Anda di halaman 1dari 10

STEP 6

1. What is definition hemostasis?


Hemostatis berasal dari kata haima (darah) dan statis (berhenti), merupakan proses yang
amat komplkes, berlangsung secara terus menerus dalam mencegah kehilangan darah
secara spontan, serta menghentikan pendarahan akibat kerusakan sistem pembuluh darah.
Sumber: Ilmu Penyakit Dalam Jilid Ii Edisi 6 Hal 2753
Haemostasis is the mechanism by which loss of blood from the vascular system is controlled
by a complex interaction of vessel wall, platelets, and plasma proteins. Following vessel
injury, haemostasis can be considered as occurring in two stages: primary and secondary.
Primary haemostasis is the initial stage during which vascular wall and platelets interact to
limit the blood loss from damaged vessel. During secondary haemostasis, a stable fibrin clot
is formed from coagulation factors by enzymatic reactions. Although formation of blood clot
is necessary to arrest blood loss, ultimately blood clot needs to be dissolved to resume the
normal blood flow. The process of dissolution of blood clot is called as fibrinolysis.
Kawthalkar, Shirish M. 2006. Essentials of Haematology. Jaypee Brothers Medical Publisher:
New Delhi
2. What are the factors hemostasis (yang berperan)?
Sifat yang dimiliki pembuluh darah adalah Permeabilitas, fragtilitas, dan vasokontriksi.

1. Peningkatan permeabilitas mengakibatkan keluarnya darah dari pembuluh darah


berupa petekie, purpura dan ekimosis yang besar.
2. Peningkatan fragilitas pembuluh darah memungkinkan terjadinya rupture yang
menimbulkan petekie, purpura (terutama pada kulit dan mukosa), ekimosis yang
besar sera perdarahan hebat pada jaringan yang lebih dalam.
3. Vasokontriksi : menyebabkan aliran darah menjadi lebih lambat pada daerah yang
luka atau trauma.

1. Prokoagulan :
kontraksi oleh pengaruh histamine, kinin, serotonin dan tromboksan.
Produksi factor koagulasi :
 Tromboplastin (factor jaringan)
 F. VIII vW
 Aktivator dan inhibitor protein C
 Inhibitor activator plasminogen tipe 1 (PAI – 1)

Subendotel :

1
 Mengaktifkan dan adhesi trombosit
 Mengaktifkan F XII, XI

2. Antikoagulan :
Inhibitor trombosit:
 NO
 Prostasiklin
 ADPase

Inhibitor bekuan darah/lisis

 Trombomodulin
 Heparan
 Inhibitor jalur factor jaringan (TFPI)
 Aktivator plasminogen (t-PA)

Sudoyo, Aru W dkk. BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM Jilid 2 Ed. 4. Pusat Penerbitan
Dept. Ilmu Penyakit Dalam FKUI : 2006 Trombosit, berfungsi membentuk sumbat
mekanis yang merupakan respon hemostasis normal terhadap cedera vascular

1. Penyakit keturunan, missal hemophilia

2. Faktor Vonwilebren, terjadinya penurunan factor VIII

3. Besarnya luka

4. 13 faktor koagulasi : Fibrinogen, protrombin, tissue factor, Ca ion, Faktor labil, no name,
Faktor stabil, anti hemofili A, anti hemofili B, factor Stuart Prower, anti hemofili C, factor
Hageman, Fibrin Stabilizing Factor

Sumber: Kapita selekta hematologi ed 6 a.v. Hoffbrand, p.a. H. Moss


3. What kind of hemostasis?
Hemostasis Primer : terdiri dari trombosit dan pembuluh darah. Dimulai dengan
vasokontriksi pembuluh darah dan pembentukan trombosit plak menutup luka dan
menghentikan pendarahan.

Hemostasis Sekunder : terdiri daari factor pembekuan dan antipembekuan.

Hemostasis tersier : yaitu system fibrinolisis akan diaktifkan dan menyebabkan lisis dari
fibrin dan endotel menjadi utuh.

2
Sudoyo, Aru W dkk. BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM Jilid 2 Ed. 4. Pusat Penerbitan Dept.
Ilmu Penyakit Dalam FKUI : 2006
4. Why the bleeding cant stop?
Setiap kerusakan endotel pembuluh darah merupakan rangsangan yang poten untuk
pembentukan bekuan darah. Proses yang terjadi secara local berfungsi untuk menutup
kebocoran pembuluh darah, membatasi kehilangan darah yang berlebihan ,dan memberi
kesempatan untuk control dari proses ini antara lain: sifat antikoagulan dari sel endotel
normal, adanya inhibitor factor koagulan aktif dalam sirkulasi, dan produksi enzim
fibrinolitik untuk melarutkan bekuan. Terjadinya abnormalitas hemostasis kebanyakan
sebagai akibat defek dari salah satu atau lebih dari tahapan proses koagulasi.
Sumber: Ilmu Penyakit Dalam Jilid Ii Edisi 6 Hal 2753
5. What are the component that play a role in hemostasis?
Lima komponen utama adalah trombosit,faktor koagulasi, inhibitor koagulasi,
fibrinolisis, dan pembuluh darah.
Sumber: AV Hoffbrand, J E Pettit, PAH Moss. Kapita Selekta Hematologi. Edisi 6.
EGC. 2013
6. Bagaimana penyakit (unstoppable bleeding) itu bisa diturunkan ke pasien?
Bila anda mempunyai hemophilia yang diwariskan, anda lahir dengan kelainan ini. Ini
disebabkan oleh defek salah satu gen yang menentukan bagaimana tubuh membuat factor
pembekuan darah VIII atau IX. Gen ini berlokasi di kromosom X. Wanita mempunyai 2
kromsom X, sedangkan laki-laki mempunyai satu kromosom X dan satu kromosom Y. Hanya
kromosom X membawa gen yang berhubungan dengan factor pembekuan. Seorang laki-laki
yang mempunyai gen hemophilia pada kromosom X nya akan mempunyai hemophilia.
Seorang wanita harus mempunyai gen cacat pada kedua kromosom X nya, dia disebut karier
hemophilia. Karier tidak mempunyai hemophilia namun mereka dapat menurunkan gen
cacat pada anak-anak mereka.
Wanita dengan karier hemophilia biasanya mempunyai cukup factor pembekuan dari
satu kromosom X yang normal untuk mencegah masalah perdarahan serius. Namun, sampai
50% karier mempunyai peningkatan risiko perdarahan. Sangat jarang, seorang anak
perempuan lahir dengan hemophilia. Ini dapat terjadi bila ayah mereka dan ibu mereka
adalah karier. Beberapa anak laki-laki yang mempunyai kelainan ini lahir dari ibu yang bukan
karier. Dalam kasus ini, mutasi terjadi di dalam gen dan diturunkan ke anak.
Sumber: Ilmu Penyakit Dalam Jilid Ii Edisi 6 Hal 2753

3
7. Apa diagnosis utama dan banding dari scenario tersebut?
Diagnosis Utama : Hemofilia
Sumber: Ilmu Penyakit Dalam Jilid Ii Edisi 6
8. Apa itu koagulasi?
Trandformation blood from liquid become solid gel. Hemostatik for stop the
bleeding.
Serangkaian reaksi yang menyebabkan pengendalian pendarahan melalui
pembentukan trombosit dan bekuan fibrin pada tempat cidera.
Sumber: lauralee sherwood. Ed 8. 2013
9. Apa saja tipe koagulasi?

10. Sebutkan peran dari platelet dalam mekanisme koagulasi?


Trombosit berperan dalam membentuk sumbat mekanis yang merupakan respons hemostatic
normal terhadap cedera vascular. Tanpa trombit, dapat terjadi kebocoran spontan darah
melalui pembuluh halus. Fungsi trombosit ada tiga

1. Perlekatan (adhesi)

2. Penggumpalan (agregasi)

3. Reaksi pelepasan

Juga terdapat amplifikasi (penguatan). Imobilisasi trombosit di tempat cedera vascular


mensyaratkan interaksi spesifik trombosit-dinding pembuluh (adhesi) dan antar
trombosit (agregasi), keduanya diperantarai oleh vWF.
Sumber: Kapita selekta hematologi edisi 6a.v. Hoffbrand, p.a. H. Moss penerbit buku
kedokteran: EGC
11. Sebutkan definisi dari hemofili?
Defisiensi herediter faktor koagulasi
Hemofilia A (defisiensi faktor VIII), hemofilia B (defisiensi faktor IX)
Sumber: AV Hoffbrand, J E Pettit, PAH Moss. Kapita Selekta Hematologi. Edisi 6. EGC. 2013
Hemofilia adalah penyakit perdarahan akibat kekurangan factor pembekuan darah yang
diturunkan (herediter) secara sex-linked recessive pada kromosom X (Xh)
Sumber: Ilmu Penyakit Dalam Jilid Ii Edisi Vi Hal 2744
12. Bagaimana patofisiologi dari hemofili? Jelaskan!
Hemofilia merupakan gangguan herediter atau didapat yang paling sering dijumpai,
bermanifestasi sebagai episode perdarahan intermiten. Hemofilia disebabkan oleh

4
mutasi gen factor VIII atau Faktor IX, dikelompokan sebagai hemophilia A dan Hemofilia
B. kedua gen tersebut terletak pada kromosom X, sehingga termasuk penyakit resesif
terkait-X. Anak laki-laki dari wanita carrier memiliki kemungkinan 50% untuk menderita
hemophilia. Dapat terjadi homozigot hemophilia apabila ayah hemophilia dan ibu
carrier. Sekitar 33% pasien tidak memiliki riwayat keluarga dan mungkin akibat mutasi
spontan.
Ada 2 jenis utama hemophilia yang secara klinis identic:
1. Hemofilia klasik atau hemophilia A, yang ditemukan adanya defisiensi atau tidak
adanya aktivitas faktor antihemofilia VIII
2. Penyakit Christmas, atau hemophilia B yang ditemukan adanya defisiensi atau tidak
adanya aktivita Faktor IX.

Hemofilia diklasifikasikan:
1. Berat : dengan aktivitas factor >1%
2. Sedang : antara 1%-5%
3. Ringan : 5% atau lebih
Gejalan dan Tanda Klinis
1. Perdarahan
2. Hemartrosis
3. Hematoma intramuscular
4. Perdarahn intracranial
5. Hematuria
6. Perdarahan pascaoperasi

Price, Sylvia A dan Wikson, Lorraine M. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Ed.6
Vol. 1. EGC: Jakarta
13. Faktor resiko dari darah sukar membeku?
Faktor resiko thrombosis:
1. Operasi : operasi disertai dengan factor risiko yang miltipel untuk tromboemboli
vena (VTE), prevelens meningkat dengan meningkatnya umur. Pemakaian profilaksis
untuk risiko VTE menurun angka kejadian VTE pada pasien yang mengalami operasi.
Pada operasi rata-rata thrombosis vena dalam (DVT) terjadi pada 50% pasien.
2. Kehamilan : Menyebabkan meningkatnya risiko thrombosis karena meningktanya
factor-faktor koagulasi, F II, F VII dan F X, karena menurunyakadar protein S dan
terhambatnya sistim fibrinolysis.
3. Penyakit Jantung : Infark miokard dilaporkan meningkat kejadian DVT 20-40%
selama 10-14 hari sesudah infark miokard.
4. Penyakit Neurologi : dari 8 studi strok secara keseluruhan ditemukan 53% pasien
mengalami thrombosis vena dalam.

5
5. Keganasan / kanker : factor risiko untuk tromboemboli vena (VTE) yang mengalami
operasi. Hal ini karena sel kanker dapat mengeluarkan prokoagulan yang
mengaktifkan koagulasi.
6. Umur : umur lanjut disertai dengan peningkatan insiden dari VTE.
7. Obesitas :
8. Jenis Kelamin : tingkat kematian karena emboli lebih tinggi pada wanita.

Sudoyo, Aru W dkk. BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM Jilid 2 Ed. 4. Pusat Penerbitan Dept.
Ilmu Penyakit Dalam FKUI : 2006
14. Apa saja kelainan dari trombosit?
Kelainan hemostasis dan koagulasi

Kelainan vascular

Pasien dating dengan perdarahan kulit dan sering mengenai membrane mukosa.
Perdarahan dapat diklasifikasikan:
1. Purpura alergik, diduga diakibatkan oleh kerusakan imunologik pada pembuluh darah,
ditandai dengan perdarahan petekia pada bagian tubuh yang tergantung.

2. Purpura nonalergik

3. Trombositosis dan Trombositopenia

Keadaan yang ditandai dengan trombosit berlebihan dinamakan trombositosis atau


trombositemia (lebih dari 400.000/mm3).
Trombositopenia didefinisikan sebagai jumlah trombosit kurang dari 100.000/mm 3.
Jumlah trombosit yang kurang itu akibat berkurangnya produksi atau meningkatnya
penghancuran trombosit.
Kelainan factor plasma herediter
1. Hemofilia

Merupakan gangguan koagulasi herediter atau didapat yang paling sering dijumpai,
bermanifestasi sebagai episode perdarahan intermiten. Disebabkan oleh mutasi gen
factor VIII (Hemofilia a) atau factor IX (Hemofilia b).
2. Penyakit non Willebrand

