Anda di halaman 1dari 17

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kontinjensi

Menurut Kieso, Weygandt dan Warfield, Kontinjensi

(contingencies) adalah “suatu kondisi, situasi, atau serangkaian situasi

yang ada yang melibatkan ketidakpastian mengenai keuntungan dalam

(keuntungan kontinjensi) atau kerugian (kerugian kontinjensi) untuk

perusahaan yang pada akhirnya akan diketahui ketika satu atau lebih

kejadian di masa depan terjadi atau tidak terjadi.” Jadi kontinjensi adalah

suatu keadaan yang masih diliputi oleh ketidakpastian mengenai

kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu perusahaan yang baru

akan terselesaikan dengen terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih

peristiwa di masa yanga akan datang.

B. Keuntungan dan kerugian Kontinjensi

Menurut Kieso, Weygandt dan Warfield Keuntungan kontinjensi

(gain contingencies) adalah klaim atau hak untuk menerima aktiva (atau

memiliki kewajiban yang menurun) yang keberadaannya tidak pasti tetapi

pada akhirnya mungkin akan menjadi sah. Kemudian menurut PSAK No.

57 halaman 3 menyatakan bahwa aktiva kontinjensi adalah aktiva

potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi

pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada

masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali perusahaan.

Jenis keuntungan kontinjensi yang khas adalah:

5
6

1. Penerimaan yang mungkin atas uang dari hadiah, sumbangan, bonus,

dan lain sebagainya.

2. Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan

pajak.

3. Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkin menguntungkan.

4. Kerugian pajak yang dikompensasi ke depan.

Dengan mempertimbangkan kebijakan konservatif maka

keuntungan kontinjensi ini tidak akan dicatat dalam laporan keuangan. Hal

tersebut akan diungkapkan dalam catatan jika probabilitasnya tinggi

bahwa suatu keuntungan kontinjensi akan menjadi kenyataan.

Selanjutnya menurut Kieso, Weygandt dan Warfiend Kerugian

kontinjensi (loss contingencies) melibatkan kemungkinan terjadinya

kerugian. Kewajiban yang terjadi sebagai akibat dari kerugian kontinjensi

menurut definisinya disebut sebagai kewajiban kontinjensi. Jadi kerugian

kontinjensi ini menimbulkan kewajiban kontinjensi.

Apabila terdapat kerugian kontinjensi, maka kemungkinan bahwa

kejadian di masa depan akan menguatkan terjadinya kewajiban dapat

berkisar dari sangat mungkin hingga kurang mungkin. FASB

menggunakan istilah istilah kemungkinan besar (probable), cukup

mungkin (reasonable possible), dan kemungkinan kecil (remote) untuk

mengidentifikasi tiga daerah dalam kisaran tersebut dan menetapkan

artinya sebagai berikut:

Kemungkinan besar (probable). Kejadian masa depan sangat


mungkin terjadi.
7

Cukup mungkin (reasonable possible). Peluang kejadian masa


depan terjadi lebih besar dari pada kemungkinan kecil tetapi lebih
kecil dari mungkin.
Kemungkinan kecil (remote). Peluang kejadian masa depan
terjadi sangat kecil.

Suatu estimasi kerugian dari kerugian kontinjensi harus di

akrualkan dengan membebankannya ke beban dan kewajiban dicatat hanya

jika kondisi berikut di penuhi:

1. Informasi yang tersedia sebelum penerbitan laporan keuangan

menunjukkan bahwa kemungkinan besar suatu kewajiban telah

terjadi pada tanggal laporan keuangan.

2. Jumlah kerugian dapat diestimasi secara layak.

C. Kewajiban Kontinjensi

Menurut PSAK No. 57 halaman 3 menyatakan kewajiban

Kontinjensi adalah:

(a) kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan

keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu

peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada

dalam kendali perusahaan; atau

(b) kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi

tidak diakui karena:

(i) tidak terdapat kemungkinan besar (not probable) perusahaan

mengeluarkan sumber daya yang mengandung manfaat ekonomis

(selanjutnya disebut sebagai “sumber daya”) untuk menyelesaikan

kewajibannya; atau
8

(ii) jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.

