Anda di halaman 1dari 14

ARTIKEL KESEHATAN LINGKUNGAN

PENGARUH PERUBAHAN IKLIM DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

Oleh

Kelompok 6

1. Eveline Chrisefia NPM. 13820096


2. Maria Rustika Reru NPM. 13820083
3. Yohana Wermatari Lada NPM. 13820103
4. Maria Natalia Reta NPM. 13820104

Kelas C

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Kita memerlukan
sumber daya alam dari lingkungan untuk memenuhi kebutuhan. Namun dalam pemanfaatan
sumber daya alam tersebut, terkadang manusia tidak memperhatikan dampak yang akan
ditimbulkan sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan dan pencemaran
lingkungan yang berdampak pada kelestarian makhluk hidup.
Pertumbuhan populasi manusia meningkatkan kebutuhan akan energi, pangan, dan
lahan untuk industri dan tempat tinggal. manusia semakin berlebihan dalam memanfaatkan
alam tanpa memperhatikan batas kemampuan alam. Akibatnya terjadi kerusakan alam dan
perubahan iklim. Hal ini perlu disikapi manusia dari sikap memanfaatkan alam menjadi hidup
berdampingan dengan alam.
Permasalahan pencemaran lingkungan yang yang harus segera diatasi diantaranya
pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara, kontaminasi tanah oleh sampah, hujan
asam, perubahan iklim, kontaminasi zat radioaktif, dan sebagainya. Untuk menyelesaikan
masalah pencemaran lingkungan ini, tentunya harus diketahui sumber pencemar, bagaimana
proses pencemaran terjadi, dan bagaimana langkah penyelesaian pencemaran lingkungan itu
sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


a. jelaskan pengertian dan macam-macam pencemaran lingkungan dan perubahan iklim!
b. apa penyebab terjadinya pencemaran lingkungan dan perubahan iklim?
c. jelaskan dampak pencemaran lingkungan dan perubahan iklim!
d. sebutkan cara penanganan dan pengelolaan pencemaran lingkungan dan perubahan
iklim!
1.3 Tujuan Penulisan
a. mengetahui pengertian dan macam-macam pencemaran lingkungan dan perubahan
iklim
b. mengetahui penyebab terjadinya pencemaran lingkungan dan perubahan iklim
c. dapat menjelaskan dampak pencemaran lingkungan dan perubahan iklim
d. dapat mengetahui cara penanganan dan pengelolaan pencemaran lingkungan dan
perubahan iklim
BAB II

KESEIMBANGAN EKOSISTEM DINAMIS

2.1 Analisa Dampak Pencemaran Lingkungan Dan Perubahan Iklim

2.1.1 Perubahan iklim

Perubahan iklim diartikan sebagai perubahan dalam jangka panjang dalam hal cuaca
dalam peridode waktu tertentu, umumnya antara puluhan hingga ratusan tahun. Perubahan
iklim merupakan sebuah bencana besar dan malapetaka bagi umat manusia, hal ini
dikarenakan dampak perubahan iklim bagi kehidupan manusia sangat merugikan sekali.

Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Ternak

Iklim sangat berpengaruh terhadap hewan ternak. Beberapa ahli mempelajari pengaruh
iklim terhadap objek yang spesifik, di antaranya iklim berpengaruh terhadap bentuk tubuh
(Hukum Bergmann), insulasi pelindung atau kulit dan bulu (Hukum Wilson), warna (Hukum
Gloger), tubuh bagian dalam/internal (Hukum Claude Bernard), dan kesehatan dan produksi
ternak. Hewan ternak mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
iklim. Pengaruh iklim terhadap ternak ada dua jenis yakni:

a. Pengaruh Secara Langsung


 Perilaku merumput
Lamanya waktu merumput saat siang hari sangat dipengaruhi oleh iklim, bangsa, kualitas,
tipe mamalia, dan pastur yang tersedia (padang rumput). Jika ternak digembalakan pada
daerah bukan asalnya, maka masa merumput akan berkurang.
 Pengunaan makanan dan pengambilan makanan
Jika suatu tempat memiliki temperatur yang tinggi maka akan mempengaruhi pengambilan
makanan pada ternak, semakin tinggi temperatur maka semakin sedikit makan karena akan
lebih banyak minum. Jika temperatur lebih dari 40° C maka ternak akan berhenti memamah
biak.
 Air yang diminum (water intake )
Air sangat penting bagi ternak sebab air mempunyai peran yang penting dalam metabolisme
ternak, selain itu air juga membantu ternak melepaskan panas tubuhnya secara konduksi dan
penguapan, keperluan air ini akan meningkat apabila temperatur naik.
 Mempengaruhi efisiensi pengunaan makanan
Ternak dapat mengalami heat stress apabila iklim suatu tempat panas, sehingga ternak tidak
banyak melakukan gerak untuk menjaga suhu tubuhnya tetap stabil.
 Hilangnya zat-zat makanan
Semakin sering ternak berkeringat dan mengeluarkan air ludah maka akan semakin banyak
zat makanan yang hilang. Ternak mamalia apabila mereka berkeringat maka mereka akan
kehilangan air dan mineral dari dalam tubuhnya.
 Pengaruh terhadap pertumbuhan
Menurunnya nafsu makan pada ternak disebabkan temperatur yang sangat tinggi akibatnya
feed intake ternak pun akan menurun dan juga mempengaruhinya lamanya merumput dan
akhirnya juga mempengaruhi produktififtas dari ternak.
 Pengaruh iklim terhadap produksi susu
Sapi perah dapat menghasilkan susu 56 % pada daerah subtropics, berbeda dengan daerah
tropis sapi perah lebih sedikit menghasilkan susu. Iklim juga sangat mempengaruhi
kandungan susu, lemak, bahan kering.
 Pengaruhi tingkah laku ternak
Iklim dapat mengakibatkan ternak mengalami stress yang dapat dilihat dari tingkah laku
ternak itu sendiri. Faktor internal dan eksternal merupakan faktor yang dapat menyebabkan
strees pada ternak. Faktor Internal terdiri dari : penyakit, vaksinasi, penyapihan sedangkan
faktor eksternal terdiri dari : cuaca, makanan dan lingkungan.

b. Pengaruh Secara Tidak Langsung


 Kualitas dan kuantitas makanan yang tersedia
Seperti: makanan yang dimakan, air yang diminum, dan mempengaruhi kandungan gizi dari
tanaman yang dimakan serta daya cerna yang rendah karena serat kasarnya sangat tinggi akan
mempengaruhi daya produksi menjadi rendah.
 Adanya parasit dan penyakit
Lingkungan dengan panas dan kelembaban yang tinggi merupakan tempat yang baik bagi
jamur, parasit, nyamuk, lalat, dan penyakit lain. Pengaruh iklim secara tidak langsung
terhadap parasit penyakit karena pada daerah tropis yang curah hujannya hanya cukup untuk
tumbuhnya semak-semak. Dengan adanya semak-semak menyebabkan berkembangbiaknya
nyamuk yang dapat mengakibatkan penyakit tidur dan dapat menyebabkan kematian yang
mempengaruhi proses metabolisme ternak terserang.
 Penyimpanan dan pangan hasil ternak
Iklim tropis baik lembab/kering dapat merusak hasil ternak dan oleh sebab itu maka biaya
prosessing dan penanganannya bertambah. Aklimatasi merupakan proses yang kompleks
dimana seekor hewan menyesuaikan diri pada lingkungan dimana ternak tersebut hidup.
Berikut penggolongan ternak berdasarkan aklimatasi :
1. Aklimatasi tinggi : Unta, Kambing, dan Domba.
2. Aklimatasi rendah : Sapi, Ayam, dan Babi.
1) Pemanasan Global Mengakibatkan Migrasi Hewan
Penelitian telah menunjukkan bahwa 30 spesies reptil dan amfibi berpindah menuju tempat
yang lebih tinggi ke ekosistem yang lebih dingin. Ahli biologi Christopher Raxworthy dari
Museum Amerika untuk Sejarah Alam mengatakan bahwa pada akhirnya tidak ada lahan
yang lebih tinggi yang tersedia. Dua spesies katak dan tokek sekarang berada dalam bahaya
kepunahan.
2) Pengaruh Perubahan Iklim Pada Kehidupan Laut
Studi baru-baru ini yang dimuat dalam jurnal Pelestarian Biologi menyatakan bahwa populasi
dari banyak spesies ikan hiu yang berkurang dengan cepat membuat para ilmuwan prihatin
tentang dampaknya terhadap ekosistem laut secara keseluruhan. Kenaikan suhu air laut ini
berakibat pada meningkatnya potensi kematian dan pemutihan terumbu karang di perairan
tropis. Terancam rusak dan hancur secara permanen jika pemanasan global terus
berlangsung. Ini juga berarti terancamnya kelangsungan berbagai macam kehidupan biota
laut yang tergantung hidupnya pada ekosistem alam ini.

3) Dampak Perubahan Iklim Terhadap Penyakit Hewan


Perubahan iklim dan perubahan lingkungan adalah sebagian kecil dari perubahan ekosistem
yang lebih besar yang mampu mempengaruhi munculnya penyakit hewan baru dan yang
muncul kembali (Black and Nunn, 2008). Kesehatan hewan dapat dipengaruhi oleh
perubahan iklim melalui empat cara yaitu penyakit-penyakit dan stres yang berkaitan dengan
cuaca panas, kejadian-kejadian cuaca yang ekstrim, adaptasi sistem produksi ternak terhadap
lingkungan baru, dan penyakit hewan yang baru muncul dan yang muncul kembali (Forman
et al., 2008). Kebanyakan penyakit yang ditularkan melalui vektor mencakup spesies
arthropoda seperti nyamuk, lalat, caplak atau kutu.
Sebagian siklus hidup dari agen patogen berada dalam tubuh arthropoda yang mudah
dipengaruhi perubahan lingkungan. Perubahan cuaca dan iklim yang dapat mempengaruhi
penyakit-penyakit yang ditularkan melalui vektor meliputi temperatur, curah hujan, angin,
banjir besar atau kekeringan dan kenaikan permukaan air laut. Begitu juga penyakit-penyakit
yang berkaitan dengan cuaca panas (heat-related diseases) dimana ternak bukan hanya
mudah mengalami stress, akan tetapi juga menurunkan produktivitas dan fertilitas. Di bawah
kondisi stres cuaca panas, siklus birahi sapi dapat menjadi lebih panjang, tanda-tanda birahi
menjadi lemah dan terjadi peningkatan kematian fetus (Forman et al., 2008). Dari survei yang
dilakukan OIE, 71-72% dari jumlah negara anggota OIE menyatakan kekhawatirannya
terhadap adanya kaitan antara penyakit yang baru muncul dan yang muncul kembali dengan
perubahan iklim dan perubahan lingkungan.

2.1.2 Pencemaran Lingkungan


Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup,
zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan
oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi
lagi sesuai dengan peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun
1982). Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh
alam (misal gunung meletus, gas beracun).

Dampak Pencemaran Lingkungan

1) Dampak pencemaran air


 Kematian Biota Air
Masalah utama yang disebabkan oleh dampak pencemaran air adalah terbunuhnya kehidupan
yang tergantung pada badan air tersebut. Ikan, kepiting, burung camar dan banyak hewan lain
terbunuh karena adanya polutan berbahaya yang meracuni habitat mereka.

 Kerusakan Rantai Makanan


Dampak pencemaran air juga merusak tatanan rantai makanan alami yang selama ini
berlangsung dalam ekosistem air. Polutan seperti timbal yang dimakan oleh ikan kecil, akan
terbawa pada tingkat trofik selanjutnya. Ikan-ikan besar, kerang, dan tingkat trofik di atasnya
juga akan ikut merasakan dampak dari polutan yang dimakan oleh si ikan kecil.

 Wabah Penyakit
Kerusakan rantai makanan pada tahap selanjutnya akan berdampak pada manusia. Produk-
produk dari badan air yang tercemar yang dikonsumsi manusia akan mengakibatkan pada
mewabahnya beberapa jenis penyakit. Wabah penyakit hepatitis bisa timbul akibat konsumsi
makanan laut yang teracuni polutan, wabah kolera timbul karena pengolahan air minum yang
buruk dari sumber perairan yang tercemar, dan masih banyak lagi.
 Kerusakan Ekosistem
Dampak pencemaran air pada tahap selanjutnya akan terjadi pada ekosistem. Pencemaran air
mengakibatkan kerusakan ekosistem yang berarti interaksi antar makhluk hidup di suatu
tempat akan berubah. Banyak daerah yang sekarang jadi terkena pencemaran air karena
kelalaian manusia dalam menjaga kelestarian lingkungannya, dan di masa yang akan datang
daerah-daerah yang tercemar ini tentu akan membuat manusia mengalami banyak kesulitan.

2) Dampak pencemaran udara


Hewan terkena pencemaran udara melalui tiga jalur:
1) menghirup gas atau partikel kecil,
2) menelan partikel tersuspensi dalam makanan atau air, atau
3) penyerapan gas melalui kulit.
Secara umum, hanya invertebrata bertubuh lunak (misalnya cacing tanah), atau hewan
dengan tipis, kulit lembab (misalnya amfibi) dipengaruhi oleh penyerapan pencemar. Ada
banyak variabilitas antara kelas hewan, spesies, dan bahkan genotipe, dalam tingkat toleransi
terhadap pencemar tertentu. Pada bagian ini, polutan telah dibagi menjadi tiga kategori: gas,
seperti ozon dan hidrogen sulfida, non-asam partikulat dan racun, seperti logam, senyawa
fluor, dan bahan kimia organik dan sintetis, dan agen pengasam, khususnya nitrat dan sulfat.

1. Gas Pencemar
Senyawa organik yang mudah menguap dan nitrogen oksida, yang dipancarkan dari
industri, mengalami transformasi kimia di atmosfer dengan sinar matahari membentuk ozon.
Ozon, sulfur dioksida, dan nitrogen dioksida mempengaruhi terutama sistem pernapasan, dan
kemungkinan burung bahkan lebih rentan terhadap penyakit dibandingkan mamalia karena
tingkat pernapasan yang tinggi.

2. Partikel Non-asam dan Racun


Logam berat (misal timbal, arsen, dan kadmium) dapat mempengaruhi peredaran
darah, pernapasan, pencernaan, dan sistem saraf pusat hewan. Seringkali organ seperti ginjal,
hati, dan otak yang terkena dampak. Seluruh populasi dapat dipengaruhi kontaminasi logam
seperti dapat menyebabkan perubahan dalam kelahiran, pertumbuhan, dan tingkat kematian.
Keracunan flouride atau fluorosis, menyebabkan kelainan besar tulang dan gigi.
cacing tanah dan invertebrata tanah lainnya juga mengakumulasikan fluoride, diteruskan pada
hewan yang memakannya.
Bahan kimia organik dan sintetik, seperti dioxin dan organoklorin, mempengaruhi
satwa liar. Dioksin terbioakumulasi, atau berada dalam tubuh, terkonsentrasi dalam lemak
tubuh, mereka persisten akan penguraian biologis. Sebuah studi menunjukkan cacing tanah
mengakumulasi dioksin hingga lima kali konsentrasi yang ditemukan dalam tanah, meskipun
dosis ini tidak mematikan bagi cacing. Namun demikian, akumulasi non-mematikan ini bisa
memiliki implikasi ekologis yang kuat karena cacing tanah merupakan sumber utama
makanan bagi sejumlah spesies burung dan mamalia kecil, banyak yang telah menunjukkan
efek karsinogenik, reproduksi, dan immunotoxic setelah terpapar dioxin tingkat rendah.

3. Nitrat dan Sulfat


Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa pengasaman air permukaan dapat
menyebabkan penurunan, dan hilangnya, populasi ikan. Di bawah pH 4,5 ikan tidak mungkin
akan bertahan. Penurunan pH dan aluminium tinggi telah terbukti meningkatkan angka
kematian ikan, menurunkan pertumbuhan ikan, penurunan produksi telur dan kelangsungan
hidup embrio, dan mengakibatkan gangguan fisiologis ikan dewasa. Secara umum, embrio,
dan remaja kurang toleran terhadap asam dibandingkan ikan dewasa. Aluminium dapat
mengendap dalam insang ikan, menghambat difusi dan mengakibatkan stres pernapasan.
Endapan asam mungkin merupakan penyebab penurunan populasi amfibi. Telur dan
larva dari spesies ini bahkan lebih sensitif terhadap perubahan pH dibandingkan dengan
spesies yang lain. Seperti halnya dengan ikan, efek toksik penurunan kadar pH pada amfibi
rumit ketika konsentrasi logam, seperti aluminium, dalam air meningkat, tetapi sebagai aturan
umum, embrio dari spesies amfibi sensitif yang dibunuh oleh air dengan pH 4,5 atau lebih
rendah, sementara embrio dari spesies toleran dapat bertahan hidup hingga pH 3,7.