Adalah gangguan koagulasi herediter yang paling sering terjadi, diturunkan secara
dominan autosomal resesif. Kasus-kasus terjadi tanpa riwayat keluarga dan diyakini

6
terjadi akibat mutasi genetic. Terdapat penurunan akitivitas factor VIII vWF dan
factor VIII AHG.
Sumber: Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit sylvia a. Price, lorraine
m.wilson volume 1 edisi 6 penerbit buku kedokteran: EGC
1. Trombositopenia : trombosit <140 x 109/L. disebabkan defisiensi produksi trombosit atau
destruksi trombosit yang dipercepat.
2. Trombositopenia autoimun : masa hidup berkurang dari 7-10 hari menjadi beberapa jam.
3. Trombositopenia aloimun
4. Gangguan fungsi trombosit : ditandai dengan waktu perdarahan yang memanjang dengan
jumlah trombosit normal, uji PFA-100 abnormal, dan agregasi trombosit terganggu.
Hoffbrand, Victor and Metha, Atul. 2008. At a Glance Hematologi. Blackwell Publishing :
Jakarta
15. Apa saja pemeriksaan lab yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya
kelaianan hemostasis?
 Anamnesis
Riwayat pendarahan berulang
 Pemeriksaan penyaringan
o Pemeriksaan pembendungan vena
o Masa pendarathan (kemampuan vaskuler dan trombosit
menghentikan perdarahan. Duke dan ivy)
o Hitung trombosit (lamgsung dan tidak langsung)
o Masa pembekuan , menguji pembekuan darah melalui jalur ekstrinsik
o Masa tromboplastin, menguji pembekuan darah melalui jalurintrinsik
o Masa trombin , menguji fibrinogen menjadi fibrin
 pemeriksaan fisik
 laboratorium
1. masa pembekuan
2. masa tromboplastn partial teraktivasi
3. uji tromboplastin generation
Bakta, I Made. Hematologi Klinik Ringkas, Jakarta:EGC, 2006
16. Apakah penanganan yang tepat untuk kasus penderita pada scenario?
 Melakukan pencegahan baik menghindari luka atau benturan
 Merancanakan suatu tindakan operasi serta mempertahankan kadar aktivitas
faktor pembekuan sekitar 30-50%

7

Kortikosteroid. Pemberian kortikosteroid sangat membantu untuk
menhilangkan proses inflamasi pada sinovitis akut yang terjadi setelah
serangan akut
 Hemartrosis. Pemberian prednison 0,5-1 mg/kgBB/hari selama 5-7 hari dapat
mencegah terjadinya gejala sisa berupa kaku sendi (artrosis) yang
mengganggu aktivitas harian serta menurunkan kualitas hidup pasien
hemofilia
 Analgetika. Pemakaian analgetika diindikasikan pada pasien hemartrosis yang
nyeri hebat, dan sebaiknya dipilih nalagetika yang tidak mengganggu agregasi
trombosit (harus dihindari pemakaian aspirin dan anti koagulan)
 Rehabilitasi medik. Sebaiknya dilakukan sedini mungkin secara komprehensif
dan holistik dalam sebuah tim, karena keterlambatan pengelolaan akan
menyebabkan kecacatan dan ketidakmampuan baik fisik, okupasi maupun
psikososial dan edukasi.
Rehabilitas medik artritis hemofilia meliputi: latihan pasif/aktif, terapi dingin
dan panas (hati-hati), penggunaan ortosis, terapi.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FK UI. Jilid II. Edisi IV. 2007
17. Apa saja faktor yang dapat menyebabkan kelainan pada pembekuan darah?
Faktor koagulasi
No Faktor Pembekuan Sinonim

1. Fibrinogen Faktor I

2. Protrombin Faktor II

3. Tissue Faktor Faktor III ; Tromboplastin jaringan

4. Kalsium Faktor IV

5. Faktor V Proaccelerin ; Faktor Labil ; Ac-globulin (Ac-G)

6. Faktor VII Akselerator konversi protrombin serum (SPCA) ;


Prokonvertin ; factor stabil

7. Faktor VIII Faktor antihemofilik (AHF); Globulin antihemofilik


(AHG); Faktor A antihemofilik

8. Faktor IX Komponen tromboplastin plasma (PTC); Faktor


Christmas; Faktor B antihemofilik

9. Faktor X Faktor Stuart ; Faktor Stuart-Prower

10. Faktor XI Anteseden tromboplastin plasma (PTA); Antihemofilik


Faktor C

8
11. Faktor XII Faktor Hageman

12. Faktor XIII Faktor Stabilisasi-fibrin

13. Prekallikrein Faktor Fletcher

14. Kininogen dengan berat Faktor Fitzgerald ; HMWK (high-molecule-weight


molekul besar platelet kininogen)

18. Apa hubungan antara adhesi dan agregasi terhadap hemostasis?


Adhesi: perlekatan trombosit ke jaringan subendotel.
Trombosit yang melekat mengeluarkan isi granula seperti adenosin diphosphate
(ADP) dan seerotonin yang akan merangsang trombosit lain untuk saling melekat
atau agregasi.
Sumber: edunakes.bppsmdk.kemkes.go.id
19. Bagaimana mekanisme tranfusi darah?
Beberapa kriteria untuk dapat mendonorkan darah yaitu keadaan umum baik, usia
17-65 tahun, berat badan 50 kg atau lebih, tidak demam (temperature oral <
37,5℃), frekuensi dan irama denyut nadi normal, tekanan darah 50-100/90-180
mmHg, dan tidak ada lesi kulit yang berat.
Uji Cocok Silang (Cross Match)
Merupakan prosedur yang paling penting dan paling sering dilakukan di lab
transfuse darah. Terdiri dari serangkaian prosedur yang dilakukan sebelum transfusi
darah untuk memastikan seleksi darah yang tepat untuk seorang pasien dan untuk
mendeteksi antibody irregular dalam serum resipien yang akan mengurangi atau
mempengaruhi ketahanan hidup dari eritrost donor setelah transfusi.
Ada 2 jenis
1. Mayor yaitu menguji reaksi antara sel darah merah donor dengan serum resipien

2. Minor yaitu menguji reaksi antara sel darah merah donor dengan serum resipien

Penggunaan darah untuk transfuse hendaklah selalu dilakukan secara rasional dan
efisien yaitu dengan memberikan hanya komponen darah/derivate plasma yang
dibutuhkan saja. Hal ini didasarkan bahwa darah terdiri dari bermacam-macam
elemen selular yang memiliki fungsi berbeda yang bisa dipisahkan, biasanya pasien
hanya memerlukan komponen tertentu saja.
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FK UI. Jilid II. Edisi IV. 2007
20. Jelaskan fisiologi dari hemostasis!

9
Hemostasis terjadi melalui beberapa cara
1. Konstriksi pembuluh darah

a. Segera setelah pembuluh darah terpotong, dinding pembuluh darah yang rusak
itu akan menyebabkan otot polos dinding pembuluh berkontraksi sehingga
dengan segera aliran darahnya berkurang.Terjadi vasokontriksi
2. Pembentukan sumbat platelet

a. Bila luka pada pembuluh darah berukurang sangat kecil, memang setiap hari
terbentuk banyak lubang pembuluh darah yang sangat kecil di seluruh tubuh-
lubang itu ditutup oleh sumbat platelet, bukan oleh bekuan darah.
b. Mekanisme
c. Pada waktu trombosit bersinggungan dengan permukaan pembuluh yang rusak
terutama dengan serabut kolagen di dinding pembuluh, trombosit mulai
membengkat, irregular. Protein kontraktilnya berkontraksi dengan kuat dan
menyebabkan pelepasan granula yang mengandung factor aktif. Trombosit
menjadi lengket dan melekat pada kolagen dalam jaringan dan pada pada
protein yang disebut factor von Willebrand yang bocor dari plasma ke jaringan
yang trauma. Trombosit menyekresi sejumlah besar ADP. Dan enzim-enzimnya
membentuk tromboksan A2. ADP dan tromboksan kemudian mengaktifkan
trombosit yang berdekatan, dan sifat lengket trombosit tambahan ini akan
menyebabkannya melekat pada trombosit semula yang sudah aktif.

3. Pembentukan bekuan darah sebagai hasil pembekuan darah

4. Perubahan protrombin menjadi thrombin

5. Perubahan fibrinogen menjadi fibrin

6. Terjadi pertumbuhan jaringan fibrosa ke dalam bekuan darah untuk menutup lubang
pada pembuluh secara permanen

Sumber: Guyton Dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed 12


Fisiologi mengantuk
karena gangguan pada enzim aldehyde oksidase mengakibatkan penumpukan hormon
serotonin(stress, kantuk)
Hormon melatonin mengatur siklus/irama sirkandian (tidur) di sekresikan oleh Kelenjar Pineal
(letak di otak, di belakang batang otak) saat keadaan gelap, mempercepat metabolism dalam
tubuh (detoksifikasi)

10

Anda mungkin juga menyukai