Anda di halaman 1dari 5

TELAAH KASUS

TUMOR KOLON

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian


Stase Ilmu Bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Magelang

Diajukan Kepada :
dr. Isti Sad Aryanti Sp. B

Disusun Oleh :
Tika Kurnia Illahi
20174011062

SMF BAGIAN ILMU PENYAKIT SYARAF


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TIDAR MAGELANG
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017

1
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Kolon

Usus besar merupakan tabung muscular berongga dengan panjang sekitar 5 kaki
(sekitar 1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalis ani. Diameter usus besar sudah
pasti lebih besar daripada usus kecil. Rata-rata sekitar 2,5 inci (sekitar 6,5 cm), tetapi makin
dekat anus diameternya semakin kecil. Lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar adalah
selaput lendir, lapisan otot yang memanjang, dan jaringan ikat. Ukurannya lebih besar
daripada usus halus, mukosanya lebih halus daripada usus halus dan tidak memiliki vili.
Serabut otot longitudinal dalam muskulus ekterna membentuk tiga pita, taenia coli
yang menarik kolon menjadi kantong-kantong besar yang disebut dengan haustra. Dibagian
bawah terdapat katup ileosekal yaitu katup antara usus halus dan usus besar. Katup ini
tertutup dan akan terbuka untuk merespon gelombang peristaltik sehingga memungkinkan
kimus mengalir 15 ml masuk dan total aliran sebanyak 500 ml/hari.
Bagian-bagian usus besar terdiri dari:
 Sekum : Kantong tertutup yang menggantung di bawah area katup ileosekal
apendiks. Pada sekum terdapat katup ileosekal dan apendiks yang melekat
pada ujung sekum. Apendiks vermiform: Suatu tabung buntu yang sempit yang
berisi jaringan limfoit, menonjol dari ujung sekum.
 Kolon : bagian usus besar dari sekum sampai rektum. Kolon memiliki tiga
divisi.

2
i. Kolon ascenden : Colon ascendens panjangnya kurang lebih 15 cm, dan
terbentang dari caecum sampai ke permukaan visceral dari lobus kanan
hepar untuk membelok ke kiri pada flexura coli dextra untuk beralih
menjadi colon transversum. Pendarahan colon ascendens dan flexura
coli dextra terjadi melalui arteri ileocolica dan arteri colica dextra,
cabang arteri mesenterica superior. Vena ileocolica dan vena colica
dextra, anak cabang mesenterika superior, mengalirkan balik darah dari
colon ascendens
ii. Kolon transversum: merentang menyilang abdomen di bawah hati dan
lambung sampai ke tepi lateral ginjal kiri, tempatnya memutar ke
bawah fleksura splenik.
iii. Kolon desenden : merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen dan
menjadi kolon sigmoid berbentuk S yang bermuara di rektum.
 Rektum adalah bagian saluran pencernaan selanjutnya dengan panjang 12-13
cm. Rektum berakhir pada saluran anal dan membuka ke eksterior di anus
Sekum, colon ascenden, dan bagian kanan dari kolon transversum diperdarahi oleh
cabang arteri mesenterika superior, yaitu arteri ilioiliaka, arteri kolika dextra dan arteri kolika
media. Kolon transversum bagian kiri, kolon descenden, kolon sigmoid dan sebagian besar
rektum diperdarahi oleh arteri mesenterika inferior melalui arteri kolika sinistra, arteri
sigmoid, dan arteri hemoroidalis superior.
B. Fisiologi Kolon
Fungsi utama kolon adalah absorbsi air dan elektrolit dari kimus untuk membentuk
feses yang padat dan penimbunan bahan feses sampai dapat dikeluarkan. Kolon mengubah
1000-2000mL kimus isotonik yang masuk setiap hari dari ileum menjadi tinja semipadat
dengan volume sekitar 200-250mL. Gas kolon berasal dari udara yang ditelan, difusi dari
darah, dan produksi intralumen. Sebagian besar absorpsi dalam usus besar terjadi pada
pertengahan proksimal kolon, sehingga bagian ini dinamakan kolon pengabsorpsi, sedangkan
kolon bagian distal pada prinsipnya berfungsi sebagai tempat penyimpanan feses sampai
waktu yang tepat untuk ekskresi feses dan oleh karena itu disebut kolon penyimpanan.
Banyak bakteri, khususnya basil kolon, bahkan terdapat secara normal pada kolon
pengabsorpsi. Bakteri-bakteri ini mampu mencernakan sejumlah kecil selulosa, dengan cara
ini menyediakan beberapa kalori nutrisi tambahan untuk tubuh

3
C. Histologi Kolon

Dinding usus besar terdiri dari empat lapisan yaitu mukosa, sub mukosa, muskularis
eksterna dan serosa. Mukosa terdiri atas epitel selapis silindris, kelenjar intestinal, lamina
propia dan muskularis mukosa. Usus besar tidak mempunyai plika dan vili, jadi mukosa
tampak lebih rata daripada yang ada pada usus kecil. Submukosa di bawahnya mengandung
sel dan serat jaringan ikat, berbagai pembuluh darah dan saraf. Tampak kedua lapisan otot di
muskulus eksterna. Baik kolon tranversum maupun kolon sigmoid melekat ke dinding tubuh
oleh mesenterium, oleh karena itu, serosa menjadi lapisan terluar pada kedua bagian kolon ini.
Di dalam mesenterium terdapat jaringan ikat longgar, sel-sel lemak, pembuluh darah dan saraf

DAFTAR PUSTAKA

Faqih, daeng, et al. (2013). Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas pelayanan
Kesehatan Primer.

Goldstein IN. A Primer on Stroke Prevention and Treatment. An Overview Based on


ANA/ASA Guidelines. 1st Ed. Oxford: Wiley-Blackwell, 2009: 35-84

Caplan LR. Caplan's Stroke: A Clinical Approach. 4th Ed. Philadelphia: Saunders,
2009: 641451 446-486

Hassmann KA. Stroke, Ischemic. [Online]. Available from:


http://emedicine.medscape.com/article/793904-overview

4
Feigin, Valery. Stroke Panduan Bergambar Tentang Pencegahan dan Pemulihan
Stroke. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer. 2006.

Anonim. Mekanisme gangguan vaskular susunan saraf. Dalam: eds. Mardjono M,


Sidharta P. Neurologi klinis dasar. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat; 2004. h. 274-8.

D. Adams. Victor’s. Cerebrovasculer diseases in Principles of Neurology 8 th Edition.


McGraw-Hill Proffesional. 2005. Hal: 660-67

Bronstein SC, Popovich JM, Stewart-Amidei C. Promoting Stroke Recovery. A


Research-Based Approach for Nurses. St.Louis, Mosby-Year Book, Inc., 1991:13-24.

Wibowo, Samekto. Gofir, Abdul. Farmakoterapi stroke prevensi primer dan prevensi
sekunder dalam Farmakoterapi dalam Neurologi. Penerbit Salemba Medika. Hal: 53-
73.

Tanto C., Liwang, F., Hanifan S., Pradipta E., (2014). Kapita Selekta Kedokteran.
Media Asceulapius: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai