ABSTRAK
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida
panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi
sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Gunung
Merapi secara geografis Gunung Merapi terletak pada 7°32,5' Lintang Selatan dan 110°26,5' Bujur Timur. Gunung
Merapi merupakan gunungapi tipe strato, dengan ketinggian 2980 m dari permukaan laut. Potensi bahaya vulkanik
gunungapi Merapi salah satunya adalah aliran lahar dingin. Kali Gendol menjadi salah satu sungai yang menampung
banjir lahar. Dalam penelitian ini, dilakukan di Kali Gendol untuk menentukan estimasi kemampuan tampungan Kali
Gendol terhadap volume lahar dingin. Aliran lahar atau aliran debris ini secara umum dipengaruhi oleh kemiringan
lereng, jumlah material, faktor topografi dan geologi tanah, luas daerah pengaliran sungai, serta curah hujan sehingga
dilakukan perhitungan DAS Kali Gendol dengan menggunakan faktor-faktor tersebut untuk menghitung volume
muatan lahar maksimal bagi Kali Gendol. Metode penelitian dilakukan dengan kombinasi survei lapangan di tiga lokasi
pengamatan untuk checking dan mengetahui secara langsung kondisi endapan material Gunungapi Merapi di Kali
Gendol dan metode analisis matematis dengan perhitungan volume DAS daerah telitian. Hasil pengamatan endapan
material Gunung Merapi di tiga lokasi yang mencakup KRB 1, KRB 2, dan KRB 3 memperlihatkan adanya perbedaan
ukuran fragmen yang mana semakin ke zona distal fragmen semakin kecil dan jarak antar fragmen juga semakin besar.
3
Hasil estimasi volume sedimen lahar dingin di Kali Gendol adalah sebesar 4.340.870 m dengan daya tampung pada
3
Kali Gendol sebesar 5.875.219 m . Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa Kali Gendol masih mampu menampung
3
lebih banyak sedimen lahar dingin Gunungapi Merapi, yaitu sebanyak 1.534.349 m
Kata kunci : Potensi bahaya Gunungapi, Merapi, aliran lahar, Volume DAS Kali Gendol.
1. PENDAHULUAN
G. Merapi (2986 mdpl) terletak di perbatasan empat membawa energi yang cukup besar. Untuk itu biasanya
kabupaten yaitu Kabupaten Sleman, Propinsi DIY dan lahar dibuatkan saluran khusus yang di dalam ilmu
Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan geoteknik dikenal sebagai "sabo". Beberapa gunung di
Kabupaten Klaten di Propinsi Jawa Tengah. Propinsi Indonesia yang mempunyai aktivitas aliran lahar ini
Jawa Tengah. G. Merapi berbentuk sebuah kerucut misalnya Gunung Galunggung di Jawa Barat dan
gunungapi dengan komposisi magma basaltik andesit Gunung Merapi di Jawa Tengah/Yogyakarta.
dengan kandungan silika (SiO2) berkisar antara 52 – 56
%. Morfologi bagian puncaknya dicirikan oleh kawah
sebagai "sabo". Beberapa gunung di Indonesia yang
yang berbentuk tapal kuda, dimana di tengahnya tumbuh
kubah lava. Gunung Merapi terakhir meletus pada tahun mempunyai aktivitas aliran lahar ini misalnya Gunung
2010 dan mengeluarkan material vulkanik yang terangkut Galunggung di Jawa Barat dan Gunung Merapi di Jawa
oleh media air. Material vulkanik yang terbawa oleh Tengah/Yogyakarta.
media air biasa disebut dengan lahar. Lahar inilah yang Daerah Aliran Sungai disingkat DAS ialah suatu
terendapkan pada sungai-sungai yang terdapat di sekitar kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi di mana air
lereng gunung. yang berasal dari air hujan yang jatuh, terkumpul
Lahar merupakan aliran material vulkanik yang biasanya
berupa campuran batu, pasir dan kerikil akibat adanya dalam kawasan tersebut. Guna dari DAS adalah
aliran air yang terjadi di lereng gunung (gunung berapi). menerima, menyimpan, dan mengalirkan air hujan
Di Indonesia khususnya, aktivitas aliran lahar ini akan yang jatuh di atasnya melalui sungai. Air Daerah
meningkat seiring dengan meningkatnya intensitas curah Aliran Sungai (DAS) adalah air yang mengalir pada
hujan. Aliran lahar sangat berbahaya terutama bagi suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi di
penduduk yang tinggal di perkampungan yang berada di mana air tersebut berasal dari air hujan yang jatuh dan
lereng gunung ataupun bagi para penambang pasir yang
terkumpul dalam sistem tersebut.
sering berada di daerah aliran lahar ini. Lahar dapat
mengalir dengan kecepatan beberapa puluh meter per
detik menempuh jarak sampai beberapa kilometer 1
2. METODOLOGI Pengambilan sample, deskripsi, dan pengamatan
dilakukan ditiap - tiap KRB untuk mengetahui
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah perbedaan muatan material vulkanik dan
studi pustaka dan penelitian lapangan. Studi pustaka persebarannya serta dampak yang ditimbulkan
dilakukan untuk mengetahui bagaimana karakter dari aliran lahar.
dari daerah aliran sungai Kali Gendol . Penelitian Metode kuantitatif dilakukan untuk
lapangan dilakukan untuk mengetahui bagaimana menghitung volume material vulkanik dengan
deskripsi kualitatif dan kuantitatif dari endapan mencermati karakteristik kecenderungan pola
lahar yang ditemui pada Kali Gendol yang terbagi intensitas hujan diintegrasi dengaan hasil
atas tiga segmen lokasi telitian, yaitu bagian hulu, pengamatan di lapangan, diharapkan memperoleh
tengah, dan hilir yang masing-masing berjarak gambaran yang lebih jelas menyangkut besaran
kurang lebih 2 kilometer jauhnya. volume DAS sungai. Informasi ini dapat
digunakan sebagai salah satu langkah awal dalam
3. HASIL DAN PEMBAHASAN upaya perencanaan konsep pengelolaan dan
Penelitian ini dilakukan berdasarkan dengan KRB penanggulangan bencana lahar dingin pada alur
Merapi 2002 yang membagi Merapi kedalam tiga sungai di kawasan gunung berapi yang masih
kawasan, yaitu KRB 1, KRB 2, dan KRB 3. aktif.
2
Gambar 2. Lokasi Penelitian pada Kali Gendol
(Sumber : Review master plan study, 2001)
LOKASI PENGAMATAN 1
Bagian Utara
3
Gambar 7. Litologi
o
Gambar 4. Kontak Azimuth: N121 E
o
Azimuth: N313 E
Bagian Timur
Terdapat litologi breksi dengan tebal 2.6
m dengan warna abu-abu muda, tingkat
pelapukan tinggi ditunjukan dengan struktur
pelapukan oleh air pada gambar 11. struktur
massif, ukuran butir dari pasir halus sampai
krakal, butiran menyudut, grain supported,
dengan fragmen berupa litik, arah orientasi dari
fragmen relatif searah ke Selatan menunjukan
arah aliran dari Utara ke Selatan.
Gambar 8. Fragmen
o
Azimuth: N114 E
Gambar 5. Kontak
o
Azimuth: 103 E
Gambar9. Litologi
o
Azimuth: N134 E
Bagian Barat
4
Gambar 10. Litologi
o
Azimuth: N257 E Gambar 12. Arang penciri endapan medial
o
Azimuth: N272 E
LOKASI PENGAMATAN 2
Gambar13. Litologi
o
Azimuth: N276 E
LOKASI PENGAMATAN 3
5
besar mengingat distribusi endapan yang semakin
menjauhi core semakin halus, sedangkan pada
zona ini merupakan zona yang paling dekat dari
zona core Gunung Merapi
6
Gambar 16. Peta Kali Gendol
DAFTAR PUSTAKA
.
Perka No. 02 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Umum Pengkajian Risiko Bencana. Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Kabupaten Sleman Dalam Angka. 2010. Badan
Pusat Statistik Kabupaten Sleman.
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral.
2013. http://www.vsi.esdm.go.id (diakses
pada 15 Desember 2018)
BadanInformasi Publik, Pusat Informasi
Kesejahteraan Rakyat, 2008, Memahami
Bencana, Informasi Tindakan Masyarakat
Mengurangi Resiko Bencana, Departemen
Komunikasi dan Informatika RI, Jakarta
Noor, Djauhari. 2008. Perencanaan Tata Guna
Lahan Berbasis Mitigasi Bencana Geologi.
Uyitno, Putro._____. Dampak Bencana Aliran
Lahar Dingin Gunung Merapi Pasca Erupsi
Di Kali Putih. Jurnal. Program
Doktor Teknik Sipil Universitas
Diponegoro, Semarang.