Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Struktur Kabel

• Adalah sebuah sistem struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik, terdiri atas kabel baja,
sendi, batang, dsb yang menyanggah sebuah penutup yang menjamin tertutupnya sebuah bangunan.
(Makowski, 1988)
• Struktur kabel dan jaringan dapat juga dinamakan struktur tarik dan tekan, karena pada kabel-kabel
hanya dilimpahkan gaya-gaya tarik, sedangkan kepada tiang-tiang pendukungnya hanya dilimpahkan
gaya tekan. (Sutrisno, 1983)

Sejarah Struktur Kabel

A. Sejarah Perkembangan Struktur Kabel

Asal mula struktur kabel

Struktur kabel merupakan salah satu struktur tradisional yang awalnya berupa jembatan dan tenda.
Jembatan dengan sistem kabel tarik awalnya diterapkan pada daerah pegunungan seperti Himalaya
atau di daerah hutan hujan seperti Peru. Kemudian berkembang hingga Eropa
yang diprakarsai oleh Faustus Verantinus pada tahun 1616 yang menggunakan rantai sebagai pengganti
kabel yang dingkurkan pada menara. Pada saat itu hingga menjelang abad ke-20, kabel hanya menjadi
sistem yang membantu perkuatan karena belum dapat mengatasi factor beban angin.

Bentuk tenda sering digunakan oleh suku nomaden di Eropa Utara, Asia dan Timur Tengah. Tenda-tenda
tersebut dapat dikelompokkan atas tiga jenis, yaitu :
1. Bentuk kerucut dengan penutup dari kulit
2. Bentuk silinder dengan atap perpaduan bentuk kubah dan kerucut
3. Bentuk black tent

C. Struktur kabel pada abad ke 19

Sistem struktur yang sering digunakan adalah struktur rangka sedangkan struktur kabel jarang
digunakan. Namun terdapat beberapa contoh yang dapat diklasifikasikan menjadi :

• Perpaduan struktur kabel dengan elemen jembatan


Bangunan pertama adalah sebuah pabrik di pelabuhan Perancis yang dibangun tahun 1839. Terdiri atas
dua gedung memanjang dengan ruang diantaranya sepanjang 40 m yang tertutup atap tanpa dinding.
Atap didikat oleh sistem kabel catenary yang diangkurkan pada tower bangunan.
• Atap dengan rantai dan kabel tarik
Jaringan rantai besi atau kabel digunakan sebagai penutup atap, sebagai alternatif atap yang tahan
api.
• Jaringan kabel dua arah pada lantai
Jaringan kabel dan batang besi digabung membentuk suatu plat lantai yang pre-tension
• Masted Structure
Diilhami oleh tuntutan bangunan berbentang lebar yang ringan, biaya rendah dan konstruksi yang tahan
api, maka digunakan prinsip jembatan dengan mengikat rantai atau kabel (sebagai rangka atap) pada
kolom yang diteruska ke atas

Dasar-Dasar Struktur Kabel

Daya Tarik yang tinggi dari baja dengan efisiensi tarik murni memungkinkan kabel baja sebagai elemen
struktur yang dapat membentangi jarak besar. Kabel adalah fleksibel karena ukurannya dari sisi kecil
dibandingkan dengan panjangnya.

Fleksibel menunjukan daya lengkung yang terbatas.


Karena tegangan-tegangan lengkung tidak sama, dapat diatasi oleh fleksibelnya kabel. Beban-beban
yang dipikul oleh batang-batang tarik terbagi di antara kabel-kabel. Masing-masing kabel memikul
beban dengan tegangan yang sama dan di bawah tegangan yang diperkenankan.
Untuk mendapat gambaran mengenai mekanisme kabel yang memikul beban vertikal, dapat dilihat
pada gambar dibawah ini, terlihat suatu kabel yang ujung-ujungnya dipegang kuat oleh angkur pada
tembok dan dibebani beban P ditengahnya. Karena beban P, kedua bagian kabel tertarik dan
membentuk segitiga, tiap bagian kabel memikul ½ p.

Bentuk segitiga yang terbentuk oleh kabel memilki ciri khas lenturan,
yaitu jarak vertikal antara landasan gantung sampai dengan titik terendah pada kabel. Kabel tanpa
lenturan tak dapat memikul beban karena gaya tarik yang terdapat dalam kabel yang mendatar tidak
dapat mengadakan keseimbangan dengan gaya atau beban vertikal. Gaya tarik arah kedalam pada
kedua landasan akibat melenturnya kabel dapat dibagi menjadi dua bagian yang sama karena
pembebanan simetri. Bilamana landasan perletakan tidak cukup kuat, maka kedua bagian kabel akan
berimpit menjadi satu. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dipasang batang penunjang mendatar
antara kedua landasan. Mekanisme kabel

• Makin panjang kabel


- lenturan makin besar
- tetapi tegangan menjadi lebih rendah
- dapat dipakai kabel dengan potongan lintang yang kecil.
• Makin pendek kabel,
- lenturan pun makin kecil
- tegangan menjadi lebih tinggi
- diperlukan kabel dengan potongan lintang yang lebih besar.

2. Klasifikasi Struktur Kabel

Secara Garis Besar, Struktur kabel dapat dibedakan menjadi:

1. Struktur Kabel Tunggal Sistem Roda Sepeda ( Single Layer Sistem)

Pada sistem ini dipakai satu susunan kabel yang menghubungkan cincin dinding luar dari beton sebagai
penahan tiang yang silindris ke cincin dalam di titik pusat lingkaran dari baja. Dinding tepi melingkar
dibuat dari beton tulang yang tipis.
Penutup atap terdiri dari pelat beton prefabrikasi berbentuk baja yang didukung oleh kabel-kabel
radial. Ujungnya ditekuk ke atas pada tulangan pelat. Agar stabil, pelat-pelat dibebani bata atau
kantong-kantong berisi pasir sementara untuk memberi tarik tambahan pada kabel.
Lubang-lubang diantara dua pelat sebagai cetakan diisi adukan beron. Bilamana beton mongering, atap
menjadi pelat yang monolit dan merupakan bundaran. Kabel akan memendek tetapi ditahan oleh beton
tepi yang merupakan silinder yang telah membantu.
Jadi atap beton yang melengkung ke bawah itu mendapat prategang dari kabel-kabel, sehingga cukup
kaku untuk menahan flutter effect (mengepak seperti sayap). Drainase air hujan dilakukan dengan
memompa air yang ada di atas atap melalui pipa-pipa.

2. Struktur Kabel Ganda Sistem Roda Sepeda (Double Layer Sistem)

Sistem kabel ganda terdiri atas dua susunan kabel yang letaknya tidak sebidang, tidak berpotongan
tetapi bersilang. Kedua susunan kabel ini merupakan struktur utama dari atap, susunan yang satu
melengkung ke atas dan susunan yang lainnya melendut ke bawah. Kedua susunan kabel dijaga supaya
tetap pada tempatnya oleh penunjang-penunjang tekan dengan berbagai panjang yang masing-masing
dapat disetel.

Bahan atap terdiri dari pelat metal prefabrikasi. Atap bebas dari bahaya flutter effect karena gaya
tarik dalam kabel yang cukup besar membuat susunan keseluruhan lebih kaku daripada kabel-kabel
yang digantungkan.

2.3.5 Penerapan Struktur Kabel dalam Arsitektur

Struktur kabel merupakan suatu generalisasi terhadap beberapa struktur yang menggunakan elemen
tarik berupa kabel sebagai ciri khasnya. Struktur ini bekerja terhadap gaya tarik sehingga lebih mudah
berubah bentuk jika terjadi perubahan besar atau arah gaya. Struktur kabel merupakan struktur
funicular dimana beban pada struktur diteruskan dalam bentuk gaya tarik searah dengan material
konstruksinya, sehingga memungkinkan peniadaan momen.

A. Deformasi Struktur Kabel

Beban merata pada struktur kabel menyebabkan terbentuknya 2 macam kurva, yaitu :
• Kurva parabola, terjadi akibat beban horizontal yang merata
• Kurva katenari, terjadi akibat beban merata searah kabel

B. Sistem Stabilisasi

Beberapa sistem stabilisasi yang dapat digunakan untuk mengantisipasi deformasi pada struktur kabel
antara lain :
1. Peningkatan beban mati
Stabilisasi ini dilakukan dengan penerapan material dengan berat yang memadai dan merupakan
material yang homogen sehingga diperoleh beban yang terdistribusi merata.

2. Pengaku busur dengan arah berlawanan (inverted arch)


Stabilisasi dengan pengaku bususr atau kabel ini berusaha mencapai bentuk yang kaku dengan
menambah jumlah kabel sehingga kemudian menghasilkan suatu jaring-jaring (cable net structure).

