Anda di halaman 1dari 45

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Bab ini Investigator menjabarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.

Metode penelitian yang telah digunakan adalah metode kualitatif, dan Investigator

merupakan instrumen pengumpulan data. Metode kualitatif dimulai dengan

pengumpulan data dan melakukan analisa data dalam bentuk naratif sesuai dengan

keterampilan Investigator berdasarkan persepsi dari Key Informant yang bersifat

subjektif. Investigator telah melakukan wawancara mendalamnya pada tujuh

partisipan dengan sepuluh semistruktur question melalui proses analisis dan

ditemukan sepuluh kategori yang memberikan sebuah gambaran pola gaya hidup

dan pola rawat mandiri dalam fenomena perawatan mandiri hipertensi pada

wanita dewasa di desa Karyawangi kecamatan Parongpong kabupaten Bandung

yang selanjutnya dideskripsikan oleh Investigator pada hasil penelitian ini.

3.1 Gambaran Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Parongpong yang berada di lantai 2

ruang pertemuan Puskesmas Parongpong. Puskesmas Parongpong berada di Jalan

Karyawangi desa Karyawangi RT/RW 01/06 Parongpong Bandung Barat telah

lama melayani masyarakat Kota Bandung Barat dalam memberikan pelayanan di

bidang kesehatan. Puskesmas tersebut berada di ketinggian 1300 m di atas

pemukaan laut dengan cuaca yang cukup sejuk. Masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas tersebut kebanyakan memiliki pekerjaan sebagai petani kembang,

sayuran, peternak sapi dan pemerah susu. Suhu rata-rata di wilayah tersebut

45
46

berkisar diantara 22 derajat celcius pada siang hari. Puskesmas mudah diakses

melalui jalan yang sudah terkonstruksi semen maupun aspal.

3.2 Gambaran Key Informant Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah pasien wanita dewasa usia 46-65

tahun yang menderita Hipertensi yang mengikuti program Prolanis di Puskesmas

Parongpong

Karakteristik dari masing-masing partisipan dalam penelitian ini akan

diuraikan sebagai berikut:

Tabel 4.2 Karakteristik Partisipan

Inisial Umur Pekerjaan Pendidikan Lama Lama


Terakhir Hipertensi mengikuti
Prolanis
Ibu O 61 Tahun Ibu rumah SD 10 Tahun 5 Tahun
( K1) tangga

Ibu AH 65 Tahun Ibu rumah SD 2 Tahun 2 Tahun


(K2) tangga

Ibu An 61 Tahun Berkebun SD 15 Tahun 5 Tahun


(K3)

Ibu C 61 Tahun Ibu rumah SD 3 Tahun 1 Tahun


(K4) Tangga

Ibu IN 58 Tahun Ibu rumah SMA 18 Tahun 5 Tahun


(K5) tangga

Ibu H 45 Tahun Ibu rumah SMP 3 Tahun 3 Tahun


(K6) tangga

Ibu EN 63 Tahun Ibu rumah SD 5 Tahun 4 Tahun


(K7) tangga
47

4.1.1 Key Informant 1 (K1)

Nama Ibu O, umur 61 tahun, jenis kelamin perempuan merupakan

responden pertama yang diwawancarai pada hari Jumat, 2 Maret 2018 di Ruang

Pertemuan Puskesmas Parongpong pada pukul 8.00-8.30, Ibu O bekerja sebagai

Ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir SD. Ibu O tinggal bersama

suaminya beralamatkan di Karyawangi 2/6, jarak dari rumah ke Puskesmas 500

meter. K1 didiagnosa hipertensi adalah dokter dari Puskesmas sejak tahun 2008,

menderita hipertensi kurang lebih 10 tahun, mengikuti kegiatan Prolanis sudah 5

tahun, dan yang membantu ketika mengalami gangguan kesehatan adalah

suaminya.

4.1.2 Key Informant 2 (K2)

Nama Ibu AH, umur 65 tahun, jenis kelamin perempuan merupakan

responden kedua yang diwawancarai pada hari Jumat, 9 Maret 2018 pukul 8.00-

8.20. Ibu AH bekerja sebagai Ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir SD.

Ibu AH tinggal bersama anak beralamatkan di Karyawangi 2/7, jarak dari rumah

ke Puskesmas 1 km. K2 didiagnosa hipertensi adalah dokter dari Puskesmas sejak

tahun 2016, menderita hipertensi kurang lebih 2 tahun, mengikuti kegiatan

Prolanis sudah 2 tahun, dan yang membantu ketika mengalami gangguan

kesehatan adalah anak.

4.1.3 Key Informant 3 (K3)

Nama Ibu An, umur 61 tahun, jenis kelamin perempuan merupakan

responden ketiga yang diwawancarai pada hari Jumat, 9 Maret 2018 pukul 9.00-

9.30. Ibu An bekerja sebagai tukang kebun dengan pendidikan terakhir SD. Ibu
48

An tinggal sendirian tidak bersama anak yang beralamatkan di Karyawangi 2/6,

jarak dari rumah ke Puskesmas 500 meter. K3 didiagnosa hipertensi adalah dokter

Y dari puskesmas sejak tahun 2013, menderita hipertensi kurang lebih 15 tahun

yang lalu dan mengikuti kegiatan Prolanis 5 tahun, dan yang membantu ketika

mengalami gangguan kesehatan adalah anak.

4.1.4 Key Informant 4 (K4)

Nama Ibu C, umur 61 tahun, jenis kelamin perempuan merupakan

responden keempat yang diwawancara pada hari Jumat, tanggal 9 Maret 2018

pukul 9.30-10.00. Ibu C bekerja sebagai ibu rumah tangga yang dulunya

berwirausaha jualan gorengan dengan pendidikan terakhir SD. Ibu C tinggal

bersama suami dan anak, yang beralamatkan di Karyawangi 3/10 jarak dari rumah

ke Puskesmas 8 km. K4 didiagnosa hipertensi adalah dokter dari Puskesmas,

sudah menderita hipertensi selama 3 tahun sejak tahun 2015 dan ikut Prolanis

kurang lebih baru 1 tahun dan yang membantu ketika ibu sedang sakit adalah

suami.

4.1.5 Key Informant 5 (K5)

Nama Ibu IN, umur 58 tahun, jenis kelamin perempuan merupakan

responden kelima yang diwawancara pada hari Jumat, tanggal 9 Maret 2018 pukul

10.00-10.30. Ibu IN bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir

SMA. Ibu IN tinggal bersama suami dan anak yang beralamatkan di Karyawangi

4/10, jarak dari rumah ke Puskesmas 8 km. K5 didiagnosa hipertensi adalah

dokter di Klinik Unai sejak tahun 2000, sudah hampir 18 tahun menderita
49

hipertensi dan mengikuti Prolanis sudah 5 tahun, dan yang biasa bantu ketika

sedang sakit adalah suami dan anak.

4.1.6 Key Informant 6 (K6)

Nama Ibu H, umur 45 tahun, jenis kelamin perempuan merupakan

responden keenam yang diwawancara pada hari Jumat, tanggal 16 Maret 2018

pukul 9.00-9.30. Ibu H bekerja sebagai ibu rumah tangga yang dulunya bekerja

sebagai tukang kebun dengan pendidikan terakhir SMP. Ibu H tinggal bersama

suami dan anak yang beralamatkan di Karyawangi 3/6, jarak dari rumah ke

Puskesmas 500 meter. K6 didiagnosa hipertensi adalah dokter Y dari Puskesmas

sejak tahun 2015, menderita Hipertensi kurang lebih 3 tahun, mengikuti kegiatan

Prolanis sudah 3 tahun, dan yang membantu ketika mengalami gangguan

kesehatan adalah suami sama anak.

4.1.7 Key Informant 7 (K7)

Nama Ibu EN, umur 63 tahun, jenis kelamin perempuan merupakan

responden ketujuh yang diwawancara pada hari Jumat, tanggal 16 Maret 2018

pukul 9.30-10.00. Ibu EN bekerja sebagai ibu rumah tangga sambil kerja di kebun

dengan pendidikan terakhir SD. Ibu EN tinggal bersama anak yang beralamatkan

di Karyawangi 2/6, jarak dari rumah ke Puskesmas 200 meter. K7 didiagnosa

hipertensi adalah dokter Y dari Puskesmas sejak tahun 2015, menderita hipertensi

kurang lebih 5 tahun, mengikuti kegiatan Prolanis sudah 3 tahun, dan yang

membantu ketika mengalami gangguan kesehatan adalah anak.


50

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian menemukan sepuluh (10) kategori yang menjelaskan

bagaimana gaya hidup dan pola rawat mandiri wanita dewasa yang terdiagnosa

Hipertensi di desa Karyawangi berdasarkan Teori Adaptasi Roy dan Teori Self

Efficacy. Adapun ketegori-kategori tersebut diantaranya adalah the physical self,

kondisi emotional, kognator, mastery experince, vicarious experience, konsep diri,

adaptasi atau efficacy, persuasi, regulator, interdependence. Berikut uraian

lengkap dari masing-masing kategori:

1. The Physical Self yaitu bagaimana seseorang melihat dirinya

berhubungan dengan sensasi yang dialami tubuhnya dan gambaran

mengenai tubuhnya.

Pada sebagian besar responden yang telah diwawancarai merasakan

sensasi yang dialami tubuhnya pada saat menderita penyakit darah tinggi atau

silent killer. Sensasi atau gejala yang muncul ini adalah seperti lemas, pusing,

mual, sakit kepala, sakit pundak, tensinya tinggi, pandangan kunang-kunang

bahkan sampai jatuh dan perasaan cemas akibat terjadinya komplikasi.

Diperhatikan disini bahwa karakteristik dari kategori ini merujuk kepada tingkat

pendidikan terakhir responden yang mayoritas lulus SD yang mempengaruhi

pengetahuan. Sehingga ketika Investigator menanyakan arti Hipertensi, hampir

semua responden menjawab gejalanya atau sensasi yang dirasakan yang

disebutkan bukan arti dari Hipertensinya.

Hal ini didukung oleh hasil penelitian menurut (Xu-Yin dkk, 2008) yang

menemukan bahwa tingkat pendidikan secara langsung mempengaruhi


51

pengetahuan. Pasien dengan pendidikan tinggi lebih mudah dalam memahami

proses penyakit dibandingkan dengan pendidikan rendah. Berikut pernyataan

responden, yaitu;

Tabel 4.3 (Analisis Kategori 1)

Pernyataan Key Informant Kategori

“Kepala pusing, rasanya pengen tiduran terus gitu itu dan The Physical Self:
lemes gituh dari lutut ke bawah lemes.” K1 1. Pusing
2. Lemas
“Yah ini aja sakit kepala, kesini yah pundak, iyah-iyah ke 3. Sakit kepala
sini, pusing heeh. Iyah...” K2 4. Sakit pundak
5. Tekanan darah
“Rasain apanya? (Ekspresi muka bingung). .... Lemes tinggi
(Ekspresi muka capek karena jawab sambil batuk-batuk), 6. Pandangan
jadi pikiran he’eh jadi karena kepala sakit terus malah kunang-kunang
dipikirin udah tau teh, lemes pusing terus (anaknya yang 7. Muntah
jawab) ....” K2 8. Komplikasi

“Yah pusing ajah neng, (sambil muka mengerut) iyah


pusing ibu lagi 170 juga / 100 ini teh asa puyeng
keloyongan weh sampe jatoh heheehe (sambil terseyum)
sampe jatoh ibu teh ampun hehe ya ada lemes gitu iya
suka kunang-kunang.” K3

“Darah tinggi? Yah suka pusing-pusing gitu lagian kalo


lagi itu juga suka muntah juga....” K4

“Darah tinggi yah? Biasanya yah terasa sama ibu sakit


pusing gitu, mata berkunang-kunang...” K6

“Yah kuatir yah (muka cemas) yah kuatir takut... heeh


heemmm iyah takut kan darah tinggi tuh bahaya yah?
Sama jantung hehehe takut kena jantung.” K6

“Iyah mungkin... penyebabnya atau apanya?


