Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAULUAN

1.1 Tujuan percobaan

Tujuan dari percobaan adalah :

1. Mengamati dan memahami peristiwa resonansi dari gelombang suara


2. Menentukan kecepatan merambat gelombang suara di udara
3. Menentukan frekuensi dari suatu garputala

1.2 Dasar Teori

 Resonansi Bunyi

Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain yang
bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat dari frekuensi itu.
Resonansi sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, resonansi bunyi pada
kolom udara dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan bunyi. Berdasarkan hal tersebut, maka
dapat dibuat berbagai macam alat musik. Alat musik pada umumnya dibuat berlubang agar
terjadi resonansi udara sehingga suara alat musik tersebut menjadi nyaring. Contoh alat musik itu
antara lain: seruling, kendang, beduk, ketipung dan sebagainya.

Untuk mengetahui proses resonansi, kita tinjau dua garputala yang saling beresonansi
seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Dua garputala yang saling beresonansi


Jika garputala dipukul, garputala tersebut akan bergetar. Frekuensi bunyi yang dihasilkan
bergantung pada bentuk, besar, dan bahan garputala tersebut.

 Resonasi pada Kolom Udara

Apabila pada kolom udara yang terletak di atas permukaan air digetarkan sebuah
garputala, molekul-molekul di dalam udara tersebut akan bergetar. Perhatikan Gambar 1.2.

Gambar 1.2. Sebuah kolom udara di atas permukaan

air digetarkan oleh sebuah garputala

Syarat terjadinya reronansi, yaitu:

(a) pada permukaan air harus terbentuk simpul gelombang


(b) pada ujung tabung bagian atas merupakan perut gelombang.

Peristiwa resonansi terjadi sesuai dengan getaran udara pada pipa organa tertutup. Jadi, resonansi
petama akan terjadi jika panjang kolom udara di atas air ¼ λ, resonansi ke dua ¾ λ, resonansi ke
tiga 5/4 λ, dan seterusnya.

Kolom udara pada percobaan penentuan resonansi di atas berfungsi sebagai tabung resonator.
Peristiwa resonansi ini dapat dipakai untuk mengukur kecepatan perambatan bunyi di udara.
Agar dapat terjadi resonansi, panjang kolom udaranya adalah l = (2n-1)¼λ dengan n = 1, 2, 3, . .
.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat ditentukan bahwa resonansi bertuturutan dapat Anda
dengar apabila suatu resonansi dengan resonansi berikutnya memiliki jarak Δl = ½ λ. Jika
frekuensi garputala diketahui, cepat rambat gelombang bunyi di udara dapat diperoleh melalui
hubungan:

v= λf ....................................................(1.2)

Peristiwa resonansi juga dapat menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya,
gelas piala bertangkai bisa pecah bila diletakkan didekat penyanyi yang sedang menyanyi. Hal
ini terjadi karena gelas memiliki frekuensi alami yang sama dengan suara penyanyi sehingga
gelas mengalami resonansi dan mengakibatkan pecahnya gelas tersebut. Peristiwa resonansi juga
dapat menyebabkan runtuhnya jembatan gantung jika frekuensi hentakan kaki serentak orang
yang berbaris di atas jembatan gantung sama dengan frekuensi alami jembatan sehingga
jembatan akan berayun hebat dan dapat menyebabkan runtuhnya jembatan.

Keterangan :

v : Cepat rambat gelombang pada dawai (m/s)


f : Frekuensi nada ke-n (Hz)
λ : Panjang gelombang ke-n
n : Bilangan yang menyatakan nada dasar, nada atas ke-1, dst. (0, 1, 2, ...)
BAB II
ALAT DAN BAHAN
2.1 Alat dan Bahan
1. Beberapa garputala dengan salah satu diantaranya diketahui frekuensinya.
2. Jangka sorong.
3. Pemukul garputala.
4. Tabung resonansi berskala beserta reservoirnya.
BAB III
METODA KERJA

1. Dicatat suhu, tekanan dan kelembaban ruangan sebelum dan sesudah percobaan.
2. Diukur diameter bagian dalam tabung beberapa kali.
3. Diusahakan agar permukaan air dekat dengan ujung atas dengan mengatu garputala.
4. Digetarkan garputala yang telah diketahui frekuensinya dengan pemukul garputala.
Untuk menjamin keamanan tabung gelas lakukanlah pemukul garputala jauh dari tabung.
5. Didekatkanlah garputala yang bergetar pada ujung atas tabung.
6. Dengan pertolongan reservoir diturunkan permukaan air perlahan-lahan sehingga pada
suatu tinggi tertentu terjasi resonansi (terdengar suara mengaung). Ini adalah resonansi
ordo pertama.
7. Dicatat kedudukan permukaan air,
8. Diturunkan lagi permukaan air sampai terjadi resonansi ordo kedua, catat kedudukan ini.
9. Diulangi percobaan No. 3 s/d 8 untuk memastikan tepatnya tempat-tempat terjadinya
resonansi.
10. Diulangi percobaan no. 3 s/d 9 dengan menggunakan garputala yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Alonso, Marcello & Edward J. Finn. 1980. Dasar-Dasar Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta

2011. Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar . Universitas Pakuan. Bogor

Hilliday, David & Robert Resnick. 1985. Fisika. Erlangga. Jakarta

Tiper, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai