Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................1
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................................3
1.3 Makalah ini disusun dengan tujuan untuk :....................................................................................3
BAB 2.........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................................................4
2.1 Definisi Pengembangan Sistem....................................................................................................4
2.2 Pengembangan Sistem...................................................................................................................4
2.3. Analisis Sistem........................................................................................................................5
2.4 Rancangan Sistem.....................................................................................................................5
2.5 Implementasi Sistem.....................................................................................................................5
2.6 Pemeliharaan Sistem.....................................................................................................................5
2.8 Peningkatan Sistem.....................................................................................................................6
2.9. Pendekatan Pengembangan Sistem..............................................................................................7
3.0. Metode Pengembangan Sistem Informasi....................................................................................8
3.0.1. CBIS Life Cycle....................................................................................................................8
3.0.2. System Development Life Cycle (SDLC).............................................................................8
3.0.3. Prototyping.........................................................................................................................10
3.0.4. Rapid Application Development (RAD).............................................................................11
3.0.5. Spiral...................................................................................................................................12
3.0.6. Join Application Development (JAD).................................................................................13
3.0.7. Object Oriented Technology...............................................................................................14
3.0.8. Functional Decomposition Methodologies..........................................................................14
3.0.9. End-user Development........................................................................................................14
3.0.10. Outsourcing..........................................................................................................................14
4.0. Tools Pengembangan Sistem Informasi.....................................................................................14
BAB 3........................................................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................................................16
3.1 Simpulan...................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................17

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem informasi adalah suatu sinergi antara data, mesin pengolah data (yang biasanya
meliputi komputer, program aplikasi dan jaringan) dan manusia untuk menghasilkan informasi.
Jadi sistem informasi bukan hanya aplikasi perangkat lunak. Sistem Informasi ada pada hampir
setiap perusahaan atau instansi untuk mendukung kegiatan bisnis mereka sehari-hari. Biasanya
porsi pengerjaan pengembangan sistem informasi diserahkan kepada orang-orang yang bekerja
di bidang teknologi informasi.
Perkembangan teknologi informasi telah membawa dampak dalam kehidupan
masyarakat. Sejak ditemukannya komputer pada tahun 1955, peradaban dunia telah memasuki
era informasi. Teknologi informasi dengan komputer sebagai motor penggeraknya telah
mengubah segalanya. Pemrosesan informasi berbasis komputer mulai dikenal orang hingga saat
ini sudah banyak software yang dapat digunakan orang sebagai alat pengelolaan data untuk
menghasilkan informasi.
Teknologi informasi muncul sebagai akibat semakin merebaknya globalisasi dalam
kehidupan organisasi, semakin kerasnya persaingan bisnis, semakin singkatnya siklus hidup
barang dan jasa yang ditawarkan. Untuk mengantisipasi semua ini, perusahaan mencari
terobosan baru dengan memanfaatkan teknologi. Teknologi diharapkan dapat menjadi fasilitator
dan interpreter. Semula teknologi informasi digunakan hanya terbatas pada pemrosesan data.
Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi tersebut, hampir semua aktivitas organisasi
saat ini telah dimasuki oleh aplikasi dan otomatisasi teknologi informasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. apakah defenisi pengembangan system
2. apa saja langkah-langkah dalam mengembangkan system
3. apa saja metode dalam mengembangkan system informasi
4. apa saja tools dalam pengembangan system informasi

1.3 Makalah ini disusun dengan tujuan untuk :


1. Memenuhi tugas matakuliah pengantar sistem informasi.
2. Dapat dijadikan referensi untuk mahasiswa selanjutnya apabila mendapat topik yang sama
dalam sistem informasi.
3. Membuka wawasan dalam bidang sistem informasi yang diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Mengenalkan berbagai macam sistem informasi yang ada disekitar kita pada saat ini.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pengembangan Sistem
Terdapat beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai definisi dari pengembangan sistem,
diantaranya :
 Pengembangan sistem merupakan suatu proyek yang harus melalui suatu proses
pengevaluasian seperti pelaksanaan proyek lainnya. (Amsa, 2008)
 Pengembangan sistem dapat berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan
sistem yang lama secara keseluruhan atau untuk memperbaiki sistem yang sudah ada
(kami, 2008).
 Pengembangan sistem adalah metode/prosedur/konsep/aturan yang digunakan untuk
mengembangkan suatu sistem informasi atau pedoman bagaimana dan apa yang harus
dikerjakan selama pengembangan sistem (algorithm). Metode adalah suatu cara, teknik
sistematik untuk mengerjakan sesuatu (dinu, 2008).

2.2 Pengembangan Sistem


Pengembangan sistem informasi adalah kumpulan kegiatan para analis sistem, perancang,
dan pemakai yang mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi. Pengambangan
sistem informasi merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan selama pembangunan sistem
informasi.
Agar sistem informasi bekerja secara tepat, kita harus mengelola secara aktif,
menyesuaikan teknologi dengan situasi, dan menerima tanggung jawab baik untuk sukses atau
kegagalannya.
Untuk dapat memilih dan mempertimbangkan hal-hal diatas perlu beberapa dasar pokok yang
bisa dipakai sebagai patokan, antara lain yaitu pengembangan sistem. Pengembangan sistem ini
terdiri dari 5 tahapan (Sabarguna, 2003):
1. Analisis system
2. Rancangan sistem
3. Implementasi sistem
4. Pemeliharaan sistem
5. Peningkatan sistem

3
2.3. Analisis Sistem
Analisis sistem adalah proses koleksi, pengaturan dan evaluasi fakta tentang informasi yang
dibutuhkan dan lingkungan tempat sistem akan dijalankan.
Dalam rangka pengumpulan fakta tentang informasi dan lingkungan sistem, diantaranya meliputi
hal-hal:
1. Latar belakang informasi, meliputi asal informasi, pemakai dan beban penggunaan.
2. Prosedur, yaitu cara atau tugas yang selama ini berjalan dan dikerjakan.
3. Aliran informasi, meliputi aliran data informasi dari satu bagian ke bagian lain
4. Penentuan masalah, yaitu melalui langkah mulai dari penelaahan latar belakang informasi,
prosedur dan aliran informasi, maka akan dapat diketahui masalah yang ada.

2.4 Rancangan Sistem


Rancangan sistem ini meliputi kegiatan yang bertujuan untuk menggambarkan wujud
sistem yang akan dibuat, seperti halnya apabila kita akan membangun rumah, maka rancangan
sistem ini dapat kita analogikan dengan bentuk gambar rumah yang akan kita bangun.
Untuk memperoleh rancangan yang baik, keterlibatan pada pemakai diperlukan. Hal ini
disebabkan karena tujuan utama adalah pemanfaatannya, disamping adanya proses kreatif dari
ahli teknis (Sabarguna, 2003). Dengan kata lain, keterlibatan pemakai dari tahap analisis sampai
rancangan sistem diperlukan untuk menjaga agar system yang dirancang benar-benar sesuai
denga kebutuhan

2.5 Implementasi Sistem


Pada implementasi sistem, tahapan yang perlu diikuti antara lain:
1. pembuatan program
2. pelatihan
3. konversi file
4. uji coba sistem
5. dokumentasi
Secara umum, yang perlu diperhatikan adalah perangkat keras, perangkat lunak dan pemakai
agar bisa berjalan sesuai dengan tujuan dan diperoleh manfaat.

