128-136
Diterima: 24 Juli 2018 ; Direvisi: 3 Agustus – 28 Oktober 2018; Disetujui: 26 November 2018
Abstrak
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pasir kuarsa dan konsentrasinya terhadap sifat mekanik
vulkanisat tegel karet yang menggunakan limbah padat industri crumb rubber. Rancangan percobaan
yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial, setiap perlakuan diulang 3 (tiga)
kali. Faktor tunggal perlakuan variasi konsentrasi pasir kuarsa : A1 : 50 phr, A2: 60 phr, A3 : 70 phr dan
A4 70 phr dan sebagai kontrol menggunakan bahan pengisi carbon black. Parameter yang diamati adalah
kekerasan, tegangan putus, perpanjangan putus dan organoleptis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pasir kuarsa dapat memberikan pengaruh terhadap sifat mekanik kompon untuk tegel karet -dan
memenuhi SNI 03-1550-1989 untuk Tegel Karet. Hasil pengujian yang terbaik di peroleh pada perlakuan
A1 ( Pasir kuarsa 50 phr dan limbah karet 100 phr), dengan nilai kekerasan 86 shore A, tegangan putus
2
81 kg/cm , perpanjangan putus 300%. Hasil uji secara organoleptis untuk keadaan dan kenampakan
adalah mempunyai kenampakan yang merata dan tidak mengalami kecacatan setelah dilakukan
pencetakan.
Kata kunci : Bahan pengisi, pasir kuarsa, limbah karet, crumb rubber.
Abstract
Crumb rubber solid waste is quite large in South Sumatra and the handling is not optimal, so it needs to be
managed related to environmental contamination. Therefore, research is conducted to utilize solid waste
crumb rubber. The purpose of this research is to know the influence of quartz sand to mechanical
properties of rubber tile vulkanisat and get the best concentration with the addition of quartz sand as filler
material by utilizing solid rubber waste. The design used in this study was Completely Randomized Design
non factorial, each treatment repeated three times. Single factor of treatment of variation of quartz sand
concentration: A1: 50 phr, A2: 60 phr, A3: 70 phr and A4 70 phr (as control). Parameters observed by
hardness, tensile strength, elongation at break and organoleptic. The result of the research was obtained
by using quartz sand filler material to qualify rubber tile test. The best test results were obtained at the A1,
2
where the hardness value was 86 shore A, tensile strength 81 kg/cm , 300% elongation at break ,
organoleptic test result no defects after printing.
128
Rahmaniar, Nesi Pemanfaatan Limbah Padat Crumb Rubber untuk Pembuatan Tegel
Susilawati Karet Menggunakan Bahan Pengisi dari Pasir Kuarsa
dan 970.678 ton. Industri pengolahan bahan pengisi sangatlah penting untuk
karet di Sumatera Selatan diantaranya menjadikan vukanisat karet menjadi
menghasilkan karet remah (crumb keras dan kaku (Daud, 2016). Bahan
rubber-Standar Indonesian Rubber). pengisi yang ditambahkan dalam
Jenis karet remah mendominasi formulasi karet bertujuan untuk
produksi industry karet dengan mengoptimalkan karakteristik yang
kapasitas olah mencapai 987 ribu ton dibutuhkan barang jadi karet yang
(98,7%) diperoleh dari 26 unit pabrik diinginkan. Menurut Fu (2008) dan
yang tersebar di tujuh kabupaten dan Leblanc (2002). ada dua macam bahan
kota, sedangkan yang lainnya pabrik sit pengisi (filler) yang digunakan dalam
asap dan pabrik lateks pekat (Suwardin, pembuatan barang jadi karet, yaitu filler
2015). Karet remah yang dihasilkan aktif dan filler tidak aktif. Filler aktif
diekspor dalam bentuk bahan mentah disebut juga filler penguat (reinforcing)
atau bahan setengah jadi yaitu crumb yang akan mempengaruhi kekerasan,
rubber. ketahanan sobek, ketahanan kikis dan
Industri karet remah (crumb tegangan putus. Bahan pengisi penguat
rubber) menghasilkan limbah karet ukuran partikelnya 10 nm sampai 100
padat yang disebut tatal. Tatal diperoleh nm secara signifikan akan memperbaiki
dari hasil proses pengolahan karet sifat karet (Frohlich, 2005). Contoh filler
remah (crumb rubber). Menurut Mutiara aktif seperti alluminium silica, silica,
dan Hakimi (2012) setiap pengolahan magnesium silica dan karbon hitam
100 kg lateks menghasilkan limbah (carbon black). Sedangkan filler tidak
karet padat (tatal) sekitar 3-5%. Limbah aktif hanya akan menambah kekerasan
padat ini ditumpuk dipabrik dan belum dan kekakuan. Filler tidak aktif seperti
sepenuhnya diproses secara efektif. tanah liat, kalsium karbonat, magnesium
Penelitian ini dimaksudkan agar limbah karbonat, barium sulfat, barit dan kaolin.
padat tersebut dapat bernilai ekonomis Pemilihan jenis filler yang digunakan
dan lebih bermanfaat. Pemanfaatan merupakan hal yang penting dalam
limbah padat industri karet remah pembuatan kompon, selain pemilihan
sudah dilakukan untuk dijadikan bahan baku karet dan sistim vulkanisasi
pembuatan kompos, dimana yang digunakan (Alfa, 2005).
menggunakan limbah padat industri Penggunaan bahan pengisi juga akan
crumb rubber sekitar 100, 90 dan 80 mempengaruhi biaya bahan, spesifikasi
bagian, dibanding dengan bekatul yang produk yang dihasilkan dan energi untuk
digunakan (Supraptiningsih dan produksinya (Ku, 2011).
Sarengat, 2014). Penelitian lain pernah Karbon hitam (carbon black)
dilakukan oleh Daud dan Suharman merupakan bahan pengisi penguat yang
(2016) dengan memanfaatkan limbah paling banyak digunakan dalam industri
industry crumb rubber (tatal) sebagai karet, yang diperoleh dari hasil proses
bahan pembuatan pijakan kaki sepeda thermal cracking hydrocarbon dari
motor (foot step). Hasil penelitian minyak bumi (Ismail, 2003). Bahan ini
menunjukkan bahwa limbah padat memberikan effek penguatan terhadap
industry crumb rubber dapat sifat fisik vulkanisat karet terutama
dimanfaatkan kembali menjadi bahan karena ukuran butirannya yang kecil
baku pembuatan barang jadi karet. (Boonstra, 2005). Menurut Vachlepi dan
Selanjutnya dalam penelitian ini tatal Suwardin (2015), ukuran partikel karbon
akan dimanfaatkan menjadi menjadi hitam bervariasi mulai dari ukuran 22
bahan baku pembuatan barang jadi nanometer (nm) sampai 0,25
karet yaitu tegel karet menggunakan mikrometer (µm) tergantung jenis dan
bahan pengisi pasir kuarsa. kodenya. Namun seiring dengan makin
Dalam pembuatan barang jadi karet menurunnya cadangan minyak bumi
digunakan juga bahan tambahan yang dan sebagian besar bahan kimia untuk
disebut bahan pengisi (filler). Peran pembuatan barang jadi karet masih
129
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 29 No 2. Tahun 2018 Hal. 128-136
130
Rahmaniar, Nesi Pemanfaatan Limbah Padat Crumb Rubber untuk Pembuatan Tegel
Susilawati Karet Menggunakan Bahan Pengisi dari Pasir Kuarsa
Hasil
Hasil pengujian terhadap vulkanisat karet dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Vulkanisat Karet
Parameter Perlakuan
No
A1 A2 A3 A4
1 Kekerasan, shore A 86 88 89 95
2 Tegangan putus, kg/cm2 81 82 84 112
3 Perpanjangan putus, % 300 280 263 243
4 Organoleptis Tidak Tidak Tidak Tidak
retak retak retak retak
131
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 29 No 2. Tahun 2018 Hal. 128-136
Tegangan putus
Gambar 2 menunjukkan
pengaruh penggunaan pasir kuarsa
sebagai bahan pengisi pada
pembuatan kompon karet
menggunakan limbah padat industri
Gambar 1. Kekerasan vulkanisat crumb rubber. Nilai Tegangan putus
tegel karet yang dihasilkan dari perlakuan A1
sampai perlakuan A3 cenderung
Nilai kekerasan yang dihasilkan meningkat dengan penambahan
dari perlakuan A1 sampai perlakuan A3 bahan pengisi pasir kuarsa yaitu
meningkat sesuai dengan penambahan masing-masing A1:50 phr, A2:60 phr
jumlah bahan pengisi pasir kuarsa yaitu dan A3:70 pHr, walaupun tidak
masing-masing A1:50 phr, A2:60 phr dan terlalu signifikan. Bila dibandingkan
A3:70 pHr. Bila dibandingkan antara dengan nilai tegangan putus kompon
hasil uji yang menggunakan bahan karet menggunakan bahan pengisi
pengisi pasir kuarsa dan carbon black carbon black dengan phr yang sama
dengan jumlah pHr yang sama ternyata
132
Rahmaniar, Nesi Pemanfaatan Limbah Padat Crumb Rubber Untuk Pembuatan Tegel
Susilawati Karet Menggunakan Bahan Pengisi Dari Pasir Kuarsa
Perpanjangan putus
Nilai perpanjangan putus
kompon yang menggunakan bahan
pengisi pasir kuarsa dari perlakuan
A1 sampai perlakuan A3 menurun
dengan meningkatnya jumlah bahan
Gambar 2. Tegangan putus vulkanisat pengisi yaitu masing-masing A1:50
tegel karet phr, A2:60 phr dan A3:70 pHr.