4. Efek tidak langsung


Fluorida dan logam berat dapat terakumulasi dalam tanah hingga tingkat beracun
untuk invertebrata tanah. Spesies sensitif terhadap logam digantikan oleh spesies yang lebih
toleran terhadap logam. Misalnya, spesies bertubuh lunak seperti cacing tanah dan nematoda
tampaknya lebih mudah dipengaruhi oleh peningkatan konsentrasi logam. Invertebrata
memainkan peran penting dalam menggemburkan tanah hutan. Karena kesehatan cacing
terganggu maka suplai makanan untuk tanaman terganggu dan akibatnya pasokan makanan
hewan herbivora pun ikut terganggu (menurun).
Meskipun burung dan mamalia tidak langsung dipengaruhi oleh pengasaman air,
mereka secara tidak langsung dipengaruhi oleh perubahan dalam kuantitas dan kualitas
sumber daya makanan mereka. Beberapa burung seperti osprey, kesulitan tinggal di sekitar
danau asam karena jumlah ikan jauh lebih sedikit.Banyak spesies invertebrata yang
mengandung kalsium,konsentrasi tinggi seperti moluska dan krustasea, sangat sensitif
terhadap pH dan termasuk yang pertama menghilang selama pengasaman lahan basah.

2.1.2 Pengaruh Terhadap Kesehatan Lingkungan

A. Perubahan Iklim
Dampak perubahan iklim terhadap kesehatan:

 Sarana Prasarana Menjadi Rusak

Perubahan iklim menyebakan terjadinya cuaca ekstrim yang menyebakan terjadinya bencana.
Jika sudah terjadi bencana seperti tanah longsor, badai angin topan dan banjir misalnya, maka
sudah bisa dipastikan akan ada banyak sarana prasarana dan infrastruktur yang rusak. Ini
merupakan sebuah kerugian yang besar akibat dari terjadinya perubahan iklim dibumi ini.

 Merebaknya wabah penyakit


Salah satu dampak perubahan iklim bagi kehidupan dimuka bumi adalah merebakanya wabah
penyakit khususnya untuk penyakit-penyakit pernapasan. Hal ini dikarenakan perubahan
iklim menyebabkan polusi dan pencemaran udara yang akhirnya menurunkan fungsi dari
paru-paru. Tentunya ini sangat mengganggu kehidupan kita di dunia.

 Kekeringan dan kekurangan sumber air


Perubahan iklim berdampak pada terjadinya kekeringan dihampir seluruh wilayah Indonesia.
Bencana kekeringan diperparah dengan penyedotan secara besar-besaran sumber air yang ada
karena kebutuhan manusia yang tinggi akan air. Jika hal ini tidak segera di atasi maka
fenomena kekeringan dan kekurangan air akan semakin parah.

 Bencana alam
Dampak perubahan iklim yang sering terjadi adalah bencana alam seperti meningkatnya
kejadian atau intensitas terjadinya badai. Hal ini bukan hanya merusak infrastruktur yang ada
tetapi juga memakan korban. Perubahan iklim juga mengakibatkan cuaca ekstrim dan turun
hujan deras sehingga seringkali terjadi banjir.

 Harga pangan semakin meningkat


Meningkatnya harga jual pangan sangat menyesakkan karena pangan merupakan kebutuhan
yang harus dipenuhi. Meningkatnya harga pangan disebabkan karena kekeringan dan gagal
panen akibat perubahan iklim.

 Udara semakin tidak sehat


Tingkat pencemaran udara yang semakin tinggi mengakibatkan kualitas udara yang semakin
tidak sehat. Perubahan iklim, global warming, dan pertumbuhan penduduk, semakin
meningkatkan permintaan akan energi. Sedangkan energi dihasilkan dari bahan bakar fosil
yang notabene mengeluarkan emisi berupa karbon dioksida.

Perubahan iklim dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, seperti:

 Meningkatnya korban jiwa akibat bencana alam, seperti, badai, banjir, tanah longsor,
kekeringan, dan kebakaran hutan.
 Kurang tersedianya pasokan air bersih.
 Meningkatnya penyakit pernapasan, jantung, dan alergi akibat buruknya kualitas
udara, misalnya, sebagai akibat seringnya terjadi kebakaran hutan.
 Meningkatnya penyakit gastrointestinal (pencernaan), karena penyakit yang
ditularkan lewat makanan lebih sering terjadi pada iklim yang hangat.
 Meningkatnya kejadian penyakit yang berhubungan dengan suhu yang panas, seperti
kelelahan, stroke, dan mungkin kematian.

