1,2,3
Jurusan Teknik Mesin FT UNIB
Jln. W.R Supratman 38371A Bengkulu, Indonesia
Email : yoo.sinaga@yahoo.com
Abstrak: Rear axle housing merupakan tumpuan berat dari muatan, khususnya pada mobil muatan karena
letak berapa pada bagian belakang mobil. Kegagalan yang sering terjadi dilapangan adalah stuktur rear
axle housing yang membengkok yang mengakibatkan axle shaft patah dan rear axle housing yang patah
akibat beban yang terlalu berat. Hal ini disebabkan oleh muatan yang melebihi kapasitas. Analisa struktur
rear axle housing digunakan untuk mengetahui besarnya tegangan yang terjadi pada saat bermuatan.
Proses analisa ini menggunakan perangkat lunak metode elemen hingga karena dapat memodelkan rear
axle housing sesuai dengan kondisi dilapangan, serta proses perhitungan yang cepat dan akurat. Hasil
tegangan normal maksimum dari simulasi perangkat lunak elemen hingga, diperoleh nilai tegangan
normal maksimun yang terjadi pada pembebanan 8,3 ton adalah sebesar 82,852 MPa dengan besar safety
factor 6 dan besar tegangan von mises sebesar 63,705 MPa. Pada pembebanan 10,3 ton besar tegangan
normal maksimun adalah sebesar 102,82 MPa dengan besar safety factor 4,83 dan besar tegangan von
mises sebesar 79,056 MPa. Pada pembebanan 12,3 ton besar tegangan normal maksimun adalah sebesar
122,78 MPa dengan besar safety factor 4,05 dan besar tegangan von mises sebesar 94,407 MPa. Pada
pembebanan 14,3 ton besar tegangan normal maksimun adalah sebesar 142,74 MPa dengan besar safety
factor 3,48 dan besar tegangan von mises sebesar 109,76 MPa. Dari hasil simulasi dapat diketahui bahwa
tegangan normal maksimun yang terjadi masih jauh dibawah yield strength material yaitu sebesar 497,5
MPa dan dapat dikatakan aman.
Kata kunci : Rear axle housing, tegangan maksimum, metode elemen hingga.
1. PENDAHULUAN 2. METODE PENELITIAN
Indonesia merupakan negara industri 2.1 Studi Lapangan
berkembang terkhususnya perkebunan yang semakin Sebelum melakukan analisa kekuatan rear
luas, pertambangan batu bara, hasil bumi dan juga axle housing perlu dilakukan studi lapangan dan studi
hasil pertambangan lainnya. Sarana prasarana dari literatur. Studi lapangan adalah studi yang dilakukan
perkebunan dan pertambangan ini meliputi alat bantu langsung kelapangan dengan melihat kasus-kasus
seperti alat-alat berat dan truk muatan. Truk muatan yang sering terjadi pada struktur rear axle housing.
digunakan untuk mengangkut hasil kebun atau Sedangkan studi literatur adalah studi yang dilakukan
tambang dari suatu tempat ketempat yang lain dengan dengan mengambil dari berbagai sumber seperti:
muatan puluhan ton dan jarak hingga ratusan buku, skripsi, jurnal, e-book, diktat, tesis dan
kilometer dengan jalan berbatu, menanjak dan penelitian lainnya.
menurun. Terkhususnya di Provinsi Bengkulu, maka 2.2 Spesifikasi Material Rear Axle Housing
truk muatan merupakan pilihan yang tepat dalam Type Banjo
membantu proses pengangkutan hasil kebun ataupun Material yang digunakan pada rear axle
hasil tambang. housing adalah S460N. S460N memiliki arti yaitu
Pemuatan hasil kebun dan tambang tidak baja dengan kekuatan minimun yield srength 460
terlepas dari overloading atau tonase muatan truk MPa yang tergolong menurut spesifikasi American
yang sering dilakukan sopir dan pekerja lainnya yang Standard for Testing Material (ASTM). Berikut ini
melebihi batas standar perusahaan dan adalah tabel propertis baja S460N pada rear axle
mengakibatkan truk muatan akan mengalami housing.
kerusakan-kerusakan atau kegagalan sebelum Tabel 1. Propertis baja S460N[3]
masanya. Material S460N
Truk memiliki komponen seperti chassis,
bak, as, differensial, ban, coupling dan rear axle Young modulus (GPa) 208,5
housing. Real axle housing dapat di katakan sebagai Poisson’s ratio 0,3
tumpuan berat muatan mobil, karena letaknya di Yield strength (MPa) 497,5
bagian roda belakang khusunya pada mobil muatan.
Kegagalan yang sering terjadi dilapangan adalah Ultimate strength (MPa) 643
stuktur rear axle housing yang membengkok yang
mengakibatkan axle shaft patah dan rear axle 2.3 Prosedur Penyelesaian Elemen Hingga
housing yang patah akibat beban yang terlalu berat. Prosedur penyelesaian dengan perangkat
Hal ini disebabkan oleh muatan yang melebihi lunak elemen hingga menjelaskan langkah-langkah
kapasitas. Bengkoknya bagian ini juga akan dalam enjalankan simulasi untuk mendapatkan nilai
mengakibatkan rusaknya gigi gardan. Untuk kekuatan stuktur dan defleksi dari rear axle housing.
menghindari hal ini maka dalam memberikan muatan Berikut adalah langkah-langkah penyelesaian elemen
pada mobil harus memperhatikan kapasitas standar hingga.
yang telah ditentukan perusahaan demi menjaga
keamanan dan keselamatan kerja. 2.3.1 Proses Pemodelan Geometri
Setiap proses kerjanya, rear axle housing
memiliki batas-batas kemampuan. Langkah yang
tepat untuk mengurangi faktor-faktor kegagalan yang
sering terjadi dan untuk menjaga keefektifan kerja
rear axle housing adalah dengan menganalisa
kekuatan struktur rear axle housing dan menghitung
defleksi yang terjadi.
Seiring perkembangan zaman dalam analisa
tegangan, maka sangat dituntut proses yang cepat
bahkan dilengkapi dengan pemodelan yang
Gambar 1. Geometri rear axle housing pada
menyerupai dengan alat yang sebenarnya. sehingga
dalam analisa pemodelan rear axle housing tersebut Autodesk Inventor 2013
dapat menggunakan perangkat lunak yang dapat Seteleh pemodelan dalam geometri 3D
selesai, maka selanjutnya adalah menyimpan file
langsung menganalisa tegangan dan defleksi yang
kedalam format Initial Graphics Exchange
terjadi dengan hasil yang mendekati nilai sebenarnya.
Specification (IGES file) supaya dapat dibaca oleh
software perangkat lunak elemen hingga.
2.3.2 Proses Import Geometri Ke Perangkat
Lunak Elemen Hingga
Pada proses pemodelan geometri
menggunakan Autodesk Inventor 2013, maka
langkah selanjutnya untuk memproses kedalam
elemen hingga adalah dengan cara meng-import
geometri rear axle housing yang telah di simpan
dalam format “sat”.
2.3.3 Menentukan Jenis Material
Pada proses elemen hingga, setelah proses Gambar 3. Kondisi batas pada rear axle housing
import selanjutnya yaitu menentukan jenis material
yang digunakan pada geometri rear axle housing.
Pada jenis material, data-data material dapat
dimasukkan secara manual pada perangkat lunak
elemen hingga. Data material berupa poisson’s ratio,
young modulus, kekuatan luluh (yield strength) dan
kekuatan tarik (ultimate strength).
2.3.4 Meshing
Proses meshing adalah untuk membagai
material menjadi bagian – bagian kecil yang akan
membentuk geometri benda. Semakin kecil ukuran
meshing yang terbentuk maka akan semakin
mendekati juga nilai yang sebenarnya, akan tetapi
proses ini akan memperlama dari proses solving.
DAFTAR PUSTAKA
1. Puja, Wiratmaja. 2008. “Elemen Mesin 1”.
Bandung : ITB
2. Sumber: Shigley, Josephe. 1984. Perencanaan
Teknik Mesin. Jakarta: Erlangga.
3. Gere, James M, dkk. 1996. Mekanika Bahan.
Gambar 16. Grafik besar defleksi terhadap Jakarta: Erlangga.
pembebanan 4. Mott, Robert L. 2009. Elemen-Elemen Mesin
dalam Perancangan Mekanis. Yogyakarta
Defleksi yang terjadi pada pembebanan 8,3 5. Achmad. Z, M.Sc. 2006.” Elemen Mesin I”
ton yaitu sebesar 0,11 mm, pembebanan 10,3 ton 6. Tawekal, Ricky Lukman. 2012. “Dasar-dasar
sebesar 0,13 mm, pembebanan 12,3 ton sebesar 0,16 metode elemen hingga” Bandung : ITB
mm dan untuk pembebanan 14,3 ton yaitu sebesar
0,19 mm. Dari grafik diatas dapat kita simpulkan
bahwa semakin besar pembebanan yang diberikan
maka defleksi yang terjadi akan semakin besar.
4. KESIMPULAN
Dari hasil analisa dapat diambil kesimpulan,
yaitu:
1. Tegangan maksimum (maximum principal
stress)
A. Pembebanan 8,3 ton = 82,852 MPa
B. Pembebanan 10,3 ton = 102,82 MPa
C. Pembebanan 12,3 ton = 122,78 MPa
D. Pembebanan 14,3 ton = 142,74 MPa