Proposal
Proposal
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, rumusan masalah yang akan
diteliti adalah:
1. Apakah kompensasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan Rumah Sakit H.A Zaky
Djunaid Pekalongan ?
2. Apakah kompetensi berpengaruh terhadap kinerja karyawan Rumah Sakit H.A Zaky
Djunaid Pekalongan ?
3. Apakah kompensasi berpengaruh terhadap kepemimpinan pada Rumah Sakit H.A Zaky
Djunaid Pekalongan ?
4. Apakah kompetensi berpengaruh terhadap kepemimpinan pada Rumah Sakit H.A Zaky
Djunaid Pekalongan ?
5. Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan Rumah Sakit H.A Zaky
Djunaid Pekalongan ?
6. Manakah variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan Rumah
Sakit H.A Zaky Djunaid Pekalongan ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka tujuan yang ingin dicapai
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan
Rumah Sakit H.A Zaky Djunaid Pekalongan.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi terhadap kinerja karyawan
pada Rumah Sakit H.A Zaky Djunaid Pekalongan.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompensasi terhadap kepemimpinan pada
Rumah Sakit H.A Zaky Djunaid Pekalongan.
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi terhadap kepemimpinan pada
Rumah Sakit H.A Zaky Djunaid Pekalongan.
5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan
Rumah Sakit H.A Zaky Djunaid Pekalongan.
6. Untuk mengetahui variabel manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap
kinerja karyawan Rumah Sakit H.A Zaky Djunaid Pekalongan.
D. Manfaat Penelitian
2
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang baik secara teoritis maupun
praktis sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini menambah wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan tentang hal-hal
yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan.
b. Penelitian ini dapat menambah referensi bagi peneliti berikutnya dengan topik
sejenis sekaligus dapat menjadi objek penelitian ulang terhadap kelemahan dari
penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perusahaan
Dapat memberikan informasi yang berharga bagi perusahaan dalam mengelola SDM
beserta segala kebijakan berkaitan langsung dengan aspek-aspek SDM secara lebih
baik.
b. Bagi Akademisi
Sebagai bahan tambahan informasi yang diperlukan atau bahan tambahan referensi
yang dapat dijadikan bahan perbandingan oleh peneliti lain yang ingin melakukan
penelitian pada bidang yang sejenis dan masalah yang sama di masa yang akan
datang.
c. Bagi peneliti lainnya
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan bahan acuan untuk penelitian
selanjutnya.
E. Kerangka Teori
1. Manajemen Sumber Daya Manusia
a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan aset penting dan berperan sebagai faktor
penggerak utama dalam pelaksanaan seluruh kegiatan atau aktivitas instansi,
sehingga harus dikelola dengan baik melalui Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM). Menurut para ahli manajemen sumber daya manusia adalah sebagai
berikut:
Menurut Hani Handoko (2011:3), manajemen sumber daya manusia adalah
penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya
manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi.
Menurut Desseler (2015:3), manajemen sumber daya manusia adalah proses
untuk memperoleh, melatih, menilai, dan mengompensasi karyawan dan untuk
3
mengurus relasi tenaga kerja, kesehatan dan keselamatan, serta hal-hal yang
berhubungan dengan keadilan.
Menurut Simamora dalam Sutrisno (2015:5), manajemen sumber daya
manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan
pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok pekerja.
b. Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Malayu Hasibuan (2016:14) Peranan Manajemen Sumber Daya
Manusia adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan jumlah, kualitas dan penempatan tenaga kerja yang efektif sesuai
dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job description, job spesification, job
reqruitment, dan job evaluation.
2) Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawan berdasarkan asas the
right man in the right place and the right man in the right job.
3) Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi, dan
pemberhentian.
4) Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada masa yang
akan datang.
5) Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan perkembangan
perusahaan pada khususnya.
6) Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan dan kebijakan pemberian
balas jasa perusahaan sejenis.
7) Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat pekerja.