Demikian juga dengan nilai
Tegangan putus sangat erat perpanjangan putus kompon yang
kaitannya dengan nilai densitas menggunakan bahan bahan pengisi
sambung silang dan densitas cross carbon black (A4) mempunyai nilai
linking dalam matriks polimer (Ismail, lebih kecil dibanding dengan kompon
Rusli, and Rashid, 2005). yang menggunakan bahan pengisi
Hubungannya dengan hasil ini pasir kuarsa dengan jumlah pHr
ternyata pasir kuarsa belum dapat yang sama (70 pHr). Namun
memberikan angka optimal demikian hasil pengujian tegangan
menaikkan nilai tegangan putus putus karpet karet yang dihasilkan
seperti carbon black. Oleh karena itu masih memenuhi persyaratan SNI
pasir kuarsa yang merupakan salah 12-1000-1989 yaitu min 60 %.
satu filler non petroleum memberikan Fenomena ini membuktikan
nilai tegangan putus lebih rendah adanya korelasi atau hubungan
dibanding carbon black yang berasal antara kuat tarik dan perpanjangan
dari unsur petroleum. Disini tidak putus, merupakan manifestasi dari
terjadi rubberization effect dan efek densitas ikatan silang dan
gaya Van Der Waals karena keseragaman inkorporasi filler dalam
minimnya karbon, sehingga matriks matriks polimer, dimana effek carbon
polimer karet alam dan bahan black akan menguatkan, sedangkan
pengisi tidak maksimal terbentuk silika dan abu kemungkinan
(Lazzeri, Thio, dan Cohen, 2004; menurunkan sifat mekanik vulkanisat
Nan, Shen, dan Ma, 2010). (Sae-Qui et al., 2002). Pengaruh
Dengan penambahan pasir ukuran butiran juga akan
kuarsa meningkatkan nilai tegangan mempengaruhi mengingat ukuran
putus, hal ini sesuai dengan hasil butiran carbon black lebih kecil, oleh
penelitian Siswanto et al., 2012 yang sebab itu dispersinya ke matrik
menyatakan bahan baku silika lokal polimer tidak sebaik carbon black,
sebagai filler kompon karet sehingga berpengaruh pada fluktuasi
memenuhi morfologi nano material perpanjangan putusnya (Frohlich et
dimana kehomogenan bentuk dan al., 2005), hasil pengujian yang
ukuran partikel nanosilika mampu tercantum pada gambar 3
mengurangi waktu curing dan membuktikan hal ini. Berdasarkan
meningkatkan kekuatan tarik angka yang diperoleh maka
vulkanisat karet. perlakuan yang memenuhi
persyaratan mutu SNI karpet karet
133
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 29 No 2. Tahun 2018 Hal. 128-136
dan dianggap efektif yaitu perlakuan putus 81 phr dan perpanjangan putus
A1. 300%.
Hasil uji organoleptis untuk
keadaan dan kenampakan rata-rata
tegel karet yang dihasilkan mempunyai
kenampakan yang merata dan tidak
mengalami kecacatan setelah dilakukan
pencetakan.
134
Rahmaniar, Nesi Pemanfaatan Limbah Padat Crumb Rubber Untuk Pembuatan Tegel
Susilawati Karet Menggunakan Bahan Pengisi Dari Pasir Kuarsa
136