Anda di halaman 1dari 3

Ethical Method of Reasoning adalah langkah-langkah yang harus diikuti untuk menentukan

keputusan yang paling tepat dalam menghadapi konflik moral dari suatu kasus (Hanafiah, 2009).

Langkah-langkah Ethical Method of Reasoning :

1. Fact Deliberation
 Kasus (yang ada dalam skenario)
 Deliberation about of the fact (mencari fakta yang ada dalam scenario)
2. Value deliberation
 Value of stage
3. Duty deliberation
4. Test of consistensy
 Tes of legality
 Test of publicity
 Test of time
5. Final decision

1.Fact deliberation
1.1 Kasus (terlampir, sesuai dengan skenario)

1.2. Deliberation of the fact


- yoga laki2 umur 13 tahun dirawat 2 bulan di RS Bagas Waras dengan burst abdomen
- anak kedua dari buruh tani dengan sosial ekonomi lemah
- dirujuk karena riwayat laparotomi berulang dengan indikasi awal hirschprung dan NEC grade
II serta luka operasi tidak menyembuh
-malnutrisi karena gangguan slauran pencernaan pasca operasi mempersulit penyembuhan luka
-kondisi semakin memburuk
- kesadaran penuh dan dapat berkomunikasi namun mobilitas terhambat, bb turun, dan nutrisi
utama melalui parenteral
-sepsis akibat luka operasi yang tidak membaik

2. Value deliberation
2.1. Identification of the moral problem
Tim dokter dihadapkan pada pilihan untuk melanjutkan terapi dengan agresif atau memberikan
terapi paliatif dengan pertimbangan kondisi pasien saat ini

2.2 Choice of the main problem


- melanjutkan terapi secara agresif
- memberikan terapi paliatif

2.3 The value of stake


Beneficience
Pro terapi agresif
Pro terapi paliatif
- terapi antibiotik yg telah diberikan tidak dapat menangani kondisi sepsis yg dialami
- prognosis kasus burst abdomen tidak terlalu baik
- penyembuhan luka buruk akibat gizi buruk marasmik (fungsi pencernaan buruk sehingga
nutrisi hanya lewat parenteral) sehingga luka semakin meluas

Non-maleficence
pro terapi agresif
- pasien sadar penuh dan mampu berkomunikasi dengan baik
Pro terapi paliatif
- kontraindikasi pemasangan cvc ulang karena trombositopenia berulang

Justice
Pro terapi agresif
Hak asasi manusia untuk hidup dan memperoleh kesempatan untuk hidup yg sama
Pro terapi paliatif
Ketersediaan ruang rawat intensif rumah sakit dalam menampung pasien baru yg terokupasi saat
ini oleh pasien

Autonomy
Pro terapi agresif
Hak orang tua dalam memutuskan apabila ingin melanjutkan terapi maksimal
Pro terapi paliatif
Faktor sosioekonomi orang tua yang tergolong rendah

3. Duty deliberation
Dokter mengambil tindakan dengan pertimbangan
3.1Prognosis pasien
- sepsis tidak teratasi dan terus berkembang
- gizi buruk marasmik + pencernaan terganggu + nutrisi utama parenteral
- Antibiotika yg tidak dapat mengatasi kondisi sepsis
- kondisi semakin menurun

3.2. Faktor sumber daya yg tersedia


- ruang perawatan
- ketersediaan alat2 dan obat
- sdm

3.3. Faktor autonomi keluarga pasien


- keputusan keluarga dalam menyikapi kondisi pasien

4. Test of consistency
4.1 test of legality
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 812/Menkes/SK/VII/2007
Tentang perawatan paliatif

4.2 test of publicity


Melakukan informed consent terhadap keluarga terkait kondisi pasien dan pilihan keputusan
yang dihadapi.

4.3 test of time


Pengambilan keputusan perawatan paliatif atau tidak diambil oleh tim dokter paliatif yg ditunjuk
sesuai kebijakan rumah sakit serta melalui konferensi kasus yang divalidasi oleh mutidisiplin
hingga mencapai keputusan

5. Final decision
Dengan berbagai pertimbangan terkait kondisi pasien dan permasalahan bioetik yang dihadapi
maka perawatan paliatif menjadi pilihan yg diambil dalam kasus tersebut.

Hanafiah, M Jusuf dan Amri Amir. 2009. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan Edisi 4.
Jakarta : Penerbit Buku Kedpkteran EGC

Anda mungkin juga menyukai