(Menanyakan lagi jenis pertanyaan) Hmmm apa yah?
tensinya yah tinggi.....” K7

“hmmm yah takut ajah, takut kena apa-apa mungkin


katanya ada nerembet ke apa ke apa gitu yah takut iyah
komplikasi sekarang juga udah ada ke jantung katanya
52

Pernyataan Key Informant Kategori

gitu kemarin juga udah di rontgen tapi belum ada hasil


gitu... jadi takut tuh gitu...” K7

2. Kondisi emosi yaitu keadaan yang mengikuti suatu kegiatan akan

mempengaruhi efikasi di bidang kegiatan itu. Emosi yang kuat, takut,

cemas, stress dapat mengurangi efikasi diri. Namun, bisa terjadi

peningkatan emosi (yang tidak berlebihan) dapat meningkatkan efikasi

diri.

Salah satu dari responden yang telah diwawancara mengatakan darah

tinggi merupakan penyakit yang mematikan. Saat responden mengatakan hal

demikian, responden ini mengungkapkan sebuah bentuk emosi yang dapat

mengurangi efikasi diri seperti halnya; perasaan tidak yakin akan persepsi sendiri,

ketidakpercayaan terhadap kemampuan dan tidak kompetensi diri ini bisa saja

terjadi pada saat sedang mengalami suatu kondisi emosi. Adanya pemahaman

yang dialami oleh responden ketika menjawab pertanyaan tentang arti hipertensi.

Hal ini dapat dilihat bahwa kategori kondisi emosi merujuk kepada karakteristik

informasi yang jelas disampaikan oleh petugas kesehatan seperti dokter dan

perawat yang menyampaikan arti dari Hipertensi. Hal ini didukung oleh Pan &

Whitmer (2008), mengatakan komunikasi antara petugas kesehatan dengan pasien

memiliki peranan penting dalam meningkatkan pengetahuan pasien terhadap

penyakitnya. Berikut pernyataan responden:

“Yah penyakit yang mematikan meren hehehehe (sambil senyum), ganas


kan itu mah....” K5
53

3. Kognator yaitu subsistem kognator dapat eksternal maupun internal.

Perilaku output dari regulator subsistem dapat menjadi stimulus umpan

balik untuk kognator subsistem. Kognator kontrol proses berhubungan

dengan fungsi otak dalam memproses informasi, penilaian dan emosi.

Persepsi atau proses informasi berhubungan dengan proses internal dalam

memilih atensi, mencatat dan mengingat. Belajar berkolerasi dengan

proses imitasi, reinforcement (penguatan) dan insight (pengertian yang

mendalam). Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan adalah

proses internal yang berhubungan dengan penilaian atau analisa. Emosi

adalah proses pertahanan untuk mencari keringanan, mempergunakan

penilaian dan kasih sayang.

Responden pada umumnya mempunyai perubahan perasaan dan

perubahan kognitif pada saat mengetahui menderita darah tinggi dan harus

merubah pola gaya hidup serta pengobatan secara rutin yang harus dilakukan

seumur hidup. Semua responden mengungkapkan pemicu terjadinya darah tinggi

antara lain: Pola makan yang tidak baik, pola makan tinggi garam dan tinggi

lemak, konsumsi kopi yang berlebihan, stress dan kurang tidur. Perubahan pola

hidup dimulai ketika responden mengetahui menderita hipertensi dan mengikuti

program Prolanis yang setiap bulannya diberikan penyuluhan kesehatan. Perasaan

yang dialami responden pada saat megetahui menderita hipertensi antara lain:

Lemas, kepikiran akan penyakitnya, khawatir, takut, dan cemas. Kategori ini

merujuk kepada karakteristik perubahan kognitif yang dilakukan responden

setelah mengetahui bahwa responden menderita hipertensi. Perubahan yang


54

dilakukan adalah tidak melakukan kembali kebiasaan lama yang memicu terjadiya

hipertensi. Hal ini terjadi karena adanya proses belajar berkolerasi sehingga dapat

mengambil keputusan dari informasi yang telah diperoleh.

Menurut Susanto dan Aldian (2015), telah melakukan penelitian di RSUD

Dr. H. Moch. Ansari Saleh, Banjarmasin, mengenai perbaikan perilaku dan

tekanan darah pasien hipertensi setelah pemberian edukasi dengan hasil seiring

perubahan perilaku kepatuhan pasien kearah yang positif, maka semakin besar

juga penuruan tekanan darah sehingga perbaikan perilaku pengobatan memiliki

peranan besar besar dalam pengontrolan tekanan darah pasien hipertensi. Berikut

pernyataan responden:

Tabel 4.3 (Analisis Kategori 3)


Pernyataan Key Informant Kategori
“Yah makanannya ga teratur, hehehehe (sambil senyum Kognator:
malu) suka makan goreng-gorengan gitu, makan 1. Pola makan yang
misalnya masak minyaknya ga teratur suka kebanyakan, tidak baik.
iyah pola makannya ga teratur.” K1 2. Pola makan tinggi
garam dan tinggi
“Makanan asin (dibantu jawab oleh anaknya), lemak.
hahahahaha (sambil senyum) iyah ikan sepah kan enak? 3. Konsumsi kopi
Heeuh sama sambel jeung jengkol hehhe iyah karena yang berlebihan.
sering makan asin,..... dulu mah iyah minum kopi udah 4. Stress
lama...... tidur juga ga teratur dulu mah suka kebangun 5. kurang istirahat.
karena mikirin suami .....” K2 6. Lemas
7. Kepikiran akan
“Rasain apanya? (Ekspresi muka bingung). .... Lemes penyakitnya
(Ekspresi muka capek karena jawab sambil batuk-batuk), 8. Khawatir
jadi pikiran he’eh jadi karena kepala sakit terus malah 9. Takut
dipikirin udah tau teh, lemes pusing terus (anaknya yang
jawab) ....” K2

“Tah dulu mah waktu masih kerja mah makanan yang


asin...... pusing ngurus orang kan pusingnya? (muka
heran) Itu ini itu ini pan pusing... (dulunya kerja jadi
pembantu rumah tangga) .....” K3
55

Pernyataan Key Informant Kategori

“Kalo dulu kan engga tau, ga tau kalo makan pedes,


asin, semua masuk, (sambil senyum) iyah masuk aja
semua kaya jeroan, .... dulu sampe 3 kali sehari kopi...
Ga ibu mah ga teratur (tidurnya) dulu ...... (Jawaban di
pertanyaan ke-10).” K4

“... yah itulah kurang istirahat pola makannya tidak


teratur, apa ajah dimakan gitu, semua iyah semua
makanan yang diperbolehkan untuk dimakan itu...... dulu
mah ga teraturlah waktu masih muda mah, santai-santai
pengen minum kopi yah minum sampe 3 kali atau 4 kali
lah sehari minum kopi pokoknya ga teratur lah.....” K5

“.... kurang tidur pas selametan anak saya ah jadi


kurang tidur kaya gitu males tidur gitu jadi banyak
pikiran..... makan kopi, 3 kali perhari, suka asin ....” K6

“Yah kuatir yah (muka cemas) yah kuatir takut... heeh


heemmm iyah takut kan darah tinggi tuh bahaya yah?
Sama jantung hehehe takut kena jantung.” K6

“.... kalo asin gitu ibu suka asin ikan asin waktu hamil
makan ikan asin dulunya .......... kalo eta mah suka
makan (kulit) .... hhahhahaahaa (ketawa) kan enak.” K7

“hmmm yah takut ajah, takut kena apa-apa mungkin


katanya ada nerembet ke apa ke apa gitu yah takut iyah
komplikasi sekarang juga udah ada ke jantung katanya
gitu kemarin juga udah di rontgen tapi belum ada hasil
gitu... jadi takut tuh gitu...” K7

4. Mastery Experience yaitu pengalaman-pengalaman yang sudah dilakukan


di masa lalu. Biasanya kesuksesan kinerja akan membangkitkan
ekspektansi-ekspektansi terhadap kemampuan diri untuk memengaruhi
hasil yang diharapkan, sedangkan kegagalan cenderung merendahkannya.
Keberhasilan yang sering didapatkan akan meningkatkan efikasi diri yang
dimiliki seseorang dan apabila keberhasilan yang didapat seseorang lebih
banyak karena faktor-faktor diluar dirinya, biasanya tidak akan membawa
pengaruh terhadap peningkatkan efikasi diri. Akan tetapi, jika keberhasilan
tersebut didapatkan dengan melalui hambatan yang besar merupakan hasil
56

perjuangannya sendiri, maka hal itu akan membawa pengaruh pada


peningkatan efikasi dirinya.
Pada beberapa responden pada akhirnya mengalami keberhasilan setelah
mengalami berbagai pengalaman dan pengetahuan selama menderita darah tinggi.
Dari banyaknya pengalaman dan pengetahuan yang responden alami
meningkatkan efikasi diri. Meningkatkan efikasi diri ini terjadi karena adanya rasa
percaya diri dan keyakinan akan terapi yang sedang dijalani sehingga menjadi
suatu keberhasilan. Keberhasilan yang dialami adalah seperti acceptance
(menerima), perasaan tenang, adaptasi, ketaatan, efficacy, tidak ada pengobatan
alternative, ada pengobatan alternative, mandiri, perubahan pola makan, aktivitas,
manajemen stress, keluarga inti berperan penting dalam bantuan dan emosionil,
terbangunnya self efficacy. Kategori ini merujuk kepada karakteristik rasa percaya
diri atau keyakinan akan efektifitas terapi. Hal ini didukung oleh (Ellis dkk, 2008)
mengatakan pengetahuan yang dimiliki oleh pasien akan meningkatkan rasa
percaya diri dan menumbuhkan keyakinan pasien terhadap efektivitas pengobatan
hipertensi. Penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapatkan informasi
tentang suatu penyakit dan cara pengobatan penyakit tersebut lebih mungkin
untuk berhasil dalam mengelola penyakit tersebut. Keyakinan yang dimiliki
pasien terhadap efektivitas terapi merupakan elemen penting dalam kesiapan
individu untuk berubah. Berikut pernyataan responden:

Tabel 4.3 (Analisis Kategori 4)


Pernyataan Responden Kategori
“Yah engga apa-apa dha bisa diobati gitu, ibu ga Mastery Experience
kepikiran apa-apa (ekspresi muka sedih). Kan sering
1. Acceptance
kontrol gitu di tensi tiap minggu gitu. Kalo makannya
(menerima dan
masih.. masih... ga diatur mah naik terus, tapi sekarang
tenaga kesehatan
ibu udah makannya diatur, obat teratur, alhamdulilah
sebagai modalitas)
kan udah berapa bulan ibu darahnya normal terus gitu
2. Adaptasi
dan iyah menerima aja.” K1
3. Ketaatan
4. Efficacy
“Engga, engga apa-apa, cuman yah tiap ditensi darah
5. Tidak ada
turun berangsur-angsur gitu. Seneng aja, walaupun kata
pengobatan
orang lain katanya jangan terlalu banyak makan obat
alternative
apa gitu kan katanya euh.... apa kimia gitu, ibu ga
57

Pernyataan Responden Kategori


didengar terus aja dimakan iyah. Alhamdulilah sekarang 6. Pengobatan
ibu percaya gitu obat dari puskesmas.....” K1 altervative alamiah
7. Mandiri
“Ga ada, biasa aja.” K1 8. Perubahan pola
makan, aktivitas,
“Gak, gak saya mah ga pernah makan obat apah di luar dan manajemen
gitu enggak, enggak, obat itu aja” K1 stress.
9. Keluarga inti
“Enggak, anak ibu juga ga pernah nganter kemana- berperan penting
mana ibu mah sendiri ajah, iyah ga pernah bantuin jadi memfasilitasi
ibu mah mandiri” K1 bantuan dan
emosionil
“Gimana yah, biasa ajah begini yah aih itu apa euh 10. Terbangunnya self
makannya ga teratur gitu segala ajah dimakan, iyah efficacy
diatur misalnya makan-makan gorengan sekarang mah
enggak. kalo dulu mah sebelum makan, gorengan hehe,
sekarang mah enggak. iyah kurang olahraganya dulu
mah kan ibu suka jualan, jadi eeeeuuuhhh mikirin tuh
cari uang aja (sambil senyum) jadi ga mikirin diri ibu
gituu, ceu ah sayang gitu kalo ga jualan ga dapat uang
kan? Gitu mikirnya jadi kurang olahraga dulu, sekarang
mah ah happy ajah ah sekarang mah ga mikirin ibu ga
cari uang ga apa biarin aja hahahahaa iyah di luar
Prolanis ibu suka olahraga jalan-jalan, jalan kaki sampe
sepertinya dari rumah kesana ke danau pulang kesini, ke
rumah, keliling mana ke Parongpong balik lagi tiap pagi
tiap hari ibu suka jalan-jalan.” K1

