net/publication/325809573
CITATIONS READS
0 440
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Siti Zubaidah on 17 June 2018.
ABSTRAK
Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu kecakapan berpikir yang sangat diperlukan dalam
membantu siswa menyelesaikan permasalahan kehidupan sehari-hari. Berpikir kritis adalah berpikir
reflektif yang berfokus pada apa yang dipercayai atau yang dilakukan. Beberapa kriteria pemikir kritis
adalah dapat menganalisis argumentasi, pernyataan ataupun bukti, menyusun suatu kesimpulan
berdasarkan alasan deduktif, menilai dan mengevaluasi, membuat keputusan atau memecahkan masalah.
Siswa yang memiliki keterampilan berpikir kritis diharapkan memiliki prestasi yang bagus. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis siswa SMA Negeri Kota Batu pada
mata pelajaran Biologi. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei dengan pendekatan deskriptif
kualitatif. Populasi yang diambil ialah seluruh siswa kelas X MIA di SMA Negeri Kota Batu Jawa Timur.
Sampel yang digunakan ialah siswa kelas X MIA 1, 3, 4, 5 SMAN 1 Batu dan kelas X MIA 1, 2, 3, 4
SMAN 2 Batu. Pengambilan sampel dilakukan melalui uji kesetaraan kelas. Data dikumpulkan melalui
pemberian tes berpikir kritis. Hasil tes dianalisis deskriptif menggunakan rubrik penilaian berpikir kritis
yang dikembangkan oleh Zubaidah, dkk., (2015). Hasil tes menunjukkan bahwa sebanyak 60% siswa
memiliki keterampilan berpikir kritis yang masih kurang berkembang dan 40% mulai berkembang.
Berdasarkan hasil survei tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa
SMA Negeri Kota Batu pada mata pelajaran Biologi masih belum berkembang dengan baik dan perlu
ditingkatkan.
1677
Prosiding Seminar Nasional Biologi / IPA dan Pembelajarannya
2001). Beberapa ahli juga menambahkan bahwa diases dengan jelas. Beberapa ahli telah
memahami dan menerapkan ke dalam aspek mengembangkan instrumen penilaian atau asesmen
berpikir kritis (Ennis, 2001). Fascione (2013) berpikir kritis dalam bentuk tes pilihan ganda, tes
mendefinisikan berpikir kritis sebagai penilaian essay, ataupun tes untuk kerja (Zubaidah, dkk.,
yang bertujuan dan reflektif yang menghasilkan 2015). Penilaian dapat meliputi satu aspek atau
interpretasi atau penafsiran, analisis, evaluasi dan kriteria berpikir kritis maupun lebih dari satu aspek
kesimpulan serta penjelasan tentang bukti, konsep, berpikir kritis. Pada penelitian ini digunakan 5
metodologi, kriteriologi dan pertimbangan indikator berpikir kritis dalam penilaian, yaitu 1)
kontekstual. Menururt Fascione (2013) inti dari focus, 2) reasoning and supporting reason, 3)
berpikir kritis adalah terdapatnya interpretasi, conventions, 4) organization, dan 5) integration.
analisis, evaluasi, kesimpulan, penjelasan, dan Soal tes untuk mengukur keterampilan
pengaturan diri. Berdasarkan definisi yang telah berpikir kritis dapat mengacu pada Illionois
dikemukakan dapat diketahui bahwa berpikir kritis Critical Thinking Essay Test yang dikembangkan
adalah proses kognitif kompleks yang meliputi oleh Finken & Ennis (1993). Illionois Critical
analisis, evaluasi, dan menarik suatu kesimpulan Thinking Essay Test adalah salah satu contoh tes
untuk membuat suatu keputusan atau essay yang berjenis minimal structure. Tes essay
menyelesaikan masalah. minimal structure merupakan bentuk tes essay
Pemikir kritis akan memiliki pemikiran yang menyediakan satu pertanyaan atau suatu
yang fokus, memiliki alasan, mengambil permasalahan yang harus ditangani (Ennis, 2001).
kesimpulan, membaca situasi, melihat kejelasan Tes essay merupakan tes yang dapat digunakan
dan pemeriksaan secara keseluruhan dalam untuk mengungkap kemampuan siswa
memutuskan atau memecahkan permasalahan sesungguhnya melalui uraian jawaban yang
(Finken & Ennis, 1993). Pendapat lain menyatakan diberikan (Syahbana, 2012). Zubaidah, dkk.,
bahwa dalam berpikir kritis terdapat aspek berpikir (2015) menjelaskan bahwa kemampuan siswa yang
kreatif, memiliki keingintahuan, tidak terikat pada dapat diungkap melalui tes essay adalah
strandar yang telah ada sebelumnya, serta memiliki kemampuan dalam menyampaikan alasan,
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi.
