Kelompok 3 Pengujian BJ Dan Penyerapan Air
Kelompok 3 Pengujian BJ Dan Penyerapan Air
I. REFERENSI
1. SNI 1970 – 2008 : Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus.
2. SNI 1969 – 2008 : Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar.
3. ASTM C.127-1992, TM Specific Gravity and Absorption of Coarse
Aggregate.
4. ASTM C.128-1993 : TM Specific Gravity and Absorption of Fine Aggregate.
5. ASTM D.75-2001 : Practice for Sampling Aggregate.
6. SNI 03-6889-2002 : Tata cara pengambilan contoh Agregat.
7. ASTM C.33-2001 : Spec for Concrete Aggregate.
8. SK SNI S-04-2417-1989-F : Spesifikasi agregat sebagai bahan bangunan.
9. Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, Litbang Trans PU, 2015.
II. TUJUAN
Tujuan dari pengujian ini yaitu dapat menentukan berat jenis agregat kasar dan
halus dalam keadaan jenuh kering permukaan (SSD), kering/curah (Bulk), dan
semu (Apparent). Serta dapat mengetahui penyerapan air dari agregat kasar dan
halus.
padat yang terbentuk dari campuran partikel kecuali pori atau pori udara yang
dapat menyerap air.
Penyerapan air (Water Absorbption) adalah berat air yang dapat diserap terhadap
berat agregat kering dan dinyatakan dalam persen.
Kadar air agregat adalah banyaknya air yang terkandung dalam agregat. Ada 4
jenis kadar air dalam agregat, yaitu :
1. Kadar air kering oven, yaitu agregat yang benar-benar kering tanpa air/telah
pada massa yang tetap.
2. Kadar air kering udara, yaitu kondisi agregat yang permukaannya kering tetapi
mengandung sedikit air dalam porinya sehingga masih dapat menyerap air.
3. Kadar air jenuh kering permukaan (Saturated Surface Dry/SSD), dimana
agregat yang permukaannya tidak terdapat air tetapi di dalam butirannya
sudah jenuh air. Pada kondisi ini air yang terdapat dalam agregat tidak
menambah atau mengurangi jumlah air yang terdapat dalam adukan beton.
4. Kondisi basah, yaitu kondisi dimana di dalam butiran maupun permukaan
agregat banyak mengandung air sehingga menyebabkan penambahan air pada
adukan beton
Daya serap air berhubungn dengan pengontrolan kualitas beton dan jumlah air
yang dibutuhkan beton, namun yang paling ideal untuk campuran beton adalah
agregat yang jenuh kering permukaan (Saturated Surface Dry/SSD).
Berikut ini adalah gambaran kandungan air pada agregat :
A. Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus dapat dihitung dengan
rumus sebagai Berikut:
1. Berat Jenis Kering (Bulk Spesific Gravity)
𝐵𝑘
Bj kering = 𝐵𝐽+𝐵𝑃−𝐵𝑝𝑗
4. Penyerapan
𝐵𝑗−𝐵𝑘
Bj Penyerapan Air = x100%
𝐵𝑘
Keterangan :
Bj = Berat agregat SSD
Bp = Berat Piknometer + Air + Tutup Kaca
Bpj = Berat Piknometer + Air + Tutup Kaca+ Agregat
Bk = Berat Agregat Kering Oven
B. Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar dapat dihitung dengan
rumus ebagai Berikut :
1. Berat Jenis Kering (Bulk Spesific Gravity)
𝐵𝑘
Bj kering = 𝐵𝐽−𝐵𝑎
1. Peralatan
Dengan
diameter atas
Untuk memasukan
40mm dan
Kerucut pasir ke dalam
1 1 diameter bawah
Terpancung gelas agar tidak
90 mm tebal 0.8
tumpah
dan terbuat dari
logam
Gelas Kaca
:Sebagai alat utama
untuk menguji
berat jenis agregat
Gelas Kaca + halus
Terbuat dari
3 Plat kaca 15 1 Pelat Kaca : Untuk
kaca
cm x 15 cm menutup gelas kaca
ketika terisi
aquades agar tidak
ada gelembung
udara
Untuk memisahkan
Ayakan no. 4
4 1 agregat halus dan terbuat dari kaca
(5 mm)
kasar
1 Set
1. Untuk
Timbangan
menimbang
5 untuk 2 -
agregat di
menghitung
dalam air
dalam air.
Untuk menyimpang
Ukuran besar
6 Pan 2 agregat halus dan
dan kecil
kasar ketika di oven
Untuk
membersihkan
7 Tissu 1 -
gelas kaca agar
tidak tersisa air
2. Bahan
NAMA
NO GAMBAR KETERANGAN
BAHAN
V. PROSEDUR PENGUJIAN
a. Agregat Halus
1. Siapkan alat-alat pengujian
2. Siapkan agregat halus yang telah direndam dalam air, ayak dengan
saringan 4,75 mm lalu pisahkan antara yang tertahan (>4,75 mm) dan yang
lolos (< 4,75 mm) untuk agregat yang tertahan pada saringan 4,75 mm
prosedur pengujian sama dengan agregat kasar.
3. Agregat halus simpan di pan dan keringkan dengan menggunakan kipas
angin sampai mencapai kondisi SSD.
4. Masukan agregat yang lolos (<4,75mm) kedalam kerucut terpancung
dalam 3 lapisan, yang masing-masing lapisan ditumbuk 8 kali dan yang
terakhir ditambah satu kali penumbukan jadi seluruhnya 25 kali.
5. Angkat kerucut perlahan-lahan secara vertikal ke atas.
Sebelum di angkat, cetakan harus dibersihkan dari butiran-butiran yang
berada diluar cetakan.
6. Periksa bentuk agregat yang terjadi, setelah kerucut diangkat. Disini ada 3
kemungkinan yang terjadi :
Jika agregat kering, maka agregat perlu ditambah air dengan cara
dipercikan. Jika agregat basah, maka agregat perlu dikeringkan dahulu
sampai di dapat bentuk SSD.
8. Isi bejana gelas (Piknometer) dengan air hingga penuh, lalu hilangkan
gelemung-gelembung udara yang terjebak dalam gelas kaca.
9. Tambahkan air hingga gelas kaca penuh, lalu tutup rapat dengan tutup
kaca, kemudian timbang berat piknometer tersebut+air+tutup kaca (Bp).
10. Keluarkan air dari piknometer (± ½ isi piknometer), lalu masukan benda
uji yang sudah dalam keadaan SSD tersebut diatas, lalau hilangkan
gelembung-gelembung udara yang terjebak.
11. Tambahkan kembali air hingga penuh, lalu tutp kembali denan tutup kaca
perlahan-lahan (tanpa ada gelembung yang terjebak) kemudian timbang
berat piknometer + air + agregat + tutup kaca (BPj).
12. Keluarkan benda uji dari piknometer perlahan-lahan dan tampung dalam
cawan, kemudian keringkan dalam oven pada suhu 110°C sampai berat
tetap.
13. Timbang berat benda uji yang telah kering oven (Bk) tersebut.
b. Agregat Kasar
3. Lalu basah kan salah satu kain lap dengan air dan yang satunya lagi
hanya dipercikan air saja.
4. Keluarkan benda uji dari air, lalu lap agregat yang didalam ember sedikit
demi sedikit sampai air pada permukaan agregat hilang (agregat ini
Nama Mahasiswa/i Kelas/ Grup/ Kel Tanggal
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung
KELOMPO
Data Hasil Pengujian K
I II III
Berat Benda Uji SSD (gram) Bj 1273.4
Berat Agregat Dalam Air (gram) Ba 725.4
Berat Benda Uji Kering Oven (gram) Bk 1197.6
6.2 PERHITUNGAN
A. Agregat Halus
Perhitungan untuk berat jenis dan penyerapan air agregat halus lolos
saringan 4,75mm sesuai dengan kelompok 3 adalah sebagai berikut:
1. Berat Jenis Kering (Bulk Spesific Gravity)
Nama Mahasiswa/i Kelas/ Grup/ Kel Tanggal
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung
𝐵𝑘 366
Bj kering = 𝐵𝐽+𝐵𝑃−𝐵𝑝𝑗 = 400+1470.8−1698.9
= 2,139
2. Berat Jenis Jenuh Air Kering Permukaan(Saturated Surface Dry Specific
Gravity)
𝐵𝐽 400
Bj SSD = 𝐵𝐽+𝐵𝑃−𝐵𝑝𝑗 = 400+1470,8−1698,9
= 2,327
3. Berat Jenis Semu (Apparent Spesific Gravity)
𝐵𝑘 366
Bj Semu (Apparent) = 𝐵𝑘+𝐵𝑃−𝐵𝑝𝑗 = 400+1470,8−1698,9
= 2,654
4. Penyerapan
𝐵𝑗−𝐵𝑘 400−366
Bj Penyerapan Air = x100% = ∗ 100% = 9,29%
𝐵𝑘 366
B. Agregat Kasar
Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar ( yang tertahan ayakan
4,75) adalah Sebagai Berikut :
1. Berat Jenis Kering (Bulk Spesific Gravity)
𝐵𝑘 1197,6
Bj kering = 𝐵𝐽−𝐵𝑎 = 1273,4−725,4
= 2,185
2. Berat Jenis Jenuh Air Kering Permukaan(Saturated Surface Dry Specific
Gravity)
𝐵𝐽 1273,4
Bj SSD = 𝐵𝐽−𝐵𝑎 = 1273,4−725,4
= 2,324
3. Berat Jenis Semu (Apparent Spesific Gravity)
𝐵𝑘 1197,6
Bj Semu (Apparent) = 𝐵𝑘−𝐵𝑎 = 1273,4−725,4
4. Penyerapan Air
𝐵𝑗−𝐵𝑘 1273,4−1197,6
Bj Penyerapan Air = x100% = ∗ 100%
𝐵𝑘 1197,6
= 6,329%
Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar menurut data dan
perhitungan dari kelompok 3 adalah Sebagai Berikut :
1. Berat Jenis Kering (Bulk Spesific Gravity)
Nama Mahasiswa/i Kelas/ Grup/ Kel Tanggal
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung
𝐵𝑘 2145,3
Bj kering = 𝐵𝐽−𝐵𝑎 = 2223,9−1365,5
= 2,499
2. Berat Jenis Jenuh Air Kering Permukaan(Saturated Surface Dry Specific
Gravity)
𝐵𝐽 2223,9
Bj SSD = 𝐵𝐽−𝐵𝑎 = 2223,9−1365,5
= 2,591
3. Berat Jenis Semu (Apparent Spesific Gravity)
𝐵𝑘 2145,3
Bj Semu (Apparent) = 𝐵𝑘−𝐵𝑎 = 2145,3−1365,5 = 2,751
4. Penyerapan Air
𝐵𝑗−𝐵𝑘 2223,9−2145,3
Bj Penyerapan Air = x100% = ∗ 100%
𝐵𝑘 1365,3
= 3,664 %
KELOMPOK Rata-
Hasil Perhitungan
I II III rata
Berat Jenis Jenuh Kering Muka
2,326 2,327 2,327
(SSD) 2,327
Berat Jenis Kering (Curah) 2,127 2,133 2,129
2,130
Berat Jenis Semu (Apparent) 2,654 2,648 2,654
2,652
Penyerapan Air (%) 9,329 9,131 9,290
X100% 9,250
KELOMPOK
Hasil Perhitungan
I II III
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil Perhitungan, BJ rata-rata didapatkan bahwa agregat yang
diuji termasuk jenis agregat normal (1,20-2,80) sesuai penggolongan jenis agregat
berdasarkan specific gravity. Penyerapan air agregat kasar lebih besar dari 3%,
maka tidak memenuhi persyaratan agregat campuran beton menurut BS (maks
3%) dan ASTM (maks 2%) dan penyerapan air agregat halus pun lebih besar dari
3% yang berarti tidak memenuhi persyaratan agregat campuran beton menurut
BS(maks 3%) dan ASTM (maks 2,3%).
Diperiksa Dikerjakan
Catatan:
1. Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan air agregat kasar dilakukan minimal dalam 2 kali percobaan,
kemudian diambil rata-ratanya dan dilaporkan dalam 2 desimal.
Diperiksa Dikerjakan
Diperiksa Dikerjakan