“Engga. Yah biasa aja. Kalo udah dimakan mah biasa


(anaknya yang jawab)” K2

“Ga ada, ga ada” K2

“Ga ada” K2

“..... “Mau ke Puskesmas bu?” (anaknya yang


menanyakan ketika sakit), ceunah he’eh dianter kamari
dianter, sakit kepala tapi bukan darah tinggi.” K2

“Tapi biasa, biasa aja. Heeh makan biasa gitu yah tidur
nyenyak. Sekarang juga tidur nyenyak ga apa-apa, ga
ada keluhan apa-apa. Heeh, dulu mah kurang tidur
sekarang mah nyenyak bangun subuh gitu, gatau hehhe
(sambil bingung) heeh barang kali, loba pikiran banyak
pikiran suaminya dua (salah ngomong) jadi, isterinya
58

Pernyataan Responden Kategori


dua, iyah.... sekarang juga ga kesini-sini jadi pikiran
(ekspresi sedih) disana dekat di Parongpong jeung nu
anom, jeung nu ngora hehehehehe. Ibu mah ayeuna
sekarang sehat, enak ga apa-apa, ga dipikiran gitu,
sekarang.. ga sekarang mah. Enak sekarang mah....
apah? Sekarang mah makanan dengan sayur sering,
buah-buahan banyak. Suka, suka ngepel iyah suka
sebelum darah tinggi juga suka cuci piring disuruh diem
teh ga mau maunya cuci piring aja biar gerah (anaknya
yang jawab). Iyah sabanhari, setiap hari jalan-jalan dari
sini ke depan hampir tiap hari dari rumah ke
parongpong hampir tiap hari lah jalan di lapangan
cavalary, Makanan asin (dibantu jawab oleh anaknya),
hahahahaha (sambil senyum) iyah ikan sepah kan enak?
Heeuh sama sambel jeung jengkol hehhe iyah karena
sering makan asin, sekarang mah kan berhenti dha iyah-
iyah, sekarang mah udah engga dulu mah iyah minum
kopi udah lama (Jawaban di pertanyaan ke-2).” K2

“Engga apa-apa kan kata ibu Yohana teh gini ceunah


udah bu sekarang mah udah olahraga darah tinggi weh,
ya iya ikutan saya teh kitu (ekspresi muka menerima)
yaudah weh dari harita teh diperiksa ibu teh teras weh
sampe ka ayeuna kitu...” K3

“Iyah, apaan ku ibu teh sok di jagragkeun obatna kitu


iyah minum weh nteu kapikiran, kata ibu dokter teh harus
ini dimakan rutin kitu saumur hidup, iyah kitu....” K3

“Hambatan kumaha? Iyah tah ibu teh beli obatnya dari


sini contohnya beli ke apotek Lembang kasih beli
sakebetnya terus teh ibu kan disini teh berangkatin
kerumah sakit rujuk tah bilang saya teh ke dokter, dok
saya teh udah ga dikasih obat 1 bulan (muka kesel),
sama siapa? sama BPJS tuh dari Puskesmas ga dikasih,
iyah ceuk dokter teh nanti dikasih, dikasih 1 bulan, udah
dikasih di rumah sakit disini juga dikasih. Iyah jadi itu
banyak, Iyah belon ada jadi ti BPJSna ga dikasih tuh yah
ibu teh langsung ke BPJS ini teh harus di DPRB harus
diaktifkan ceuk ibu teh nya rujukan teh nya udah beres
sekarang mah kata Pa Ahmad udah beres. Jadi kitu ibu
mah (masih muka kesel), hahahahaha atos biasa makan
itu kan mun pere kumaha coba? Pan aya ieu nana.....
Engga cuman bangsa kamari Pa Ahmad teh telat ngasih
obat ka ibu teh darah tinggi harita teh ti BPJS tea lah.....
59

Pernyataan Responden Kategori


(Jawaban pertanyaan ke-3)” K3

“Tidak ada.” K3

“Yah pedulilah, ibu ngasih tau nih saya lagi sakit, urutin
apa balurin ke anak ibu yang perempuan itu.” K3

“Neng, hehehe iyah dulu mah suka neng minum kopi yah
terus sama makan yang asin tah sekarang mah udah
dikasih tau sama si ibu dokter disini katanya jangan
minum kopi sama makan yang asin, dok saya bilang teh
saya mah kopi sekarang udah di tunda kalo asin gabisa
di tunda sama cengek teh nya hahahaha tah tapi
sekarang udah sakit satu bulan udah ditunda sama sekali
cengek sama asin ga makan. Sekarang teh makannya
sayuran sausin, wortel, kentang, iyah nu kitu neng, nu
ongseng-ongseng minyaknya sedikit terus kurang garam
yah dimakan ajah terus. Tapi ibu darah naik terus ” K3

“Engga sekarang mah, abis yang membuat tenang tuh


sekarang mah ada obat yah, yaudah minum. Hehehehe
(sambil ketawa) Engga-engga apa-apa kalo sekarang
kan gak terasa apa-apa yah berarti alhamdulillah gitu
(sambil senyum).” K4

“.... Biasa sekarang mah agak tenang dulu mah ga


tenang karena dulu mah belum punya obat paling ke
klinik Unai langsung kalo berobat.”K4

“Engga-engga ada, ibu mah selalu ada yah kalo


misalkan disini belum itu yah belum ada kan masih ada
stok jadi yah gitu nunggu aja, engga-engga ada
hambatan, selalu ada obat di rumah banyak.” K4

“Engga ah, hmmm ga ada.” K4

“... bapa yang sering itu mah ya sering ngebantu itu, abis
bapa juga kan euh.... gula nah jadi suka ikut juga
prolanis si bapa.” K4

“Yah kalo sekarang mah yah teraturlah abis udah tau


punya penyakit yah diatur ajah makannya dikurangin
misalnya asin-asin dikurangi pedes-pedes juga engga
apalagi pedes mah ga seneng gitu, kopi juga dikurangin
cuman satu kali ajah kalo ada yang ngasih juga ada kalo
60

Pernyataan Responden Kategori


yang namu mah nolak. Dulu? Ga ibu mah ga teratur dulu
kan ibu mah jualan goreng-gorengaan jam 1, jam 2 udah
bangun udah ngegoreng nah ibu terasanya dari situ
(muka serius). Iyah kalo sekarang kan itu kan berenti
jualan itu jadi sekarang mah biasa teratur. Kalo dulu
jam 1 jam 2 udah di dapur udah ngegoreng gitu.
Sekarang masih, masih jualan juga cuman sekarang mah
di rumah aja ngebantu anak-anak kalo ibu udah engga
sekarang. Dulu mah sering makan gorengan atau jeroan
sekarang mah yah kalo misalnya mau yah sedikitlah kalo
misalkan masak asal nyobain.” K4

“Yah sakit hati dong, (ekspresi muka sedih sambil


bercanda) ibu penyakitan umur saya makin ga lama yah,
yang ngeluh gitu pertamanya mah tapi yah banyak yang
support yah dari mana-mana katanya penyakit tuh
jangan dikeluhin, jangan disesalin yah nikmatilah gitu
kita mah berserah diri ajah kan penyakit yang
menyembuhkan mah yang diatas kita mah berusaha ajah
lah, ikhtiar dan tawakal dan ikhlas, yah alhamdulilah.”
K5

“Yah pertamanya mah males, ngeliat obat teh


(ngelawak) jenuh yah kata dokter; “ibu kalo mau sembuh
yah harus minum obat yah tawakal lah yah”
memaksakan diri lah, jadinya mengenjoy, enjoy diri ajah
lah.....” K5

“Ga ada yah, ga ada hambatan udah didukung dari


semua pihak.” K5

“Ada, ada untuk darah tinggi ada.. buah cengkudu terus


ada yang ngasih tau, buah-buahan apa gitu sering lah
heeh sering buah cengkudu aja, daun sirsak itu yang
dikebun-kebun itu ini buat darah tinggi tapi namanya yah
gataulah (lupa) ... kaya bunga-bunga gini yah ini mah
buat darah tinggi sering ibu mah kata orang ini bagus
untuk kesehatan saya makan. Kaya sintrum, bayam
gitulah pokonya yang kaya di kebun-kebun gitu, antanan
yah? Sering ibu mah, daun pepaya, hanya kalo daun
singkong katanya kata orang mah jangan terlalu banyak
gitu kalo daun singkong mah larinya ke hipertensi malah
tinggi, kalo daun pepaya mah bagus, iyah daun pepaya.
Malah saya mah sekarang, sekarang nih bunganya
pepaya gandul bagus buat kesehatan saya konsumsi
61

Pernyataan Responden Kategori


minum air godogan ibu mah kalo pagi segelas kalo
malam segelas. Daunnya akarnya campur-campur ibu
mah.” K5

“Baik, ngedukung selalu ngasih support support


kesehatan, support kehidupan pokoknya semunya baik
aja. Sama keluarga juga. Pokoknya ibu mah semangat
hidupnya tinggi lah jadi ga ada yang mematahkan gitu,
kalo lagi gini-gini engga. yah bapa, yah anak-anak yah
ade, ade-ade juga perempuan semua jadi semua ngurus
gitu. Kalo sakit di rumah sakit yang gentian gitu adek
saya yang ini yang ini gitu yah alhamdulillah yah ibu
mah semangat hidup lah sekarang juga ikut prolanis ikut
apa olah raga ke unai kemana ga ada yang larang sok
aja yang penting happy ajah ga ada yang larang asal
positif aja asal berangkat kemana ga ada yang larang
terkecuali ibunya melenceng meren.” K5

Yah itulah dulunya kurang istirahat pola makannya tidak


teratur, apa ajah dimakan gitu, semua makanan yang
diperbolehkan dimakan itu dimakan sayuran terus juga
kopi yang dari kebun buatan sendiri, dulu mah ga
teraturlah waktu masih muda mah, santai-santai pengen
minum kopi yah minum sampe 3 kali atau 4 kali lah
sehari mium kopi pokoknya ga teratur lah. pola hidup
mulai di kurangi-kurangi ga secara spontan yah hehehe,
kan kaya kopi itu yah cuman pingin-pingin kan ga
seenaknya perut terus juga makanan yang asin sama
jeroan juga kalo dulu mah jeroan sapi sama kambing
seneng jeroan ayam juga seneng hanya setelah kena
hipertensi yah 1998 ibu kurangi jeroan karena udah kena
ginjal juga infeksi saluran ginjal Pola makan mah
sekarang semua udah dikurangi kalo daging ayam sama
sapi mah masih cuman ini semua gigi udah rontok, tapi
kalo buah-buahan mah neng, ibu mah kan dari kecil
udah berkebun bapa jadi segala buah-buahan teh
dimakan, iyah sering bangsa sayur sama buah mah
sering karena ada dikebun, kadang pepaya nanam
sendiri, jambu nanam sendiri gitu jeruk, hanya kan dulu
mah saking keenakannya jadi semau perut sekarang mah
udah engga.sekarang mah yang penting ada pemasukan
aja.(Jawaban dari pertanyaan ke-2)” K5

“Ya, (masih bingung) engga apa-apa perasaan ibu mah


kalo udah ada obat mah langsung dimakan gitu biar
62

Pernyataan Responden Kategori


sehat kembali......” K6

“alhamdullilah ga ga ada.” K6

“kemarin ada di mana? disana di aula (temennya yang


jawab) eehh apa sih? Oh herbal? (baru ngerti) engga-
engga ada.” K6

“Yah disuruh diperiksa gitu, melalui ini. Iyah.... harus


diperiksa yaa... “ini sakit apa mah?” Langsung disuruh
diperiksa, kadang-kadang kan saya suka bilang sakit.
Diperiksa dulu ke puskesmas gitu. He’em, yah cuman
nyuruh diperiksa ajah gitu.. (Peran sebagai suami dan
anak ketika ibu sedang sakit hanya menganjurkan untuk
langsung cepet diperiksa)” K6