8) Melaksanakan pendidikan, pelatihan, dan penilaian kinerja karyawan.
9) Mengatur mutasi karyawan baik vertikal maupun horizontal.
10) Mengatur pensiun, pemberhentian, dan pesangonnya.
c. Fungsi-Fungsi Manajerial dan Operasional Manajemen Sumber Daya Manusia
Malayu Hasibuan (2016:21) menjelaskan bahwa fungsi manajemen sumber
daya manusia meliputi:
1) Fungsi Manajerial
a) Perencanaan
Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif dan efisien
agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya
suatu tujuan. Perencanaan dilakukan dengan menetapkan program
kepegawaian.
4
b) Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan
dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang,
integrasi dan koordinasi dalam bagan organisasi (organization chart).
c) Pengarahan
Pengarahan adalah kegiatan yang mengarahkan semua karyawan agar mau
bekerja sama dengan efektif serta efisien dalam membantu tercapainya
tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
d) Pengendalian
Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar
menaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan yang
telah direncanakan. Apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan maka
diadakan tindakan perbaikan dan penyempurnaan perencanaan.
2) Fungsi Operasional
a) Pengadaan
Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan
induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya suatu
tujuan.
b) Pengembangan
Pengembangan adalah suatu proses peningkatan keterampilan teknis,
teoritis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.
c) Kompensasi
Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung
berupa uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan atau upah yang
diberikan oleh suatu perusahaan.
d) Pengintegrasian
Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan
perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerjasama yang serasi
dan saling menguntungkan.
e) Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi
fisik, mental, dan loyalitas karyawan agar mereka tetap mau bekerja sampai
5
1
T Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia ... ...hlm. 135-137
2
A Muhammad Al-Assal dan Faith Ahmad Abdul Karim, System, Prinsip dan Tujuan Ekonomi Islam,
(Bandung:CV Pustaka Setia, 1999) hlm. 155-161
10
1) Mengetahui hal-hal yang diperlukan dalam suatu pekerjaan sehingga orang yang
melakukan pekerjaan dapat memenuhi hal-hal yang diperlukan, dan dapat
menekuni pekerjaannya.
2) Keikhlasan dan ketekunan. Orang islam dalam melakukan pekerjaannya tidak
boleh membedakan antara pekerjaan yang khusus untuk dirinya dan pekerjaan
yang merupakan tugasnya. Para ahli fiqih mengatakan, “niat-niat itu dapat
mengubah pekerjaan-pekerjaannya bisa menjadi ibadah”.
3) Menunaikan janji. Hak pekerjaan yang wajib dipenuhi oleh pelakunya ialah
terpenuhinya isyarat-isyarat akad pekerja yang telah disetujui bersama.
4) Perhitungan dan pertanggung jawaban. Tidak ada yang lebih berbahaya bagi
jiwa manusia dari pada terlepasnya dari perhitungan dan jauhnya dari jangkauan
peraturan.
Secara tegas islam menerangkan tentang kinerja karyawan yaitu dalam firman
allah surat An-Najm ayat 39-40:
َ س ِن إِالَّ َما
سعَى َ إل ن َ َوأَن لَّي
ِ ْس ِل
3. Kepemimpinan (Z)
a. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suatu proses kegiatan seseorang untuk menggerakkan
orang lain dengan memimpin, membimbing, mempengaruhi orang lain untuk
melakukan sesuatu agar mencapai hasil yang diharapkan.3
Menurut George R. Terry, kepemimpinan adalah kegiatan untuk
mempengaruhi orang lain agar bekerja dengan rela untuk mencapai tujuan bersama.4
Secara luas kepemimpinan diartikan sebagai usaha yang terorganisasi untuk
mengelola dan menfaatkan sumber daya manusia, materil, dan finansial guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.5
Menurut Anoraga, kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi
pihak lain melalui komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud
untuk menggerakkan orang-orang agar penuh pengertian, kesadaran, dan senang hati
bersedia mengikuti kehendak pemimpin tersebut.6
3
Muh Yunus, Islam dan Kewirausahaan Inovatif, cet. Ke-1 (Malang: UIN-Malang Press, 2008), hlm.10
4
Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, ... ... hlm.214
5
Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, ... ... hlm.214
6
Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, ... ... hlm.114
11
7
Moeherino, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi ... ... hlm. 387-388.