B. Pencemaran Lingkungan
pencemaran lingkungan dapat terjadi manakala bahan pencemar yang mengotori
lingkungan telah melebihi ambang batas dan berpengaruh terhadap lingkungan dan
kehidupan manusia.
Dampak yang terjadi akibat polusi bagi kehidupan manusia dan lingkungan misalnya :
 Polusi udara terkait dengan keberadaan partikel atau zat di udara atau larutnya bahan
kimia di udara lalu dihirup oleh manusia sehingga dapat mengganggu kesehatan.
Misalnya gas karbondioksida, karbonmonoksida yang merupakan buangan dari sisa
pembakaran pada mesin atau kendaraan bermotor.
 Polusi air yang dapat dikenali lewat bau, rasa dan warnanya jika dibandingkan dengan
air bersih yang layak diminum. Polusi air biasanya disebabkan oleh berbagai jenis
pencemar yang berasal dari sisa limbah industri, sampah organis maupun anorganik.
Limbah industri dan rumah tangga terjadi pada pemukiman yang berada di sekitar
daerah aliran sungai. Limbah ini bisa berupa detergen, logam – logam berat atau
senyawa air raksa.
 Pada lingkungan pertanian limbah dapat berasal dari bahan pembuat pupuk yang
selanjutnya terjadi penimbunan yang melebihi daya dukung air sehingga tumbuhan
dan binatang air tak mampu bertahan hidup lebih lama.
 Polusi pada tanah disebabkan oleh berbagai macam sebab, diantaranya sampah
plastik, kaca, karet sitesis serta detergen yang secara alami sulit diurai dalam air akan
terserap oleh tanah sehingga mengotori lingkungan tempat tinggal. Dan masih banyak
lagi pengaruh – pengaruh negatif yang ditimbulkan akibat polusi bagi kehidupan
manusia dan keseimbangan lingkungan.

BAB III
UPAYA YANG DILAKUKAN

3.1 Upaya mengatasi perubahan iklim

 Upaya mitigasi merupakan upaya yang dilakukan untuk mengurangi perluasan perubahan
iklim dan dapat dilakukan dengan cara:
 Mengurangi penggunaan energi Fosil (fosil fuel)
 Reboisasi (penghijauan)
 Melaksanakan Reduce, Reuse, dan Recycle
 Memperluas ruang terbuka hijau atau membuat hutan kota
 Mematikan/menghemat alat listrik/elektronik
 Selain upaya mitigasi, perlu juga dilakukan upaya adaptasi dengan keadaan iklim yang
telah berubah seperti ini, diantaranya adalah dengan melakukan hal-hal seperti:
 Mengantisipasi efek perubahan iklim
 Meningkatkan kesadaran lingkungan masyarakat (pendidikan formal & nonformal)
 Membangun sistem peringatan dini untuk mengantisipasi terjadinya bencana
(Banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, kelaparan, konflik sosial, rawan
pangan, kebakaran, tanah longsor, dan sebagainya)

3.2 Upaya Mengatasi Pencemaran Lingkungan

Penanganan Pencemaran Lingkungan


Ø Remediasi :
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada
dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih
mudah, terdiri dari pembersihan,venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke
daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar.
Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih
dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak
yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh
lebih mahal dan rumit.

Ø Bioremediasi :
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbondioksida dan air).
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

 Bahwa pencemaran lingkungan terjadi karena ulah manusia itu sendiri yang tidak dapat
mengolah dan memanfaatkan lingkungan dengan baik. Pencemaran lingkungan dibagi ke
dalam tiga bagian yaitu ; (1) Pencemaran Udara, (2) Pencemaran Air, dan (3)
Penmcemaran Tanah.
 Dampak pencemaran lingkungan khususnya bagi kesehatan manusia yaitu akan
berdampak pada tingkat kekebalan tubuh. Semakin banyak pencemaran yang dilakukan,
maka kekebalan tubuh manusia yang berada di sekitar daerah pencemaran akan menurun
sehingga tidak jarang manusia saat ini sering terkena penyakit seperti penyakit kulit,
penyakit kanker, dll.
 Cara penanganan pencemaran lingkungan dilakukan dengan Remediasi dan
bioremediasi, yaitu membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Untuk pencemaran
udara yaitu mengurangi kendaraan-kendaraan yang cenderung menggunakan bahan
bakar yang dapat menyebabkan polusi udara.

4.2 Saran

Sekiranya pencemaran lingkungan ini adalah masalah kita bersama, untuk itu selaku insan
manusia yang bertanggung jawab dan memegang teguh konsep keseimbangan alam, maka
sudah sepantasnya kita menjaga dan merawat lingkungan, mulai dari lingkungan tempat
tinggal kita sehingga nantinya akan tercipta lingkungan yang sehat.
Demikianlah makalah ini kami susun dengan baik. Semoga dapat bermanfaat bagi teman-
teman. Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, maka kami mengharapkan
saran dan kritik yang senantiasa bersifat membangun demi menyempurnakan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai