Makalah Polimer (Fix)
Makalah Polimer (Fix)
Di Susun oleh :
DEPARTEMEN KIMIA
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
1
Abstrak
2
BAB I
PENDAHULUAN
Sekitar 30 tahun yang lalu polimer dianggap sebagai konduktor dan juga
polimer dan plastik yang memiliki daya konduksi listrik tidak ada artinya.
3
Setelah penemuan beberapa polimer yang bersifat konduktif dan elektrikal, ide
ini berubah. PANI memiliki sifat seperti stabilitas lingkungan yang baik,
prosedur sintesis murah, stabilitas udara dan kelembaban, dan fleksibilitas yang
tinggi. Ini memiliki beragam aplikasi potensial termasuk lapisan anti korosi,
baterai dan sen-sor, sel penuh, dan chip komputer.
Diperkirakan sekitar 40.000 ton pewarna dari sekitar 450.000 ton total
produksi tidak digunakan namun dibuang ke perairan limbah. Berbagai macam
zat warna tersedia di bawah kategori pewarna asam, dasar, reaktif, langsung,
menyebar, belerang dan metalik. Pewarna adalah senyawa aromatik sintetis,
yang memiliki berbagai gugus fungsi . Beberapa pewarna dan produk degradasi
mungkin bersifat karsinogen dan beracun, dan akibatnya pengobatan tersebut
tidak dapat bergantung pada biodegradasi saja. Sebagai contoh Konsumsi
kacang metilen dalam jumlah tinggi menyebabkan beberapa penyakit
kardiovaskular seperti hipertensi dan nyeri prekordial, pada penyakit
dermatologis yang menyebabkan pewarnaan kulit dan nekrosis, pada penyakit
gastrointestinal, menyebabkan perubahan warna tinja, mual, dan sakit perut saat
berada dalam penyakit hematologi yang ditimbulkannya. anemia dan masalah
genitourinari menyebabkan iritasi kandung kemih.
4
Pelepasan limbah beracun berwarna ini tidak hanya merusak sifat estetik aliran
penerima, tapi juga beracun bagi kehidupan akuatik. Adsorpsi adalah salah satu
proses fisik yang paling efektif untuk menghilangkan warna dan perlakuan
limbah tekstil. Saat ini, karbon aktif adalah adsorben yang paling efektif, namun
memiliki dua kelebihan utama: biaya tinggi dan kesulitan dalam regenerasi. Ini
termasuk fosfat, ampas ampas tebu, bunga matahari, abu layang, gambut,
melihat debu, ganggang laut, biomassa jamur, terbuang lumpur teroksidasi,
lumpur yang dicerna, lumpur merah, coir empulur, daun nimba, kulit organik
limbah dan pakis pohon. Namun, potensi adsorpsi sebagian besar penyerap
biaya rendah ini umumnya rendah.
5
1.3. Tujuan Penelitian
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Zirconia sebagai oksida murni tidak ditemukan di alam, akan tetapi zirconia
biasa ditemukan dalam baddeleyite and zircon yang merupakan sumber utama dari
material ini. Dari kedua sumber zirconia tersebut, zircon yang didapat memiliki
kemurnian yang rendah, dan harus melaliu proses-proses tertentu untk
menghasilkan zirconia. Dalam memproses zirconia dilakukan pemisahan dan
penghilangan material-material yang tidak diinginkan serta impurities yang ada,
yaitu zircon – silica.
7
Keberadaan zircon di Indonesia telah dikenal sejak lama di perairan
Bangka-Belitung sebagai endapan alluvial bersama pasir timah dan mineral ikutan
lainnya. Disamping itu, zircon juga terdapat di sepanjang aliran sungai pedalaman
Kalimantan Tengah bersama endapan alluvial emas. Zircon dari daerah Bangka-
Belitung hingga awal tahun 2000 masih dianggap sebagai sisa pengolahan bijih
timah yang tidak diperhatikan namun secara rutin dapat memberikan hasil yang
cukup. Sejak penelitian-penelitian di ITB yang dilakukan kemudian, sisa
pengolahan sebagai zircon (kadar < 20 %) tersebut dapat ditingkatkan kadarnya
hingga diatas 98% dengan mengubah flowsheet pemisahan yang lama diadopsi
sejak zaman Belanda. Sementara itu potensi zircon di Kalimantan Tengah baru
dilakukan eksplorasi pada tahun 2007 dengan potensi yang cukup signifikan,
sehingga dapat diharapkan sebagai sumber bahan baku jangka panjang.
Percontohan proses melalui pilot plant untuk produksi zircon opacifier telah
dibangun dengan kapasitas 5 ton/bulan, menghasilkan produk antara yang lebih
siap diserap pasar. Perancangan proses plant pembuatan zirconia dan PSZ dapat
ditingkatkan dari skala laboratorium.Zirconia (ZrO2) merupakan oksida logam
yang memiliki sifat polimorfi yaitu tiga macam struktur Kristal antara lain :
monoklinik (m-ZrO2), Tetragonal (t-ZrO2) dan kubik (c-ZrO2).
8
Zirconia oksida merupakan senyawa bentukan dari zirconium yang berada
dengan udara. Adapun syarat dari penggunaan zirconium oksida yaitu sebagai
berikut:
Digunakan pada suhu sampai 2400oC
Kepadatan tinggi
Konduktifitas termalnya rendah
Kimia inertness
Perlawanan terhadap logam cair
Ionic konduksi listrik
Ketahanan aus
Ketangguhan perpatahan tinggi
Kekerasan tinggi
2.3. Nanokomposite
9
seperti HCl, dimana proton-proton ditambahkan ke situs- situs –N=, sementara
jumlah elektron pada rantai tetap.
10
Gambar 2. Reaksi Protonasi-deprotonasi Polianilin
Pada saat protonasi, terjadi perubahan pada atom nitrogen imine (pada
cincin quinoid), terjadi secara cepat relaksasi geometri, menghasilkan transisi
dalam quinoid menjadi benzenoid (Gambar 3), peristiwa ini dikenal dengan
bipolaron. Pembawa muatan bipolaron memiliki energi yang tinggi dan terjadi
dalam waktu yang singkat. Penyebaran kembali muatan dan spin menghasilkan
sebuah polaron sebagai pembawa muatan yang lebih stabil.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kontainer, timbangan analitis,
oven, dan peralatan gelas yang umumnya digunakan di laboratorium. Instrumen untuk
karakterisasi berupa: Fourier transform infrared (FTIR) , spektrofotometer Nicolet 380, X-
ray difractometer (XRD) Philips X’Pert dan scanning electron microscope (SEM) JEOL
JSM-5600 Digital Scanning electron Microscope.
3.1.2. Bahan
Pada penelitian ini digunakan bahan antara lain aniline (99,5%), asam klorida
(HCl) dan ammonium persulfat ((NH4)2S2O8), Zirkon oksida dan Metilen biru (Cl
52015), semua didapatkan dari Merck, aseton, etanol, aquades, es batu.
12
3.2.1.2 Sintesis komposit PANI/ ZrO2
Studi isotherm efek konsentrasi awal metilen blue MB (10 dan 40 mg/L) dilakukna
dengan penambahan 0.01 gram PANI dan PANI/ZrO2 ke dalam setiap 20 mL larutan MB.
Campuran tersebut kemudian dielektrospinning dengan kecepatan 100 rpm selama 10
menit untuk proses pemeramannya. Studi efek kontak dilakukan dengan penambahan 0.01
gram PANI dan PANI/ZrO2 ke dalam 20 mL larutan MB (30mg/L) dengan variasi waktu
pemeraman dari 5 menit hingga 60 menit pada temperatur kamar. Sedangkan untuk studi
efek temperatur, pemeraman dilakukan pada temperatur yang berbeda yakni antara 299 K
hingga 319 K. Konsentrasi akhir larutan MB dianalisis menggunakan spektrofotometer
UV-VIS (JASCO V-530, JASCO, USA). qe atau jumlah MB yang teradsorbsi pada
kesetimbangan (mg/g) dikalkulasi menggunakan rumus:
( Ci−Ct ) V
qe=
W
13
3.3. Diagram alir penelitian
Garam emeraldine
Dikeringkan 60C, 1
jam
Polianilin (PANI)
Sonikasi , 30 menit
PANI/ ZrO2
14
3.3.3. Studi efek konsentrasi awal MB
larutan MB 20 mL (30mg/L) +
0.01 g PANI/ PANI ZrO2
15
BAB IV
Gambar 5 menunjukkan difraktogram dari PANI (I) dan PANI/ZrO 2 (II). Seperti
yang ditunjukkan pada gambar 5, tipe puncak PANI memiliki pita yang lebar dan amorf
untuk sampel tanpa ZrO2 dan karakteristik refleksi berupa anatase untuk kompositnya.
Gambar 2 menunjukkan morfologi PANI/ZrO2 yang didapatkan dari annalisis
menggunakan scanning electron microscope (SEM).
Berdasarkan gambar 6, polianilin yang dilapisi ZrO2 muncul dengan ammonium persulfat
(sebagai oksidan). Penambahan sedikit nanopartikel ZrO2 mengakibatkan perubahan pada
konduktivitas elektriknya. Nanopartikel dihasilkan dengan peambahan ZrO2, selain itu
morfologinya berubah dari serat atau polianilin nanotube menjadi partikel.
16
Gambar 6. Spektra SEM PANI/ZrO2
17
4.2. Pengaruh waktu kontak
Pada sistem absorpsi, konsentrasi awal adsorbat yang tersedia pada larutan penting
sebagai penggerak untuk mengatasi resistensi transfer masa dari adsorbat antara larutan
dan fasa padatnya. Kenaikan pada kapasitas adsorpsi dengan kenaikan konsetrasi pewarna
dimungkinkan karena kecepatan asdorpsi yang lebih tinggi dan penggunaan semua sisi
aktif yag tersedia untuk adsorpsi pada knsentrsi yang lebih tinggi.
18
Gambar 9. Efek konsentrasi awal pada adsorpsi MB ke PANI dan PANI/ZrO2,
waktu kontak 30 menit, dosis adsorben 0.01 g dan T=299 K
19
4.5. Studi Adsorpsi Isotherm
Analisis data dari isotherm merupakan salah satu faktor penting untuk
mengembakan persamaan yang mendemonstrasikan hasil akurat dari kolom dan dapat
diaplikasikan untuk desain kolom.
Ce 1 Ce
= +
qe qmKl qm
20
Gambar 11. Plot Langmuir adsorpsi MB oleh PANI dan PANI/ZrO2
Karakter utama dari isotherm Langmuir dapat diekspresikan sebagai konstatnta tak
berdimensi yang disebut parameter kesetimbangan (RL):
1
Rl=
Kl C 0
Dimana Co( (mg/L) merupakan konsentrasi awal MB, dengan RL merupakan nilai
yang mengindikasikan tiper isotherm. Nilai RL>1 mengindikasikan unfavorable
adsorbtion, RL=1 linier adsorbtion , 0<RL<1 favorable adsorption atau RL=0 irreversible
adsorption. Nilai RL yang didapatkan dari data percobaan adalah antara nol dan satu, hal
ini mengindikasikan bahwa adsorbs yang terjadi adalah adsorbs yang disenangi.
1
Long e= log Ce+ log Kf
n
21
Gambar 12. Plot Freundlich adsorbs MB oleh PANI dan PANI/ZrO2
Dari tabel 2, dapat dilihat bahwa hubungan koefisien regresi (R 2) dari persamaan
Langmur lebih linier ketika dibandingkan dengan persamaan Freundlich, menyiratkan
bahwa data adsorpsi isotherm sesuai dengan isotherm Langmuir. Kapasitas adsorpsi
monolayer, berdasarkan isotherm Langmuir adalah 192.30 dan 77.51 mg/g untuk PANI
dan PANI/ZrO2. Fakta bahwa isotherm Langmurir sangat sesuai dengan data eksperimental
dimungkinkan karena distribusi sisi aktif yang homogeny pada permukaan MGA karena
aplikasi persamaan Langmuir melibatkan asumsi bahwa permukaannya adalah homogen.
22
Kapasitas adsorbs (nilai qmax yang dihasilkan dari persamaan Langmuir) dari
PANI/ZrO2 dan PANI dengan dorben lain yang dikembangkan pada penelitian sebelumnya
disajikan pda tabel 2. Digambarkan dengan jelas bahwa adsorben yang dihasilkan pada
penelitian ini memiliki kapasitas adsorpsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan adsorben
sebelumnya.
23
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
24
Agarwal, S., et al., (2016). Jurnal Internasional: Synthesis And Characteristics Of
Polyaniline/Zirconium Oxide Conductive Nanocomposite For Dye Adsorption
Application. India : Department of Chemistry, Indian Institute of Technology
Roorkee.
Zirconium diokside.2015.http://en.wikipedia.org/wiki/Zirconium_dioxide/html.Diakses
pada 20 Agustus 2015.
25