12
8
Moeherino, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, ... ... hlm 388-389.
13
9
Moeherino, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, ... ... hlm. 389.
10
Moeherino, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, ... ... hlm. 393.
11
Susanto Boediharma, Seri Manajemen Sumber Daya Manusia Kepemimpinan, terjemahan dari Dale Timpe,
The Art and Science of Business Management Leadership, Cet. Ke-5, (Jakarta: PT.Elex Media Komputindo,
2000), hlm.137.
14
kesejahteraan umat dengan iringan ridho Allah swt,12 (QS Al-Baqarah: 207) yang
berbunyi:
Artinya: Dan diantara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena
mencari keridhaan Allah, dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.
(QS Al-Baqarah: 207).
4. Kompensasi (X1)
a. Pengertian Kompensasi
Menurut Rivai (2010:741), kompensasi merupakan sesuatu yang diterima
karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka kepada perusahaan.
Menurut Garry Dessler (2015), kompensasi karyawan adalah setiap bentuk
pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan yang bekerja dalam
suatu perusahaan.
Drs. Malayu S.P. Hasibuan (2016:118), kompensasi adalah semua pendapatan
yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan
sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.
b. Jenis-Jenis Kompensasi
Menurut Chalimah (2009), bentuk dari kompensasi yang diberikan perusahaan
kepada karyawan dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu:
1) Finansial compensation (kompensasi finansial)
Kompensasi finansial artinya kompensasi yang diwujudkan dengan sejumlah
uang kartal kepada karyawan yang bersangkutan. Kompensasi finansial
implementasinya dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
a) Direct Finansial compensation (kompensasi finansial langsung)
Kompensasi finansial langsung adalah pembayaran berbentuk uang yang
karyawan terima secara langsung dalam bentuk gaji/upah, tunjangan
ekonomi, bonus dan komisi. Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara
periodik kepada karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti,
sedangkan upah adalah balas jasa yang dibayarkan kepada pekerja dengan
berpedoman pada perjanjian yang disepakati pembayarannya.
b) Indirect Finansial compensation (kompensasi finansial tak langsung)
12
Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi... ...hlm. 415.
15
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal
konsistensi yang kompentatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena
turnover relatif kecil.
6) Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan
semakin baik. Mereka akan menyadari serta menaati peraturan-peraturan yang
berlaku.
7) Pengaruh Serikat Buruh
Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat
dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.
8) Pengaruh Pemerintah
Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang perburuhan yang
berlaku (seperti batas upah minimum) maka intervensi pemerintah dapat
dihindarkan.
Dari tujuan kompensasi di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pemberian
kompensasi adalah untuk memberikan kepuasan kepada semua pihak, memotivasi
karyawan untuk meningkatkan kinerjanya, menaati semua peraturan yang berlaku
dan perusahaan dapat memperoleh laba.
e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kompensasi menurut Hasibuan
(2014:127-129) antara lain sebagai berikut:
1) Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja.
Jika pencari kerja (penawaran) lebih banyak daripada lowongan pekerjaan
(permintaan) maka kompensasi relatif kecil. Sebaliknya jika pencari kerja lebih
sedikit daripada lowongan pekerjaan, maka kompensasi relatif semakin besar.
2) Kemampuan dan Kesediaan Perusahaan.
Apabila kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membayar semakin baik
maka tingkat kompensasi akan semakin besar. Tetapi sebaliknya, jika
kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membayar kurang maka tingkat
kompensasi relatif kecil.
3) Serikat Buruh/Organisasi Karyawan.
Apabila serikat buruhnya kuat dan berpengaruh maka tingkat kompensasi
semakin besar. Sebaliknya jika serikat buruh tidak kuat dan kurang berpengaruh
maka tingkat kompensasi relatif kecil.
18
Kalau jenis dan sifat pekerjaan yang sulit dan mempunyai risiko (finansial,
keselamatan) yang besar maka tingkat upah/balas jasanya semakin besar karena
membutuhkan kecakapan serta ketelitian untuk mengerjakannya. Tetapi jika
jenis dan sifat pekerjaannya mudah dan risiko (finansial, kecelakaan) yang kecil
maka tingkat upah/balas jasanya relatif rendah.
Dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi besar
kecilnya kompensasi. Sehingga dalam pemberian kompensasi harus adil dan layak
agar mencapai tujuan perusahaan.
f. Indikator Kompensasi
Indikator Kompensasi menurut Rivai Veittzal dan Jauvani Ella (2010) adalah
sebagai berikut:
1) Gaji
2) Upah
3) Insentif
4) Asuransi-Asuransi
5) Tunjangan-Tunjangan
5. Kompetensi (X2)
a. Pengertian Kompetensi
Menurut Hutapea dan Thoha kompetensi didefinisikan sebagai gambaran
tentang apa yang harus diketahui atau dilakukan agar dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan baik. Kompetensi jenis ini dikenal dengan nama Kompetensi
Teknis atau Fungsional (Technical/Functional Competency) atau dapat juga disebut
dengan istilah Hard Skills/Hard Competency (kompetensi keras). Kompetensi teknis
pada pekerjaan yaitu untuk menggambarkan tanggung jawab, tantangan, dan sasaran
kerja yang harus dilakukan atau dicapai oleh si pemangku jabatan agar si pemangku
jabatan dapat berprestasi dengan baik. Sedangkan kompetensi yang menggambarkan
bagaimana seseorang diharapkan berperilaku agar dapat melaksanakan pekerjaannya
dengan baik disebut Kompetensi Perilaku (Behavioural Competencies) atau dapat
juga disebut dengan istilah Kompetensi Lunak (Soft Skills/Soft Competency),
kompetensi perilaku akan teridentifikasi apabila seseorang memeragakannya dalam
melakukan pekerjaan.13
13
Lian Arcynthia M, Analisis Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.Bank Bukopin, Tbk
Cabang Makassar, (Makassar: Universitas Hasanuddin,2013) hlm.10-11
20
14
Moeherino, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, ... ... hlm.5
21
15
Lian Arcynthia M, Analisis Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.Bank Bukopin, Tbk
Cabang Makassar, (Makassar: Universitas Hasanuddin,2013) hlm.16-19
16
Moeherino, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, ... ... hlm.14
22
Saat ini konsep kompetensi sudah mulai diterapkan dalam berbagai aspek dari
manajemen sumber daya manusia walaupun yang paling banyak adalah pada bidang
pelatihan dan pengembangan, rekrutmen dan seleksi, serta sistem remunerasi. Ruky
mengemukakan konsep kompetensi menjadi semakin populer dan sudah banyak
digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar dengan berbagai alasan, yaitu17:
1) Memperjelas standar kerja dan harapan yang ingin dicapai. Dalam hal ini,
model kompetensi akan mampu menjawab dua pertanyaan mendasar:
keterampilan, pengetahuan, dan karakteristik apa saja yang dibutuhkan dalam
pekerjaan, dan perilaku apa saja yang berpengaruh langsung dengan prestasi
kerja. Kedua hal tersebut akan banyak membantu dalam mengurangi
pengambilan keputusan secara subjektif dalam bidang SDM.
2) Alat seleksi karyawan. Penggunaan kompetensi standar sebagai alat seleksi
dapat membantu organisasi untuk memilih calon karyawan yang terbaik.