Menurut Kieso, Weygandt dan Warfiend Kewajiban kontijen

(contigent liabilities) yaitu bergantung pada terjadinya atau tidak

terjadinya satu atau lebih kejadian di masa depan untuk mengkonfirmasi

jumlah hutang, pihak yang dibayar, tanggal pembayaran, atau

keberadaanya.

Jadi kewajiban kontinjensi adalah kewajiban potensial yang

mungkin timbul di masa mendatang tergantung pada hasil peristiwa masa

lalu karena hal-hal yang tidak dapat dipastikan. Kewajban ini tidak dapat

di cantumkan dalam neraca, namun kerap muncul sebagai catatan atas

laporan keuangan.

Dengan hal ini, maka akan timbul adanya kewajiban diestimasi.

Menurut PSAK No. 57 halaman 3 menyatakan Kewajiban diestamasi

adalah kewajiban yang waktu dan jumlahnya belum pasti.

Hubungan antara kewajiban diestimasi dan kewajiban kontinjensi

Secara umum semua kewajiban diestimasi bersifat kontinjensi

karena tidak pasti dalam jumlah atau waktu. Tetapi dalam pernyataan ini

istilah kontinjensi digunakan untuk kewajiban dan aktiva yang tidak diakui

karena keberadaannya baru dapat dipastikan dengan terjadi atau tidak

terjadinya satu peristiwa atau lebih yang tidak pasti pada masa akan datang

dan tidak sepenuhnya berada dalam kendali perusahaan.


9

D. Contoh Kewajiban Kontinjensi

1. Biaya Garansi dan Jaminan

Jaminan (garansi produk) adalah janji yang dibuat oleh penjual

kepada pembeli untuk memperbaiki definisi kuantitas, kualitas, atau

kinerja suatu produk. Jaminan ini umumnya digunakan oleh manufaktur

sebagai teknik promosi penjualan. Jaminan dan garansi memerlukan biaya

masa depan, yang sering kali merupakan biaya tambahan yang signifikan,

yang terkadang disebut “biaya sesudah” atau “biaya purna jual”.

Walaupun biaya masa depan bersifat tidak pasti dalam hal jumlah, tanggal

terjadinya, dan bahkan pelanggannya, namun kewajiban adalah mungkin

dalam banyak kasus dan harus diakui dalam akun jika dapat diestimasi

secara layak. Jumlah kewajiban merupakan estimasi dari semua biaya

yang akan dikeluarkan setelah penjualan serta pengirimian dan terjadi

untuk memperbaiki kerusakan atau definisi yang diwajibkan menurut

ketentuan jaminan. Perusahaan menggunakan dua metode dasar akuntansi

untuk biaya jaminan: (a) metode dasar kas dan (b) metode akrual.

a. Dasar Kas

Menurut metode dasar kas (cash basis method), biaya jaminan

dicatat sebagai beban pada saat dikeluarkan. Dengan kata lain, biaya

jaminan dibebankan ke periode di mana penjual atau produsen

menepati jaminan itu. Tidak ada kewajiban yang dicatat untuk biaya

masa depan yang berasal dari jaminan, dan periode saat penjualan.

Penggunaan metode ini, yang merupakan satu-satunya metode yang diakui


10

untuk tujuan pajak penghasilan. Metode dasar kas diwajibkan apabila

kewajiban jaminan tidak diakrualakan pada tahun penjualan karena :

1) Tidak mungkin bahwa kewajiban telah terjadi, atau

2) Jumlah kewajiban tidak dapat diestimasi dengan layak.

b. Dasar Akrual

Jika mungkin bahwa pelanggan akan mengajukan klaim menurut

jaminan yang berhubungan dengan barang atau jasa yang telah dijual dan

estimasi yang layak atas biaya yang terlibat dapat dibuat, maka metode

akrual harus digunakan. Menurut metode akrual (accrual method), biaya

jaminan dibebankan ke beban operasi pada tahun penjualan. Ini

merupakan metode yang diterima umum dan harus digunankan apabila

jaminan merupakan bagian integral dan tidak dapat dipisahkan dari

penjualan serta dipandang sebagai kerugian kontinjensi.

Contoh Pendekatan Jaminan Beban. Untuk mengilustrasikan jaminan

beban, asumsikan bahwa Denson Machinery Company memulai

produksinya pada mesin baru dalam bulan juli 2006, dan menjual 100 unit

masing-masing seharga $5.000 pada akhir tahun. Denson telah

mengestimasi, dari pengalaman masa lalu dengan mesin sejenis, bahwa

biaya jaminan rata-rata mungkin sebesar $200 per unit. Lebih lanjut,

sebagai akibat dari penggantian komponen dan servis yang diberikan

sesuai jaminan mesin perusahaan mengeluarkan biaya garansi sebesar

$4.000 pada tahun 2006 dan $16.000 pada tahun 2007.


11

1) Penjualan 100 mesin masing-masing seharga $5.000, selama bulan juli

hingga Desember 2006:

Kas atau Piutang Usaha 500.000

Penjualan 500.000

2) Pengakuan beban jaminan, bulan Juli hingga Desember 2006:

Beban Jaminan 4.000

Kas, Persediaan, Gaji Akrual 4.000

(Biaya jaminan yang terjadi)

Beban Jaminan 16.000

Estimasi Kewajiban menurut Jaminan 16.000

(untuk mengakrualkan estimasi biaya jaminan)

Neraca per 31 Desember 2006 akan melaporkan “Estimasi

Kewajiban menurut Jaminan” sebagai kewajiban lancar sebesar $20.000.

3) Pengakuan biaya jaminan yang dikeluarkan pada tahun 2007 (atas

penjualan mesin tahun 2006):

Estimasi kewajiban menurut jaminan 16.000

Kas, Persediaan, atau Gaji Akrual 16.000

(biaya garansi yang dikeluarkan)

Jika metode dasar kas diterapkan oleh Denson Machinery

Company, maka jumlah $4.000 akan dicatat sebagai beban jaminan pada

tahun 2006 dan $16.000 sebagai beban jaminan pada tahun 2007 dengan

semua harga jual dicatat sebagai pendapatan pada tahun 2006.


12

Pendekatan Jaminan Penjualan. Jaminan kadang-kadang di jual

secara terpisah dari produk. Sebagai contoh, ketika anda membeli sebuah

pesawat televise atau DVP player, anda akan berhak atas jaminan

produsen. Anda juga akan ditawarkan perpanjangan jaminan dengan biaya

tambahan.

Perusahaan biasanya menangguhkan pendapatan atas penjualan

jaminan yang diperpanjang dan biasanya dilakukan atas dasar garis lurus

selama umur kontrak. Pendapatan itu ditangguhkan karena penjualan

jaminan memiliki kewajiban untuk melakukan servis selama umur

kontrak. Biaya seperti gaji karyawan,iklan, dan beban administrasi serta

umum yang akan dikeluarkan meskipun tidak ada kontrak yang dijual

harus dicatat sebagai beban ketika dikeluarkan.

Untuk mengilustrasikannya, asumsikan bahwa anda baru saja

membeli mobil baru dari Hanlin Auto seharga $20.000. Selain jaminan

yang biasa atas mobil itu (semua reparasi akan dibayar oleh produsen

untuk 36.000mil pertama atau 3 tahun, mana yang muncul lebih dahulu),

anda juga membeli jaminan yang diperpanjang dengan biaya $600 yang

melindungi anda selama 3 tahun tambahan atau 36.000 mil. Hanlin Auto

mencatat penjualan mobil (dengan jaminan biasa) dan penjualan jaminan

yang diperpanjang pada tanggal 2 januari 2006 sebagai berikut :

Kas 20.600

Penjualan 20.000
13

Pendapatan garansi 600

Ayat jurnal untuk mengakui pendapatan pada akhir tahun keempat

(dengan menggunakan amortisasi garis lurus) adalah sebagai berikut :

Pendapatan garansi diterima di muka 200

Pendapatan garansi 200

2. Premi dan Kupon

Sejumlah perusahaan menawarkan premi (baik atas dasar terbatas

maupun berkelanjutan) kepada pelanggan sebagai pengganti tutup kotak,

sertifikat, kupon, label.

Perusahaan menawarkan premi, menawarkan kupon, dan rabat ini

diadakan untuk menstimulasi penjualan, dan biayanya harus dicatat

sebagai beban pada periode penjualan yang memperoleh manfaat dari

rencana premi itu. Periode yang memperoleh manfaat tidak perlu pada

periode dimana perusahaan menawarkan premi. Pada akhir periode

akuntansi, banyak dari premi yang ditawarkan ini masih terus berlaku dan,

jika diberikan pada periode selanjutnya harus ditebus.

Contoh berikut mengilustrasikan perlakuan akuntansi untuk

penawaran premi. Fluffy Cakemix Company menawarkan pelanggan nya

mangkuk pencampur besar yang anti pecah sebagai penukaran atas 25 sen

dan 10 tutup kotak. Mangkuk pencampur itu berharga pokok 75 sen, dan

perusahaan mengestimasi bahwa 60% dari tutup kotak akan ditebus.

Penawaran premi ini dimulai pada bulan juni 2007 dan menghasilkan

transaksi serta ayat jurnal berikut Fluffy Cakemix Company.


14

Untuk mencatat pembelian 20.000 mangkuk pencampur masing-

masing seharga 75 sen:

Persediaan premi mangkuk pencampur 15.000

Kas 15.000

Untuk mencatat penjualan 300.000 kotak campuran kue masing-

masing seharga $80 sen:

Kas 240.000

Penjualan 240.000

Untuk mencatat penembusan aktual dari 60.000 tutup kotak,

penerimaan sebesar 25 sen per 10 tutup kotak, dan pengiriman mangkuk

pencampur:

Kas [(60.000/10) × $0,25] 1.500

Beban premi 3.000

Persediaan premi mangkuk pencampur 4.500

[perhitungan: (60.000/10 × $0.75 = $4.500]

Untuk mencatat ayat jurnal penyesuaian akhir periode atas estimasi

kewajiban untuk penawaran premi yang berlaku:

Beban premi 6.000

Estimasi kewajiban untuk premi 6.000

Perhitungan:

Total tutup kotak yang dijual dalam tahun 2007 300.000

Total estimasi penebusan (60%) 180.000


15

Tutup kotak yang ditebus dalam tahun 2007 60.000

Estimasi penebusan masa depan 120.000

Biaya estimasi klaim yang beredar

(120.000/10) × ($0,75 - $0,25) = $6.000

E. Pengakuan, Pengukuran dan Pengungkapan Kewajiban Kontinjensi

1. Pengakuan

Perusahaan tidak diperkenankan mengakui kewajiban kontinjensi.

Kewajiban kontinjensi dapat berkembang ke arah yang tidak dapat

diperkirakan semula. Oleh karena itu, kewajiban kontinjensi harus terus

menerus di kaji ulang apakah tingkat kemungkinan arus keluar sumber

daya bertambah sehingga menjadi kemungkinan besar (probable). Jika

timbul kemungkinan besar bahwa di perlukan arus keluar sumber daya

untuk menyelesaikan suatu unsur yang sebelumnya di klasifikasikan

sebagai kewajiban kontinjensi, maka perusahaan mengakui kewajiban

diestimasi dalam laporan keuangan pada periode saat perubahan menjadi

kemungkinan besar tersebut terjadi (kecuali dalam keadaan yang sangat

jarang), yaitu ketika estimasi yang andal tidak dapat dibuat.

Kewajiban diestimasi ini harus diakui apabila ketiga kondisi

berikut dipenuhi:

a. Perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun

bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu.

b. Kemungkinan (probable) pernyelesaian kewajiban tersebut

mengakibatkan arus keluar sumber daya; dan


16

c. Estimasi yang andal mengenai kewajiban jumlah tersebut dapat dibuat.

2. Pengukuran

Untuk mengukur kewajiban diestimasi harus memperhatikan hal

berikut ini:

a. Estimasi Terbaik

Jumlah yang diakui sebagai kewajiban diestimasi adalah hasil

estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan

kewajiban kini pada tanggal neraca. Estimasi terbaik dapat dinilai

dengan cara :

1) Jika kewajiban diestimasi yang sedang di ukur menyangkut

populasi yang terdiri dari sejumlah besar unsur, kewajiban

ditentukan dengan menimbang berbagai kemungkinan hasil

berdasarkan probabilitas terkait. Metode estimasi statistik ini

dikenal sebagai “metode nilai yang diharapkan” (Expected Value).

Contoh :

Perusahaan menjual produk dengan memberikan

garansi/jaminan kepada pelanggan untuk menanggung biaya

perbaikan cacat pabrikasi yang ditemukan dalam jangka waktu

enam bulan setelah penjualan. Jika kerusakan yang terdeteksi dari

seluruh produk yang terjual digolongkan cacat ringan, biaya

perbaikannya 1 miliar rupiah. Sementara itu, jika kerusakan yang

terdeteksi dari seluruh produk terjual digolongkan cacat berat,

biaya perbaikannya 4 miliar rupiah. Pengalaman perusahaan di


17

masa lalu dan ekspektasi masadatang memberikan indikasi bahwa

dalam tahun mend atang75% dari produk terjual tidak mengandung

cacat, 20% dari produk terjual mengandung cacat ringan dan 5%

dari produk yang terjual mengandung cacat berat. Sesuai dengan

paragraf 25, perusahaan menentukan probabilitas atau

kemungkinan arus keluar sumber daya untuk pemenuhan

kewajiban garansi secara keseluruhan.

Nilai yang diharapkan untuk biaya perbaikan adalah:

(75% x 0 rupiah)+ (20% x 1 miliar rupiah)+(5% x 4 miliar rupiah)

= 400 juta rupiah.

2) Jika kewajiban yang diukur hanya satu, kemungkinan hasil yang

probabilitasnya paling tinggi merupakan estimasi terbaik dari utang

tersebut. Namun, dalam kasus demikian, perusahaan harus

mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan hasil lainnya. Jika

kemungkinan-kemungkinan hasil lain mengandung probabilitas

yang sebagian besar lebih tinggi atau sebagian besar lebih rendah

jika dibandingkan dengan kemungkinan hasil yang probabilitasnya

paling tinggi, maka yang dianggap estimasi terbaik adalah

suatunilai yang lebih tinggi atau yang lebih rendah dibandingkan

kemungkinan hasil yang probabilitasnya paling tinggi tersebut.

Contoh :

Perusahaan harus memperbaiki kerusakan serius dalam

konstruksi pabrik yang dibangun bagi seorang pelanggannya.


18

Untuk memperbaiki kerusakan tersebut terdapat beberapa

kemungkinan usaha dan besarnya biaya yang harus dikeluarkan

secara individual dengan rincian sebagai berikut :

Kemungkinan Hasil Biaya Probabilitas


I Rp 4.000.000.000, 00 40%

Kemungkinan Hasil Lain:


II Rp 1.000.000.000,00 20%
III Rp 2.000.000.000,00 20%
IV Rp 3.000.000.000,00 20%

Dalam kasus ini, satu kemungkinan hasil yang probabilitasnya

paling tinggi adalah perbaikan dengan biaya sebesar Rp4 miliar.

Meskipun demikian, seluruh kemungkinan hasil lainnya

menunjukkan perbaikan dengan biaya lebih rendah dari Rp. 4

miliar.Oleh karena itu, estimasi terbaik biaya perbaikan tersebut

adalah lebih rendahdariRp.4miliar. Bila digunakan metode nilai

ekspektasi, nilai kewajiban diestimasi adalah Rp. 2,8miliar {(40%

x 4 miliar rupiah)+(20% x 1 miliar rupiah)+ (20%x 2 miliar

rupiah)+(20% 3 miliar rupiah)}.

Sebaliknya, jika untuk memperbaiki kerusakan tersebut terdapat

beberapa kemungkinan usaha dan besarnya biaya yang harus

dikeluarkan secara individual dengan rincian sebagai berikut :

Kemungkinan Hasil Biaya Probabilitas


I Rp 1 000.000. 000 00 40%
19

Kemungkinan Hasil Lain:


II Rp 2.000.000.000,00 20%
III Rp 3.000.000.000,00 20%
IV Rp 4.000.000.000,00 20%

Dalam kasus ini, satu kemungkinan hasil yang probabilitasnya

paling tinggi adalah perbaikan dengan biaya sebesar Rpl miliar.

Meskipun demikian, seluruh kemungkinan hasil lainnya

menunjukkan perbaikan dengan biaya lebih tinggi dari Rp.1

miliar.Oleh karena itu, estimasi terbaik biaya perbaikan tersebut

adalah lebih tinggi dari Rp. l miliar. Bila digunakan metode nilai

ekspektasi, nilai kewajiban diestimasiadalah Rp2,2 miliar {(40% x

1 miliar rupiah) + (20% x 2 miliar rupiah) +(20% x 3miliar rupiah)

+ (20% x 4 miliar rupiah)).

b. Risiko dan Ketidakpastian

Dalam menentukan estimasi terbaik suatu kewajiban diestimasi,

perusahaan harus mempertimbangkan berbagai risiko dan

ketidakpastian yang selalu mempengaruhi berbagai peristiwa dan

keadaan.

c. Nilai Kini

Jika dampak nilai waktu uang cukup material, jumlah kewajiban

diestimasi adalah nilai kinl dari perkiraan pengeluaran yang

diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban.

d. Peristiwa Masa Datang

Peristiwa masa datang yang dapat mempengaruhi jumlah yang

diperlukan untuk menyelesaikan suatu kewajiban harus tercermin


20

dalam jumlah kewajiban diestimasiapabila ada bukti objektif bah wa

peristiwa itu akan terjadi.

3. Pengungkapan

Untuk setiap jenis kewajiban diestimasi, perusahaan harus

mengungkapkan :

(a) nilai tercatat pada awal dan akhir periode;

(b) kewajiban diestimasi tambahan yang dibuat dalam periode

bersangkutan, termasuk peningkatan jumlah pada kewajiban diestimasi

yang ada;

(c) jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi dan dibebankan

pada kewajiban diestimasi selama periode bersangkutan;

(d) jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan selama periode

bersangkutan; dan

(e) peningkatan, selama periode yang bersangkutan, dalam nilai kini

yang timbul karenaberlalunyawaktu dan dampak dad setiap perubahan

tingkat diskonto.

Untuk setiap jenis kewajiban diestimasi, perusahaan harus

mengungkapkan pula :

(a) uraian singkat mengenai karakteristik kewajiban dan perkiraan saat

arus keluar sumber daya terjadi;

(b) indikasi mengenai ketidakpastian saat atau jumlah arus keluar tersebut

jika diperlukan dalam rangka menyediakan informasi yang memadai,


21

perusahaan harus mengungkapkan asumsi utama yang mendasari perkiraan

peristiwa masa datang; dan

(c) jumlah estimasi penggantian yang akan diterima dengan menyebutkan

jumlah aktiva yang telah diakui untuk estimasi penggantian tersebut.

Perusahaan harus mengungkapkan, untuk setiap jenis kewajiban

kontinjensi pada tanggalneraca, uraian ringkas mengenai karakteristik

kewajiban kontinjensi dan apabila praktis:

(a) estimasi dari dampak finansialnya yang diukur sesuai dengan

ketentuan.

(b) indikasi tentang ketidakpastian yang terkait dengan jumlah atau waktu

arus keluar sumber daya;dan

(c) kemungkinan penggantian oleh pihak ketiga.Pengungkapan di atas

tidak perlu dilakukan apabila kecil kemungkinan terjadi arus keluar

sumber daya dalam penyelesaian kewajiban.

Anda mungkin juga menyukai