3. Penggunaan batang-batang pembentang (spreader)


Stabilisasi ini menggunakan batang-batang tekan sebagai pemisah antara dua kabel sehingga menambah
tarikan internal didalam kabel.

4. Penambatan/pengangkuran ke pondasi (ground anchorage)


Sistem ini hanya berlaku bagi kabel karena adanya gaya-gaya taik yang dinetralisir oleh pondasi
sehingga menghasilkan stabilisasi.Pada pondasi terjadi tumpuan tarik akibat perlawanan gaya tarik
kabel.

5. Metoda prategang searah kabel (masted structure)


Ciri utamanya adalah tiang-tiang dan kabel yang secara keseluruhan membentuk suatu struktur kaku.
Kabel ditempatkan pada keadaan tertegang dengan jalan memberikan beban yang dialirkan searah
kabel.

2.3.6 Gaya-Gaya Pada Kabel

Untuk menghitung gaya-gaya kabel, dapat ditempuh dengan memanfaatkan keseimbangan titik-titik
hubung struktur.
Kabel adalah struktur, dimana besar gaya-gaya pada kabel tersebut tidak konstan, ini berarti setiap
segmen pada konstruksi kabel akan menerima gaya yang berbeda.
Tiupan angin diatas permukaan atap yang melendut menyebabkan terjadinya gaya isapan. Gaya isapan
menyebabkan atap fleksibel mengarah cembung ke atas

Pada saat atap berubah bentuk sebagai akibat gaya isapan, pengaruh angin terhadap bentuk yang
berubah tadi menyebabkan gaya tekan. Gaya tekan menyebabkan atap bergerak ke bawah

Pada saat bergerak ke bawah dan ke atas, efek angin secara bergantian tekan-isap yang mengakibatkan
atap mengalami getar secara konstan

2.3.7 Keuntungan dan Kelemahan Struktur Kabel


• Keuntungan struktur kabel :
1. Elemen kabel merupakan elemen konstruksi paling ekonomis untuk menutup permukaan yang luas
2. Ringan, meminimalisasi beban sendiri sebuah konstruksi
3. Memiliki daya tahan yang besar terhadap gaya tarik, untuk bentangan ratusan meter mengungguli
semua sistem lain
4. Memberikan efisiensi ruang lebih besar
5. Memiliki faktor keamanan terhadap api lebih baik dibandingkan struktur tradisonal yang sering
runtuh oleh pembengkokan elemen tekan di bawah temperatur tinggi. Kabel baja lebih dapat menjaga
konstruksi dari temperatur tinggi dalam jangka waktu lebih panjang, sehingga mengurangi resiko
kehancuran
6. Dari segi teknik, pada saat terjadi penurunan penopang, kabel segera menyesuaikan diri pada kondisi
keseimbangan yang baru, tanpa adanya perubahan yang berarti dari tegangan
7. Cocok untuk bangunan bersifat permanen.
• Kelemahan struktur kabel :
Pembebanan yang berbahaya untuk struktur kabel adalah getaran. Struktur ini dapat bertahan dengan
sempuna terhadap gaya tarik dan tidak mempunyai kemantapan yang disebabkan oleh pembengkokan,
tetapi struktur dapat bergetar. Dalam hal gejala resonansi yang umum dikenal dapat timbul dan
mengakibatkan robohnya bangunan.

Yang dari buku sistem bentuk struktur bangunan :

STRUKTUR BANGUNAN YANG MENGALAMI GAYA TARIK

STRUKTUR KABEL : Sistem tegangan pengantung ialah kabel sebagai struktur utama untuk
menggantungkan beban-beban yang dapat dibagi lagi.

STRUKTUR TENDA : Sistem bidang satu lapis dan dua lapis

STRUKTUR BALON : Sistem kabel yang membentuk tiga dimensi

Struktur kabel adalah struktur utama dari penjabaran sistem struktur ini. Kabel bertegangan tarik yang
tinggi mampu menahan beban, baik dari dalam maupun dari luar. Beban dari dalam adalah gaya tarikan
yang diterima kabel itu sendiri, sedang beban luar dapat berupa beban penutup kabel ataupun beban-
beban gaya dari angina.

Sistem kabel ini kemudian dikembangkan dan diperkuat dengan lapisan yang mengalami tarik pula yang
disebut sistem struktur tenda atau membrane. Sistem ini disebut sistem struktur tenda karena
kebanyakan hasil darii bangun struktur ini digunakan untu ktenda.

Anda mungkin juga menyukai