Oleh :
Kiki Triati (113063C117018)
Tahun 2019
BAB I
SISTEM GASTROINTESTINAL
A. Pengertian
Fungsi utama dari sistem pencernaan adalah mnyediakan air, garam, mineral,
dan elektrolit bagi tubuh dari nutrien yang telah dicernna sehingga nustrisi tersebut
siap untuk diabsorpsi. Memecahkan partikel makanan ke dalam bentuk molekul
yang siap dicerna, mengabsorpsi hasil pencernaan ke dalam darah, dan
mengeliminasi makanan yang tidak dicerna. Sistem pencernaan bekerja dari proses
mengunyah dan menelan serta proses lainnya yang berperan dalam mengubah
makanan ke dalam bentuk yang dipergunakan oleh sel dan membuang sampah
metabolisme.:
Sistem gastrointestinal terdiri atas beberapa organ atau bagian yaitu, sebagai berikut:
1. Mulut
Mulut adalah rongga lonjong pada permulaan saluran percernaan. Terdiri atas dua
bagian, bagian luar yang sempit, atau vestibula, yaitu ruang di antara gusi serta gigi
dengan bibir dan pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi di sisi-
sisinya oleh tulang maxilaris dan semua gigi, dan di sebelah belakang bersambung
dengan awal faring.3 Mulut atau rongga oral berisi organ aksesori yang berfungsi
pada proses awal pencernaan.
a. Bibir
Bibir tersususn atas otot rangka (orbikularis mulut) dam jaringan ikat. Bibir
mrupakan organ yang berfungsi untuk menerima makanan. Adapun bagian-bagian
dari bibir, yaitu:
Permukaan luar bibir ini dilapisi oleh kulit yang mengandung folikel
rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebasea.
2) Area transisional
3) Permukaan dalam
Lidah ini dilekatkan di dasar mulut oleh frenulun lingua. Lidah berfungsi
untuk menggerakan makanan saat dikunyah atau di telan dan sebagai pengecap
rasa.
c. Kelenjar saliva
Kelenjar saliva ini terdiri dari cairan encer yang mengandung enzim dan
cairan kental yang mengandung mukus. Terdapat tiga kelenjar saliva, yaitu:
1) Kelenjar paratiroid
2) Kelenjar submandibular
3) Kelenjar sublingual
Dari sekresi serosa, terdapat 98% air dan mengandung enzim amilase yang
memecah karbohidrat menjadi maltosa di dalam mulut. Sedangkan sekresi
mukus yang lebih kental mengandung glikoprotein (musin), ion, dan air. Pada
manusia normal, saliva yang di sekresi per menit adalah sebanyak 1 ml.
Saliva yang di sekresi dapat mencapai 1 L samapai 1,5 L dalam 24 jam
dengan pH 7,0.2 Fungsi saliva di antaranya adalah:
3. Esofagus
Esofagus adalah tuba muskular yang panjangnya sekitar 9 sampai 10 inchi (25
cm) dan berdiameter 1 inchi (2,54 cm). Esofagus berawal pada area
laringofaring, melewati diafragma dan membuka ke arah lambung. Esofagus
menggerakan makanan dari faring ke lambung melalui gerak peristaltis. Sfingter
kemudian berkontriksi untuk mencegah regurgitasi isi lambung ke esofagus.
Dinding esofagus terdiri dari 4 lapis yaitu: mukosa, submukosa, muskularis
propria dan adventisia. Esofagus tidak terdapat lapisan serosa sehingga
merupakan saluran cerna yang unik. Mukosa normal terdiri dari epitel berlapis
pipih, antara muskularis propria dan mukosa terdapat aliran limfatik yang berasal
dari muskularis propria. Muskularis propria terdiri dari otot bergaris dan otot
polos yaitu pada bagian proksimal otot bergaris, bagian tengah otot bergaris dan
polos dan pada bagian distal otot polos. Otot lapisan dalam tersusun sirkuler dan
lapisan luar longitudinal.
4. Lambung
1. Menyimpan makanan dalam jumlah besar sampai makanan tersebut dapat di tampung
pada bagian bawah pencernaan.
Selain itu, lambung juga menskresikan pepsinogen, renin, mucus , dan gastrin.
Pepsinogen yang di hasilkan oleh sel chief diubah menjadi pepsin oleh asam klorida (
yang disekresikan oleh sel parietal). Pepsin ini menguraikan protein menjadi
polipeptida. Tetapi, pepsinogen hanya bekerja dengan pH di bawah 5. Enzim lipase
mengubah lemak susu menjadi asam lemak dan gliserol. Rennin berfungsi untuk
mengkoagulasikan protein susu. Gastrin berfungsi untuk merangsang sekresi
lambung, meningkatkan motilitas usus dan lambung, mengkontriksi sfingter
esophagus bawah dan merelaksasi sfingter pilorus.
4. Usus halus
Usus halus merupakan tuba terlilit yang merentang dari sfingter pylorus
sampai ke katup ileosekal, tempatnya menyatu dengan usus besar. Diameter usus
halus kurang lebih 2,5 cm dan panjangnya 3 sampai 5 meter saat bekerja. Panjang 7
meter pada mayat dicapai saat lapisan muskularis eksterna berelaksasi.
Selain itu, usus halus juga mensekresi enzim maltase yang berfungsi untuk
menguraikan maltosa menjadi glukosa. Enzim sukrase yang mengubah sukrosa
menjadi glukosa dan fruktosa. Enzim laktase yang mengubah laktosa menjadi glukosa
dan galaktosa. Enzim peptidase yang menguraikan peptide menjadi asam amino. Dan
enzim lipase yang menguraikan monogliserida menjadi asam lemak dan gliserol. Usus
halus berfungsi sebagai akhir dari proses pencernaan. Di usus halus inilah sari-sari
makanan diabsorpsi dan di edarkan ke seluruh tubuh. Glukosa, asam amino, asam
lemak, gliserol, air, vitamin, dan elektrolit diabsorpsi oleh duodenum dan jejunum
melalui transport aktif.
5. Pankreas
. Empedu yang dihasilkan oleh sel hati akan memasuki kanalikuli empedu dan
akan disimpan di kandung empedu. Namun pigemen utamanya adalah bilirubin
yang memberikan warna kuning pada feses. Empedu adalah larutan berwarna
kuning kehijauan yang terdiri dari 97% air, dan pigmen dan garam empedu.
Pigmen empedu terdiri dari biliverdin (hijau) dan bilirubin (kuning). Pigmem-
pigmen ini merupakan hasil dari penguraian hemoglobin yang dilepas dari sel
darah merah yang terdisintegrasi. Garam empedu berasal dari asam empedu yang
berikatan dengan kolesterol dan asam amino. Garam tersebut direabsorpsi dari
ileum dan dibawa ke hati untuk di daur ulang. Garam empedu ini akan membantu
mengemulsi lemak, absorpsi lemak, dan penge luaran kolesterol dari tubuh.
6. Usus besar
Secara struktur, usus besar hampir sama dengan usus halus. Serabut
longitudinal pada dinding berotot tersusun dalam tiga jalur ( taeniae coli)
yangmenarik kolon menjadi kantong kantong yang disebut haustra yang memberi
rupa berkerut-kerut dan berlubang-lubang. Dinding mukosa lebih halus dari yang
ada pada usus halus, tidak memiliki vili, tidak memiliki lipatan-lipatan sirkular,
diameternya lebih lebar, panjangnya lebih pendek dari usus halus, dan daya
regangnya lebih besar dari usus halus..
Usus besar terdiri dari beberapa bagian yaitu:
1. Sekum
2. Kolon
Kolon adalah bagian usus besar dari sekum sampai rektum. Ada tiga jenis
kolon yaitu, kolon asenden, transversa, dan desenden. Kolon asenden adalah
kolon yang merentang dari sekum sampai ke tepi bawah hati disebelah kanan
dan membalik secra horizontal pada fleksura hepatika. kolon transversa
merentang menyilang abdomen di bawah hati dan lambung sampai ke tepi lateral
ginjal kiri, tempatnya memutar sampai ke bawah pada fleksura splenik. Dan
kolon desenden merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen dan menjadi kolon
sigmoid berbentuk S yang bermuara di rektum.
3. Rektum
Usus besar tidak ikut serta dalam pencernaan atau absorpsi makanan. Bila isi usus
halus mencapai sekum maka zat makanan telah diabsorpsi dan isinya cair. Selama
perjalanan di dalam kolon isinya menjadi semakin padat karena air diabsorpsi dan
ketika rectum dicapai maka feses bersifat padat-lunak. Fungsi usus besar yaitu,
sebagai berikut:
1. Usus besar mengabsorpsi 80% sampai 90% air dan elektrolit dari kimus yang
tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa yang semi padat.
2. Di dalam kolon terdapat populasi bakteri yang membantu proses pembusukan sisa
pencernaan. Bakteri ini juga mencerna sejumlah kecil selulosa dan memproduksi
sedikit kalori nutrien bagi tubuh.
3. Usus besar memproduksi mucus.
4. Usus besar mensekresikan sisa pencernaan dalam bentuk feses. Warna feses
berasal dari pigmen empedu dan baunya bersal dari bakteri.
BAB II
A. Definisi Sirosis
Penyakit hati ini dicirikan dengan distrosi arsitektur hati yang normal oleh
lembar-lembar jaringan ikat dan nodul-nodul regenerasi sel hati, yang tidak berkaitan
dengan vaskulatur normal. ( Sylvia A.price)
Sirosis adalah jaringan parut dan fibrosis jaringan hati yang berpotensi fatal.
B. Etiologi
Penyebab Rasional
Hepatitis virus atau autoimun Respons i mun dan inflamsi di stimulasi, memicu
kerusakan hepatosit dan akhirnya terbentuk jaringan
parut di jaringan hati.
Gagal jantung sisi kanan Hati menjadi bengkak oleh darah vena ketika
kemampuan jantung untuk memompa darah melemah.
Kongesti ini mencegah darah kaya nutrisi mencapai
hai. Menyebabkan kematian sel hati
Obat-obatan dan toksin Terpajanya hati oleh beberapa obat dan toksin
lingkngan dapat memicu kerusakan sel.
2. Sirosis pascanekrotik ,dimana terdapat pita jaringan parut yang lebar sebagai
akibat lanjut dari hepatitis virus akut yang terjadi sebelumnya .
3. Sirosis Biliaris , dimana dimana pembentukan jaringan parut terjadi dalam hati
disekitar saluran empedu. Terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis dari infeksi
(kolangitis)
C. Manifestasi klinis
1. Keluhan pasien
a) Pruritis
b) Urin berwarna gelap
e) Sesak napas
f) Mual
2. Tanda klasik
f) Efek neurologis :
Pemeriksaan penunjang
1. Simtomatis
2. Supportif, yaitu antara lain:
a. Istirahat yang cukup
b. Pengaturan manakanan yang cukup dan seimbang, misalnya: cukup kalori, protein
1gr/kg BB/hari dan vitamin
c. Pengobatan berdasarkan etiologi, misalnya pada sirosis hati akibat infeksi virus
Hepatitis C dapat dicoba dengan interferon.
3. Pengobatan yang spesifik dari sirosis hati akan diberikan jika telah terjadi komplikasi
seperti:
a. Asites
b. Spontaneous bacterial peritonitis (SBP)
Adanya kecurigaan akan SBP bila dijumpai keadaan sebagai berikut:
- Dicurigai sebagai sirosis tingkat B dan C dengan asites
- Gambaran klinis mungkin tidak ada leukosit tetap normal
- Protein asites biasanya <1g/dl
- Biasanya monomicrobial dan bakteri Gram-Negative
- Mulai pemberian antibiotik jika asites>250mm polymorphs
- 50% mengalami kematian dan 69% sembuh dalam 1 tahun
Pengobatan SBP dengan memberikan Cephalosporins Generasi lll
(Cefotaxime), secara parental selama lima hari, atau Qinolon secara oral.
Mengingat akan rekurennya tinggi maka untuk Profilaxis dapat diberikan
Norfloxacin (400mg/hari) selama 2-3minggu
c. Hepatorenal syndrome
Sindroma ini dapat dicegah dengan menghindari pemberian Diuretik yang
berlebihan, pengenalan secara dini setiap penyakit seperti gangguan elektrolit,
pendarahan dan infeksi. Penanganan secara konservatif dapat dilakukan berupa:
Retriksi cairan, garam, potassium dan protein. Serta menghentikan obat-obatan
yang Nefrotoxic. Pilihan terbaik adalah transplantasi hati yang diikuti perbaikan
dan fungsi ginjal.
d. Ensapalophaty hepatic
Suatu sindrom yang didapat kan pada penderita penyakit hati menahun ,mulai
dari gangguan ritme tidur, perubahan kepribadian, dan gelisah. Factor
pencetus infeksi, perdarahan GI, dan obat-obatan hepatotoxic. Penanganannya
mengenali dan mengobati factor pencetus, diet rendah protein, pemberian
antibiotik( neomiisin), obat-obat yang memodifikasi neurotransmiter;
Bromocriptin, Flumazemil, Pemberian AARS.
Discharge Planning
1. Istirahat ditempat tidur sampai terdapat perbebaikan ikterus, asites, dan deman
2. Diet rendah protein. Bila ada asites diberikan diet rendah garam ll, dan bila
proses tidak aktif, doperlukan diet tinggi protein
4. Memperbaiki keadaa gizi, bila perlu dengan pemberian asam amino assensial
berantai cabang dan glukosa
Pengkajian
1. Aktifitas / latihan
2. Sirkulasi
Riwayat gagal ginjal kronik, perikarditis, penyakit jantung reumatik kanker
(Malfungsi hati menimbulkan gagal hati )Disritmia,distensi vena abdomen.
3. Eliminasi
Flatus, distensi abdomen (Hepatomegali, splenomegali, asites, Penurunan bising
usus feces warna tanah liat, melena, urine gelap, pekat.
4. Makanan / cairan
Anorexia,tidak toleran terhadap makanan / tak dapat mencerna, mual / muntah
penurunan berat badan atau peningkatan cairan, edema, kulit kering, turgor
buruk, ikterik, nafas berbau keton / Feor hepatikus.
5. Neurosensori
Orang terdekat dapat melaporkan perubahan kepribadian,, penurunan mental,
perubahan mental, halusinasi, lambat bicara, asterik.
6. Nyeri / kenyamanan
Nyeri tekan abdomen / nyeri kuadran kanan atas, pruritus, neuritis perifer, perilaku
hati-hati, pokus pada diri sendiri.
7. Pernafasan
Dispnea, takipnea, pernafasan dangkal, bunyi nafas tambahan, ekspansi paru
terbatas,hipoksia
8. Keamanan
Pruritus, demam (Lebih umum pada Sirosis alkoholik) ikterik, ikimosis
petikie,angioma spider .
9. Seksualitas
Gangguan menstruasi, impoten, altrofi, testis, ginekosmatia, kehilangan rambut
(dada bawah lengan, pubis ).
Diagnosa Keperawatan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
Implementasi
Memonitor TTV
Evaluasi