OLEH :
1.2. Tujuan
1. Mendapatkan baseline performance ternak domba.
2. Membandingkan alternatif produksi.
3. Menentukan tujuan manajemen ternak.
4. Peningkatan genetik ternak.
2
1.3. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menentukan ternak tersebut memiliki performa yang baik
ataupun buruk?
2. Bagaimana cara memperbaiki performa ternak?
1.4. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui baseline performance ternak domba.
2. Mahasiswa dapat membandingkan alternatif produksi.
3. Mahasiswa dapat menentukan dengan tepat tujuan manajemen ternak.
4. Mahasiswa dapat memperbaiki performa ternak dengan cara peningkatan
genetik ternak.
3
II. PENCATATAN
2.1. Pencatatan 1
Contoh Recording Domba ekor gemuk.
Tag Kelamin Tanggal Bobot Tanggal Bobot
Lahir Lahir Sapih Sapih
(Kg) (Kg)
11 Jantan 6/1/2017 9.0 6/6/2017 69.1
12 Jantan 21/3/2017 8.7 24/8/2017 55.6
13 Betina 17/4/2017 8.3 14/9/2017 40.2
14 Jantan 1/5/2017 9.2 3/10/2017 68.5
15 Betina 13/5/2017 8.1 14/10/2017 42.0
21 Betina 26/5/2017 8.5 26/10/2017 33.9
22 Jantan 2/6/2017 8.8 3/11/2017 68.7
2.2. Pencatatan 2
Contoh Recording Domba ekor gemuk.
Tag Jenis Tanggal Tanggal Bobot Jenis Tanggal Bobot Pertambahan
Kelamin Lahir Timbang Awal Pakan Timbang 2 Akhir Bobot (Kg)
1 (Kg) (Kg)
26 Jantan 5/9/2016 7/2/2017 68.7 Pakan 22/10/2017 80.1 11.4
1
33 Jantan 8/9/2016 7/2/2017 69.2 Pakan 22/10/2017 75.4 6.2
2
41 Betina 17/10/2016 7/2/2017 44.3 Pakan 22/10/2017 55.6 11.3
1
47 Betina 21/10/2016 7/2/2017 45.1 Pakan 22/10/2017 53.8 8.7
2
4
2.3 Pencatatan 3
jumlah induk domba ekor gemuk berdasarkan kemampuan beranak
Kemampuan Beranak Jumlah induk (ekor) Prosentase (%)
Single 31 50,82
Twin 22 36,07
Triplet 8 13,11
Keterangan: jumlah induk total 61 ekor
5
III. PEMBAHASAN
6
digunakan untuk mengetahui silsilah ternak sehingga sangat bermanfaat untuk
melakukan analisis komponen ragam dan menduga nilai pemuliaan ternak.
Data yang penulis peroleh merupakan data recording domba ekor gemuk
yang memiliki bentuk data yang berbeda. Perbedaan bentuk data ini tentunya
memiliki maksud dan tujuannya tersendiri. Data recording (pencatatan 1) memiliki
tujuan agar peternak dapat mengetahui performa pertumbuhan dan perkembangan
domba ekor gemuk dengan cara melihat pertambahan bobot badan pada saat lahir
hingga masa sapih. Data recording (pencatatan 2) memiliki tujuan untuk
mengetahui performa penambahan bobot badan dengan memberikan perlakuan
yang berbeda yakni dengan cara pemberian pakan yaitu pakan 1 dan pakan 2.
Recording (pencatatan 1) dapat diketahui bahwa domba jantan tag 352 dan
domba betina tag 434 memiliki penambahan bobot badan yakni masing-masing
55.6 kg dan 33.9 kg yang mana lebih rendah dibandingkan dengan penambahan
bobot badan domba yang lain. Hal ini menunjukan domba jantan tag 352 dan domba
betina 434 memiliki performa pertumbuhan yang buruk. Pari (2018) menjelaskan
bahwa pencatatan ukuran tubuh termasuk penimbangan jika dilakukan dengan baik
dan benar maka akan dapat digunakan untuk peningkatan produktivitas setiap
individu ternak pada generasi berikutnya melalui perbaikan genetik yang berlaku
secara permanen karena perbaikan yang dilakukan pada sifat produksi tersebut akan
dapat diwariskan kepada keturunannya. Metode lain sebelum melalui perbaikan
genetik yakni dengan cara memeriksa terlebih dahulu apakah domba tersebut sakit
atau tidak, jika sakit maka pemberian obat serta nutrisi kepada domba tersebut
sangat penting agar domba tersebut memiliki performa yang baik. Pilihan paling
akhir jika memang tidak ada jalan keluar yakni dengan cara mengafkirkan domba-
domba yang memiliki performa buruk. Hal ini menunjukan bahwa dengan cara
recording peternak bisa memilih alternatif mana yang paling baik untuk
memperbaiki performa ternak.
Data recording (pencatatan 2) menunjukan bahwa domba yang diberi jenis
pakan 2 (domba jantan tag 233 dan domba betina 247) memiliki penambahan bobot
badan yang lebih sedikit (6.2 kg dan 8.7 kg) dengan penambahan bobot badan pada
domba yang diberi jenis pakan 1. Hal ini menjadikan bahan pertimbangan bagi
7
peternak untuk memilih pakan mana yang memiliki pengaruh penambahan bobot
badan yang baik bagi domba. Hal ini sesuai dengan pendapat Susilorini (2007) yang
menyatakan bahwa recording dalam suatu usaha peternakan pada saatnya
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian tata laksana yang telah
dilakukan, penyusunan rencana jangka panjang, dan pengambilan keputusan sehari-
hari pada peternakan tersebut. Contoh keputusan tersebut antara lain yakni memilih
indukan mana yang baik serta memilih pakan mana yang memiliki kualitas untuk
meningkatkan performa ternak sesuai dengan tujuannya masing-masing. Pakan 1
merupakan pakan yang dianggap baik bagi domba karena domba yang telah diberi
pakan 1 menunjukan penambahan bobot badan yang lebih tinggi dibandingan
dengan domba yang diberikan pakan 2.
Tabel 3 mengindikasikan bahwa induk yang mampu beranak tunggal
(single) adalah yang terbanyak dari jumlah sampel yang diambil, namun sebenarnya
induk DEG yang mampu beranak twin (2 ekor) dan triplet (3 ekor) lebih dari jumlah
tersebut, recording ini sebagai acuan untuk nantinya memilih indukan domba yang
produksi cempe domba ekor gemuk lebih dari dari satu. Hal ini sesuai dengan
pendapat Hernawan (2003) yang menyatakan bahwa pada sifat domba yang mampu
melahirkan lebih dari 2 ekor, akan diikuti dengan angka kematian yang tinggi,
sehingga pada akhirnya mengakibatkan rendahnya effisiensi reproduksi. Dugaan
kuat, telah terjadi persaingan antar anak dalam pengambilan zat makanan sejak awal
kebuntingan, sementara induk tidak mempunyai persiapan yang memadai.
8
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Recording sangat penting bagi peternak untuk mengetahui baseline
performance ternak. Data recording (pencatatan 1) pada domba tag 301, 381,
411, 417, dan 477 memiliki performa yang baik dalam pertumbuhan dan
perkembangan.
2. Perbaikan mutu genetik merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
performa ternak pada keturunan berikutnya.
3. Recording digunakan untuk menentukan langkah-langkah peternak dalam
mengambil sebuah keputusan. Salah satu contohnya yakni pemberian pakan
pada ternak. Pakan 1 terbukti memiliki kualitas yang lebih unggul daripada
pakan 2.
4. Data recording ke 3 walaupun tidak lengkap data individualnya tetapi dapat jadi
acuan untuk proses pemilihan induk yang baik agar memiliki anakan atau cempe
lebih dari 1.
4.2. Saran
1. Sebaiknya peternak melakukan recording dengan objektif dan cermat agar data
yang diperoleh lebih akurat.
2. Sebaiknya peternak menggunakan data recording yang sesuai dengan
tujuannya. Misalkan untuk melihat performa penambahan bobot badan ataupun
untuk melihat indukan yang berkualitas.
9
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, L. 2007. “Modal Rekording dan Pengolahan Data untuk Program Seleksi
Sapi Bali”. Sains Peternakan. Vol 5(2):39-46.
10