(Skripsi)
Oleh
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
HUBUNGAN HIGIENE PERSONAL TERHADAP KEJADIAN
Tinea versicolor PADA SANTRI PRIA DI PONDOK PESANTREN
DARUSSA’ADAH MOJO AGUNG, LAMPUNG TENGAH
(Skripsi)
Oleh
Oleh
By
anak kedua dari tiga bersaudara, dari Ayahanda Suyoto Wibisono dan
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan
Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah melimpahkan nikmat dan
salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan dan nabi akhir zaman
Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarganya, para sahabatnya dan kita
Lampung Tengah” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Penghargaan dan ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis haturkan
kepada semua pihak yang telah berperan atas dorongan, bantuan, saran, kritik dan
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas
Lampung;
2. Bapak Dr. dr. Muhartono, S.Ked., M.Kes., Sp.PA., selaku Dekan Fakultas
3. Ibu dr. Fitria Saftarina, S.Ked., M.Sc, selaku Pembimbing Utama atas
4. Ibu dr. Tri Umiana Soleha, S.Ked., M.Kes., selaku Pembimbing Kedua
5. Ibu dr. Rika Lisiswanti, S.Ked., M. Med., Ed., selaku Penguji Utama pada
Ujian Skripsi. Terima kasih atas waktu, ilmu, dan saran-saran yang telah
kelak;
9. Kakak dan Adik saya, Gesta Astriani dan Winda Kusuma Wardhani, yang
Juga keluarga besar saya yang selalu memberikan dorongan, bantuan dan
doa;
10. Seluruh staf pengajar Program Studi Pendidikan Dokter Unila atas ilmu
11. Seluruh Staf Tata Usaha, Akademik, pegawai, dan karyawan FK Unila;
Mbak Lisa, Mbak Iin, Mbak Qori, Mbak Ida, Mas Seno, Pak Pangat dan
civitas akademik lainnya yang telah memberikan doa, semangat, motivasi,
Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Namun, penulis berharap skripsi yang sederhana ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Semoga segala perhatian, kebaikan, dan
keikhlasan yang diberikan selama ini mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha
Kuasa. Amin;
Penulis
Halaman
LAMPIRAN .....................................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Gambar Halaman
PENDAHULUAN
Tinea versicolor adalah infeksi jamur superfisial pada lapisan tanduk kulit
Infeksi ini bersifat menahun, ringan dan biasanya tanpa peradangan. Infeksi
tropis beriklim panas dan lembab, apalagi bila higiene juga kurang sempurna
versicolor lebih tinggi pada masa pubertas yaitu kelompok usia 10-19 tahun
(Santana, 2013).
Insidensi pada pria lebih tinggi dibandingkan wanita. Selama musim panas,
seseorang lebih mudah terkena infeksi Tinea versicolor (Rao, 2002). Penyakit
dapat memutuskan mata rantai penularan agen penyebab penyakit kulit dari
faktor yang mempengaruhi Higiene personal antara lain adalah citra tubuh,
gigi, mencuci tangan, dan memakai pakaian yang bersih (Hidayat, 2010).
penyebaran penyakit pada individu yang mandi secara teratur. Selain itu,
sering timbul pada individu dengan imunitas yang menurun seperti penderita
antara lain faktor fisik, faktor kimia, dan faktor biologis. Infeksi kulit
merupakan salah satu penyakit yang diderita oleh santri. Salah satunya adalah
infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur atau yang lebih dikenal sebagai
Tinea versicolor atau panu (Badri, 2007). Survei awal tanggal 5 Agustus
yang mendukung kesehatan, diantaranya tidak ada tempat cuci tangan, toilet
atau kamar mandi yang kurang memadai dan tidak adanya UKS. Santri tidak
biasa cuci tangan sebelum makan dan banyak santri tidak bersepatu. Selain
kondisi lingkungan pondok pesantren dan perilaku santri yang kurang baik,
didapatkan data pengamatan dari 210 santri pria secara keseluruhan terdapat
lebih dari 30 santri yang mengalami gangguan kulit. Penyakit kulit yang
terjadi paling banyak berupa gatal dan bercak pada tubuh, tangan dan kaki.
