Anda di halaman 1dari 11

STASE KEPERAWATAN MATERNITAS

SATUAN ACARA PENYULUHAN KEBUTUHAN NUTRISI IBU


POSTPARTUM DI RUANG KENANGA RSUD WATES YOGYAKARTA

Di susun oleh:
Haedhori
18203007

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XIII


FAKULTAS KESEHATAN UNUVERSITAS
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2019

Jl. Ringroad Barat, Ambarketawang, Gamping, Sleman Yogyakarta


Telp (0274) 4342000
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN KEBUTUHAN NUTRISI IBU
POSTPARTUM DI RUANG KENANGA RSUD WATES YOGYAKARTA

DI SUSUN OLEH
HAEDHORI
183203007

Disahkan pada:
Hari:
Tanggal:

Mengetahui :

PEMBIMBING KLINIK PEMBIMBING AKADEMIK MAHASISWA

(……………………………….) (………………………………..) (………………………….)


SATUAN ACARA PENYULUHAN
KEBUTUHAN NUTRISI IBU POSTPARTUM

Pokok Bahasan : Nutrisi Ibu Postpartum


Hari / Tanggal :
Waktu :
Tempat : Ruang Kenanga RSUD Wates
Sasaran : Ibu Post Partum
Penyuluh : Haedhori

A. Latar Belakang
Nutrisi pada masa nifas erat kaitannya dengan kualitas produksi
ASI yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Kuantitas dan
kualitas makanan ibu yang baik pada saat hamil maupun pada saat nifas
akan mempengaruhi produksi ASI. Ibu menyusui harus minum sedikitnya
3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui).
Kebutuhan nutrisi pada massa menyusui meningkat 25% yaitu untuk
memproduksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat 3 kali
dari biasanya. (Anggarina, 2010).
Kekurangan gizi atau nutrisi pada massa nifas atau menyusui
menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan bayinya. Gangguan pada
ibu yaitu terganggunya proses pemulihan kondisi tubuh setelah
melahirkan. Gangguan pada bayinya meliputi proses tumbang anak, bayi
mudah sakit, mudah terkena infeksi. Kekurangan zat – zat esensial
menimbulkan gangguan pada mata ataupun tulang. (Lusa, 2009).
Status gizi ibu setelah peristiwa kehamilan dan persalinan
kemudian diikuti massa laktasi, tidak segera pulih dan ditambah lagi
pemenuhan gizi yang kurang, jarak kehamilan yang dekat, akan
menyebabkan ibu mengalami gangguan penyerapan gizi, akibatnya ibu
akan berada dalam status gizi yang kurang baik. (Kumalasari, 2011).
Indonesia saat ini memiliki masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi
lebih. Masalah gizi kurang salah satu penyebabnya adalah kemiskinan dan
kurangnya pengetahuan tantang gizi dan menu seimbang. Demikian pula
dengan masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada
lapisan masyarakat tentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang
gizi dan menu seimbang. Ditunjukkan pada tahun 2005 ibu menyusui yang
terkena anemia sebanyak 45,1%. (Almatsier, 2010).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, ibu post partum
mengetahui kebutuhan nutrisi yang dibutuhkannya selama masa nifas
untuk mempertahankan kesehatan pada diri dan bayinya.
2. Tujuan khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan ibu
postpartum dapat:
a. Menjelaskan kebutuhan nutrisi ibu post partum
b. Menyebutkan tujuan kebutuhan nutrisi ibu post partum
c. Menjelaskan menu makanan yang seimbang
d. Memberikan contoh menu makanan post partum per hari.
e. Menjelaskan penambahan frekuensi makan/ makanan selingan.
C. Materi (terlampir)
a. Pengertian nutrisi ibu postpartum
b. Manfaaf dari kebutuhan nutrisi ibu postpartum
c. Menu makanan yang seimbang
d. Contoh susunan menu ibu post partum per hari
e. Penambahan frekuensi/makanan selingan

D. Setting Tempat
E. Media
1. Leaflet
F. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
G. Kegiatan Penyuluhan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1. 5 menit Pembukaan :
1. - Menjawab salam
Mengucap salam dan terimakasih atas - Mendengarkan dengan
kesediaan ibu. seksama
2.
Memperkenalkan diri dan apresiasi.
3.
Melakukan apersepsi mengenai nutrisi
pada ibu post partum.

2. 25 menit  Pelaksanaan : - Mendengarkan


1. Menyampaikan materi tentang- Memperhatikan
pengertian nutrisi ibu post partum.
2. Menjeaskan Tujuan nutrisi ibu post
partum.
3. Menjelaskan tentang menu
makanan yang seimbang.
4. Menjelaskan contoh susunan menu
makanan ibu post partum.
5. Menjelaskan penambahan frekuensi
makan / makanan selingan.

 Diskusi
Meminta peserta untuk mengajukan
pertanyaan jika belum jelas.
- Peserta mengajukan
pertanyaan
3. 5 menit Penutup : - Mendengarkan
1. Menutup pertemuan dengan - Menjawab salam
menyimpulkan materi yang telah
dibahas
2. Memberikan salam penutup
H. Evaluasi
a. Evaluasi Persiapan
1. Tempat tersedia dan siap untuk digunakan
2. Media dan alat siap untuk digunakan
3. Klien hadir dan siap untuk mengikuti pendidikan kesehatan
b. Evaluasi Proses
1. Klien mengikuti penyuluhan dengan antusias
2. Klien aktif bertanya selama proses penyuluhan
c. Evaluasi Hasil
1. Klien memahami tentang kebutuhan nutrisi ibu post partum.
2. Klien mampu untuk menjawab pertanyaan seputar materi yang
telah disampaikan
Daftar Pustaka
Ambarwati. 2009 . Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra Cendikia offset
Anggarina. 2010. Ilmu Gizi dan Nutrisi. Jakarta: Gramedia.
Fraser M.D. 2009. Buku Ajar Bidan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Kumalasari, DN. 2011. Persepsi Ibu Nifas Terhadap Pantangan Makanan di
Desa Gembong Pati. Undergraduate Sebelas Maret University.
Lusa. 2009. Gizi Ibu Menyusui. Yogyakarta: Fitriamaya.
Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika
Sulistyawati A, Nugraheny E. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Jakarta: Salemba Medika.
KEBUTUHAN NUTRISI IBU POSTPARTUM

A. Pengertian Masa Nifas/Postpartum


Masa nifas (puerperium), dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (Ambarwaty,
2010). Masa ini sangat penting sekali untuk terus dipantau. Nifas merupakan
masa pembersihan rahim, seperti masa haid (Saleha, 2009).
Periode masa nifas (pureperium) adalah periode waktu selama 6-8
minggu setelah persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali
seperti keadaan sebelum hamil/tidak hamil sebagai akibat dari adanya
perubahan fisiologis dan psikologis karena proses persalinan (Saleha, 2009).
Batasan waktu paling singkat tidak ada batasan waktunya, bahkan bisa jadi
dalam waktu yang relatif pendek darah sudah keluar, sedangkan batasan
minimumnya adalah 40 hari (Ambarwaty, 2010). Periode pasca persalinan
ialah masa waktu antara kelahiran plasenta dan membran yang menandai
berakhirnya periode intrapartum sampai waktu menuju kembalinya system
reproduksi ibu kekondisi tidak hamil (Anggraini, 2010).

B. Pengertian Nutrisi Ibu Post Partum


Nutrisi ibu post partum yaitu nutrisi yang seharusnya dikonsumsi ibu
pasca melahirkan prinsipnya yaitu tinggi kalori dan protein.
Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian yang serius,
karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyebuhan ibu dan
sangat memengaruhi susunan air susu. Diet yang diberikan harus bermutu,
bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung cairan
(Saleha, 2011). Kebutuhan nutrisi pada masa menyusui meningkat 25% yaitu
untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga
kali dari biasanya. Penambahan kalori pada ibu menyusui sebanyak 500
kkal tiap hari. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan
aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI serta
sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat,
seperti susunanya harus seimbang, porsinya cukup dan teratur, tidak terlalu
asin dan berlemak, tiding mengandung alkohol, nikotin, serta bahan
pengawet dan pewarna. Menu makanan seimbang mengandung unsur-unsur,
seperti sumber tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung.
Sumber Tenaga (energi) yang diperlukan untuk pembakaran tubuh dan
pembentukan jaringan baru. Zat nutrisi yang termasuk sumber energi adalah
karbohidrat berasal dari padi-padian, yaitu mentega dan keju. Lemak nabati
berasal dari minyak kelapa sawit, minyak sayur dan margarin (Anggraini,
2010).