2.6 Pemeliharaan Sistem


Sistem yang telah terbentuk dan berjalan, harus dipelihara agar:

4
1. bisa terus berjalan secara mulus
2. bila ada kerusakan kecil dapat segera diketahui dan tidak menjadi besar
3. menjamin agar sistem yang ada bisa dikendalikan dari kemungkinan kerusakan yang fatal
Manfaat pemeliharaan yang terarah sudah bisa dilihat, tetapi pelaksanaanya sering tidak semudah
itu karena kemalasan atau karena alasan penghematan biaya. Padahal pemeliharaan merupakan
dasar penghematan biaya pada sektor perbaikan

2.8 Peningkatan Sistem


Bentuk dari Sistem Informasi adalah manual atau komputerisasi. Untuk bentuk komputerisasi ini
diperlukan pengembangan sistem, dengan urutan sebagai berikut:
1. analisis sistem, yaitu proses pengumpulan, pengorganisasian dan pengevaluasian
informasi yang membutuhkan untuk berjalannya sistem informasi.
2. pemilihan rancangan sistem, yaitu memilih rancangan sistem yang sesuai dengan
kebutuhan dan bisa dijalankan.
3. implementasi, yaitu menerapkan sistem informasi yang dibuat sesuai dengan rancangan
dan mencapai tujuan yang diharapkan
4. pemeliharaan, yaitu sistem dipelihara agar tidak rusak dan penyesuaiannya diperlihatkan
sesuai dengan perkembangan.

Proses pengembangan sistem informasi dapat menciptakan efisiensi dalam manajemen


sumber daya yang ada, dan perlu diperhatikan bahwa pengembangan sistem harus memenuhi
kriteria atau aturan dalam meningkatkan keunggulan sistem dalam berkompetensi.
Pengembangan sistem dari sistem yang lama ke sistem yang baru dan terintegrasi dengan
perangkat komputer akan mempermudah dalam pengolahan data agar dapat menghasilkan
informasi berbasis komputer yang lebih berkualitas guna dalam pengambilan keputusan.
Dalam pengembangan sistem informasi terdiri dari System Analysisdimana upaya atau
usaha untuk mendapatkan gambaran bagaimana sistem lama itu bekerja dan menganalisa
masalah-masalah apa saja yang ada pada sistem yang lama, dan System Development dimana
langkah-langkah untuk mengembangan sistem informasi yang lama ke sistem yang baru sesuai
dengan cara kerja sistem dan masalah-masalah yang telah dianalisa. Beberapa hal yang mengacu
suatu sistem lama harus dikembangkan menjadi sistem yang baru diantaranya yaitu :
1. Masalah (Problem)
Dimana kondisi yang tidak diingkan pada sistem yang lama, diantaranya yaitu keterbatasan
cara kerja sistem yang lama dapat menyebabkan sistem tidak dapat berjalan sesuai dengan yang
diinginkan. Misalnya kebutuhan informasi yang semakin luas dan semakin bertambah akan
5
berujung dengan pengelohan data yang dibutuhkan semakin mengingkat, dikarenakan sistem
yang lama tidak dapat memenuhi kriteria tersebut mengakibatkan sistem yang lama tidak efektif,
maka tidak akan dihasilkan informasi yang dibutuhkan dan akan menghambat kinerja
manajemen sumber daya yang ada.
2. Kesempatan (Opportunity)
Kesempatan untuk mengembangkan sistem yang lama ke sistem yang baru sangatlah penting
terutama tentang kecepatan informasi dalam dunia pasar. Persaingan pasar yang semakin ketat
memicu untuk memasang rencana-rencana strategis untuk meraih peluang pasar dengan berhasil.
Hal ini dapat menjadi acuan untuk suatu mengembangkan sistem lama ke sistem baru dapat
menyediakan kebutuhan informasi dengan efektif dan efisien dalam persaingan pasar, agar
dalam proses pengambilan keputusan dapat berjalan dengan sesuai rencana.
3. Perintah (Directive)
Suatu sistem lama bisa dikembangan ke sistem yang baru bisa terjadi dengan adanya perintah
dari seorang pimpinan atau adanya pengaruh dari pihak luar. Adanya instruksi-instruksi yang
ada, maka sistem yang lama dapat dikembangkan sesuai dengan instruksi pimpinan, dari cara
kerja sistem itu sendiri sampai informasi yang akan dihasilkan.
4. Ancaman (Treath)
Suatu sistem informasi yang dibangun tidak menutup kemungkinan terjadi adanya ancaman dari
pihak luar. Misalnya seorang pemimpin merasa ada pihak dalam atau luar yang mencoba untuk
merusak akses kerja perusahaan, dengan terjadinya hal tersebut bisa dilihat bahwa sistem yang
ada terancam dirusak. Hal tersebut terjadi kemungkinan kurang keakuratan sistem itu sendiri dan
banyaknya pihak yang dapat mengakses sistem. Maka sistem lama tersebut dikembangkan ke
sistem yang baru dengan adanya pengendalian akses sistem. Pengendalian sistem tersebut
dengan lebih mengamankan akses sistem yang baru, dengan mengamankan Id dan Password
akses yang baru dan mengurangi pihak yang dapat mengakses sistem baru tersebut.

2.9. Pendekatan Pengembangan Sistem


Adapun pendekatan yang digunakan dalam pengembangan sistem diantaranya yaitu :
a. Pendekatan Konvensional
Pendekatan ini disebut juga dengan pendekatan tradisional dimana pendekatan ini dalam
mengembangkan sistem mengikuti tahap-tahapan pada siklus hidup pengembangan sistem.
Pengembangan sistem dengan pendekatan konvensional diawali dengan melihat alur dokumen
dari satu bagian organisasi ke bagian organisasi lainnya dan kemudian ditentukan proses
pengolahan datanya.
b. Pendekatan Fungsional
Pendekatan ini dilakukan dengan menganalisa cara kerja sistem yang dikembangkan, kemudian
menganalisa data yang akan menjadi masukan dan keluaran dari sistem serta tempat
penyimpanan data, dan kelengkapan sumber dan tujuan data.
6
c. Pendekatan Struktur Data
Pendekatan ini dilakukan berdasarkan alur data dokumen masukan maupun keluaran yang
digunakan dalam sistem. Pendekatan ini dinyatakan secara hirarki dengan menggunakan
konstruksi sequence, selection, dan repetition.
d. Information Engineering
Sistem yang dibangun menggunakan pendekatan ini didasari dengan perencanaan strategis
informasi dan kebutuhan informasi enterpise. Dimana informasi enterpise yaitu menyatukan
semua informasi dari berbagai bagian menjadi satu informasi yang logikal, sehingga akan
dihasilkan informasi yang dibutuhkan dengan mudah.
e. Pendekatan Objek
Sistem dikembangakan berdasarkan objek-objek yang telah ada dalam sistem. Kumpulan objek
yang ada mempunyai data dan operasi yang saling berhubungan satu sama lain. Dalam sistem
setiap objek menerima pewarisan dari objek lainnya, dan setiap objek mempunyai kemampuan
polimorfisme. Polimorfisme adalah konsep yang menyatakan bahwa sesuatu yang dapat
mempunyai bentuk dan perilaku berbeda, maka operasi yang sama mungkin mempunyai
perbedaan dalam kelas yang berbeda.
Merupakan aktifitas akhir dari pengembangan sistem dan membangun data sesuai dengan
aktifitas user. Pada tahap ini ditekankan untuk memastikan bahwa sistem telah dikemas sesuai
dengan peraturan dan persyaratan yang tepat.

3.0. Metode Pengembangan Sistem Informasi


3.0.1. CBIS Life Cycle
CBIS (Computer Based Information Systems) Life Cycle atau yang disebut dengan siklus sistem
informasi berbasis komputer. Merupakan tahapan-tahapan dan tugas-tugas yang harus dilakukan
dalam mengembangkan sistem informasi, tanpa memperhatikan sistem informasi jenis apa yang
akan dibuat dan seberapa luas yang harus di hasilkannya.
3.0.2. System Development Life Cycle (SDLC)
Suatu sistem lama yang telah dikembangkan ke sistem yang baru, namun saat kerja sistem baru
ditemukan permasalahan dalam tahap pemeliharaan sistem yang kemungkinan tidak dapat
diatasi, maka sistem tersebut akan dikembalikan lagi ke sistem yang lama, hal inilah yang
disebut dengan siklus hidup pengembangan sistem atau disebut dengan System Development Life
Cycle.
SDLC merupakan proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan
menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk mengembangkan
sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya. Kegunaan dari SDLC yaitu mengakomodasi
beberapa kebutuhan pengguna akhir dan pengadaan perbaikan masalah yang berhubungan
dengan perangkat lunak.

7
Metode ini digunakan oleh para analisis sistem ataupun pembuat program dengan tahapan-
tahapan pekerjaan untuk membangun sistem informasi. Metode ini sangat cocok untuk
pengembangan sistem besar. Setiap SDLC harus menghasilkan sistem berkualitas tinggi yang
memenuhi atau melebihi harapan user, mencapai selesai dalam waktu dan perkiraan biaya,
bekerja secara efektif dan efisien.
a. Kegiatan Dalam Tahapan SDLC
1. Inisiasi (initiation)
2. Pengembangan konsep sistem (system concept development)
3. Perencanaan (planning)
4. Analisis kebutuhan (requirement analysis)
5. Desain (design)
6. Pengembangan (development)
7. Integrasi dan pengujian (integration and test)
8. Implementasi (implementation)
9. Operasi dan pemeliharaan (operations and maintenance)
10. Disposisi (disposition)
b. Model SDLC
1. Model Waterfall
a. Tahap-tahap model waterfall
· Analisis kebutuhan perangkat lunak
· Desain
· Pembuatan kode program
· Pengujian
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Waterfall
Kelebihan :
· Merupakan model pengembangan paling handal dan paling lama digunakan.
· Cocok untuk system software berskala besar.
· Cocok untuk system software yang bersifat generik.
· Pengerjaan project system akan terjadwal dengan baik dan mudah dikontrol.
Kekurangan:

8
· Persyaratan system harus digambarkan dengan jelas.
· Rincian proses harus benar-benar jelas dan tidak boleh berubah-ubah.
· Sulit untuk mengadaptasi jika terjadi perubahan spesifikasi pada suatu tahapan
pengembangan.
3.0.3. Prototyping
Dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja secara
terus menerus dan diperbaiki melalui kerjasama antar analis dan user. Metode ini menggunakan
data aktual, edit input, melakukan komputasi dan semua manipulasi sehingga dihasilkan output
nyata. Karakteristik dari metode ini meliputi langkah pemilahan fungsi, penyusunan sistem
informasi, evaluasi dan penggunaan selanjutnya.
Model prototipe (prototyping model) dimulai dengan mengumpulkan kebutuhan dan perbaikan,
desain cepat, pembentukan prototipe, evaluasi userterhadap prototipe, perbaikan dan produk
akhir sistem yang akan dibuat. Model ini menyediakan tampilan dengan simulasi alur sistem
sehingga tampak seperti sistem yang sudah jadi. Model prototipe ini dievalusi oleh userhingga
ditemukan spesifikasi yang sesuai keinginan user. Model prototipe sangat cocok digunakan
untuk menjabarkan kebutuhan user secara lebih detail karena user sering kali lesulitan
menyampaikan kebutuhnya secara detail tanpa melihat gambaran yang jelas.
a. Runtutan penggunaan model prototipe yaitu:
· Reaksi awal dari user
Dimulai dengan menampilkan prototipe sistem kepada user, kemudian melihat bagaimana
reaksi user terhadap prototipe tersebut, dan apakah sudah sesuai dengan apa yang diinginkan
oleh user. Reaksi tersebut dikumpulkan dengan adanya lembar observasi, wawancara ataupun
kuisioner.
· Saran-saran penguna
Saran dari user merupakan hasil interaksi user dengan prototipe yang ditampilkan, dengan
masukan dari user untuk perbaikan, pengubahan ataupun penghentian prototipe guna untuk dapat
memenuhi kebutuhanuser.
· Inovasi
Kemampuan sistem baru yang sebelumnya tidak ada pada saat pengguna berinterkasi dengan
prototipe. Inovasi prototipe jika berhasil akan menjadi bagian dari sistem hasil jadi.
· Rencana revisi
Menggambarkan sistem di masa yang datang, dengan rencana revisi dapat membantu
mengidentifikasi kebutuhan apa saja yang akan diprototipekan selanjutnya.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Prototipe
Kelebihan :

9
· Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.
· Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret daripada secara abstrak.
· Untuk digunakan secara standalone.
· Digunakan untuk memperluas SDLC.
· Mempersingkat waktu pengembangan Sistem Informasi
Kekurangan :
· Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
· Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
· Bisanya kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan.
· Protitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah.
· Protype terlalu cepat selesai
3.0.4. Rapid Application Development (RAD)
Menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuan
user dan perancangan sistem informasi. Proses pengembangan metode ini yaitu mempelajari
apakah proyek pengembangan sistem memenuhi kriteria, mempelajari aktivitas bisnis
perusahaan, menentukan area bisnis serta fungsi yang menjadi prioritas, membuat model dari
fungsi-fungsi yang menjadi prioritas, memilih prototipe mana yang direview dan
mengimplementasikan sistem informasi.
Rapid Application Development (RAD) merupakan model pengembangan sistem yang bersifat
inkremental (bertingkat) terutama waktu pengerjaan yang pendek. Model RAD membagi tim
pengembang manjadi beberapa komponen masing-masing tim pengerjaan dapat dilakukan
secara paralel. Model ini dimulai dari pemodelan bisnis, pemodelan data, pemodelan proses,
pembangkitan aplikasi, dan pengujian.
a. Tahap-tahapan model ini :
· Pemodelan bisnis
Pemodelan ini dilakukan untuk memodelkan fungsi bisnis untuk mengetahui informasi apa saja
yang mempengaruhi proses binis, informasin apa saja yang akan dimunculkan, siapa yang akan
meembuat informasi tersebut, bagaimana alr informasi tersebut, dan proses apa saja yang terkait
dengan informasi tersebut.
· Pemodelan data
Pengumpulan data-data apa saja yang dibutuhkan berdasarkan pemodelan bisnis, dan
mengidentifikasi setiap data yang ada dan mendefinisikan hubungan antar data tersebut.
· Pemodelan proses

10
Mengimplementasikan fungsi bisnis yang sudah didefinisikan terkait dengan pendefinisian data.
Mendeskripsikan proses input ditransformasi menjadi output.
· Pebuatan aplikasi
Mengimplementasikan pemodelan proses dan data menjadi program. Di dalam model RAD
sangat dianjurkan jika mungkin pemakaian komponen program yang sudah ada.
· Pengujian
Pengujian komponen-komponen yang dibuat, jika sudah pernah teruji maka tim pengembangn
komponen dapat lanjut untuk mengembangkan komponen berikutnya.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode RAD
Kelebihan :
· RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, tetapi mempunyai
kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object).
· Setiap fungsi dapat dimodulkan dalam waktu tertentu dan dapat dibicarakan oleh tim RAD
yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efesien.
Kekurangan :
· Tidak cocok untuk proyek skala besar.
· Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi.
· Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini.
· Resiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini.
3.0.5. Spiral
Model proses sistem evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototipe dengan cara kontrol
dan aspek sistematis model sekuensial linier.Model iterative ditandai dengan tingkah laku yang
memungkinkan pengembang mengembangkan versi sistem yang lebih lengkap secara bertahap.
Model spriral (spiral model) menyediakan pengembangan dengan cara cepat dengan sistem yang
memiliki versi yang bertambah fungsinya. Model ini menekan adanya analisa resiko, jika analisa
resiko menunjukka adanya ketidakpastian terhadap kebutuhan, maka pengembangan sistem
dapat dihentikan.
a. Ada 6 kegiatan dalam model ini yaitu:
· Komunikasi dengan pelanggan (customer communication)
Membangun komunikasi yang efektif antara pengembang dan user agar dapat menentukan
kebutuhan sistem.
· Perencanaan (planning)

11
Mendefinisikan sumber daya, batasan waktu pengembangan sistem, hubungan informasi yang
terkait dengan proyek.
· Analisis resiko (risk analisys)
Menentukan resiko dari segi teknis maupun dari segi manajemen. Tahap inilah yang mungkin
tidak ada pada model proses yang juga menggunakan metode iterasi, tetapi hanya dilakukan pada
spiral model.
· Rekayasa (engineering)
Membangun satu atau lebih representasi dari aplikasi sistem secara teknikal (dapat juga berupa
prototipe).
· Konstruksi dan peluncuran (construction and release)
Dibutuhkan untuk mengembangkan sistem, testing, instalasi, dan penyediaan dukungan
terhadapa user seperti training penggunaan sistem serta dokumentasi seperti buku manual
penggunaan sistem.
· Evaluasi pelanggan (customer evaluation)
Dibutuhkan untuk mendapatkan feedback dari user berdasarkan evaluasi mereka selama
representasi sistem pada tahap engineering maupun pada implementasi selama instalasi sistem
pada tahan construction and release.

b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Spiral


Kelebihan :
· Pengguna dan developer bisa memahami dengan baik software yangdibangun karena
progress dapat diamati dengan baik.
· Estimasi menjadi lebih realistik seiring berjalannya proyek karena masalah ditemukan
sesegera mungkin.
· Lebih mampu menangani perubahan yang sering terjadi pada softwaredevelopment.
· Software engineers ias bekerja lebih cepat pada proyek.
Kekurangan :
· Membutuhkan waktu yang lama.
· Membutuhkan dana yang besar.
· Membutuhkan planning jangka panjang yang baik agar program bisa selesai dengan baik.
3.0.6. Join Application Development (JAD)
Sebuah rangkaian metode yang memberi kesempatan kepada user dan manajemen untuk
berpartisipasi secara luas dalam siklus pengembangan sistem informasi. Tahap dalam metode ini
12
yaitu perancangan, menentukan dan menjabarkan permintaan user, menentukan teknik yang
dibutukan.
3.0.7. Object Oriented Technology
Object Oriented Technology merupakan cara pengembangan sistem berdasarkan abstraksi objek-
objek yang ada di dunia nyata. Tahapan dalam metode ini yaitu perencaan, analisis,
perancangan, dan implementasi. Dari tahapan tersebut dapat diterapkan pada perancangan sistem
secara umum yangmenyangkut perangkat lunak, perangkat keras dan sistem secara keseluruhan.
3.0.8. Functional Decomposition Methodologies
Menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam subsistem yang lebih kecil sehingga akan
lebih mudah untuk dipahami, dirancang dan diimplentasikan.
3.0.9. End-user Development
Keterlibatan langsung end-user sangat menguntungkan, karena memahami benar bagaimana
sistem bekerja. Artinya tahap analisis sistem dapat dilakukan lebih cepat. Kelemahan adalah pada
pengendalian mutu dan kecenderungan tumbuhnya private sistem informasi. Integrasi dengan
sistem yang lain menjadi sulit.
3.0.10. Outsourcing
Metode pengelolaan teknologi informasi dengan cara memindahkan pengelolaannya pada pihak
lain, yang tujuan akhirnya adalah efektivitas dan efisiensi kerja. Metode ini seringkali juga
disamakan dengan metode lain seperti : sub kontrak, supplier, proyek atau istilah lain yang
berbeda-beda dilapangan, namun pada dasarnya adalah sama, yaitu pemindahan layanan kepada
pihak lain.

4.0. Tools Pengembangan Sistem Informasi


a. Diagram Prosedur Program (Flow Map)
Diagram prosedur sistem atau bagan alir (Flowchart) adalah diagram yang menunjukkan arus
dokumen dari proses suatu fungsi atau kegiatan dalam suatu prosedur sistem tertentu . Bagan alir
ini digunakan terutama untuk alat bantu komunikas dan untuk dokumentasi.
b. Diagram Konteks (Contex Diagram)
Diagram konteks adalah bagian dari data flow diagram yang berfungsi memetakan model
lingkungan, yang dipresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan
system. Karakteristik penting dalam diagram konteks adalah sebagai berikut :
· Kelompok pemakai, organisasi atau sistem lain dimana system melakukan komunikasi
(sebagai terminator).
· Data masuk, yaitu data yang diterima sistem dari lingkungannya.
· Data keluar, yaitu data yang dihasilkan system.

13
· Penyimpan data (storage), digunakan secara bersamaan antara sistem dan terminator.
· Batasan, antara sistem dan lingkungan
c. Data Flow Diagram Level (DFDL)
Model ini berfungsi untuk menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antara fungsi yang
berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data. Tujuan dari DFD adalah
membuat atau mengetahui aliran (track) data seluruhnya dari sistem. Empat komponen dalam
DFDL :
· Proses (fungsi)
· Aliran data (Data Arrow)
· Penyimpana (Data Storage)
· Terminator (External or Internal Entities)
d. Kamus Data (Data Dictionary)
Kamus data adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu
sistem informasi. Dengan kamus data analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di
sistem dengan lengkap pada tahap analisis sistem. Kamus data digunakan sebagai alat
komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir ke
system yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh
pemakai sistem. Pada tahap perancangan sistem, kamus data digunakan untuk merancang input,
laporan-laporan dan database. Kamus data berperan penting dalam perancangan dan
pembangunan sistem informasi, yang mempunyai fungsi untuk :
· Menjelaskan arti aliran data dan penyimpanan dalam DFD.
· Mendeskripsikan komposisi paket data yang bergerak melalui aliran.
· Mendeskripsikan komposisi penyimpan data.
· Menspesifikasikan nilai dan satuan yang relevan bagi penyimpanan.
· Mendeskripsikan hubungan distrik antara penyimpana yang akan menjadi titik perhatian
dalam ERD.

14
BAB 3
PENUTUP

3.1 Simpulan
Perkembangan teknologi informasi Indonesia sangat dipengaruhi oleh kemampuan
sumber daya manusia dalam memahami komponen teknologi informasi, seperti perangkat keras
dan perangkat lunak komputer; sistem jaringan baik berupa LAN ataupun WAN dan sistem
telekomunikasi yang akan digunakan untuk mentransfer data. Kebutuhan akan tenaga yang
berbasis teknologi informasi masih terus meningkat. Hal ini bisa terlihat dengan banyaknya jenis
pekerjaan yang memerlukan kemampuan di bidang teknologi informasi di berbagai bidang serta
jumlah SDM berkemampuan di bidang teknologi informasi masih sedikit, jika dibandingkan
dengan jumlah penduduk Indonesia. Keberadaan bisnis yang tersebar di banyak tempat dengan
berbagai ragam perangkat keras dan lunak mulai menyadari tentang betapa pentingnya untuk
mempercayakan dukungan bagi keberhasilan pengolahan data komputernya kepada satu sumber
yang dapat dipercaya.

15
DAFTAR PUSTAKA

James A. O’Brien, Management Information Systems, Irwin Times Mirror, 1996


Kenneth C. Laudon, Jane P. Laudon, Management Information System, 10th Edition,Pearson
Education, 2007
http://slideshare.net
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4442/Pengembangan%20SI.htm
http://santirianingrum.dosen.narotama.ac.id/bahan-ajar/sistem-informasi/

16

Anda mungkin juga menyukai