Dengan kejelasan terhadap perilaku efektif yang diharapkan dari karyawan, kita
dapat mengarahkan pada sasaran yang selektif serta mengurangi biaya
rekrutmen yang tidak perlu. Caranya dengan mengembangkan suatu perilaku
yang dibutuhkan untuk setiap fungsi jabatan serta memfokuskan wawancara
seleksi pada perilaku yang dicari.
3) Memaksimalkan produktivitas. Tuntutan untuk menjadikan suatu organisasi
“ramping” mengharuskan kita untuk mencari karyawan yang dapat
dikembangkan secara terarah untuk menutupi kesenjangan dalam
keterampilannya sehingga mampu untuk di mobilisasikan secara vertikal
maupun horizontal.
4) Dasar untuk pengembangan sistem remunerasi. Model kompetensi dapat
digunakan untuk mengembangkan sistem remunerasi (imbalan) yang akan
dianggap lebih adil. Kebijakan remunerasi akan lebih terarah dan transparan
dengan mengaitkan sebanyak mungkin keputusan dengan suatu perilaku yang
diharapkan dapat ditampilkan seseorang karyawan.
5) Memudahkan adaptasi terhadap perubahan. Dalam era perubahan yang sangat
cepat, sifat dari suatu pekerjaan sangat cepat berubah dan kebutuhan akan
kemampuan baru terus meningkat. Model kompetensi memberikan sarana untuk
17
Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, ... ... hlm.208
23
G. Kerangka Berpikir
Menurut Dani Darmawan dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif (2013)
mengemukakan, bahwa kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting untuk diteliti. Kerangka berpikir akan menjelaskan secara teoritis
pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi, secara teoritis perlu dijelaskan hubungan
antara variabel independen dan dependen.18
Gambar 1.
Kompensasi H1
(X1)
H3
H5 Kinerja
Kepemimpinan
Karyawan (Y)
(Z)
H4
Kompetensi
(X2) H2
18
Dani Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, cet Ke-1 (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013) hlm. 117.
24
H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan
tertentu yang telah terjadi dan akan terjadi. Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar
dan mungkin salah dan akan diterima jika faktanya membenarkan. Hipotesis yang
dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
a. Ho1 : Tidak terdapat pengaruh antara kompensasi terhadap kinerja karyawan pada RSI
PKU Muhammadiyah Pekajangan.
Ha1 : Terdapat pengaruh antara kompensasi terhadap kinerja karyawan pada RSI PKU
Muhammadiyah Pekajangan.
b. Ho2 : Tidak terdapat pengaruh antara kompetensi terhadap kinerja karyawan pada RSI
PKU Muhammadiyah Pekajangan.
Ha2 : Terdapat pengaruh antara kompetensi terhadap kinerja karyawan pada RSI PKU
Muhammadiyah Pekajangan.
c. Ho3 : Tidak terdapat pengaruh antara kompensasi terhadap kepemimpinan pada RSI
PKU Muhammadiyah Pekajangan.
Ha3 : Terdapat pengaruh antara kompensasi terhadap kepemimpinan pada RSI PKU
Muhammadiyah Pekajangan.
d. Ho4 : Tidak terdapat pengaruh antara kompetensi terhadap kepemimpinan pada RSI
PKU Muhammadiyah Pekajangan.
Ha4 : Terdapat pengaruh antara kompetensi terhadap kepemimpinan pada RSI PKU
Muhammadiyah Pekajangan.
e. Ho5 : Tidak terdapat pengaruh antara kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada
RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan.
Ha5 : Terdapat pengaruh antara kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada RSI
PKU Muhammadiyah Pekajangan.
I. Metode Penelitian
Metode adalah cara-cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan,
pengesahan, dan penjelasan kebenaran atau cara ilmiah untuk mencapai kebenaran ilmu
guna memecahkan masalah.19
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
19
Sofyan Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Kencara Group, 2013), hlm. 8.