Tinea versicolor.
rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat hubungan antara
Lampung Tengah.
5
Lampung Tengah dan dan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
kedokteran.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
ditandai dengan adanya makula di kulit, skuama halus dan disertai rasa
2.1.2 Etiologi
pada orang dewasa muda dan disebabkan oleh ragi Malassezia, yang
sebagai spora yang bundar dengan dinding yang tebal atau dua lapis
b. Penyakit cushing
c. Kehamilan
d. Malnutrisi
e. Luka bakar
f. Terapi steroid
8
h. Kontrasepsi oral
i. Suhu Panas
j. Kelembapan
2.1.3 Epidemiologi
Gangguan kulit karena infeksi jamur pada kulit yang paling sering
lebih tinggi yaitu sebesar 50% pada daerah tropis yang bersuhu hangat
dan lembab. Tinea versicolor lebih sering terjadi di daerah tropis dan
pada orang berkulit gelap, namun angka kejadian Tinea versicolor sama
usia 15-24 tahun, dimana kelenjar sebasea (kelenjar minyak) lebih aktif
pada usia 16-40 tahun. Tidak ada perbedaan antara pria dan wanita,
subtropis yaitu Eropa tengah dan utara hanya 0,5-1% dari semua
2.1.4 Patogenesis
(Partogi, 2008).
Predileksi Tinea versicolor yaitu pada tubuh bagian atas, lengan atas,
Bentuk lesi tidak teratur, berbatas tegas sampai difus dengan ukuran lesi
dapat milier, lentikuler, numuler sampai plakat. Ada dua bentuk yang
Bentuk lesi tidak teratur dapat berbatas tegas atau difus. Sering
didapatkan lesi bentuk folikular atau lebih besar, atau bentuk numular
Pada kulit yang terang, lesi berupa makula cokelat muda dengan
yang pucat tidak diketahui. Variasi warna yang tergantung pada warna
b. Lesi dapat berupa makula atau papul sangat superfisial dengan skala
keratin coklat
d. Lesi memiliki batas yang relatif jelas dan dapat terlihat lebih terang
terjadi
c. Wajah, kulit kepala dan palmar dapat menjadi tempat distribusi lesi
2.1.6 Diagnosis
ragi dan miselium tersebut sering dilukiskan sebagai “Meat Ball and
KOH 10% yang diberi tinta parker biru hitam, dipanaskan sebentar,
warna pada seluruh daerah lesi sehingga batas lesi lebih mudah
a. Dermatitis seboroik
b. Sifilis stadium II
15
c. Pityriasis rosea
d. Psoriasis vulgaris
e. Vitiligo
g. Pityriasis alba
2.1.7 Pengobatan
mencapai 60% pada tahun pertama dan 80% setelah tahun kedua. Oleh
a. Pengobatan Topikal
sebelum mandi
b. Pengobatan Sistemik
luas atau jika pemakaian obat topikal tidak berhasil. Obat yang dapat
diberikan adalah:
i. Ketoconazole
ii. Fluconazole
iii. Itraconazole
(Murtiastutik, 2009).
2.1.8 Pencegahan
(Radiono, 2001).
Warna kulit akan pulih kembali bila tidak terjadi reinfeksi. Pajanan
terhadap sinar matahari dan kalau perlu obat fototoksik dapat dipakai
2.1.9 Prognosis
(Djuanda, 2007).
2.2.1 Definisi
Higiene personal adalah suatu sikap dan praktik yang dilakukan oleh
2009).
b. Praktik sosial
gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang
d. Pengetahuan
e. Kebudayaan
berbeda.
sampo dan lain – lain. Kondisi fisik atau psikis, yaitu pada keadaan
kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku,
antara lain:
a. Perawatan kulit
kesehatan yang paling pertama memberi kesan, oleh karena itu perlu
seperti:
b. Higiene mulut
22
nyaman.
Bila benda asing berkumpul pada kanal telinga luar, maka akan
mata, hidung, dan telinga pasien akan bebas dari infeksi, dan pasien
iv. Memakai peralatan sendiri dan bersih ( seperti handuk dan sapu
tangan)
d. Kebersihan rambut
lainnya.
e. Kebersihan gigi
sehabis makan
Seperti halnya kulit, tangan,kaki dan kuku harus dipelihara dan ini
a. Kebersihan kulit
c. Kebersihan rambut
Higiene personal yang kurang baik dapat memberikan dampak terhadap fisik
a. Dampak fisik
b. Dampak psikososial
Gangguan kulit karena infeksi jamur pada kulit yang paling sering adalah
mandi 2 kali sehari menggunakan sabun agar terhindar dari penyakit menular.
banyak menyerap keringat dan kotoran yang dikeluarkan oleh badan. Pakaian
26
kulit. Pakaian yang basah oleh keringat akan menimbulkan bau. Secara
handuk dengan orang lain dan tidak dijemur di bawah terik matahari. Hal ini
juga telah diteliti oleh Sidit (2004) yang menunjukkan bahwa sebagian besar
orang yang menderita penyakit kulit sering bertukaran handuk dengan orang
lain. Sedangkan menurut Lita (2005) , kuman penyebab penyakit kulit paling
kejadian Tinea versicolor pada pasien jiwa di ruang merak Rumah Sakit Jiwa
provinsi Jawa Barat pada tahun 2012. Dari hasil penelitian tidak ditemukan
Sedangkan pada tahun 2014, menurut penelitian yang dilakukan oleh Mustofa
terjadinya infeksi Tinea versicolor. Daerah tropis dengan suhu panas dan
27
sebanyak 210 orang sedangkan santri wanita sebanyak 324 orang. Dalam
penelitian ini, peneliti hanya meneliti santri pria dan responden dalam
merupakan suatu tempat tinggal bersama yang ditempati oleh para santri
bersama. Peneliti hanya mengambil sampel pria dalam penelitian ini karena
menurut Adli (2015), ditemukan bahwa lelaki lebih banyak yang tidak
Tinea versicolor adalah infeksi jamur superfisial pada kulit yang disebabkan
adanya makula di kulit, skuama halus dan disertai rasa gatal. Infeksi ini
antara hospes dengan ragi sebagai flora normal kulit. Keadaan yang
udara dan keringat, (Djuanda, 2007). Faktor eksogen lain adalah penutupan
itu bisa juga karena diabetes melitus, pemakaian steroid jangka panjang,
Higiene personal adalah suatu sikap dan praktik yang dilakukan oleh
Gangguan kulit karena infeksi jamur pada kulit yang paling sering adalah
Agent
Host
Personal higiene
Tingkat imunitas
Umur
Jenis kelamin
Malnutrisi
2.7 Hipotesis
METODE PENELITIAN
kuantitatif dan pendekatan Cross sectional yaitu variabel sebab atau resiko
dan variabel akibat atau kasus yang terjadi pada obyek penelitian diukur dan
dikumpulkan secara simultan dan dalam satu kali waktu (dalam waktu yang
bersamaan).
Lampung Tengah.
33
Tengah.
higiene personal.
orang.
sebagai berikut :
34
n =
n =
n = orang
Keterangan:
n = Besar sampel
N = Besar populasi
random sampling.
b. Kuesioner penelitian
skor nilai 1 jika benar dan 0 jika salah. Selanjutnya kuesioner yang
kapas alkohol 70% lalu dikerok dengan skalpel steril dan jatuhannya
diperiksa langsung dengan KOH 10% yang diberi tinta parker biru
Seminar proposal
Interpretasi penelitian
keraguan data.
entry).
d. Tabulasi
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
Uji Fisher. Uji Chi Square hanya digunakan pada data diskrit (data
Penelitian ini telah disetujui oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas
(terlampir)..
BAB V
5.1 Simpulan
5.2 Saran
Adli NIB. 2015. Hubungan Personal Hygiene dengan Keluhan Kulit pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. [Skripsi]
Alfiah S. 2004. Hubungan praktik kebersihan diri dan ketersediaan air bersih
dengan kejadian pitiriasis versikolor pada murid sd sawah besar 3 semarang.
[Skripsi]. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Badri. 2007. Hygiene perseorangan santri pondok pesantren wali songo ngabar
ponorogo. Media Litbang Kesehatan. 17(2): 20-7.
Banerjee S. 2011. Clinical profile of pityriasis versicolor in Bengal. India:
Department of Dermatology North Bengal Medical College publishing.
Budiarto E. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta: EGC.
Djuanda, Adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Ed ke-5. Jakarta: FKUI.
Entjang I. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Fabe AA, Agus, Dewi E. 2012. Hubungan perilaku higiene personal dengan
kejadian tinea versikolor pada pasien jiwa di ruang merak rumah sakit jiwa
provinsi jawa barat tahun 2012. Bhakti Kencana Medika: 2 (4).
Ghosh SK, Dey SK, Roy AK. 2008. Pityriasis versicolor: a clinicomycological
and epidemiological study from a tertiary care hospital. Indian J Dermatol.
53(4): 182-5.
Graham-Brown R & Burns T. 2005. Lecture Notes Dermatologi Edisi 8. Jakarta:
EGC.
Gupta AK, Batra R, Bluhm R, Faergemann J. 2003. Pityriasis versicolor.
Dermatol Clin. 21: 413-29.
Harahap M. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates.
Hay RJ, Moore MK. 2004. Mycology. In Burns T. Rook’s Textbook of
Dermatology. Oxford: Blackwell Science. 31.
Hidayat A. 2010. Konsep Higiene personal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Indriastuti D, Handono NP. 2015. Hubungan personal hygiene dengan kejadian
penyakit kulit di tk ngadirojo kidul, wonogiri.
Jena DK, Sengupta S, Dwari B, Ram MK. 2005. Pityriasis versicolor in the
pediatric age group. Indian J of Derm Venereo and Lepro. 71 (4): 259-61.
Madani A. 2000. Infeksi Jamur Kulit. Dalam : Harahap M, editor. Ilmu Penyakit
Kulit. Jakarta : Hipokrates.
Mustofa. 2014. Prevalensi dan faktor resiko terjadinya pityriasis versicolor pada
polisi lalu lintas kota semarang. [Skripsi]. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Notoatmodjo S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta
Notoadmojo S. 2008. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nuqsah. 2010. Gambaran perilaku personal higiene santri di pondok pesantren
jihadul ukhro turi kecamatan pertempuran. [Skripsi]. Jakarta: Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Potter PA, Perry AG. 2009. Buku Ajar Fundamental Keperawtan: Konsep, Proses
dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC
Price SA, Wilson LM. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses - Proses
Penyakit. Jakarta: EGC
Radiono S. 2001. Pityriasis Versicolor. Dalam Budimulja U, Kuswadji, Bramono
K, Menaldi SL, Dwihastuti P, Widaty S, editors. Dermatomikosis
Superfisialis: Pedoman untuk Dokter dan Mahasiswa Kedokteran. Jakarta:
FK UI.
Rai MK, Wankhade S. 2009. Tinea versicolor – an epidemiology. J Microbial
Biochem Technol. 1: 51-6.
Rao GS, Kuruvilla M, Kumar P, et al. 2002. Clinico-epidemiological studies on
tinea versicolor. Indian J of Derm Venereo and Lepro. 68 (4): 208-9.
Raples. 2013. Hubungan personal hygiene dengan penyakit kulit di sdn 38 kuala
alam kecamatan ratu agung kota bengkulu. [Skripsi].
Santana JO, Azevedo FL, Campos FPC. 2013. Pityriasis versicolor: clinical-
epidemiological characterization of patients in the urban area of
bueraremaba, brazil. An Bras Dermatol. 88 (2): 216-21.
Siregar RS. 2004. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: EGC.
Talukdar K, Baruah R. 2015. Prevalence of skin infection and personal hygiene
practices amongst primary school children: a community based cross-
sectional studiy in rural. International J of Scientific Study. 3(3): 11-4.
Wartonah, Tarwoto. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medik.
Wolff K, Johnson RA, Suurmond D. 2009. Fitzpatrick’s, The Color Atlas and
Synopsis of Clinical Dermatology. Edisi ke-6. New York: The McGrawHill
Companies.