Anda di halaman 1dari 18

1

BAB II

TINJAUAN TEORI

a. Pengertian persalinan normal

1) Partus adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup

dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro,

2007).

2) Persalinan adalah proses alami yang akan berlangsung dengan

sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam

penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga

memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan

fasilitas yang memadai (Bagus,I,G,M.2008).

b. Macam-macam persalinan

Menurut Bagus, I.G.M (2008) macam- macam persalinan, yaitu :

1) Persalinan biasa ( normal / spontan ) : bila persalinan seluruhnya

berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.

2) Persalinan buatan : bila persalinan dengan ransangan sehingga

terdapat kekuatan untuk persalinan.

3) Persalinan anjuran : persalinan yang memerlukan bantuan dan

mempunyai trauma perssalinan sehingga kualitas persalinan tidak

terjamin.

c. Macam-macam persalinan

Macam-macam persalinan sesuai umur kehamilan menurut

Wiknjosastro (2007), antara lain:

1) Partus immaturus kurang dari 28 minggu lebih dari 20 minggu

dengan berat janin antara 500-1000 gram.

2) Partus prematurus adalah suatu partus dari hasil konsepsi yang


2

dapat hidup tetapi belum aterm (cukup bulan). Berat janin antara

1000 sampai 2500 gram atau tua kehamilan antara 28 minggu

sampai 36 minggu.

3) Partus postmaturus atau serotinus adalah partus yang terjadi 2

minggu atau lebih dari waktu partus yang diperkirakan.

d. Sebab-sebab mulainya persalinan

Sebab-sebab mulainya persalinan menurut Wiknjosastro (2007), antara

lain :

1) Faktor-faktor hormonal

Penurunan kadar hormon esterogen dan progesteron. Seperti

diketahui progesteron merupakan penenang bagi otot-otot uterus.

Menurunnya kadar kedua hormon ini terjadi kira-kira 1-2 minggu

sebelum partus dimulai.

2) Pengaruh prostaglandin

Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke 15 hingga

aterm meningkat, lebih-lebih sewaktu partus.

3) Struktur uterus dan sirkulasi uterus


Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang

mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin

merupakan faktor yang dapat menggangu sirkulasi uteroplasenter

sehingga plasenta mengalami degenerasi.

4) Pengaruh saraf dan nutrisi

Teori berkurangnya nutrisi pada janin dikemukakan oleh

hippocrates untuk pertama kalinya. Bila nutrisi pada janin

berkurang maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

Menurut Wiknjosastro (2007), faktor yang mempengaruhi persalinan


3

antara lain :

1) Kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan his dan

kekuatan mengedan (power)

2) Janinnya sendiri (passanger)

3) Keadaan Jalan lahir (passage)

f. Berlangsungnya persalinan normal

Pada persalinan normal, menurut Wiknjosastro (2007), dibagi menjadi

empat kala, antara lain :

1) Kala I persalinan

Partus dimulai dengan keluarnya lendir bercampur darah

(bloody show) karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan

mendatar (effacement). Darah berasal dari pecahnya kepiler sekitar

kanalis karena servikalis kerena pergeseran ketika serviks mendatar

dan terbuka.

Kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu :

a) Fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat,

sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.

b) Fase aktif, berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 subfase :

(1) Fase akselerasi berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4

cm.

(2) Fase dilatasi maksimal selama 2 jam dan pembukaan

berlangsung cepat menajdi 9 cm

(3) Fase deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam

pembukaan menjadi 10 cm.

2) Kala II persalinan

Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi


4

lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam

pada multi.

Tanda dan gejala kala II persalinan:

a) Ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran

b) Ibu merasa adanya tekanan pada anus

c) Perineum menonjol

d) Vulva dan anus membuka

3) Kala III persalinan

Setelah bayi lahir kontraksi rahim istirahat sebentar, uterus

teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta

yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian

timbul his plasenta dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit

seluruh plasenta terlepas dan terdorong ke dalam vagina dan akan

lahir spontan dan dengan sedikit dorongan dari atas symphisis

maka plasenta akan lahir yang berlangsung 5-30 menit setelah bayi

lahir. Pengeluaran plasenta disertai pengeluaran darah kira-kira

100-200 cc. Kala III berlangsung ½ jam pada primi dan multi ¼

jam.

4) Kala IV persalinan

Kala pengawasan selang 2 jam setelah bayi lahir dan uri

lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya

perdarahan post partum.

g. Mekanisme persalinan

Tahap- tahap mekanisme persalinan menurut Manuaba ( 2010),

antara lain :

1) Kepala terfiksasi pada PAP


5

2) Kepala turun

Kepala janin berada di simfisis

3) Fleksi

Dagu dibawah lebih dekat kearah dada janin dan diameter sub

occipito bregmatika ( 9,5 ) menggatikan diameter occipito Frontal

( 11 cm ).

4) Putaran paksi dalam / rotasi dalam

Merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala bentuk

jalan lahir khususnya untuk bidang tengah dan Pintu Bawah

Panggul selalu bersamaan dengan masuknya kepala dan tidak

terjadi kepala ke Hodge III kadang kadang baru sampai setelah

kepala sampai didasar panggul.

5) Ekstensi

Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai didasar

panggul terjadilah moulage kepala janin, ekstensi, Ubun-ubun kecil

di bawah simfisis.

6) Ekspulsi

Setelah kepala ekstensi, terjadilah ekspulsi kelahiran kepala

berturut-turut mulai dari uub, dahi, muka dan dagu.

7) Restitusi / putaran paksi luar

Setelah kepala lahir maka kepala akan kembali kearah punggung

anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena

putaran paksi dalam dan lahirkan bahu depan, bahu belakang dan

badan bayi.
6

B. Teori manajemen kebidanan

1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam

rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada

klien (Varney, 2004).

2. Proses manajemen asuhan kebidanan

Proses manajemen kebidanan yang diselenggarakan untuk

memberikan pelayanan yang berkualitas melalui tahapan-tahapan dan

langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan data

menurut varney ada 7 langkah mulai dari pengkajian, interpretasi data,

diagnosa potensial, tindakan segera, rencana tindakan, implementasi dan

evaluasi (Varney, 2004).

a. Langkah pertama: Pengkajian

Pengkajian dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang

diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap

(Simatupang, 2008).

1) Anamnesa (data subyektif)

Data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap

situasi dan kejadian (Nursalam, 2009).

a) Biodata

Isi biodata menurut Diah Wulandari (2008), adalah :

(1) Nama : dinyatakan dengan tujuan agar dapat

mengenal pasien dan tidak keliru dengan

pasien lain.
7

(2) Umur : untuk mengetahui faktor risiko dilihat

dari umur pasien.

(3) Agama : untuk memberikan motivasi pasien sesuai

dengan agama yang dianut, agar petugas

lebih mudah dalam pendekatan dan

pemberian dorongan moril pada pasien.

(4) Suku bangsa : mempermudah dalam pelaksanaan

asuhan kebidanan untuk mengetahui

faktor pembawaan atau ras.

(5) Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pendidikan

yang nantinya penting dalam memberi-


kan pendidikan kesehatan pasien sesuai

dengan tingkat pendidikannya agar

motivasi yang diberikan petugas dapat

diterima sesuai pengetahuannya.

(6) Pekerjaan : untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi.

(7) Alamat : untuk mengetahui dimana lingkungan

tempat tinggalnya dan untuk memper-

mudah bila sewaktu-waktu diperlukan.

b) Keluhan utama :

Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat

pemeriksaan (Varney, 2004).

c) Riwayat menstruasi :

Untuk mengetahui kapan mulainya menstruasi, lamanya

menstruasi, banyaknya darah menstruasi, siklus menstruasi,

keluhan-keluhan yang dirasakan saat menstruasi dan

disminorhe (Nursalam, 2009).


8

d) Riwayat perkawinan

Untuk mengetahui status perkawinan, jika menikah,

apakah ini pernikahan yang pertama, syah atau tidak, umur saat

menikah, berapa lama, jumlah anak (Sulistyawati, 2012).

e) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

(1) Kehamilan : untuk mengetahui berapa umur kehamilan

ibu dan hasil pemeriksaan kehamilan (Wiknjosastro, 2007).

(2) Persalinan : untuk mengetahui proses persalinan

spontan atau buatan lahir aterm atau prematur

ada perdarahan atau tidak, waktu persalinan

ditolong oleh siapa, dimana tempat

melahirkan (Wiknjosastro, 2007).

(3) Nifas : untuk mengetahui perdarahan pada masa

nifas, jenis lochea, tinggi TFU, kontraksi

keras atau tidak (Sulistyawati, 2012).

(4) Laktasi : apakah ibu pernah menyusui sampai

bayinya berumur 2 tahun atau belum

pernah menyusui (Purwanti, 2004).

f) Riwayat kehamilan sekarang

Menurut Prawirohardjo (2007), riwayat hamil sekarang

meliputi :

(1) Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)

Dapat digunakan untuk mengetahui umur kehamilan.

(2) Hari Perkiraan Lahir (HPL)

Untuk menghitung dan mengetahui perkiraan lahir.

menggunakan rumus Naegele : tanggal HPHT ditambah 7

dan bulan dikurangi 3 dan tahun ditambah 1


9

(3) Ante Natal Care (ANC)

Untuk mengetahui riwayat ANC teratur atau tidak teratur,

sejak hamil beberapa minggu, tempat ANC, berapa kali

melakukan ANC selama kehamilan.

(4) Keluhan

Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan pada kehamilan

trimester I-III.

(5) Penyuluhan yang pernah didapat

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien. Penyuluhan

yang didapat biasanya KIE tentang persiapan persalinan,

tanda-tanda bahaya hamil trimester III (Sulistyawati, 2012).

(6) Imunisasi TT

Untuk mengetahui paasien sudah mendapatkan vaksin TT,

berapa kali, kapan dan dimana mendapatkan imunisasi TT.

g) Riwayat kesehatan :

Untuk mengetahui riwayat penyakit sekarang, dahulu

maupun penyakit sistematik seperti jantung, ginjal, asma, TBC,

hepatitis, DM, hipertensi, epilepsi serta riwayat penyakit

menurun/menular, riwayat keturunan kembar dan riwayat

epilepsi (Prawirohardjo, 2008).

h) Kebiasaan sehari-hari

(1) Nutrisi : untuk mengetahui intake

nutrisi yang tidak adekuat

serta kurangnya asupan Zn dan

asam folat

(2) Eliminasi : berapa kali ibu BAK dan

BAB, ada kaitannya dengan


10

ostipasi atau tidak. Pada ibu

hamil dengan serotinus tidak

ada perubahan pola BAB dan

BAB

(3) Istirahat dan aktivitas : pola istirahat dan aktifitas ibu

selama hamil dapat menyebab

kan kelelahan dan dapat

berdampak pada per-

kembangan janin (Farrer,


2002 ).
(4) Personal hygiene : sebelum hamil dan selama

hamil berapa kali pasien

mandi, gosok gigi, keramas,

ganti pakaian (Wiknjosastro,


2007 ).
(5) Pola seksual : dikaji untuk mengetahui berapa

kali ibu melakukan hubungan

dalam satu minggu, ada

masalah atau tidak saat

berhubungan (Wiknjosastro,
2007).
11

i) Riwayat Keluarga Berencana :

Jenis dan lama berlangsungnya tiap metode kontrasepsi

bersama dengan komplikasi yang menyertai komplikasi ini

dapat mencakup amenorhoe atau penyakit troboembolik

dengan kontrasepsi oral, dismenorhea hebat (menoragia),

infeksi pelvis akibat kontrasepsi dalam rahim atau kegagalan

kontrasepsi (Hartanto, 2004).

j) Psikososial

Menurut Sulistyawati (2012) yang kita kaji antara lain :

(1) Respon ibu terhadap kehamilan ini

Dalam mengkaji data ini kita dapat menanyakan langsung

pada pasien bagaimana perasaannya terhadap

kehamilannya.

(2) Respon ayah terhadap kehamilan ini

Data mengenai respon ayah ini sangat penting karena dapat

dijadikan sebagai satu acuan mengenai bagaimana pola kita

dalam memberikan asuhan kepada pasien.

(3) Adat istiadat setempat yang berkaitan dengan masa hamil

Hal penting yang biasanya mereka anut berkaitan dengan

masa hamil yaitu pantangan makan yang berasal dari

telur,daging, ikan karena dipercaya akan menyebabkan

kelainan janin. Adat ini akan sangat merugikan pasien dan

janin karena hal tersebut justru akan membuat pertumbuhan

janin tidak optimal.


12

2) Data obyektif

Setelah data subyektif kita dapatkan, untuk melengkapi data

kita dalam menegakkan diagnosis, maka kita harus melakukan

pengkajian data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi,

auskultasi, dan perkusi (Sulistyawati, 2012).

a) Keadaan umum

Untuk mengetahui data ini kita cukup dengan mengamati

keadaan pasien secara keseluruhan (Wiknjosastro, 2007). Pada

ibu bersalin dengan serotinus keadaan umumnya baik

(Manuaba, 2010).

b) Kesadaran

Menurut Sulistyawati (2012), untuk mendapatkan gambaran

tentang kesadaran pasien seperti:

(1) Composmentis : sadar penuh

(2) Apatis : acuh tak acuh dan lama untuk menjawab

(3) Somnolen : keadaan mengantuk, atau disebut juga

dengan letargi

(4) Derilium : penurunan abnormal, disertai

peningkatan yang abnormal

(5) Koma : keadaan tidak sadarkan diri yang

penderitanya tidak dapat dibangunkan.

c) Tanda vital

(1) Tekanan darah : untuk mengetahui faktor risiko hipertensi,

normalnya 100/80 120/80 mmHg (Sulistyawati, 2012).

(2) Nadi : untuk mengetahui denyut nadi ibu, normalnya 80

90 x/ menit (Sulistyawati, 2012).

(3) Pernafasan: untuk mengetahui kelainan saluran nafas,


13

normalnya 18 24 x/ menit (Prawirohardjo, 2008).

(4) Suhu : untuk mengetahui suhu ibu, normalnya 36,5° C

37,6° C (Prawirohardjo, 2008).

d) Pemeriksaan sistematik

(1) Inspeksi

Proses observasi yang dilakukan secara sistematis dengan

menggunakan penglihatan dari ujung rambut sampai ujung

kaki (Nursalam, 2001).

(a) Kepala : untuk mengetahui bagaimana keadaan

kulit kepala pada rambut untuk menilai

kebersihan, kelembatan, kerontokan.

(b) Muka : untuk mengetahui keadaan muka,

pucat atau tidak. Ada odema dan

cloasma gravidarum.

(c) Telinga : bagaimana keadaan daun telinga, liang

telinga, ada serumen atau tidak

(d) Mata : untuk mengetahui konjungtiva pucat

atau tidak, sklera ikterik atau tidak

(e) Hidung : untuk mengetahui simetris kanan dan

kiri, ada lubang kanan dan kiri, ada

benjolan atau tidak.

(f) Mulut, gigi : untuk mengetahui kebersihan mulut,

ada caries atau tidak.

(g) Leher : untuk mengetahui apakah ada

pembesaran kelenjar thyroid dan ada

pembesaran kelenjar getah bening.

(h) Dada, payudara: untuk mengetahui ada kelainan atau


14

tidak, bentuk payudara, simetris kanan

dan kiri atau tidak, sudah keluar

kolostrum belum.

(i) Perut : ada bekas operasi atau tidak, ada

kelainan atau tidak.

(j) Ekstermitas : pada kaki dan tangan apakah terjadi

odema, ad avarices atau tidak, reflek

patella +/-.

(k) Genital : apakah odenma atau tidak,

pengeluaran pervaginam, ada kelainan

atau tidak.

(l) Anus : untuk mengetahui adanya haemoroid

atau kelainan.
(2) Palpasi

Suatu teknik yang menggunakan indra peraba tangan dan

jari (Nursalam, 2009).

Abdomen : menggunakan teknik Leopold

Leopold I : untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan

bagian janin pada fundus uteri

Leopold II : untuk menentukan bagian janin yang

berada perut ibu bagian kanan dan kiri

Leopold III : menentukan bagian bawah janin, apakah

bagian bawah tersebut sudah masuk apa

belum

Leopold IV : untuk menentukan bagian terbawah janin

berapa jauh sudah masuk panggul

(3) Auskultasi
15

Digunakan untuk menetukan detak jantung janin, denyut

jantung normal 120 160 x/menit.

(4) Perkusi

Pemeriksaan dengan cara mengetuk atau membandingkan

kiri dan kanan pada setiap permukaan tubuh dengan tujuan

menghasilkan suara dan mengindentifikasi lokasi, misalnya

pemeriksaan reflek patella (Prawirohardjo, 2007).

e) VT (pemeriksaan dalam) : untuk mengetahui keadaan vagina,

portio keras atau lunak, pembukaan servik berapa, penurunan

kepala, UUK dan untuk mendeteksi panggul normal atau tidak

(Prawirohardjo, 2007).

b. Langkah kedua : interpretasi data dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis,

masalah, dan kebutuhan, pasien berdasarkan interpretasi yang benar

atas data-data yang telah dikumpulkan (Sulistyawati, 2012)

Interprestasi data dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut :

1) Diagnosis kebidanan

diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek kebidanan

(Varney, 2006).

Data dasar

a) Data subyektif

Mengetahui data subyektif dari pasien meliputi :

(1)
16

(2) Ibu mengatakan ini

b) Data obyektif

(1) KU : keadaan umumnya baik


(2) TTV : TTV meliputi tekanan darah, nadi, suhu dan respirasi
(3) Palpasi : Leopold I, II, III dan IV normal.
(4) Auskultasi : DJJ <120 x/menit atau >160 x/menit

(5) Vagina toucher


Masalah :

Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang

ditemukan dari hasil pengkajian yang disertai diagnose

Kebutuhan :

Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien

berdasarkan keadaan dan masalahnya (Sulistyawati, 2012).

c. Langkah III : Merumuskan Diagnosa Potensial

Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau potensial

berdasarkan rangkaian masalah atau diagnosa yang ada dan

membutuhkan penanganan segera untuk mengatasi kemungkinan

buruk yang timbul.

d. Langkah IV : Antisipasi dan Tindakan segera

Langkah ini mengidentifikasi tindakan yang harus dilakukan

untuk menyelamatkan jiwa ibu dan janin. Tindakan ini perlu

dikonsultasikan dan ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan

yang sesuai dengan kondisi klien apabila terlambat merumuskan

tindakan akan menimbulkan kefatalan.

e. Langkah V : merencanakan asuhan kebidanan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh

berdasarkan langkah sebelumnya. Semua perencanaan yang harus

dibuat harus berdasarkan pertimbangan yang tepat, meliputi


17

pengetahuan, perawatan berdasarkan bukti (Sulistyawati, 2012)

f. Langkah VI : pelaksanaan asuhan kebidanan

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang

diuraikan langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman,

sehingga tidak muncul komplikasi (Varney, 2004).

g. Langkah VII : evaluasi

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang kita

berikan kepada pasien (Sulistyawati, 2012).

Data Perkembangan

Berdasarkan evaluasi selanjutnya rencana asuhan kebidanan

dituliskan dalam catatan perkembangan yang menggunakan SOAP yang

meliputi :

S : Subyektif

Menggambarkan hasil pendokumentasian hasil pengumpulan data melalui

anamnesa sebagai langkah Varney.

O : Obyektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil

lab dan test diagnostic lain dirumuskan dalam fokus untuk mendukung

asuhan sebagai langkah Varney.


18

A : Assesment

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data

subyektif dalan suatu identifikasi :

1. Diagnosa atau masalah

2. Antisipasi diagnosa lain atau masalah potensial

3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter konsultasi atau

kolaborasi

P : Planning

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi

berdasarkan assement.

Anda mungkin juga menyukai