lupa atau hilang ingatan, dan
sudah lama terdapat benjolan di lehernya (mengalami pembesaran kelenjar tiroid). Beliau juga mengatakan
bahwa pernah memeriksakan benjolan tersebut ke dokter. Awalnya dokter hanya memberikan obat pada Ibu
Surti. Namun benjolan tersebut tak kunjung hilang, dan ketika Ibu Surti kembali memeriksakannya, dokter
menyarankan agar benjolan tersebut dioperasi. Terbentur keadaan ekonomi yang hanya cukup untuk kebutuhan
sehari-hari, Ibu Surti pun mengurungkan niat untuk menghilangkan benjolan tersebut dan menolak saran dokter
untuk operasi. Beliau membiarkan benjolan tersebut hingga sekarang mengeras, karena dirasa tidak sakit dan
mengaku bahwa tidak terganggu dengan adanya benjolan tersebut. Padahal jika menurut saran dokter benjolan
tersebut seharusnya dioperasi, berarti pembesaran kelenjar tiroid yang terjadi sudah parah atau mungkin sudah
menjadi kanker, seperti yang telah dijelaskan di atas. Sehingga hal ini perlu mendapatkan perhatian dan
penanganan yang serius, sebelum terjadi hal yang lebih buruk lagi. Peran Puskesmas juga sangat penting
dalam pencegahan terjadinya penyakit yang lebih serius akibat dari pebesaran kelenjar gondok yang tidak
segera ditangani. Kurangnya penyuluhan dari Puskesmas atau tenaga ahli kesehatan setempat mengenai
bahaya dari gejala-gejala atau tanda penyakit yang muncul pada petani, membuat para petani ini sering
menyepelekan gejala atau penyakit yang mereka alami atau mereka derita.
Pertanyaan:

1. Analisis dan jelaskan mengapa ibu Surti dapat terkena penyakit gondok? Bagaimana mekanisme-nya
sehingga ibu Surti terkena penyakit gondok?
2. Dengan gambar dan skema buatlah penjelasan mengenai pembentukan hormon tiroid yang terjadi
didalam tubuh? Jelaskan mekanisme pengontrolan pembentukan hormon tiroid.
3. Jika ibu Surti ke rumah sakit dan diminta untuk memeriksa kadar hormon tiroidnya, dengan cara
bagaimna pemeriksaan kadar hormon tiroid dilakukan?
4. Ibu Surti setelah dideteksi menderita penyakit gondok tubuhnya memiliki gejala lemas, mual, mudah
pusing dan merasa tidak punya tenaga ketika akan berangkat bekerja. Mengapa hal tersebut dapat
terjadi? Apakah ada kaitan antara sekresi hormon toroid denga hormon lain sehingga gejala tersebut
makin lama makin parah?
5. Jika anda diminta memberikan saran kepada bu Surti dan petani disekelilingnya. Apa saran anda?
Buatlah skema agar saran tersebut mudah dipahami oleh orang awam.
6. Apakah ada hubungan antara hormon tiroid dan paratiroid? Jelaskan jawaban anda

Jawaban

1. Ibu Surti dapat terkena penyakit gondok akibat terpapar pestisida pada saat
beliau menyemprotkan pestisida untuk tanamannya tanpa menggunakan
pengaman apapun serta melawan arah angin sehingga meningkatkan paparan
pestisida dalam tubuh beliau. Paparan zat pestisida tersebut dalam tubuh dapat
mengganggu sistem saraf, pencernaan serta pernafasan. Pestisida juga dapat
meningkatkan produksi hormon pertumbuhan seperti juga hormon tiroid yg
merupakan salah satunya. Apabila paparan pestisida semakin tinggi maka
produksi hormon tiroid atau produk tiroksin dapat meningkat terutama pada usia
tua yg memproduksi T4 yg sudah jarang digunakan sehingga terjadi
penumpukan produksi tiroksin. Peningkatan produksi tiroksin dapat
mengakibatkan lumen di kelenjar tiroid berisi tiroksin dalam jumlah yg tinggi
sehingga terjadi pembengkakan yang kemudian dinyatakan sebagai penyakit
gondok.
2. TSH  Kelenjar Tiroid  Tgb ( thyroglobulin) akan di oksidasi oleh enzim
TPO  T4  Di sekresikan menuju sel target / Hati  Dipecah atau
diturunkan menjadi molekul  T4 (tiroksin fungsional)
3. Pemeriksaan hormon tiroid dapat dilakukan dengan melakukan cek
kandunagnnya dalam darah. Hormon yg dapat ditemukan nantinya T4 dalam
darah yang dapat digunakan sebagai acuan kandungan hormon tiroid pada
tubuh.
4. Hormon tiroid dalam mekanisme kerjanya juga mempengaruhi dalam
pengontrolan sistem pencernaan, saraf, serta pertumbuhan tulang. Gejala mual
pusing serta lemas yg diderita ibu Surti akibat penyerapan nutrisi dalam
pencernaan yg terganggu dan peningkatan asam lambung menyebabkan mual.
Penyerapan nutrisi yg kurang mengakibatkan sintesis energi atau ATP juga
berkurang sehingga tubuh akan merasa lemas dan pusing akibat metabolisme
tubuh yg menurun. Gejala ini apabila tidak segera ditangani akan
dapatengganggu metabolisme tubuh menyebabkan anoreksi serta penyakit
gondok yang juga disertai penyakit lainnya.
5. Penyemprotan pestisida
Dilakukan tidak berlawanan dg arah angin
Menggunakan penutup tubuh dan masker
Mencuci serta mandi dan mengganti baju setelahnya
Mengkonsumsi nutrisi dengan cukup serta banyak mengkonsusi ikan laut

7. Hormon tiroid banyak berperan dalam pengontrolan pertumbuhan seperti pertumbuhan


tulang yang juga sama dengan hormon paratiroid yg mengontrol konsentrasi kalsium
dalam tubuh. Kedua hormon ini memiliki kerja yang saling bersinergi untuk
pertumbuhan tulang gigi serta perbaikan struktur tubuh yang rusak pada saat usia muda
atau masa pertumbuhan sehingga sangat penting kerjanya.

Anda mungkin juga menyukai