“Gimana yah? Iyah makannya ya meren seneng asin


(dibantu jawab oleh temannya), hahhaaha (ibu ketawa).
Suka.... hehehehe..... sembarang sih suka ...., saya euh
suka sayuran suka, daging suka, asin juga suka kaya
gitu, he’em dulu mah emang kurang tidur heem kerja
kebun heem. Berapa yah? dari jam.... 8 sampai jam 4
berapa yah? Jam 8, jam 9, 10, 11, 12, jam 1, 2, 3,4 (ibu
sambil ngitung menggunakan jarinya) cukup yah?
Alhamdulillah... 8 atau eh 10? Teu kahitung tuda ge...
hehehhehehe (temennya ketawa) tidurnya jadi ga
terbatas ya? Rasa eyuna mah ya ,,,, jam sapuluhan
mulaina (temennya yang jawab). Sekarang? He’em
he’em alhamdulillah sekarangkan udah ikutan prolanis
olahraga makan agak diatur makan asin kan dikurangi
yah, jengkol di kurang gitu, minyak-minyakkan ga boleh
kan ada kolesterol juga he’em. Makan telur ga boleh,
makan daging ga boleh, dulu mah he’eh santen ga boleh
gitu terus kacang-kacangan ga boleh, kacang tanah gitu
kan yah? Ga boleh yah kaya gitu (ibu menyebutkan
makanan pantangan yang tidak boleh dimakan dalam
komplikasi penyakit kolesterol) hehehehheehe...... (sambil
ketawa). Engga-engga......” K6

“Yah... segitu teh perasaan teh enak...” K7

“Perasaan mah engga biasa-biasa ajah terus obat tiap


bulan ada, gitu ga ada hambatan apa-apa iyah bagus
kemarin, dirujuk ke Dustira, di Dustira bagus sekali itu
udah kembali lagi balik biasa udah bagus, perasaan ibu
63

Pernyataan Responden Kategori


gitu yah perasaan ibu mah bagus hehehe (sambil
tersenyum)” K7

“Ibu mah ga pernah, minum jamu juga takut ibu mah


(muka khawatir) ga ibu mah gitu waktu dulu ibu
melahirkan juga engga ibu mah takut. Hehehe kalo jamu-
jamu takut ibu mah gitu, ga ibu mah ga pernah.” K7

“hmmm yah bagus jadi membantu ajah, “ibu harus


berobat gitu” (anaknya bilang seperti itu ke ibunya
ketika ibu sedang sakit). Yah ibu istirahat gitu, ya anak
yang itu... ibu mah ga bgitu... itu pekerjaannya nyantai di
rumah, anak kerja gitu. Istrirahat di rumah aja terus
berobat kesini ke puskesmas ga pernah gimana yah ga
pernah berobat keluar seperti rumah sakit gitu engga ibu
mah heheh cuman kesini perasaan mah gitu sehat hehehe
ga ada yang lain-lain.” K7

“Iyah yang dulu mah segala yah yang dulu mah apalagi
lagi muda gitu yah lagi masih perasaan sehat gitu hobi
makan asin, terus yang lemak cuman itu juga dibantu
sama timun apalagi banyak sayuran udah gitu aja.
Cuman sekarang mah yang asin udah engga makan asin-
asin itu bukan asin yah aih garam mah kan untuk ke
sayur gitu masih gitu, masih.. hehehe buah sayur
sekarang adalah tiap hari gitu. Yang itu mah yang asin
yang ikan asin udah engga cuman asin untuk garam mah
udah ga asin euh apalagi kalo bangsa masako engga itu
mah udah engga terus apah vetcin engga iu mah
sekarang mah dari dulu waktu bapa sakit juga kan ga
boleh jadi dari situ udah ga makan lagi gitu ajah apah
lagi yah? Dulu mah pernah tapi ga seitu sekarang,
sekarang mah engga, engga hobi kopi hehehehe (sambil
tersenyum), kadang-kadang hahahaha kalo ada (makan
kulit ayam) iyah sering, kalo di rasakan keluarga kumplit
gitu hampir tiap hari terus harus ada jadi ibu juga kan
ngikut kalo sekarang mah udah engga. He’eh cuman
tinggal ber2 ajah sama anak. Anak juga udah dewasa.
Ibu sering dari dulu sampe sekarang (olahraga) dulu
sering ikut kegiatan sempet istirahat sekarang mulai lagi
gitu... gitu ajaa... yah jalan-jalan sering ibu mah seperti
dari sini ke Parongpong nah ibu mah kuat, kuat ibu mah
kalo ke mesjid suka jalan. Engga paling seminggu sekali
atau ga seminggu dua kali, gitu aja.” K7
64

5. Vicarious Experience

Dengan mengamati orang lain mampu melakukan aktivitas dalam situasi

yang menekan tanpa mengalami akibat yang merugikan dapat

menumbuhkan pengharapan bagi pengamat. Timbul keyakinan bahwa

nantinya ia akan berhasil jika berusaha intensif dan tekun. Mereka

mensugesti diri bahwa jika orang lain dapat melakukan, tentu mereka juga

dapat berhasil setidaknya dengan sedikit perbaikan dalam performasi.

Efikasi akan meningkat ketika mengamati keberhasilan orang lain,

sebaliknya efikasi akan menurun jika mengamati orang yang

kemampuannya kira-kira sama dengan dirinya ternyata gagal.

Pada pernyataan para responden ada salah satu ingin butuh pembuktian

dalam informasi yang telah diperoleh. Informasi yang didapat bisa saja dari cerita

pengalaman orang lain, teman atau petugas kesehatan yang mengatakannya.

Ketika sudah mengamati orang lain yang berhasil, timbul dalam diri bahwa ingin

mencoba. Banyak hal yang telah dilakukan oleh responden dalam melakukan

perawatan mandiri. Setelah wawancara, sebagian besar responden mengatakan

bahwa setelah minum obat antihipertensi kondisi tubuh membaik. Banyak

responden yang mengalami keberhasilan saat meminum obat antihipertensi seperti

halnya tekanan darah bisa terkontrol dengan dilakukan pemeriksaan setiap satu

minggu sekali. Kategori ini lebih merujuk kepada kepatuhan minum obat

antihipertensi terhadap kondisi fisik yang dirasakan oleh responden. Kondisi fisik

yang responden rasakan adalah terjadinya penurunan tekanan darah setalah

meminum obat antihipertensi. Hal ini didukung dengan hasil penelitian menurut
65

(Noorhidayah dkk, 2016) mengenai hubungan kepatuhan minum obat

antihipetensi dengan tekanan darah sistolik dan diastolik, hasilnya adalah pasien

dengan patuh minum obat anti hipertensi (78,8%) dan tidak patuh minum obat

antihipertensi (21,2%), sedangkan tekanan darah sistolik dalam rentan 120-139

sebanyak (52,9%) dan tekanan darah diastolik dalam rentan 90-99 mmHg

sebanyak (35,6%) dalam penelitian ini terdapat hubungan yang bermakna antara

kepatuhan minum obat anti hipertensi dengan tekanan darah. Responden yang

patuh minum obat, hasil tekanan darah terkontrol 17 orang dan responden yang

tidak patuh minum obat tekanan darah tidak terkontrol 49 orang. Berikut

pernyataan responden setelah diwawancara:

Tabel 4.3 (Analisis Kategori 5)

Pernyataan Responden Kategori

“Yah engga apa-apa dha bisa diobati gitu, ibu ga Vicarious Experience
kepikiran apa-apa (ekspresi muka sedih). Kan sering
kontrol gitu di tensi tiap minggu gitu. Kalo makannya 1.
Butuh Pembuktian
masih.. masih... ga diatur mah naik terus, tapi sekarang 2.
Adaptasi
ibu udah makannya diatur, obat teratur, alhamdulilah 3.
Ketaatan
kan udah berapa bulan ibu darahnya normal terus gitu 4.
Tenaga kesehatan
dan iyah menerima aja.” K1 sebagai modalitas
5. Perasaan khawatir
“Engga, engga apa-apa, cuman yah tiap ditensi darah dan takut
turun berangsur-angsur gitu. Seneng aja, walaupun 6. Stress
kata orang lain katanya jangan terlalu banyak makan 7. Rasa keraguan
obat apa gitu kan katanya euh.... apa kimia gitu, ibu ga
didengar terus aja dimakan iyah. Alhamdulilah
sekarang ibu percaya gitu obat dari puskesmas.....” K1

“Engga apa-apa kan kata ibu Yohana teh gini ceunah


udah bu sekarang mah udah olahraga darah tinggi
weh, ya iya ikutan saya teh kitu (ekspresi muka
menerima) yaudah weh dari harita teh diperiksa ibu teh
teras weh sampe ka ayeuna kitu...” K3
66

Pernyataan Responden Kategori

“Iyah, apaan ku ibu teh sok di jagragkeun obatna kitu


iyah minum weh nteu kapikiran, kata ibu dokter teh
harus ini dimakan rutin kitu saumur hidup, iyah kitu....”
K3

“Engga sekarang mah, abis yang membuat tenang tuh


sekarang mah ada obat yah, yaudah minum. Hehehehe
(sambil ketawa) Engga-engga apa-apa kalo sekarang
kan gak terasa apa-apa yah berarti alhamdulillah gitu
(sambil senyum).” K4

“.... Biasa sekarang mah agak tenang dulu mah ga


tenang karena dulu mah belum punya obat paling ke
klinik Unai langsung kalo berobat.”K4

“Yah sakit hati dong, (ekspresi muka sedih sambil


bercanda) ibu penyakitan umur saya makin ga lama
yah, yang ngeluh gitu pertamanya mah tapi yah banyak
yang support yah dari mana-mana katanya penyakit tuh
jangan dikeluhin, jangan disesalin yah nikmatilah gitu
kita mah berserah diri ajah kan penyakit yang
menyembuhkan mah yang diatas kita mah berusaha
ajah lah, ikhtiar dan tawakal dan ikhlas, yah
alhamdulilah.” K5

“Yah pertamanya mah males, ngeliat obat teh


(ngelawak) jenuh yah kata dokter; “ibu kalo mau
sembuh yah harus minum obat yah tawakal lah yah”
memaksakan diri lah, jadinya mengenjoy, enjoy diri
ajah lah.....” K5

“Ada, ada untuk darah tinggi ada.. buah cengkudu


terus ada yang ngasih tau, buah-buahan apa gitu sering
lah heeh sering buah cengkudu aja, daun sirsak itu
yang dikebun-kebun itu ini buat darah tinggi tapi
namanya yah gataulah (lupa) ... kaya bunga-bunga gini
yah ini mah buat darah tinggi sering ibu mah kata
orang ini bagus untuk kesehatan saya makan. Kaya
sintrum, bayam gitulah pokonya yang kaya di kebun-
kebun gitu, antanan yah? Sering ibu mah, daun pepaya,
hanya kalo daun singkong katanya kata orang mah
jangan terlalu banyak gitu kalo daun singkong mah
larinya ke hipertensi malah tinggi, kalo daun pepaya
mah bagus, iyah daun pepaya. Malah saya mah
67

Pernyataan Responden Kategori

sekarang, sekarang nih bunganya pepaya gandul bagus


buat kesehatan saya konsumsi minum air godogan ibu
mah kalo pagi segelas kalo malam segelas. Daunnya
akarnya campur-campur ibu mah.” K5

“Ya, (masih bingung) engga apa-apa perasaan ibu mah


kalo udah ada obat mah langsung dimakan gitu biar
sehat kembali......” K6

6. Konsep diri (Self Concept)

Konsep diri berhubungan dengan penekanan spesifik pada aspek

psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini

berhubungan dengan integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas mental

dan ekspresi perasaan. Konsep diri dibagi menjadi dua komponen yaitu the

physical self dan the personal self. The physical self yaitu bagaimana

seseorang memandang dirinya berhubungan dengan sensasi tubuhnnya dan

gambaran tubuhnya. The personal self yaitu berkaitan dengan konsistensi

diri, ideal diri, moral-etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas,

hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal yang berat dalam area ini.

Pada bagian ini sebagian responden merasakan takut dan cemas karena

penyakit yang diderita. Oleh sebab itu responden membutuhkan dukungan yang

mengakibatkan sebagian responden mampu untuk beradaptasi. Hasil wawancara

yang didapat hampir semua responden dapat menerima penyakit yang diderita, hal

ini disebabkan karena tenaga kesehatan menjadi modalitas utama untuk

memberikan dukungan serta keluarga dan kerabat dekat. Kategori ini cenderung

kepada karakteristik dukungan sosial. Hal ini didukung oleh teori menurut Ford,
68

dkk dalam Mulyati (2013) dukungan sosial yang diberikan menjadi faktor yang

menentukan dalam keberhasilan mengatasi stres atau tekanan hidup, selain itu

dukungan sosial juga dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan merupakan

faktor utama dalam mencegah gejala-gejala negatif seperti depresi dan

kecemasan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lukoschek, dkk (2013)

menemukan dukungan emosi merupakan faktor yang dapat memberikan motivasi

dalam meningkatkan kepatuhan terhadap perilaku sehat yang dianjurkan. Berikut

pernyataan responden setelah diwawancarai:

Tabel 4.3 (Analisis Kategori 6)

Pernyataan responden Kategori

“Yah engga apa-apa dha bisa diobati gitu, ibu ga Self Concept:
kepikiran apa-apa (ekspresi muka sedih). Kan sering
kontrol gitu di tensi tiap minggu gitu. Kalo makannya 1. Acceptance
masih.. masih... ga diatur mah naik terus, tapi sekarang (menerima dan
ibu udah makannya diatur, obat teratur, alhamdulilah tenaga kesehatan
kan udah berapa bulan ibu darahnya normal terus gitu sebagai modalitas)
dan iyah menerima aja.” K1 2. Adaptasi
3. Ketaatan
“Engga, engga apa-apa, cuman yah tiap ditensi darah 4. Efficacy
turun berangsur-angsur gitu. Seneng aja, walaupun 5. Tidak ada
kata orang lain katanya jangan terlalu banyak makan pengobatan
obat apa gitu kan katanya euh.... apa kimia gitu, ibu ga alternative
didengar terus aja dimakan iyah. Alhamdulilah 6. Pengobatan
sekarang ibu percaya gitu obat dari puskesmas.....” K1 altervative alamiah
7. Mandiri
“Ga ada, biasa aja.” K1 8. Perubahan pola
makan, aktivitas,
“Gak, gak saya mah ga pernah makan obat apah di dan manajemen
luar gitu enggak, enggak, obat itu aja” K1 stress.
9. Keluarga inti
“Enggak, anak ibu juga ga pernah nganter kemana- berperan penting
mana ibu mah sendiri ajah, iyah ga pernah bantuin jadi memfasilitasi
ibu mah mandiri” K1 bantuan dan
emosionil
“Ga ada, ga ada” K2 10. Terbangunnya self
efficacy
69

Pernyataan responden Kategori

“Ga ada” K2 11. Khawatir


12. Takut
“Tapi biasa, biasa aja. Heeh makan biasa gitu yah 13. Tidak tenang
tidur nyenyak. Sekarang juga tidur nyenyak ga apa-apa, 14. Stress
ga ada keluhan apa-apa. Heeh, dulu mah kurang tidur 15. Bingung
sekarang mah nyenyak bangun subuh gitu, gatau hehhe
(sambil bingung) heeh barang kali, loba pikiran banyak
pikiran suaminya dua (salah ngomong) jadi, isterinya
dua, iyah.... sekarang juga ga kesini-sini jadi pikiran
(ekspresi sedih) disana dekat di Parongpong jeung nu
anom, jeung nu ngora hehehehehe. Ibu mah ayeuna
sekarang sehat, enak ga apa-apa, ga dipikiran gitu,
sekarang.. ga sekarang mah. Enak sekarang mah....
apah? Sekarang mah makanan dengan sayur sering,
buah-buahan banyak. Suka, suka ngepel iyah suka
sebelum darah tinggi juga suka cuci piring disuruh
diem teh ga mau maunya cuci piring aja biar gerah
(anaknya yang jawab). Iyah sabanhari, setiap hari
jalan-jalan dari sini ke depan hampir tiap hari dari
rumah ke parongpong hampir tiap hari lah jalan di
lapangan cavalary, Makanan asin (dibantu jawab oleh
anaknya), hahahahaha (sambil senyum) iyah ikan
sepah kan enak? Heeuh sama sambel jeung jengkol
hehhe iyah karena sering makan asin, sekarang mah
kan berhenti dha iyah-iyah, sekarang mah udah engga
dulu mah iyah minum kopi udah lama (Jawaban di
pertanyaan ke-2).” K2

“Engga apa-apa kan kata ibu Yohana teh gini ceunah


udah bu sekarang mah udah olahraga darah tinggi
weh, ya iya ikutan saya teh kitu (ekspresi muka
menerima) yaudah weh dari harita teh diperiksa ibu teh
teras weh sampe ka ayeuna kitu...” K3

“Iyah, apaan ku ibu teh sok di jagragkeun obatna kitu


iyah minum weh nteu kapikiran, kata ibu dokter teh
harus ini dimakan rutin kitu saumur hidup, iyah kitu....”
K3

“Hambatan kumaha? Iyah tah ibu teh beli obatnya dari


sini contohnya beli ke apotek Lembang kasih beli
sakebetnya terus teh ibu kan disini teh berangkatin
kerumah sakit rujuk tah bilang saya teh ke dokter, dok
70

Pernyataan responden Kategori

saya teh udah ga dikasih obat 1 bulan (muka kesel),


sama siapa? sama BPJS tuh dari Puskesmas ga dikasih,
iyah ceuk dokter teh nanti dikasih, dikasih 1 bulan,
udah dikasih di rumah sakit disini juga dikasih. Iyah
jadi itu banyak, Iyah belon ada jadi ti BPJSna ga
dikasih tuh yah ibu teh langsung ke BPJS ini teh harus
di DPRB harus diaktifkan ceuk ibu teh nya rujukan teh
nya udah beres sekarang mah kata Pa Ahmad udah
beres. Jadi kitu ibu mah (masih muka kesel),
hahahahaha atos biasa makan itu kan mun pere
kumaha coba? Pan aya ieu nana..... Engga cuman
bangsa kamari Pa Ahmad teh telat ngasih obat ka ibu
teh darah tinggi harita teh ti BPJS tea lah..... (Jawaban
pertanyaan ke-3)” K3

“Tidak ada.” K3

“Neng, hehehe iyah dulu mah suka neng minum kopi


yah terus sama makan yang asin tah sekarang mah
udah dikasih tau sama si ibu dokter disini katanya
jangan minum kopi sama makan yang asin, dok saya
bilang teh saya mah kopi sekarang udah di tunda kalo
asin gabisa di tunda sama cengek teh nya hahahaha tah
tapi sekarang udah sakit satu bulan udah ditunda sama
sekali cengek sama asin ga makan. Sekarang teh
makannya sayuran sausin, wortel, kentang, iyah nu kitu
neng, nu ongseng-ongseng minyaknya sedikit terus
kurang garam yah dimakan ajah terus. Tapi ibu darah
naik terus ” K3

“Engga sekarang mah, abis yang membuat tenang tuh


sekarang mah ada obat yah, yaudah minum. Hehehehe
(sambil ketawa) Engga-engga apa-apa kalo sekarang
kan gak terasa apa-apa yah berarti alhamdulillah gitu
(sambil senyum).” K4

“.... Biasa sekarang mah agak tenang dulu mah ga


tenang karena dulu mah belum punya obat paling ke
klinik Unai langsung kalo berobat.”K4

“Engga-engga ada, ibu mah selalu ada yah kalo


misalkan disini belum itu yah belum ada kan masih ada
stok jadi yah gitu nunggu aja, engga-engga ada
hambatan, selalu ada obat di rumah banyak.” K4
71

Pernyataan responden Kategori

“Engga ah, hmmm ga ada.” K4

“Yah kalo sekarang mah yah teraturlah abis udah tau


punya penyakit yah diatur ajah makannya dikurangin
misalnya asin-asin dikurangi pedes-pedes juga engga
apalagi pedes mah ga seneng gitu, kopi juga dikurangin
cuman satu kali ajah kalo ada yang ngasih juga ada
kalo yang namu mah nolak. Dulu? Ga ibu mah ga
teratur dulu kan ibu mah jualan goreng-gorengaan jam
1, jam 2 udah bangun udah ngegoreng nah ibu
terasanya dari situ (muka serius). Iyah kalo sekarang
kan itu kan berenti jualan itu jadi sekarang mah biasa
teratur. Kalo dulu jam 1 jam 2 udah di dapur udah
ngegoreng gitu. Sekarang masih, masih jualan juga
cuman sekarang mah di rumah aja ngebantu anak-anak
kalo ibu udah engga sekarang. Dulu mah sering makan
gorengan atau jeroan sekarang mah yah kalo misalnya
mau yah sedikitlah kalo misalkan masak asal nyobain.”
K4

“Yah sakit hati dong, (ekspresi muka sedih sambil


bercanda) ibu penyakitan umur saya makin ga lama
yah, yang ngeluh gitu pertamanya mah tapi yah banyak
yang support yah dari mana-mana katanya penyakit tuh
jangan dikeluhin, jangan disesalin yah nikmatilah gitu
kita mah berserah diri ajah kan penyakit yang
menyembuhkan mah yang diatas kita mah berusaha
ajah lah, ikhtiar dan tawakal dan ikhlas, yah
alhamdulilah.” K5

“Yah pertamanya mah males, ngeliat obat teh


(ngelawak) jenuh yah kata dokter; “ibu kalo mau
sembuh yah harus minum obat yah tawakal lah yah”
memaksakan diri lah, jadinya mengenjoy, enjoy diri
ajah lah.....” K5

“Ga ada yah, ga ada hambatan udah didukung dari


semua pihak.” K5

“Ada, ada untuk darah tinggi ada.. buah cengkudu


72

Pernyataan responden Kategori

terus ada yang ngasih tau, buah-buahan apa gitu sering


lah heeh sering buah cengkudu aja, daun sirsak itu
yang dikebun-kebun itu ini buat darah tinggi tapi
namanya yah gataulah (lupa) ... kaya bunga-bunga gini
yah ini mah buat darah tinggi sering ibu mah kata
orang ini bagus untuk kesehatan saya makan. Kaya
sintrum, bayam gitulah pokonya yang kaya di kebun-
kebun gitu, antanan yah? Sering ibu mah, daun pepaya,
hanya kalo daun singkong katanya kata orang mah
jangan terlalu banyak gitu kalo daun singkong mah
larinya ke hipertensi malah tinggi, kalo daun pepaya
mah bagus, iyah daun pepaya. Malah saya mah
sekarang, sekarang nih bunganya pepaya gandul bagus
buat kesehatan saya konsumsi minum air godogan ibu
mah kalo pagi segelas kalo malam segelas. Daunnya
akarnya campur-campur ibu mah.” K5

Yah itulah dulunya kurang istirahat pola makannya


tidak teratur, apa ajah dimakan gitu, semua makanan
yang diperbolehkan dimakan itu dimakan sayuran terus
juga kopi yang dari kebun buatan sendiri, dulu mah ga
teraturlah waktu masih muda mah, santai-santai
pengen minum kopi yah minum sampe 3 kali atau 4 kali
lah sehari mium kopi pokoknya ga teratur lah. pola
hidup mulai di kurangi-kurangi ga secara spontan yah
hehehe, kan kaya kopi itu yah cuman pingin-pingin kan
ga seenaknya perut terus juga makanan yang asin sama
jeroan juga kalo dulu mah jeroan sapi sama kambing
seneng jeroan ayam juga seneng hanya setelah kena
hipertensi yah 1998 ibu kurangi jeroan karena udah
kena ginjal juga infeksi saluran ginjal Pola makan mah
sekarang semua udah dikurangi kalo daging ayam
sama sapi mah masih cuman ini semua gigi udah
rontok, tapi kalo buah-buahan mah neng, ibu mah kan
dari kecil udah berkebun bapa jadi segala buah-buahan
teh dimakan, iyah sering bangsa sayur sama buah mah
sering karena ada dikebun, kadang pepaya nanam
sendiri, jambu nanam sendiri gitu jeruk, hanya kan dulu
mah saking keenakannya jadi semau perut sekarang
mah udah engga.sekarang mah yang penting ada
pemasukan aja.(Jawaban dari pertanyaan ke-2)” K5
73

Pernyataan responden Kategori

“Ya, (masih bingung) engga apa-apa perasaan ibu mah


kalo udah ada obat mah langsung dimakan gitu biar
sehat kembali......” K6

“alhamdullilah ga ga ada.” K6

“kemarin ada di mana? disana di aula (temennya yang


jawab) eehh apa sih? Oh herbal? (baru ngerti) engga-
engga ada.” K6

“Gimana yah? Iyah makannya ya meren seneng asin


(dibantu jawab oleh temannya), hahhaaha (ibu ketawa).
Suka.... hehehehe..... sembarang sih suka ...., saya euh
suka sayuran suka, daging suka, asin juga suka kaya
gitu, he’em dulu mah emang kurang tidur heem kerja
kebun heem. Berapa yah? dari jam.... 8 sampai jam 4
berapa yah? Jam 8, jam 9, 10, 11, 12, jam 1, 2, 3,4 (ibu
sambil ngitung menggunakan jarinya) cukup yah?
Alhamdulillah... 8 atau eh 10? Teu kahitung tuda ge...
hehehhehehe (temennya ketawa) tidurnya jadi ga
terbatas ya? Rasa eyuna mah ya ,,,, jam sapuluhan
mulaina (temennya yang jawab). Sekarang? He’em
he’em alhamdulillah sekarangkan udah ikutan prolanis
olahraga makan agak diatur makan asin kan dikurangi
yah, jengkol di kurang gitu, minyak-minyakkan ga boleh
kan ada kolesterol juga he’em. Makan telur ga boleh,
makan daging ga boleh, dulu mah he’eh santen ga
boleh gitu terus kacang-kacangan ga boleh, kacang
tanah gitu kan yah? Ga boleh yah kaya gitu (ibu
menyebutkan makanan pantangan yang tidak boleh
dimakan dalam komplikasi penyakit kolesterol)
hehehehheehe...... (sambil ketawa). Engga-engga......”
K6

“Yah... segitu teh perasaan teh enak...” K7

“Perasaan mah engga biasa-biasa ajah terus obat tiap


bulan ada, gitu ga ada hambatan apa-apa iyah bagus
kemarin, dirujuk ke Dustira, di Dustira bagus sekali itu
udah kembali lagi balik biasa udah bagus, perasaan ibu
gitu yah perasaan ibu mah bagus hehehe (sambil
74

Pernyataan responden Kategori

tersenyum)” K7

“Ibu mah ga pernah, minum jamu juga takut ibu mah


(muka khawatir) ga ibu mah gitu waktu dulu ibu
melahirkan juga engga ibu mah takut. Hehehe kalo
jamu-jamu takut ibu mah gitu, ga ibu mah ga pernah.”
K7

“Iyah yang dulu mah segala yah yang dulu mah apalagi
lagi muda gitu yah lagi masih perasaan sehat gitu hobi
makan asin, terus yang lemak cuman itu juga dibantu
sama timun apalagi banyak sayuran udah gitu aja.
Cuman sekarang mah yang asin udah engga makan
asin-asin itu bukan asin yah aih garam mah kan untuk
ke sayur gitu masih gitu, masih.. hehehe buah sayur
sekarang adalah tiap hari gitu. Yang itu mah yang asin
yang ikan asin udah engga cuman asin untuk garam
mah udah ga asin euh apalagi kalo bangsa masako
engga itu mah udah engga terus apah vetcin engga iu
mah sekarang mah dari dulu waktu bapa sakit juga kan
ga boleh jadi dari situ udah ga makan lagi gitu ajah
apah lagi yah? Dulu mah pernah tapi ga seitu
sekarang, sekarang mah engga, engga hobi kopi
hehehehe (sambil tersenyum), kadang-kadang
hahahaha kalo ada (makan kulit ayam) iyah sering,
kalo di rasakan keluarga kumplit gitu hampir tiap hari
terus harus ada jadi ibu juga kan ngikut kalo sekarang
mah udah engga. He’eh cuman tinggal ber2 ajah sama
anak. Anak juga udah dewasa. Ibu sering dari dulu
sampe sekarang (olahraga) dulu sering ikut kegiatan
sempet istirahat sekarang mulai lagi gitu... gitu ajaa...
yah jalan-jalan sering ibu mah seperti dari sini ke
Parongpong nah ibu mah kuat, kuat ibu mah kalo ke
mesjid suka jalan. Engga paling seminggu sekali atau
ga seminggu dua kali, gitu aja.” K7
75

7. Self Efficacy

Self Efficacy menurut Bandura adalah keyakinan individu terhadap

kemampuan akan mempengaruhi cara individu dalam bereaksi terhadap

situasi dan kondisi tertentu. Menurut Baron dan Byrne, Self Efficacy

merupakan penilaian individu terhadap kemampuan dan kompetensinya

untuk melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan dan menghasilkan

sesuatu. Menurut Schultz, berpendapat bahwa self efficacy adalah

perasaan kita terhadap kecukupan, efisiensi, dan kemampuan kita dalam

mengatasi kehidupan.

Setelah mewawancarai tujuh responden semuanya memiliki keyakinan

serta kemampuan untuk menghadapi menjalankan proses pengobatan seumur

hidup dan melakukan perubahan pola gaya hidup yang menghasilkan tekanan

darah terkontrol. Pada kebanyakan responden mempunyai sikap untuk lebih hati-

hati kembali dalam memilih makanan yang dimakan setiap harinya setelah

mengetahui responden menderita darah tinggi. Kategori ini merujuk kepada

karakteristik kemampuan dalam perubahan perilaku hidup yang dilakukan oleh

responden. Salah satu contoh perubahan yang dilakukan oleh responden adalah

selektif dalam mengkonsumsi makanan. Hal ini didukung oleh penelitian menurut

Sutarinik, dkk (2017) yang mengatakan bahwa responden mampu memilih

perilaku yang menghindari terjadinya hipertensi dalam hal pemilihan makanan

sehingga dapat menghindari terjadinya hipertensi. Selain itu teori menurut Astuti

(2014), mengungkapkan bahwa beberapa jenis makanan terkadang bisa memicu

dan menjadi penyebab tekanan darah tinggi. Maka dari itu dalam hal ini dituntut
76

untuk lebih selektif dalam mengkonsumsi makanan. Terlebih lagi bagi yang

memiliki riwayat penyakit tersebut. Pola hidup sehat seseorang tentunya akan

menentukan kesehatan tubuhnya. Berikut pernyataan responden:

Tabel 4.3 (Analisis Kategori 7)

Pernyataan responden Kategori

“Yah engga apa-apa dha bisa diobati gitu, ibu ga Self efficacy:
kepikiran apa-apa (ekspresi muka sedih). Kan sering
kontrol gitu di tensi tiap minggu gitu. Kalo makannya 1. Acceptance
masih.. masih... ga diatur mah naik terus, tapi sekarang (menerima dan
ibu udah makannya diatur, obat teratur, alhamdulilah tenaga kesehatan
kan udah berapa bulan ibu darahnya normal terus gitu sebagai
dan iyah menerima aja.” K1 modalitas)
2. Adaptasi
“Engga, engga apa-apa, cuman yah tiap ditensi darah 3. Ketaatan
turun berangsur-angsur gitu. Seneng aja, walaupun kata 4. Efficacy
orang lain katanya jangan terlalu banyak makan obat 5. Tidak ada
apa gitu kan katanya euh.... apa kimia gitu, ibu ga pengobatan
didengar terus aja dimakan iyah. Alhamdulilah sekarang alternative
ibu percaya gitu obat dari puskesmas.....” K1 6. Pengobatan
altervative
“Ga ada, biasa aja.” K1 alamiah
7. Mandiri
di luar gitu enggak, enggak, obat itu aja” K1 8. Perubahan pola
makan, aktivitas,
“Enggak, anak ibu juga ga pernah nganter kemana- dan manajemen
mana ibu mah sendiri ajah, iyah ga pernah bantuin jadi stress.
ibu mah mandiri” K1 9. Keluarga inti
berperan penting
“Gimana yah, biasa ajah begini yah aih itu apa euh memfasilitasi
makannya ga teratur gitu segala ajah dimakan, iyah bantuan dan
diatur misalnya makan-makan gorengan sekarang mah emosionil
enggak. kalo dulu mah sebelum makan, gorengan hehe, 10. Terbangunnya
sekarang mah enggak. iyah kurang olahraganya dulu self efficacy
mah kan ibu suka jualan, jadi eeeeuuuhhh mikirin tuh 11. Khawatir
cari uang aja (sambil senyum) jadi ga mikirin diri ibu 12. Takut
gituu, ceu ah sayang gitu kalo ga jualan ga dapat uang 13. Tidak tenang
kan? Gitu mikirnya jadi kurang olahraga dulu, sekarang 14. Stress
mah ah happy ajah ah sekarang mah ga mikirin ibu ga 15. Bingung
cari uang ga apa biarin aja hahahahaa iyah di luar
Prolanis ibu suka olahraga jalan-jalan, jalan kaki sampe
sepertinya dari rumah kesana ke danau pulang kesini, ke
77

Pernyataan responden Kategori

rumah, keliling mana ke Parongpong balik lagi tiap pagi


tiap hari ibu suka jalan-jalan.” K1

“Engga. Yah biasa aja. Kalo udah dimakan mah biasa


(anaknya yang jawab)” K2

“Ga ada, ga ada” K2

“Ga ada” K2

“..... “Mau ke Puskesmas bu?” (anaknya yang


menanyakan ketika sakit), ceunah he’eh dianter kamari
dianter, sakit kepala tapi bukan darah tinggi.” K2

“Tapi biasa, biasa aja. Heeh makan biasa gitu yah tidur
nyenyak. Sekarang juga tidur nyenyak ga apa-apa, ga
ada keluhan apa-apa. Heeh, dulu mah kurang tidur
sekarang mah nyenyak bangun subuh gitu, gatau hehhe
(sambil bingung) heeh barang kali, loba pikiran banyak
pikiran suaminya dua (salah ngomong) jadi, isterinya
dua, iyah.... sekarang juga ga kesini-sini jadi pikiran
(ekspresi sedih) disana dekat di Parongpong jeung nu
anom, jeung nu ngora hehehehehe. Ibu mah ayeuna
sekarang sehat, enak ga apa-apa, ga dipikiran gitu,
sekarang.. ga sekarang mah. Enak sekarang mah....
apah? Sekarang mah makanan dengan sayur sering,
buah-buahan banyak. Suka, suka ngepel iyah suka
sebelum darah tinggi juga suka cuci piring disuruh diem
teh ga mau maunya cuci piring aja biar gerah (anaknya
yang jawab). Iyah sabanhari, setiap hari jalan-jalan dari
sini ke depan hampir tiap hari dari rumah ke
parongpong hampir tiap hari lah jalan di lapangan
cavalary, Makanan asin (dibantu jawab oleh anaknya),
hahahahaha (sambil senyum) iyah ikan sepah kan enak?
Heeuh sama sambel jeung jengkol hehhe iyah karena
sering makan asin, sekarang mah kan berhenti dha iyah-
iyah, sekarang mah udah engga dulu mah iyah minum
kopi udah lama (Jawaban di pertanyaan ke-2).” K2

“Engga apa-apa kan kata ibu Yohana teh gini ceunah


udah bu sekarang mah udah olahraga darah tinggi weh,
ya iya ikutan saya teh kitu (ekspresi muka menerima)
yaudah weh dari harita teh diperiksa ibu teh teras weh
sampe ka ayeuna kitu...” K3
78

Pernyataan responden Kategori

“Hambatan kumaha? Iyah tah ibu teh beli obatnya dari


sini contohnya beli ke apotek Lembang kasih beli
sakebetnya terus teh ibu kan disini teh berangkatin
kerumah sakit rujuk tah bilang saya teh ke dokter, dok
saya teh udah ga dikasih obat 1 bulan (muka kesel),
sama siapa? sama BPJS tuh dari Puskesmas ga dikasih,
iyah ceuk dokter teh nanti dikasih, dikasih 1 bulan, udah
dikasih di rumah sakit disini juga dikasih. Iyah jadi itu
banyak, Iyah belon ada jadi ti BPJSna ga dikasih tuh yah
ibu teh langsung ke BPJS ini teh harus di DPRB harus
diaktifkan ceuk ibu teh nya rujukan teh nya udah beres
sekarang mah kata Pa Ahmad udah beres. Jadi kitu ibu
mah (masih muka kesel), hahahahaha atos biasa makan
itu kan mun pere kumaha coba? Pan aya ieu nana.....
Engga cuman bangsa kamari Pa Ahmad teh telat ngasih
obat ka ibu teh darah tinggi harita teh ti BPJS tea lah.....
(Jawaban pertanyaan ke-3)” K3

“Iyah, apaan ku ibu teh sok di jagragkeun obatna kitu


iyah minum weh nteu kapikiran, kata ibu dokter teh harus
ini dimakan rutin kitu saumur hidup, iyah kitu....” K3

“Tidak ada.” K3

“Yah pedulilah, ibu ngasih tau nih saya lagi sakit, urutin
apa balurin ke anak ibu yang perempuan itu.” K3

“Neng, hehehe iyah dulu mah suka neng minum kopi yah
terus sama makan yang asin tah sekarang mah udah
dikasih tau sama si ibu dokter disini katanya jangan
minum kopi sama makan yang asin, dok saya bilang teh
saya mah kopi sekarang udah di tunda kalo asin gabisa
di tunda sama cengek teh nya hahahaha tah tapi
sekarang udah sakit satu bulan udah ditunda sama sekali
cengek sama asin ga makan. Sekarang teh makannya
sayuran sausin, wortel, kentang, iyah nu kitu neng, nu
ongseng-ongseng minyaknya sedikit terus kurang garam
yah dimakan ajah terus. Tapi ibu darah naik terus ” K3

“Engga sekarang mah, abis yang membuat tenang tuh


sekarang mah ada obat yah, yaudah minum. Hehehehe
(sambil ketawa) Engga-engga apa-apa kalo sekarang
kan gak terasa apa-apa yah berarti alhamdulillah gitu
79

Pernyataan responden Kategori

(sambil senyum).” K4

“Engga-engga ada, ibu mah selalu ada yah kalo


misalkan disini belum itu yah belum ada kan masih ada
stok jadi yah gitu nunggu aja, engga-engga ada
hambatan, selalu ada obat di rumah banyak.” K4

“.... Biasa sekarang mah agak tenang dulu mah ga


tenang karena dulu mah belum punya obat paling ke
klinik Unai langsung kalo berobat.”K4

“Engga ah, hmmm ga ada.” K4

“... bapa yang sering itu mah ya sering ngebantu itu, abis
bapa juga kan euh.... gula nah jadi suka ikut juga
prolanis si bapa.” K4

“Yah kalo sekarang mah yah teraturlah abis udah tau


punya penyakit yah diatur ajah makannya dikurangin
misalnya asin-asin dikurangi pedes-pedes juga engga
apalagi pedes mah ga seneng gitu, kopi juga dikurangin
cuman satu kali ajah kalo ada yang ngasih juga ada kalo
yang namu mah nolak. Dulu? Ga ibu mah ga teratur dulu
kan ibu mah jualan goreng-gorengaan jam 1, jam 2 udah
bangun udah ngegoreng nah ibu terasanya dari situ
(muka serius). Iyah kalo sekarang kan itu kan berenti
jualan itu jadi sekarang mah biasa teratur. Kalo dulu
jam 1 jam 2 udah di dapur udah ngegoreng gitu.
Sekarang masih, masih jualan juga cuman sekarang mah
di rumah aja ngebantu anak-anak kalo ibu udah engga
sekarang. Dulu mah sering makan gorengan atau jeroan
sekarang mah yah kalo misalnya mau yah sedikitlah kalo
misalkan masak asal nyobain.” K4

“Yah sakit hati dong, (ekspresi muka sedih sambil


bercanda) ibu penyakitan umur saya makin ga lama yah,
yang ngeluh gitu pertamanya mah tapi yah banyak yang
support yah dari mana-mana katanya penyakit tuh
jangan dikeluhin, jangan disesalin yah nikmatilah gitu
kita mah berserah diri ajah kan penyakit yang
menyembuhkan mah yang diatas kita mah berusaha ajah
lah, ikhtiar dan tawakal dan ikhlas, yah alhamdulilah.”
K5
80

Pernyataan responden Kategori

“Yah pertamanya mah males, ngeliat obat teh


(ngelawak) jenuh yah kata dokter; “ibu kalo mau sembuh
yah harus minum obat yah tawakal lah yah”
memaksakan diri lah, jadinya mengenjoy, enjoy diri ajah
lah.....” K5

“Ga ada yah, ga ada hambatan udah didukung dari


semua pihak.” K5

“Ada, ada untuk darah tinggi ada.. buah cengkudu terus


ada yang ngasih tau, buah-buahan apa gitu sering lah
heeh sering buah cengkudu aja, daun sirsak itu yang
dikebun-kebun itu ini buat darah tinggi tapi namanya yah
gataulah (lupa) ... kaya bunga-bunga gini yah ini mah
buat darah tinggi sering ibu mah kata orang ini bagus
untuk kesehatan saya makan. Kaya sintrum, bayam
gitulah pokonya yang kaya di kebun-kebun gitu, antanan
yah? Sering ibu mah, daun pepaya, hanya kalo daun
singkong katanya kata orang mah jangan terlalu banyak
gitu kalo daun singkong mah larinya ke hipertensi malah
tinggi, kalo daun pepaya mah bagus, iyah daun pepaya.
Malah saya mah sekarang, sekarang nih bunganya
pepaya gandul bagus buat kesehatan saya konsumsi
minum air godogan ibu mah kalo pagi segelas kalo
malam segelas. Daunnya akarnya campur-campur ibu
mah.” K5

“Baik, ngedukung selalu ngasih support support


kesehatan, support kehidupan pokoknya semunya baik
aja. Sama keluarga juga. Pokoknya ibu mah semangat
hidupnya tinggi lah jadi ga ada yang mematahkan gitu,
kalo lagi gini-gini engga. yah bapa, yah anak-anak yah
ade, ade-ade juga perempuan semua jadi semua ngurus
gitu. Kalo sakit di rumah sakit yang gentian gitu adek
saya yang ini yang ini gitu yah alhamdulillah yah ibu
mah semangat hidup lah sekarang juga ikut prolanis ikut
apa olah raga ke unai kemana ga ada yang larang sok
aja yang penting happy ajah ga ada yang larang asal
positif aja asal berangkat kemana ga ada yang larang
terkecuali ibunya melenceng meren.” K5
Yah itulah dulunya kurang istirahat pola makannya tidak
teratur, apa ajah dimakan gitu, semua makanan yang
diperbolehkan dimakan itu dimakan sayuran terus juga
kopi yang dari kebun buatan sendiri, dulu mah ga
81

Pernyataan responden Kategori

teraturlah waktu masih muda mah, santai-santai pengen


minum kopi yah minum sampe 3 kali atau 4 kali lah
sehari mium kopi pokoknya ga teratur lah. pola hidup
mulai di kurangi-kurangi ga secara spontan yah hehehe,
kan kaya kopi itu yah cuman pingin-pingin kan ga
seenaknya perut terus juga makanan yang asin sama
jeroan juga kalo dulu mah jeroan sapi sama kambing
seneng jeroan ayam juga seneng hanya setelah kena
hipertensi yah 1998 ibu kurangi jeroan karena udah kena
ginjal juga infeksi saluran ginjal Pola makan mah
sekarang semua udah dikurangi kalo daging ayam sama
sapi mah masih cuman ini semua gigi udah rontok, tapi
kalo buah-buahan mah neng, ibu mah kan dari kecil
udah berkebun bapa jadi segala buah-buahan teh
dimakan, iyah sering bangsa sayur sama buah mah
sering karena ada dikebun, kadang pepaya nanam
sendiri, jambu nanam sendiri gitu jeruk, hanya kan dulu
mah saking keenakannya jadi semau perut sekarang mah
udah engga.sekarang mah yang penting ada pemasukan
aja.(Jawaban dari pertanyaan ke-2)” K5

“Ya, (masih bingung) engga apa-apa perasaan ibu mah


kalo udah ada obat mah langsung dimakan gitu biar
sehat kembali......” K6

“alhamdullilah ga ga ada.” K6

“kemarin ada di mana? disana di aula (temennya yang


jawab) eehh apa sih? Oh herbal? (baru ngerti) engga-
engga ada.” K6

“Yah disuruh diperiksa gitu, melalui ini. Iyah.... harus


diperiksa yaa... “ini sakit apa mah?” Langsung disuruh
diperiksa, kadang-kadang kan saya suka bilang sakit.
Diperiksa dulu ke puskesmas gitu. He’em, yah cuman
nyuruh diperiksa ajah gitu.. (Peran sebagai suami dan
anak ketika ibu sedang sakit hanya menganjurkan untuk
langsung cepet diperiksa)” K6

“Gimana yah? Iyah makannya ya meren seneng asin


(dibantu jawab oleh temannya), hahhaaha (ibu ketawa).
Suka.... hehehehe..... sembarang sih suka ...., saya euh
suka sayuran suka, daging suka, asin juga suka kaya
82

Pernyataan responden Kategori

gitu, he’em dulu mah emang kurang tidur heem kerja


kebun heem. Berapa yah? dari jam.... 8 sampai jam 4
berapa yah? Jam 8, jam 9, 10, 11, 12, jam 1, 2, 3,4 (ibu
sambil ngitung menggunakan jarinya) cukup yah?
Alhamdulillah... 8 atau eh 10? Teu kahitung tuda ge...
hehehhehehe (temennya ketawa) tidurnya jadi ga
terbatas ya? Rasa eyuna mah ya ,,,, jam sapuluhan
mulaina (temennya yang jawab). Sekarang? He’em
he’em alhamdulillah sekarangkan udah ikutan prolanis
olahraga makan agak diatur makan asin kan dikurangi
yah, jengkol di kurang gitu, minyak-minyakkan ga boleh
kan ada kolesterol juga he’em. Makan telur ga boleh,
makan daging ga boleh, dulu mah he’eh santen ga boleh
gitu terus kacang-kacangan ga boleh, kacang tanah gitu
kan yah? Ga boleh yah kaya gitu (ibu menyebutkan
makanan pantangan yang tidak boleh dimakan dalam
komplikasi penyakit kolesterol) hehehehheehe...... (sambil
ketawa). Engga-engga......” K6

“Yah... segitu teh perasaan teh enak...” K7

“Perasaan mah engga biasa-biasa ajah terus obat tiap


bulan ada, gitu ga ada hambatan apa-apa iyah bagus
kemarin, dirujuk ke Dustira, di Dustira bagus sekali itu
udah kembali lagi balik biasa udah bagus, perasaan ibu
gitu yah perasaan ibu mah bagus hehehe (sambil
tersenyum)” K7

“Ibu mah ga pernah, minum jamu juga takut ibu mah


(muka khawatir) ga ibu mah gitu waktu dulu ibu
melahirkan juga engga ibu mah takut. Hehehe kalo jamu-
jamu takut ibu mah gitu, ga ibu mah ga pernah.” K7

“hmmm yah bagus jadi membantu ajah, “ibu harus


berobat gitu” (anaknya bilang seperti itu ke ibunya
ketika ibu sedang sakit). Yah ibu istirahat gitu, ya anak
yang itu... ibu mah ga bgitu... itu pekerjaannya nyantai di
rumah, anak kerja gitu. Istrirahat di rumah aja terus
berobat kesini ke puskesmas ga pernah gimana yah ga
pernah berobat keluar seperti rumah sakit gitu engga ibu
mah heheh cuman kesini perasaan mah gitu sehat hehehe
ga ada yang lain-lain.” K7
83

Pernyataan responden Kategori

“Iyah yang dulu mah segala yah yang dulu mah apalagi
lagi muda gitu yah lagi masih perasaan sehat gitu hobi
makan asin, terus yang lemak cuman itu juga dibantu
sama timun apalagi banyak sayuran udah gitu aja.
Cuman sekarang mah yang asin udah engga makan asin-
asin itu bukan asin yah aih garam mah kan untuk ke
sayur gitu masih gitu, masih.. hehehe buah sayur
sekarang adalah tiap hari gitu. Yang itu mah yang asin
yang ikan asin udah engga cuman asin untuk garam mah
udah ga asin euh apalagi kalo bangsa masako engga itu
mah udah engga terus apah vetcin engga iu mah
sekarang mah dari dulu waktu bapa sakit juga kan ga
boleh jadi dari situ udah ga makan lagi gitu ajah apah
lagi yah? Dulu mah pernah tapi ga seitu sekarang,
sekarang mah engga, engga hobi kopi hehehehe (sambil
tersenyum), kadang-kadang hahahaha kalo ada (makan
kulit ayam) iyah sering, kalo di rasakan keluarga kumplit
gitu hampir tiap hari terus harus ada jadi ibu juga kan
ngikut kalo sekarang mah udah engga. He’eh cuman
tinggal ber2 ajah sama anak. Anak juga udah dewasa.
Ibu sering dari dulu sampe sekarang (olahraga) dulu
sering ikut kegiatan sempet istirahat sekarang mulai lagi
gitu... gitu ajaa... yah jalan-jalan sering ibu mah seperti
dari sini ke Parongpong nah ibu mah kuat, kuat ibu mah
kalo ke mesjid suka jalan. Engga paling seminggu sekali
atau ga seminggu dua kali, gitu aja.” K7

8. Persuasi Verbal

Menurut Bandura (1997) Self Efficacy dapat juga diraih atau dilemahkan

lewat persuasi sosial. Orang akan lebih diarakan, melalui sugesti dan

bujukan, untuk percaya bahwa mereka dapat mengatasi masalah-masalah

dimasa datang. Harapan efficacy yang tumbuh melalui cara ini lemah dan

tidak bertahan lama. Efikasi diri juga dapat diperkuat, diperoleh atau

dilemahkan melalui persuasi verbal. Dampak dari sumber ini terbatas,

tetapi pada kondisi yang tepat persuasi diri orang lain dapat memengaruhi
84

efikasi diri. Kondisi ini adalah rasa percaya kepada pemberi persuasi, dan

sifat realistik dari apa yang dipersuasikan.

Sama halnya pernyataan responden yang telah di wawancarai. Pernyataan

responden yang berkategori persuasi ini, mendapatkan informasi melalui teman

dan tenaga kesehatan lainnya yang sangat meberikan rasa percaya dirinya

sehingga dapat mempengaruhi efikasi diri untuk mengarah ke yang lebih baik atau

kearah yang lebih buruk. Dukungan informasi ini membuat para responden

semakin semangat dalam merawat diri. Kategori ini merujuk kepada karakteristik

dukungan informasi. Hal ini dikuatkan oleh teori menurut Tumenggung (2013),

bahwa dukungan informatif yang berfungsi sebagai kolektor dan diseminator

informasi munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat

menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu, aspek-aspek dalam

dukungan ini adalah nasehat, saran, petunjuk dan pemberian informasi. Hasil

penelitian (Sumantra dkk, 2017) mengatakan dukungan informatif yang kurang

dengan kepatuhan minum obat pada lansia hipertensi sebanyak 11 responden

(27,5%) dan dukungan informatif yang baik dengan kepatuhan minum obat pada

lansia hiertensi sebanyak 29 responden (72,5%), berdasarkan uji statistik, ada

hubungan informatif dengan kepatuhan minum obat pada lansia hipertensi di

Puskesmas Ranomuut kota Manado. Dari hasil analisis diperoleh nilai OR =

11.250 kali artinya lansia hipertensi yang mendapat dukungan informatif baik

mempunyai peluang 11.250 kali untuk patuh dalam minum obat. Berikut

pernyataan partisipan:
85

Tabel 4.3 (Analisis Kategori 8)

Pernyataan responden Kategori

“Tanya ajah sama petugas udah pada tahu ibu mah Persuasi Verbal:
berobatnya dari dulu ke puskesmas, ga pernah ke
mana-mana. Iyah-iyah, ga ada.” K1 1. Acceptance (Tenaga
Kesehatan sebagai
“Dari sini dari puskesmas, ga kemana-mana lagi” K2 modalitas)
2. Adaptasi
“Engga apa-apa kan kata ibu Yohana teh gini ceunah 3. Petugas Puskesmas
udah bu sekarang mah udah olahraga darah tinggi sebagai sumber
weh, ya iya ikutan saya teh kitu (ekspresi muka informasi
menerima) yaudah weh dari harita teh diperiksa ibu teh 4. Petugas Klinik
teras weh sampe ka ayeuna kitu...” K3 sebagai sumber
informasi terdekat
“Iyah, apaan ku ibu teh sok di jagragkeun obatna kitu 5. Tetangga dekat
iyah minum weh nteu kapikiran, kata ibu dokter teh sebagai sumber
harus ini dimakan rutin kitu saumur hidup, iyah kitu....” informasi
K3 6. Dokter puskesmas
7. Teman-teman yang
“Ti puskesmas” K3 mengalami
hipertensi
“Yah dari itu ibu yang di yang di klinik Unai, maminya
Ketleen kan yang di depan rumah kan suka di tensi
darah ikut tensi darah kesitu oh bahkan dulu mah suka
dikasih dulu ini mah obat yah ini mah yang deket aja
dari tetangga itu kebetulan tetangganya dari unai” K4

“Yah sakit hati dong, (ekspresi muka sedih sambil


bercanda) ibu penyakitan umur saya makin ga lama
yah, yang ngeluh gitu pertamanya mah tapi yah banyak
yang support yah dari mana-mana katanya penyakit tuh
jangan dikeluhin, jangan disesalin yah nikmatilah gitu
kita mah berserah diri ajah kan penyakit yang
menyembuhkan mah yang diatas kita mah berusaha
ajah lah, ikhtiar dan tawakal dan ikhlas, yah
alhamdulilah.” K5

“Yah banyak, dari dokter, ya dari temen-temen lah


yang sama hipertensi....” K5

“Yah pertamanya mah males, ngeliat obat teh


(ngelawak) jenuh yah kata dokter; “ibu kalo mau
sembuh yah harus minum obat yah tawakal lah yah”
memaksakan diri lah, jadinya mengenjoy, enjoy diri
86

Pernyataan responden Kategori

ajah lah.....” K5

“Dari sini cuman dari langsung prolanis ikutan


prolanis dari dokter Yohana itu, terus langsung ikut
prolanis.” K6

“Ya... dari sini ajah dari Puskesmas ga kemana-mana


ibu mah dha perasaan tadinya sehat gitu cuman kesini
ajah.” K7

9. Regulator

Subsistem regulator mempunyai komponen-komponen: input-proses dan

output. Input stimulus berupa internal atau eksternal. Transmiter regulator

sistem adalah kimia, neural atau endokrin. Refleks otonom adalah respon

neural dan brain sistem dan spinal cord yang diteruskan sebagai perilaku

output dari regulator sistem. Banyak proses fisiologis yang dapat dinilai

sebagai perilaku regulator subsistem.

Setelah melakukan wawancara pada tujuh responden, ada salah satu

responden yang mengalami komplikasi dan sedang menunggu hasil dari rontgen

yang sudah dilakukan. Responden dalam penelitian ini sebagian besar sudah lama

menderita hipertensi ≥ 2 tahun sehingga dapat disimpulan responden dalam

penelitian ini menderita hipertensi lebih dari satu tahun. Responden telah mengerti

akan pentingnya mengkonsumi obat secara rutin dan mengontrol tekanan darah

setiap 7 hari sekali. Responden juga telah mengetahui risiko yang terjadi apabila

tidak patuh dalam mengonsumsi obat dan komplikasi yang dapat terjadi. Dalam

kategori ini merujuk kepada karakteristik lama menderita hipertensi. Berdasarkan


87

hasil penelitian menurut (Violita dkk, 2015) bahwa lama menderita hipertensi

responden, sebagian besar telah menderita hipertensi selama 1-3 tahun yaitu

sebanyak 63 orang (47,0%) memungkinkan mengetahui resiko yang akan terjadi

yaitu komplikasi dan risiko yang lain saat tidak mengkonsumsi obat secara rutin.

Berikut pernyataan responden:

“hmmm yah takut ajah, takut kena apa-apa mungkin katanya ada
nerembet ke apa ke apa gitu yah takut iyah komplikasi sekarang juga udah ada ke
jantung katanya gitu kemarin juga udah di rontgen tapi belum ada hasil gitu...
jadi takut tuh gitu...” K7

10. Interdependence yaitu kemampuan seseorang mengenal pola-pola tentang

kasih sayang, cinta yang dilakukan melalui hubungan secara interpersonal

pada tingkat individu maupun kelompok. Fokusnya adalah interaksi untuk

saling memberi dan menerima cinta/kasih perhatian dan saling

menghargai. Interdepensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan

kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya. Ketergantungan

diperlihatkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan orang lain.

Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk melakukan

tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan

antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.

Semua responden mencari bantuan ketika ada masalah dalam kesehatan

fisiknya. Dalam hal ini responden menyingkapkan cara untuk meminta bantuan

kepada petugas kesehatan atau keluarga dan kerabat dekat yang hampir mayoritas

memiliki jarak rumah yang dekat dengan pelayanan kesehatan ≤ 2 km sehingga

dapat mengakses informasi dan membuat responden lebih mudah untuk berobat
88

sehingga lebih rutin minum obat sesuai dengan anjuran dokter. Kategori ini

merujuk kepada karakteristik jarak rumah yang dekat dengan pelayanan

kesehatan. Didukung berdasarkan hasil penelitian menurut Ningrum (2015),

bahwa jarak rumah yang dekat dengan pelayanan kesehatan membuat responden

lebih mudah untuk berobat sehingga lebih rutin minum obat sesuai dengan

anjuran dokter. Berikut pernyataan responden:

Tabel 4.3 (Analisis Kategori 10)

Pernyataan responden Kategori

“Tanya ajah sama petugas udah pada tahu ibu mah Interdependence:
berobatnya dari dulu ke puskesmas, ga pernah ke mana-
mana. Iyah-iyah, ga ada.” K1 1. Petugas
puskesmas sebagai
“Baik-baik ah ga ada apa-apa.” K1 sumber informasi
2. Peran tenanga
kesehatan baik
“Dari sini dari puskesmas, ga kemana-mana lagi” K2 3. Pelayanannya
bagus
“Yah bagus yah pelayanannya.” K2 4. Mendukung
perawatan diri.
“Ti puskesmas” K3

“Baik-baik semuanya juga, yah semuanya bagus


pelayanan dari dokter, belum nemu yang jahat-jahat.
alhamdulillah” K3

“Yah dari itu ibu yang di yang di klinik Unai, maminya


Ketleen kan yang di depan rumah kan suka di tensi darah
ikut tensi darah kesitu oh bahkan dulu mah suka dikasih
dulu ini mah obat yah ini mah yang deket aja dari
tetangga itu kebetulan tetangganya dari unai” K4

“Bagus yah, bagus pelayanannya disini, di Dustira juga


di Unai juga bagus.” K4

“Yah banyak, dari dokter, ya dari temen-temen lah yang


sama hipertensi....” K5

“Bagus kok bagus, dari puskesmas, dari.... RT/RW yah


89

Pernyataan responden Kategori

suka ada posyandu yang lansia pengobatan darah tinggi


bagus kok, yah tapi semua ga berani kasih obat tetep
obat mah di rujuk ke rumah sakit.” K5

“Dari sini cuman dari langsung prolanis ikutan prolanis


dari dokter Yohana itu, terus langsung ikut prolanis.” K6

“Bagus alhamdulilah justru bersyukur adanya prolanis


ini ibu juga langsung.... langsung.... darahnya
alhamdulilah normal lagi jadi ke kontrol,heeh (sambil
senyum) alhamdulillah jadi ketahuan turun naiknya itu
ketahuan alhamdulillah” K6

“Ya... dari sini ajah dari Puskesmas ga kemana-mana


ibu mah dha perasaan tadinya sehat gitu cuman kesini
ajah.” K7

“Bagus, iyah bagus.. iyah ke ibu mah biasa eh ramah


gitu yah bagus si neng juga kan hahahhaa (sambil
senyum) alhamdulillah.” K7

Anda mungkin juga menyukai