Anda di halaman 1dari 2

1.

Hakikat Manusia Serakah

Manurut Adam Smith, pada hakikatnya manusia itu rakus, egoistis dan selalu mementingkan diri sendiri.
Sifat manusia seperti ini, oleh Adam Smith, dianggap akan memacu pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan secara keseluruhan. Sifat egoistis manusia ini tidak akan mendatangkan kerugian dan
kerusakan masyarakat sepanjang ada persaingan bebas. Lebih lanjut dijelaskan bahwa setiap orang yang
menginginkan laba dalam jangka panjang, tidak akan pernah menaikkan harga di atas tingkat harga
pasar.

Jadi jika sesorang penjual peniti mencoba menetapkan harga lebih tinggi dari harga yang ditetapkan
oleh pesaing-pesaingnya, maka bisnisnya pasti akan hancur. Hal itu, disebabkan orang tidak mau lagi
membeli peniti padanya dan berpindah pada pesaingnya. Begitu juga buruh yang menetapkan upah
lebih tinggi dari upah pasar akan sulit memperoleh pekerjaan. Selanjutnya tuan tanah yang menetapkan
sewa lebih tinggi untuk kesuburan tanah yang sama, tidak akan menemukan penggarap. Pada intinya,
tindak tanduk manusia didasarkan pada kepentingan diri sendiri (self interest), bukan belas kasihan dan
juga bukan perikemanusiaan.

2. Mekanisme Pasar Bebas

The Wealth of Nations berpendapat dan menghendaki agar pemerintah sedapat mungkin tidak terlalu
banyak campur tangan mangatur perekonomian. Perekonomian harus dibuarkan berjalan secara wajar
tanpa campur tangan pemerintah, karena pada titik tertentu akan ada suatu tangan yang tidak kentara
(invisible hands) yang akan membawa perekonomian tersebut ke arah keseimbangan (equilibrium). Jika
banyak campur tangan pemerintah, pasar justru akan mengalami distorsi yang akan membawa
perekonomian dalam ketidakefisienan (inefficiency) dan ketidakseimbangan (disequilibrium).

Dengan demikian, walaupun setiap orang mengerjakan sesuatu didasarkan kepada kepentingan pribadi,
tetapi hasilnya bisa selaras dengan tujuan masyarakat. Dampak aktivitas setiap individu dalam mengejar
kepentingan masing-masing, justru lebih baik dibandingkan dengan tiap orang berusaha memajukan
masyarakat. Adam Smith tidak percaya dengan ‘maksud baik’, baik dari perorangan dan dari
pemerintah, sehingga mengatakan bahwa jalan ke neraka selalu dihiasi dengan maksud-maksud baik.

3. Teori Nilai

Barang memiliki dua nilai, pertama nilai guna (value in use) kedua nilai tukar (value in exchange). Nilai
tukar atau harga suatu barang ditentukan oleh sejumlah tenaga (labor) yang diperlukan untuk
menghasilkan barang tersebut. Harga labor merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tenaga
‘labor‘ yang dicurahkan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa. Harga labor adalah upah yang
diterimanya dalam menghasilkan barang tersebut. Tingkat Upah sekaligus menentukan perbedaan
tingkat keterampilan labor.
Hubungan nilai guna dan nilai tukar, dijelaskan bahwa suatu barang yang mempunyai nilai guna tinggi
kadang-kadang tidak mempunyai nilai tukar. Sebaliknya, ada barang yang mempunyai nilai tukar tinggi,
tetapi tidak berfaedah dalam kehidupan. Contohnya adalah air dan intan. Dengan demikian, bagi Adam
Smith nilai tukar dapat diartikan dengan kemampuan sesuatu barang untuk memperoleh barang lain.
Hal itu berarti nilai tukar suatu barang sama dengan harga barang itu sendiri.

4. Teori Pembagian Kerja

Produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan melalui pembagian kerja (division of labor). Pembagian
kerja akan mendorong spesialisasi, orang akan memilih mengerjakan yang terbail sesuai dengan bakat
dan kemampuan masing-masing. Adanya spesialisasi berarti setiap orang tidak perlu menghasilkan
setiap barang yang dibutuhkan secara sendir-sendiri. Akan tetapi, hanya menghasilkan satu jenis barang
saja. Kelebihan barang atas kebutuhan sendiri itu dipertukarkan arau diperdagangkan di pasar.

Contohnya pembuatan peniti. Jika setiap orang melakukan semua jenis pekerjaan sendiri-sendiri
termasuk di dalamnya meluruskan kawat, memotongnya, meruncingkan dan memasangkan kepala
peniti, maka hasil yang diperoleh kecil. Akan tetapi jika dilakukan pembagian tugas, yang satu khusus
meluruskan, yang lain memotong dan seterusnya, maka hasil produksi peniti secara total akan menjadi
lebih banyak. Dengan demikian, pembagian tugas telah menyebabkan setiap orang ahli di bidangnya dan
meningkatkan produktivitas.

5. Teori Akumulasi Kapital

Setiap orang berkeinginan untuk meningkatkan kesejahterannya. Peningkatan kesejahteraan bisa


diperoleh dengan meningkatkan laba. Maka cara terbaik untuk mmeperoleh keuntungan sebesar-
besarnya adalah dengan melakukan investasi yaitu membeli mesin-mesin dan peralatan. Dengan mesin
dan peralatan tersebut, maka produktivitas laborakan meningkat, yang berarti peningkatan produksi
perusahaan. Jika perusahaan melakukan hal yang sama, output nasional, maka berarti kesejahteraan
masyaakat akan meningkat pula.

Adam Smith menganggap penting arti akumulasi kapital bagi pembangunan ekonomi. Sistem ekonomi
yang dianut sesuai pemikiran Adam Smith adalah sistem ekonomi liberal atau sistem kapitalisme. Salah
satu cirinya adalah sistem ini memberikan keleluasaan yang besar bagi setiap individu untuk bertindak
dalam perekonomian atau juga diartikan suatu sistem yang sangat menekankan kepada akumulasi
kapital dalam pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai