BIOLOGI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah, dan
ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan buku yang berjudul “ Jaringan Hewan”.
Buku ini disusun guna memberikan informasi tambahan kepada para pembaca agar dapat
lebih memahami tentang jaringanhewandan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kapita Selekta Biologi 1.
Dalam penyusunan buku ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, arahan, dan bantuan
dari berbagai pihak, terutama Sri lelis M, S.Pd. M.A selaku dosen mata kuliah Kapita Selekta
Biologi 1, Universitas Wiralodra Indramayu. Penulis mengucapkan terima kasih atas
bimbingan, arahan, dan bantuannya, semoga mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah
SWT.
Penulis berharap, semoga informasi yang ada dalam makalah ini dapat berguna bagi
penuliskhususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 2
C. Tujuan................................................................................................. 2
D. Manfaat.............................................................................................. 2
E. Batasan Masalah................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3
A. Kesimpulan ...................................................................................... 38
B. Saran ................................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tubuh hewan tersusun atas banyak sel yang pada tempat tertentu sel-sel itu membentuk
jaringan, Contoh jaringan pada hewan adalah jaringan epitelium, jaringan otot, dan jaringan
tulang. Jaringan berkelompok bekerja bersama melaksanakan fungsi tertentu membentuk
suatu organ, misalnya organ jantung dan hati. Beberapa jaringan organ bekerja bersama
melaksanakan fungsi tertentu membentuk sitem organ, misalnya sistem pencernaan, sistem
transportasi, sistem dan sistem reproduksi. Jaringan, organ, dan sistem organ bersama -
sama membentuk tubuh organisme.
Macam jaringan, organ dan sistem organ pada setiap organisme tidak selalu sama,
tergantung pada tingkatan organisme itu. Pada organisme tingkat rendah, sperti protozoa,
tubuhnya hanya terdiri dari satu sel. Jadi, protozoa tidak memiliki jaringan, organ, dan
sistem organ. Semakin tinggi tingkatan organisme itu, semakin kompleks struktur penyusun
tubuhnya.
Meskipun struktur tubuh organisme berbeda-beda, umumnya berasal dari bentuk yang
hamper sama, Tubuh organisme tinggkat tinggi misalnya, mula - mula berasal dari suatu sel
zigot, Sel zigot membelah secara mitosis berkali - kali menghasilkan banyak sel. Sel-sel itu
mengalami diferensiasi dan spesialisasi membentuk jaringan, organ dan sstem organ.
Berdiferensiasi adalah proses perubahan bentuk sel. Spesialisasi adalah proses
perubahanfungsi sel. Melalui diferensiasi dan spesialisasi akan tersusun tubuh organisme.
Semua kehidupan ditandai dengan tingkat organisasi yang berhirarki. Sel menempati tempat
khusus dalam hirarki kehidupan karena merupakan tingkat organisasi terendah dalam
kehidupan yang mampu hidup mandiri sebagai suatu organisme. Organisme multiseluler
yang memiliki sel-sel khusus dan mampu membentuk jaringan yang merupakan tingkat
struktur dan fungsi yang lebih tinggi. Pada sebagian hewan, kombinasi berbagai jaringan
membentuk unit fungsional yang disebut organ, dan kumpulan organ yang bekerja
bersamsa-sama membentuk sistem organ.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
Dengan adanya makalah ini, semoga dapat menambah pengetahuan para pembaca tentang
jaringan hewan khususnya mempelajari tentang jaringan hewan.
E. Batasan masalah
Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada masalah dan tujuan
dalam pembahasan materi di makalah ini. Maka, dengan ini penyusun membatasi masalah
hanya pada ruang lingkup jaringan hewan.
BAB II
PEMBAHASAN
Jaringan adalah kumpulan sel-sel dengan struktur dan fungsi yang sama. Jenis jaringan yang
berbeda memilki struktur berbeda yang sesuai dengan fungsinya. Suatu jaringan disatukan
oleh suatu matriks ekstrakuler lengket yang melapisi sel-sel itu atau menenun mereka
bersama-sama menjadi suatu anyaman serat. Sesungguhnya, istilah jaringan (tissue) berasal
dari bahasa Latin berarti “ Tenunan “.
Organ merupakan kumpulan berbagai jaringan (tidak selalu sama) yang bersatu membentuk
suatu material struktural dan fungsional tertentu. Sistem organ adalah kelompok berbagai
organ yang saling berinteraksi dan bekerja sama dan membentuk sebuah fungsi yang
kompleks untuk kehidupan makhluk hidup. Jaringan pembentuk organ atau vertebrat dapat
dikelompokan ke dalam empat kategori utama berdasarkan fungsi, yaitu : jaringan
epithelium, jaringan ikat, jaringan saraf, dan jaringan otot. Keempat jaringan tersebut
ditemukan pada semua hewan kecuali hewan yang paling sederhana.
1. Jaringan Epitelium
Jaringan epitelium adalah jaringan pembatas dan pelapis yang menyelubungi atau melapisi
permukaan organ, rongga, dan saluran, baik di luar maupun di dalam tubuh. Jaringan
epitelium tersusun atas lapisan sel-sel yang sangat rapat susunannya, serta dapat
membatasi rongga-rongga dalam tubuh. Contohnya permukaan sebelah luar yang meemiliki
jaringan epitelium adalah kulit, sedangkan permukaan sebelah dalam tubuh yang
mengandung jaringan epitelium adalah permukaan dalam usus, paru-paru, pembuluh darah,
dan rongga. Jaringan epitelium dapat berasal dari perkembangan lapisan ektoderma,
mesoderma, atau endoderma.
Jaringan epitelium yang melapisi lapisan luar tubuh adalah disebut epidermis, jaringan
epithelium yang melapisi organ dalam disebut endothelium, misalnya pada kapiler darah,
pembuluh limfa, dan jantung. jaringan epithelium yang membatasi rongga disebut
mesotelium, misalnya pada pericardium, pleura, dan peritoneum.. Sel-sel epitelium melekat
pada membran dasar yang terbuat dari jaringan ikat. Membrane dasar mengandung serat
kolagen yang tertanam dalam matriks. Fungsi membran dasar adalah untuk menyokong
jaringan epitel.
a. Ciri-ciri jaringan epitelium
Jaringan Epitelium memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan jaringan lain. Ciri
jaringan epithelium adalah sebagai berikut :
3) Jaringan epithelium memiliki kemampuan regenerasi yang cukup tinggi. Ada epithelium
yang rawan terhadap gesekan sehingga permukaan sel akan aus. Adapula yang akan rusak
akibat zat yang diakibatkan oleh bakteri, asam, atau asap. Selama sel epitalium mendapat
cukup nutrien, sel epithelium akan cepat menggati sel-sel yang rusak tersebut melalui
pembelahan sel.
2) Sekresi, sebagai alat penghasil zat atau cairan yang bermanfaat, ditemukan pada
kelenjar buntu
3) Transport, sebagai alat pengangkutan, ditemukan pada pembuluh darah dan tubula
ginjal
4) Ekskresi, sebagai alat pembuangan sisa metabolisame ditemukan pada kelenjar keringat
7) Lubrikasi, sebagian besar saluran-saluran dalam tubuh permukaannya harus tetap basah,
sehingga epithelium yang menutupi harus mampu menghasilkan cairan tertentu, misalnya
epithelium yang melapisi vagina.
Jaringan epitelium dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan bentuk dan
jumlah lapisannya.
Epitelium selapis yang terdiri atas satu lapis sel. Jenis jaringan epitelium selapis
terdiri dari epitelium pipih selapis, kubus selapis, batang selapis dan batang berlapis semu.
Epiteium kubus selapis yaitu epitelium yang memiliki selapis sel berbentuk kubus.
Ditemukan pada beberapa saluran seperti pada saluran ludah, kelenjar keringat dan saluran
pada tubulus ginjal. Yang berfungsi sebagai tempat sekresi dan absorpsi.
Epitelium batang selapis terdiri atas selapis sel berbentuk memanjang. Epitelium ini
berfungsi dalam gerakan aktif molekul, seperti absorpsi, sekresi, dan transport ion.
Epitelium batang selapis melapisi saluran pencernaan mulai dari lambung sampai anus,
serta pada kelenjar dan diselingi sel goblet diantaranya. Sel goblet adalah sel yang
menghasilkan lendir atau mucus. Contohnya pada usus halus. Epitel batang selapis ada yang
memiliki silia pada permukaanya, seperti yang terdapat pada oviduk (saluran telur), lapisan
sebelah dalam saluran rahim. Epitelium selapis ada yang tidak memiliki silia, misalnya
terdapat pada dinding sebelah dalam usus dan kantung empedu. Silia membantu ovum
bergerak menuju rahim.
4) Epitelium batang berlapis semu
Tinggi epitel jenis ini bervariasi. Semua sel melekat pada membran dasar, tetapi
hanya sel yang tinggi yang mencapai permukaan apikal epitelium. Nukleus sel terdapat pada
ketinggian yang berbeda, sehingga tampak seolah-olah epitelium tersebut berlapis. Sel ini
terdapat misalnya pada trakea dan pada bagian dalam saluran pernafasaan, yang berfungsi
mengeluarkan debu yang terperangka pada lendir dari paru-paru.
Epitelium berlapis tersusun atas dua atau lebih lapisan sel. Sel-sel tersebut bergenerasi di
lapisan bawah; artinya, sel bagian bawah membelah terdorong keatas untuk mengganti sel
di bagian atasnya yang lebih tua. Umur epitelium berlapis lebih lama dari pada sel epitelium
selapis. Fungsi utama epitelium berlapis adalah sebagai pelindung.
Epitelium pipih berlapis terdiri banyak lapisan sel dan sel di permukaannya berbentuk pipih.
Sel-sel di lapisan yang lebih dalam berbentuk kubus atau batang. Dari semua tipe epitelium,
epitelium pipih berlapislah yang paling tebal dan paling sesuai untuk fungsi perlindungan.
Terdapat pada permukaan kulit, esophagus, dan vagina. Pada vagina dan esophagus,
permukaan epitelnya selalu basah.
Gambar 1.5 : epitel pipih berlapis pada esofagus
Epitelium berlapis kubus jarang ditemukan pada tubuh. Epitelium jenis ini terdapat pada
beberapa bagian tubuh, yakni pada folikel ovarium yang sedang berkembang, kelenjar
keringat, dan saluran kelenjar ludah. Fungsi jaringan ini adalah sebagai pelindung dan
penghasil mukus. Selain itu, berfungsi sebagai penggesek.
Seperti namanya, jaringan ini tersusun banyak sel lapisan sel yang berbentuk
batang. Jaringan ini terdapat pada beberapa organ tubuh seperti pada bagian mata yang
berwarna putih, faring, laring, dan uretra pria. Fungsinya yaitu sebagai tempat sekresi yakni
penghasil mukus. Dan ekskresi, misalnya kelenjar ludah dan kelenjar susu.
4) Jaringan transisional
Epitelium transisional merupakan jaringan epitel berlapis yang sel-selnya dapat berubah-
ubah dari bentuk pipih menjadi kubus. Apabila dalam keadaan tertekan, sel-selnya
berbentuk pipih. Namun, dalam kondisi tidak tertekan sel-selnya berbentuk kubus. Epitel
jenis ini dapat ditemukan pada kantung kemih, ureter, uretra, dan ginjal. Jika kantung kemih
dalam keadaan kosong, sel-selnya berbentuk kubus sebaliknya, jika kantung kemih dalam
keadaan penuh, sel-sel epitelnya berbentuk pipih.
Gambar 1.9 : 1) kandung kemih kosong (pipih), dan 2) kandung kemih berisi urine (kubus)
yang terdapat pada kantung kemih anjing
Berdasarkan struktur dan fungsinya jaringan epitelium dibedakan menjadi dua, yaitu
jaringan epitelium penutup dan jaringan epitelium kelenjar.
1) Jaringan epitelium Penutup
Jaringan epitelium penutup berperan melapisi permukaan tubuh dan jaringan lainnya.
Jringan ini terdapat di permukaan tubuh, permukaan organ, melapisi rongga, atau
merupakan lapisan di sebelah dalam dari saluran yang ada pada tubuh, misalnya pada
dinding sebelah dalam saluran pencernaan dan pembuluh darah.
Epitelium kelenjar adalah epitilium yang terdapat pada kelanjar kelanjar. Epitilium ini
tersusun atas sel-sel khusus yang mampu menghasilkan sekret atau getah cair. Getah cair ini
berbeda dengan darah dan cairan antarsel. Berdasarkan cara kerja kelenjar mensekresikan
cairannya, kelenjar dibedakan menjadi dua, yaitu kelenjar esokrin dan kelenjar endokrin.
Bentuk kelenjar ada yang seperti tabung lurus (tubular) dan ada yang membulat (alveolar).
Setrukturnya ada yang sederhana, yaitu apabila memiliki hanya satu saluran menuju ke
perm;ukaan epitelium. Ada pula yang majemuk, yaitu jika memiliki lebih dari satu saluran
menuju ke permukaan epitelium.
a. Kelenjar esokrin
Kelenjar esokrin merupakan kelenjar yang memiliki saluran pengeluaran untuk menyalurkan
hasil sekresinya. Zat sekret dapat berupa enzim, keringat, dan air ludah. Berdasarkan
banyaknya sel penyusun, kelenjar esokrin dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu uniseluler
dan multiseluler. Kelenjar esokrin uniseluler tersusun atas satu sel. Contohnya sel
goblet,yaitu sel epitelium penghasil mukus (lendir) yang terdapat pada lapisan usus halus
dan saluran pernafasaan. Adapun kelenjar multiseluler tersusun atas bnyak sel.
Berdasarkan bentuk dan strukturnya, kelenjar esokrin dapat diklasifikasikan sebagai berikut
:
(5) (6) (7) (8)
1) Kelenjar tubuler sederhana, contohnya adalah kelenjar Lieberkuhn pada dinding usus
vertebrata.
2) Kelenjar tubuler bergelung sederhana, contohnya adalah kelenjar keringat pada kulit.
4) Kelenjar alveolar sederhana, contohnya adalah kelenjar mukus dan kelenjar racun
pada kulit katak.
d. Kelenjar endokrin
Merupakan kelenjar yang tidak memiliki saluran pengeluaran. Sekret yang dihasilkan
langsung masuk kepembuluh darah sehingga disebut juga kelenjar buntu. Sekret yang
dihasilkan disebut hormone. Contoh kelenjar endokrin adalah kelenjar tiroid, kelenjar
paratiroid, dan adrenal.
2. Jaringan ikat
Jaringan ikat merupakan jaringan yang menghubungkan antara jaringan yang satu dengan
jaringan yang lain. Jaringan ikat berkembang dari mesenkim. Mesenkim berasal dari
mesoderm, yaitu lapisan embrio. Jaringan ikat sering disebut juga jaringan penyokong atau
penyambung. Letak sel-sel jaringan ikat tidak berimpitan rapat, tetapi tersebar.
Ciri khusus jaringan ikat adalah memiliki komponen interseluler yang disebut
matriks. Matriks disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Dengan demikian, secara garis besar,
jaringan ikat terdiri atas sel-sel jaringan ikat dan matriks.
b. Membungkus organ-organ
Jaringan ikat pada dasarnya tersusun atas tiga komponen utama, yaitu sel, serabut, dan zat
dasar( matriks).
a. Sel
Sel yang menyusun jaringan ikat terdiri dari beberapa jenis, namun semuanya berasal dari
sel mesenkim yang merupakan penyusun jaringan mesenkim pada awal kehidupan embrio.
Macam sel penyusun jaringan ikat antara lain fibroblas, makrofag, sel tiang (mast), sel
lemak, sel plasma, dan sel darah putih (leukosit).
Ada berbagai jenis sel yang tertanam dalam matriks dan memiliki berbagai fungsi, antara
lain sebagai berikut :
2) Makrofag berbentuk tidak teratur dan khusus terdapat didekat pembuluh darah.
Makrofag dapat bergerak menuju tempat terjadinya peradangan.
3) Sel tiang berfungsi menghasilkan substansi heparin dan histamine. Heparin berfungsi
mencegah pembekuan pembuluh darah, sedangkan histamine berfungsimeningkatkan
permebilitaskapiler darah.
4) Sel lemak dadalah sel terspesialisasi khusus untuk menyimpan lemak. Jika suatu
jaringan ikat banyak mengandung sel lemak, maka jaringan ikat tersebut jaringan adipose.
5) Sel darah putih berfungsi melawan pathogen yang berupa bakteri, virus, atau
protozoa. Sel darah putih dapat bergerak bebas secara diapedesis (bergerak keluar
menembus pembuluh darah) di8antara darah, limfa, atau jaringan ikat untukn
membersihkan patogen. Ada dua jenis sel darah putih yaitu yang bergranula (granulosit),
terdiri atas eosinofil, basofil, dan neotrofil, serta tidak bergranula (agranulosit), terdiri atas
limfosit.
b. Serabut
Serabut atau serat penyusun jaringan ikat terdiri atas tiga macam, yaitu serat kolagen, serat
elastin, dan serat retikulum.
kolagen merupakan serabut yang paling banyak ditemukan dan bersifat sangat liat dan ulet.
Dalam jumlah sedikit tidak berwarna tetapi dalam jumlah banyak berwarna putih, misalnya
kolagen terdapat pada tendon.yaitu jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang.
serabut elastin ini lebih halus dari serabut kolagen dan bersifat elastis (kenyal). Dalam
jumlah sedikit tidak berwarna, namun dalam jumlah banyak berwarna kuning, misalnya
pada bantalan lemak, pembuluh darah, dan ligament.
3) Serat retikulum
Reticulum (artinya jala) merupakan serabut halus dan bercabang berbentuk seperti jala.
Serat ini berfungsi menghubungkan jaringan ikat dengan jaringan lain, misalnya pada sistem
saraf.
Zat dasar dari jaringan ikat merupakan zat yang amrof (tidak berbentuk), tidak berwarna
dan homogen, yang tersusun atas molekul karbohidrat, protein, dan air. Zat dasar berperan
mengisi ruang antarsel dan serabut dari jaringan ikat.
Jaringan ikat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu jaringan Adiposa, jaringan
ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan tulang rawan (kartilago), jaringan tulang (Osteon),
jaringan darah, dan jaringan limfa.
a. Jaringan adiposa
Jaringan adiposa adalah bentuk khusus dari jaringan ikat longgar yang menyimpan lemak
dalam sel-sel adiposa yang tersebar di seluruh matriksnya.
Jaringan ikat longgar merupakan jaringan yang memiliki susunan serat-seratnya yang
longgar. Jaringan ini memiliki matriks besar dengan banyak sel dan serabut yang melekat di
dalamnya (fibroblast, sel plasma, makrofag, dan sel darah putih). Jaringan pengikat longgar
tersusun atas serabut kolagen dan serabut elastin. Jaringan ikat longgar dapat ditemukan di
sekitar serta diantara organ atau pembungkus pembuluh darah dan saraf.
jaringan ikat longgar memiliki banyak substansi dasar, fungsi jaringan ikat longgar adalah
sebagai berikut :
1) Memberi bentuk organ dalam, misalnya kelenjar limfa, sumsum tulang dan hati.
Jaringan ikat padat merupakan jaringan yang memiliki susunan serat-seratnya yang padat,
karena banyak mengandung serat berkolagen. Serat-serat itu tersusun dalam berkas
paralel.
Jaringan ikat padat tersusun atas jaringan serabut putih (kolagen) yang fleksibel, tetapi
tidak elastin. Jaringan ini dapat ditemukan di fasia, selaput urat, ligament, dan tendon.
Fungsi jaringan padat yaitu sebagai penyokong dan proteksi. Selain itu, juga sebagai
penghubung antara otot dan tulang (tendon) serta penghubung antara tulang dan tulang
(ligament).
Jaringan ikat padat dibagi menjadi dua jenis, yaitu jaringan ikat padat teratur dan tidak
teratur :
1) Jaringan ikat padat tak teratur mempunyai pola yang tidak teratur. Jaringan ini tidak
terdapat pada bagian dermis kulit dan pembungkus tulang.
2) Jaringan ikat padat teratur mempunyai pola yang teratur. Jaringan ini terdapat pada
tendon yang mengubungkan otot dengan tulang ; dan ligament yang menghubungkan
tulang dengan tulang.
Tulang rawan merupakan hasil spesialisasi dari jaringan ikat berserat dengan matriks elastis.
Matriks tulang rawan merupakan campuran protein dengan polisakarida yang disebut
kondrin. Oleh karena itu tulang rawan disebut kondrosit. Kondrosit dibentuk oleh
kondroblas. Kondrosit terletak dalam lakuna yang terdapat dalam perikondrium.
Pada manusia tulang rawan terdapat pada hidung, telinga, laring, trakea, lempeng
intervertebral, permukaan hubungan tulang, dan ujung tulang rusuk. Tulang rawan bersifat
kuat dan lentur karena memiliki serat kolagen dan kondrin.
Ada tiga jenis tulang rawan, yaitu : tulang rawan hialin, tulang rawan elastic, dan tulang
rawan fibrosa :
Sifat tulang sejati lebih keras dibandingkan tulang rawan karena matriksnya mengandung
serabut kolagen dan bahan anorganik, antara lain kalsium, fosfor, bikarbonat, serat, Mg, K,
Na, dan hidroksi apatit. Jaringan tulang mengandung osteoklas, yaitu sel berukuran besar
dengan jumlah inti 6-50. Osteoklas menghasilkan enzim kolagenase dan enzim proteolitik
lain yang berfungsi merombak tulang serta mengatur bentuk tulang.
Gambar 1.7: Saluran Havers dikeliling oleh osteosit yang terdapat di dalam lakuna
Lamella adalah lapisan konsentris matriks yang terdiri dari garam mineral dan serat kolagen.
Lakuna adalah suatu ruang kecil di antara lamella yang di dalamnya mengandung osteosit.
Knalikuli adalah saluran yang berfungsi menyalurkan makanan dan mengeluarkan zat sisa.
Saluran havers, saluran yang berisi pembuluh darah dan saraf. Di dalam saluran havers
terdapat saluran volkman yang menghubungkan dua saluran havers.
Jaringan tulang memiliki matriks interseluler yang mengandung kapur. Hal ini disebabkan
oleh adanya endapan garam-garam mineral CaCO3 dan Ca(PO4)2. Jaringan tulang
mengalami klasifikasi, yaitu proses penambahan kalsium pada tulang sehingga tulang mejadi
kuat.
Berdasarkan ada tidaknya rongga di dalamnya, tulang dibedakan atas tulang kompak (tulang
keras) dan tulang spons (tulang berongga).
Jaringan tulang karas merupakan jaringan yang memiliki matriks padat. Yang berfungsi
sebagai penyusun keranggka tubuh.
Pada tulang kompak terdapat sistem Havers yang terdiri dari 4-20 lamela Havers yang
tersusun kosentris mengelilingi saluran Havers. Sistem Havers merupakan unit penyusun
tulang. Saluran Havers mengandung pembuluh darah dan saraf sebagai penyuplai nutrient
untuk menghidupi tulang.
Pada tulang spons tidak terdapat sistem Havers. Tulang spons terdiri dari trabekula. Tulang
yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Trabekula adalah struktur penyusun
tulang spons yang berbentuk seperti kumpulan jarum atau lempengan.
f. Jaringan darah
Jaringan darah adalah gabungan dari cairan sel – sel dan partikel yang menyerupai sel, yang
mengalir dalam arteri kapiler dan vena. Jaringan darah memiliki ciri-ciri tersusun atas bagian
yang cair yang disebut (plasma darah) dan bagian yang padat, yaitu sel darah itu sendiri.
Jaringan darah berfungsi, antara lain untuk Mengangkut sari–sari makanan (nutrien)
keseluruh tubuh dan mengagkut zat-zat buangan hasil metabolisme keluar dari sel,
Mengangkut O2 dari paru – paru ke seluruh tubuh, Mengangkut CO2 dari seluruh tubuh ke
paru – paru, dan melawan bibit penyakit.
Darah termasuk jaringan ikat khusus karena darah berasal dari jaringan mesenkim. Darah
terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leokosit), keeping darah (trombosit),
dan plasma darah. Plasma darah merupakan cairan yang mengandung anorganik (misalnya
ion-ion karbonat, natrium, klorida) dan zat organik (misalnya protein, asam amino, glukosa,
hormone). Selain itu plasma darah merupakan zat antar sel yang mengandung sel-sel darah
dan keeping darah.
Secara umum sel darah dibentuk dalam sumsum tulang, kecuali 2 macam sel darah putih
(likosit dan monosit) dibentuk dalam darah. Sel darah putih berfungsi sebagai pelindung
terhadap benda asing yang masuk kedalam tubuh. Keeping darah berperan dalam proses
pembekuan darah.
g. Jaringan limfa
Jaringan limfa yaitu jaringan yang berfungsi untuk mengangkut protein, lemak, dan zat lain
dari jaringan ke system peredaran. Jaringan limfa memiliki ciri-ciri, antara lain terbentuk dari
air, glukosa, lemak, dan garam; komponen selulernya berupa limfosit serta granulosit.
Cairan limfa berperan dalam sistem kekebalan tubuh (imunitas).
3. Jaringan otot
Jaringan otot adalah jaringan yang terdiri atas serabut-serabut otot (myofibril) yang
tersusun atas sel-sel otot yang dibungkus oleh membran sarkolema. Jaringan otot berfungsi
sebagai alat gerak aktif dan terdapat pada anggota gerak maupun organ-organ dalam tubuh.
Sel otot disebut juga serat-serat otot. Serat otot mengandung filament (benang) aktin dan
miosin yang merupakan protein kontraktil sehingga memungkinkan otot memendek dan
memanjang.
Jaringan otot tersusun atas sel-sel membujur dan miofibril. Miofibril tersusun atas protein
kontraktil yang terdapat di sepanjang sel dan tampak jelas pada otot rangka dan otot
jantung. Batas antara sel otot terlihat jelas karena adanya sarkolema. Sarkolema adalah
lapisan membran yang mengelilingi sel otot.
Di dalam tubuh kita ada tiga jenis otot, yaitu otot polos (viseral), otot lurik (rangka), dan otot
jantung.
a) Otot polos
Otot polos terdiri atas sel-sel berbentuk seperti gelendong yang panjangnya
antara 30-200 milimikron. Otot polos memiliki satu inti yang terletak dibagian tengah sel. Sel
otot polos dipersarafi oleh system saraf autonom. Kontraksi sel otot polos tidak dibawah
pengaruh kesadaran sehingga disebut otot involunter.
Aktifitas otot polos tidak menimbulkan kelelahan meskipun aktifitas terjadi dalam jangka
waktu yang lama. Untuk berkontraksi, otot polos memerlukan waktu anatar 3 detik samai 3
menit. Otot polos terdapat pada rongga tubuh seperti saluran pencernaan makanan,
kantung kemih, organ reproduksi, pembuluh darah, dan saluran pernafasan.
b) Otot lurik
Otot lurik merupakan otot yang menempel pada rangka. Oleh karena itu, sering
disebut juga otot rangka.
Otot lurik terdiri atas sel berbentuk silinder yang panjang dan tidak bercabang. Panjang sel
bervariasi antara 3-4 cm. Otot untuk lurik memiliki banyak inti sel yang terletak di bagian
tepi sel. Miofibril terletak sejajar dengan serabut otot membentuk daerah terang (isotrop)
dan gelap (anisotropy) sehingga tampak seperti garis-garis melintang.
Sel otot lurik di persarafi oleh sistem saraf pusat. Kontraksi otot lurik dibawah kesadaran
sehingga disebut otot volunteer. Kontraksi otot lurik cepat dan kuat serta dapat
menimbulkan kelelahan.
Fungsi Otot lurik Untuk menggerakkan tulang pada artikulasinya (kontraksi dan relaksasi).
c) Otot jantung
Otot jantung yaitu otot yang kerjanya tidak disadari. Akan tetapi, otot jantung
berbeda dengan otot polos. Struktur otot jantung menyerupai otot lurik. Perbedaannya
terletak pada percabangan dan intinya. Sel-sel otot jantung membentuk rantai dan sering
bercabang dua atau lebih membentuk sinsitium. Sel otot jantung memiliki satu atau dua inti
sel yang terletak di bagian tengah sel. Sel otot jantung dipersarafi oleh system saraf
autonom. Kontraksi otot jantung tidak dibawah pengaruh kesadaran (involunter) dan tidak
menimbulkan kelelahan. Otot jantung hanya terdapat di jantung.
Gambar 1.3 : Otot jantung
Fungsi otot jantung, Otot ini bekerja di luar kesadaran dan hanya terdapat di miokardium
jantung. Otot jantung ini hanya berfungsi mengatur kontraksi kerja jantung.
4. jaringan saraf
Jaringan saraf adalah jaringan yang sangat rumit (kompleks). Namun pada dasarnya jaringan
ini terdiri dari dua jenis sel saja, yaitu neuron (sel saraf) dan neuroglia (penyokong neuron).
b. neuroglia adalah sel yang tidak ikut berperan dalam transmisi impuls, tetapi
menunjang kerja neuron.
Neuron merupakan perantara komunkasi antara otak dan tubuh. Rangsangan dari organ
rangsang akan melewati neuron sebelum mencapai saraf pusat. Rangsangan secara spontan
dibangkitkan di otak dan disalurkan ke organ tubuh (efektor) lewat saraf tepi.
Badan sel adalah bagian utama neuron yang mengandung inti. Badan sel saraf dapat
terletak di sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), dapat pula di luar sistem
saraf pusat. Pada kasus pertama, disebut inti, sedangkan kumpulan badan sel di luar sistem
saraf pusat disebut ganglion (simpul saraf). Dendrit merupakan kumpulan serabut
sitoplasma yang befungsi membawa rangsangan menuju ke badan sel. Akson merupakan
serabut sitoplasma tunggal. Akson berfungsi membawa rangsangan meninggalkan badan
sel.
Neuron digolongkan berdasarkan pada cara neuron memindahkan dan posisi yang ditempati
neuron. Berdasarkan kedua hal tersebut, ada tiga jenis neuron, yaitu neuron sensori, neuron
intermediet, dan neuron motor.
Neuron sensori yaitu neuron yang menyampaikan rangsangan dari organ penerima rangsang
(reseptor) kepada sistem saraf pusat (otak dan susmsum tulang belakang). Oleh karena itu
neuron ini disebut juga neuron indera karena dendrit neuron ini berhubungan dengan alat
indera untuk menerima impuls sedangkan aksonnya berhubungan dengan neuron lain.
Badan sel neuron sensori bergerombol membentuk ganglion yang berlanjut ke sumsum
tulang belakang. Akson neuron sensori membawa rangsangan menuju ke jaringan saraf
pusat.
Interneuron atau saraf penghubung ialah sel sraf yang terdapat di pusat saraf, yang
berfungsi untuk meneruskan rangsangan dari neuron sensorik ke neuron motorik. Neuron
ini disebut neuron penghubung atau perantara karena ujung dendrit neuron yang satu
berhubungan dengan ujung akson neuron yang lain. Neuron intermidiet juga merupakan
neuron berkutub banyak (multipolar) yang memiliki banyak dendrit dan akson.
e. Neuron motorik (neuron eferen)
Neuron motorik berfungsi mengirimkan impuls dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar
yang akan melakukan respons tubuh. Neuron ini disebut neuron penggerak karena neuron
motorik dendritnya berhubungan dengan akson lain sedangkan aksonnya berhubungan
dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar.
1. Kanker
Kanker merupakan jaringan tumbuh yang tidak terkendali akibat adanya faktor pencetus
yang mengganggu kegiatan metabolisme. Kanker merupakan suatu kegagalan morfogenesis
dan diferensiasi normal. Sel yang normal membelah diri menjadi jaringan dengan
“mengetahui” berapa kecepatan membelah diri dan kapan berhenti membelah. kanker
dikenal dengan tumor ganas. Sebab, pertumbuhan sel kanker abnormal dalam sifat dan
jumlahnya, juga mengganggu dan merusak jaringan disekitarnya. Pada stadium lanjut yang
sering disebut dengan metastasis, sel-sel kanker menyebar ke seluruh bagian organ tubuh.
Contoh beberapa macam kanker yaitu, a) kangker otak, dan b) kanker serviks.
Kanker selalu dimulai dari satu lokasi tertentu. Kanker awal ini disebut tumor primer.
Setelah suatu periode pertumbuhan yang tak terkendali, sel-sel akan terlepas dari tumor
primer dan terangkut dalam cairan getah bening (limfa) dan darah ke bagian lain dari tubuh.
Di lokasi yang baru, sel-sel lepas dari tumor primer akan tumbuh menjadi tumor-tumor baru
jika habitatnya cocok. Fenomena ini disebut metastatis.
Sel-sel kanker tidak pernah memperoleh struktur normal dan fungsi khas sesuai
jaringan tempat mereka tumbuh. Setiap kanker dimulai dari sebuah sel dan sel kanker tidak
menyerang massa sel seperti infeksi. Jadi, semua kanker pada metastasis maupun pada
tumor primer merupakan sebuah klon.
Mieloma adalah sebuah kanker sel pembentuk antibody yang disebut sel plasma. Dari
mieloma dapat dibuat jutaan macam molekul antibody yang berbeda. Setiapsel plasma yang
bersifat kanker pada seseorang penderita myeloma akan membuat molekul antibody yang
sama. Meskipun tumor memiliki sifat abnormal dalam morfogenesis dan diferensiasinya,
mereka tergantung pada bantuan metabolism pada jaringan normal. Ketika tumor
berkemban, tumor melepaskan sel-sel ke dalam cairan getah bening dan darah.
a. Penyebab kangker
1) Faktor genetik
Sel kanker merupakan sifat yang diwariskan secara tetap. Sel kanker diwariskan ke generasi
berikutnya pada setiap mitosis seperti sifat lain yang dikontrol secara genetik. Penderita
penyakit menurun tidak mempunyai enzim untuk memperbaiki DNA yang rusak. Contohnya
pada kanker kulityang disebut seroderma pigmentosum, penyinaran dengan sinar ultra
violet merusak DNA sehingga kanker kulit berkembang terutama pada bagian tubuh yang
terdapat sinar matahari.
2) Karsinogen
Proses penuaan juga menyebabkan berkembangnya kanker. Ada dua faktor utama yang
terlibat, yaitu sebagai berikut :
3) Resistensi bawaan
Sel-sel manusia memproduksi tiga jenis interferon sesuai dengan jenis sel yang
memproduksinya, yaitu :
a. Interferon fibroblast
b. Interferon leokosit
c. Interferon sel-sel T
Ketiga protein tersebut dikenal sebagai glikoprotein, yaitu suatu persenyawaan protein
dengan karbohidrat.
2. Tumor
Tumor (bahasa Latin; pembengkakan) menunjuk massa jaringan yang tidak normal, tetapi
dapat berupa “ganas” (bersifat kanker) atau “jinak” (tidak bersifat kanker). Hanya tumor
ganas yang mampu menyerang jaringan lainnya ataupun bermetastasis.
Tumor adalah istilah umum yang digunakan untuk segala pembengkakan atau benjolan yang
disebabkan oleh apa pun, baik oleh pertumbuhan jaringan baru maupun adanya
pengumpulan cairan seperti kista atau benjolan yang berisi darah akibat benturan. Namun,
istilah tumor umumnya digunakan untuk menyatakan adanya benjolan yang disebabkan
oleh pertumbuhan jaringan baru, tetapi bukan radang. Oleh karena itu, dikenal istilah tumor
jinak (benigna, benign) dan tumor ganas (maligna, malignant) yang berarti kanker.
pertumbuhan tumor lebih jinak dibandingkan dengan kanker. Jumlah sel tumor yang
bertambah hanya terbatas dan tidak menganggu atau menyebar sel-sel disekitarnya. Karena
itu, pertumbuhan tumor disebut tumor jinak.
Perkembangan tumor relatif lambat dan tetap berada di satu lokasi namun meskipun
lambat, Tumor yang tidak ditangani dengan benar cenderung akan membesar.
Gambar 1.2 : macam-macam tumor
Mutasi DNA di dalam sel yang terakumulasi merupakan faktor utama penyebab tumor.
Sebenarnya sel manusia memiliki mekanisme perbaikan DNA (DNA repair) dan mekanisme
lainnya yang menyebabkan sel merusak dirinya dengan apoptosis jika kerusakan DNA sudah
terlalu berat. Apoptosis adalah proses aktif kematian sel yang ditandai dengan pembelahan
DNA kromosom, kondensasi kromatin, serta fragmentasi nukleus, dan sel itu sendiri. Berikut
ini beberapa hal yang dapat menjadi pemicu penyebab tumor :
d) Obesitas (kegemukan)
e) Benzene dan zat kimia lain yang berada di lingkungan, diserap oleh darah sehingga
meracuni seluruh jaringan tubuh.
f) Sinar radiasi matahari yang tidak mampu ditahan oleh jaringan kulit hingga menembus
ke dalam dan membuat karakteristik kulit berubah
g) Masalah genetis
h) Akibat radiasi
2) Gejala Tumor
a) Munculnya benjolan yang bertumbuh dan membesar pada bagian tubuh tertentu
A. Kesimpulan
Jaringan adalah kumpulan sel-sel dengan setruktur dan fungsi yang sama. Jenis jaringan
yang berbeda memilki struktur berbeda yang sesuai dengan fungsinya.
1) Jaringan Epitelium
2) Jaringan ikat
3) Jaringan otot
4) Jaringan saraf
1. Kanker
kanker dikenal dengan tumor ganas. Sebab, pertumbuhan sel kanker abnormal dalam sifat
dan jumlahnya, juga mengganggu dan merusak jaringan disekitarnya. Pada stadium lanjut
yang sering disebut dengan metastasis, sel-sel kanker menyebar ke seluruh bagian organ
tubuh.
2. Tumor
pertumbuhan tumor lebih jinak dibandingkan dengan kanker. Jumlah sel tumor yang
bertambah hanya terbatas dan tidak menganggu atau menyebar sel-sel disekitarnya. Karena
itu, pertumbuhan tumor disebut tumor jinak.
Perkembangan tumor relatif lambat dan tetap berada di satu lokasi namun meskipun
lambat, Tumor yang tidak ditangani dengan benar cenderung akan membesar.
Kanker adalah sel jaringan tubuh yang bertumbuh secara abnormal yang membelah diri
dengan cepat dan tak terkendali.
B. Saran
Makalah ini masih belum sempurna di harapkan untuk kedepannya pembuatan makalah ini
di sertai dengan proses gerak otot, jalannya impuls pada system saraf dan keluasan materi
pada jaringan ikat
DAFTAR PUSTAKA