25
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian lapangan karena data yang
diperoleh dari obyeknya langsung yaitu karyawan RSI PKU Muhammadiyah
Pekajangan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif karena menekankan analisisnya pada data-data yang berupa angka yang
diolah dengan metode statistik.20 Pendekatan kuantitatif yaitu menjelaskan penyebab
fenomena sosial melalui pengukuran objektif dan analisis numerikal.21
2. Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan, karena
responden yang diambil adalah karyawan yang bekerja di RSI PKU Muhammadiyah
Pekajangan. Adapun waktu pelaksanaan penelitian yaitu tahun 2019.
3. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.22
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan tiga jenis variabel yaitu variabel
bebas, variabel terikat, dan variabel intervening.
a. Variabel Bebas
Menurut Sugiyono (2014:38) Variabel bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat) yang dilambangkan dengan (X). Variabel bebas dalam penelitian
ini terdiri dari :
1) Kompensasi (X1)
Kompensasi menurut Veithzal Rivai (2009:741) adalah sesuatu yang
diterima pegawai/karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka terhadap
organisasi/perusahaan. Indikator kompensasi dalam penelitian ini adalah :
a) Gaji / salary
b) Bonus
c) Insentif
d) Fasilitas
e) Karakteristik pekerjaan atau beban tugas
2) Kompetensi (X2)
20
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D), (Bandung: CV Alfabeta,
2014), hlm. 7.
21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 63.
22
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, ... ... hlm. 58.
26
b) Memberi Dukungan
c) Mengutamakan hasil daripada proses
d) Memberi Petunjuk
hasil daripada
proses
4. Memberi
Petunjuk
23
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS
(Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 46.
24
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi ... hlm. 25.
30
1) Suatu variabel dinyatakan reliable jika memberikan nilai cronbach Alpha >
0,60.
2) Suatu variabel dinyatakan tidak reliable jika memberikan nilai cronbach Alpha
< 0,60.
b. Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas
b) Uji Multikolinearitas
c) Uji Heterokedastisitas
c. Analisis Jalur (Path Analysis)
Analisis Jalur (Path Analysis) menurut Ating Somantri dan Sambas Ali
Muhidin (2006:259) mengemukakan bahwa “Analisis jalur (path analysis)
digunakan apabila secara teori kita yakin berhadapan dengan masalah yang
berhubungan sebab akibat. Tujuannya adalah menerangkan akibat langsung dan
tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab terhadap variabel
lainnya yang merupakan variabel akibat.”
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur
(path analysis) karena peneliti ingin memastikan apakah ada pengaruh kompensasi
dan kompetensi terhadap kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja karyawan.
a) Koefisien Jalur
Koefisien jalur mengindikasikan besarnya pengaruh langsung dari suatu
variabel yang mempengaruhi terhadap variabel yang dipengaruhi atau dari suatu
variabel eksogen terhadap variabel endogen. Untuk lebih memperjelas setiap
koefisien jalur dapat dilihat pada sebuah path diagram. Dapat kita lihat koefisien-
koefisien jalur sebagai berikut :
1) Pyx1 adalah koefisien jalur untuk pengaruh langsung X1 terhadap Y
2) Pyx2 adalah koefisien jalur untuk pengaruh langsung X2 terhadap Y
3) Py adalah koefisien jalur untuk pengaruh langsung ..... terhadap Y
4) Py akan dihitung melalui rumus ......
Dimana :
R2 y (x1, x2 ) = variabel X1 dan X2 terhadap Y
Rx1x2 = koefisien korelasi antara X1 dan X2
b) Persamaan Struktural
Di samping menggunakan diagram jalur untuk menyatakan model yang di
analisis, dalam analisis jalur juga dapat ditampilkan dalam bentuk persamaan
32
25
Said Kelana Asnawi dan Chandea Wijaya, Riset Keuangan (Pengujian-pengujian Empiris), Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2005, Hlm. 260.
33