Ada beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan Subnetting, yang diantaranya adalah,
Network ID adalah sebutan dari bagian IP Address yang berfungsi untuk menunjukan di dalam
jaringan mana komputer atau device tersebut berada. Sementara Host ID berfungsi untuk
menunjukan server, router, dan banyak lainnya yang berada di dalam suatu jaringan.
Terlepas dari itu, terdapat 2 cara untuk mempresentasikan Subnet Mask, yakni dengan cara;
Berikut ini adalah beberapa contoh hasil dari data subnet mask default dengan menggunakan
cara notasi desimal bertitik:
Prefix adalah petunjuk banyak bit dari sebuah IP Address yang merupakan jumlah porsi dari
Network ID. Notasi network prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain
Routing (CIDR). Sementara nilai-nilai bit yang terdapat di subnet mask didefinisikan oleh RFC
950 sebagai berikut:
Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1
Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0
Dan berikut ini adalah contoh format penggunaan network prefix
Dan rasanya perlu diketahui bahwa sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP, maka setiap
host yang terdapat di dalamnya memerlukan subnet mask, meskipun sebenarnya di dalam
jaringan tersebut terdapat satu segmen saja.
Subnet mask itu harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP, baik itu pada subnet mask
default maupun subnet mask yang telah dikustomisasi.
11000000.10101000.00000100.00000001=192.168.4.1/24
Network ID Host ID
IP Address = 11000000.10101000.00000100.00000001
Subnet Mask = 11111111.11111111.11111111. 00000000
= 255.255.255.0 (dalam desimal).