C. Manfaaf Dari Kebutuhan Nutrisi Ibu Postpartum


1. Untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi bagi ibu dan bayi.  Nutrisi yang baik untuk ibu tentu saja akan
bermanfaat bagi janin dan bayi baru lahir. Malnutrisi secara umum dapat
mengakibatkan berkurangnya kekuatan luka, meningkatkan dehisendi
luka, meningkatnya keretanan terhadap infeksi dan parut dengan kualitas
yang buruk.
2. Untuk mencegah terjadinya
penyakit anemia malnutrisi pada ibu post partum  Pada ibu postpartum,
anemia terjadi karena kebutuhan Fe yang tidak tercukupi saat hamil, oleh
sebab itu diberikan zat penambah darah. (Fraser, 2009).
3. Untuk menunjang tumbuh
kembang bayi  Kekurangan gizi atau nutrisi pada massa nifas atau
menyusui menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan bayinya.
Gangguan pada ibu yaitu terganggunya proses pemulihan kondisi tubuh
setelah melahirkan. Gangguan pada bayinya meliputi proses tumbang
anak, bayi mudah sakit, mudah terkena infeksi. Kekurangan zat – zat
esensial menimbulkan gangguan pada mata ataupun tulang. Maka semakin
baik nutrisi ibu maka dapat menunjang tumbuh kembang bayinya. (Lusa,
2009).
4. Untuk meningkatkan
produksi ASI  Gizi yang dibutuhkan ibu menyusui lebih banyak karena
digunakan untuk memproduksi ASI untuk bayinya (Kultsum, 2012).
Produksi ASI yang baik dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi ibu,
sehingga makanan yang dikonsumsi harus memenuhi jumlah kalori,
lemak, protein, dan vitamin serta mineral yang cukup (Wulandari &
Handayani, 2011).

D. Menu Makanan Yang Seimbang


Makanan ibu post partum adalah makanan yang mengandung gizi seimbang.
1. Sumber karbohidrat (Fungsi
sebagai penambahan tenaga.)
d. Nasi, Ketela
e. Sagu
f. Jagung
g. Terigu
h. Roti , Kentang
2. Makanan yang mengandung lemak (Fungsinya sebagai sumber energi)
a. Mentega
b. Keju
3. Makanan yang mengandung protein (Fungsinya sebagai zat pembangun)
a. Protein hewani
1) Hati
2) Telur
3) Susu
4) Ikan
5) Daging (Anggraini, 2010).
b. Protein nabati
1) Tempe
2) Tahu
3) Kedelai
4) Kacang hijau
4. Sayuran dan buah-buahan (Fungsinya untuk mencukupi kebutuhan cairan
dan serat)
a. Bayam
b. Sawi
c. Kangkung
d. Wortel
e. Tomat
f. Jeruk
g. Pepaya
h. Pisang
5. Vitamin dan Suplemen
a. Zat besi untuk penambah darah.
b. Asam folat untuk kecerdasan anak.
c. Vitamin B Komplek untuk mencegah anemia. (Sulistyawati, 2010).

D. Contoh Susunan Menu Ibu Post Partum Per Hari


1. Nasi : 3 piring
2. Nasi : 3 piring
3. Tempe : 4 potong
4. Sayuran : 3 mangkok ( bervariasi mulai dari bayam , kangkung , kacang-
kacangan mengandung zat besi )
5. Buah : 2 potong pepaya
6. Air putih : 8 gelas / hari (Sulistyawati, 2010).

E. Penambahan Frekuensi Makan / Makanan Selingan


1. Roti tawar + keju
2. Buah-buahan seperti pisang ambon, pepaya, jeruk, apel, anggur,
belimbing, mangga, salak, sawo,
3. Bubur kacang hijau
4. Susu

Anda mungkin juga menyukai