digunakan untuk menyelesaikan masalah (Yildirim Berdasarkan uraian yang telah
& Özkahraman, 2011). Kriteria atau karakteristik disampaikan dapat diketahui bahwa berpikir kritis
pemikir kritis yang diuraikan menggambarkan alur merupakan salah satu faktor penting yang dapat
pikir tingkat tinggi yang dapat membantu siswa mendukung keberhasilan siswa dalam belajar.
untuk dapat menyelesaikan masalah, baik di Lebih lanjut penelitian perlu dilakukan untuk
sekolah maupun di kehidupan sehari-hari. mengetahui tingkat keterampilan berpikir kritis
Kriteria atau karakteristik pemikir kritis siswa SMA. Jika tingkat keterampilan berpikir
yang telah diuraikan sebelumnya dapat digunakan kritis siswa telah diketahui maka dapat digunakan
oleh guru sebagai indikator dalam melakukan oleh guru sebagai bahan untuk memberikan umpan
penilaian terhadap tingkat keterampilan berpikir balik terutama perbaikan dalam proses
kritis siswa (Ennis, 2001). Bagi guru penilaian pembelajaran.
keterampilan berpikir kritis juga penting agar dapat
memberikan balikan terhadap keterampilan
berpikir kritis siswa dan dapat digunakan untuk II. METODE PENELITIAN
memotivasi siswa menjadi pemikir kritis yang Jenis penelitian ini adalah penelitian survei
lebih baik. Jika guru telah menerapkan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian
pembelajaran yang memberdayakan keterampilan dilakukan pada minggu ke-2 dan ke-3 Bulan
berpikir kritis, maka guru dapat melihat September 2015. Populasi yang diambil ialah
keberhasilan usahanya untuk mengajarkan seluruh siswa kelas X MIA di SMA Negeri Kota
keterampilan berpikir kritis pada siswa melalui Batu Jawa Timur. Sampel yang digunakan ialah
suatu tes dengan menggunakan instrumen siswa kelas X MIA 1, 3, 4, 5 SMAN 1 Batu dan
keterampilan berpikir kritis. kelas X MIA 1, 2, 3, 4 SMAN 2 Batu tahun ajaran
Pengembangan instrumen untuk mengukur 2015/2016. Pengambilan sampel dilakukan melalui
keterampilan berpikir kritis siswa harus uji kesetaraan kelas.
disesuaikan dengan definisi berpikir kritis yang Pengumpulan data dilakukan melalui
digunakan (Ennis, 2001) dan instrumen penilaian pemberian tes. Instrumen yang digunakan berupa
berpikir kritis harus menunjukkan apa yang akan soal tes essay berpikir kritis dan rubrik penilaian
1678
Prosiding Seminar Nasional Biologi / IPA dan Pembelajarannya
berpikir kritis. Soal tes terdiri dari 5 butir soal yang sebagian yang lainnya menganggap bahwa
dikembangkan berdasarkan pada Illionois Critical makanan tersebut tidak layak dikonsumsi.
Thinking Essay Test dari Finken & Ennis (1993). Bagaimanakah pendapatmu tentang makanan
Pertanyaan yang digunakan dalam tes adalah yang diberi pewarna dan perasa buatan?
sebagai berikut. Jelaskan alasanmu!
1. Merokok merupakan kebiasaan yang banyak 4. Posisi duduk seseorang dapat mempengaruhi
dilakukan oleh orang Indonesia. Sekalipun bentuk tulang belakang. Sebagian orang
telah diketahui bahaya merokok, baik bagi diri berpendapat bahwa posisi duduk harus benar
sendiri maupun bagi orang lain di sekitarnya, agar kesehatan tulang terjaga. Namun
namun mereka tetap melakukannya dengan sebagian lainnya tidak memperhatikan posisi
berbagai alasan. Mereka merokok di berbagai duduk, tetapi lebih mementingkan
tempat, bahkan di tempat-tempat umum. kenyamanannya. Bagaimana menurutmu
Bagaimana solusi yang dapat kamu tawarkan tentang kedua pendapat tersebut? Jelaskan
untuk mengatasi permasalahan tersebut? alasanmu!
2. Menurut penelitian diketahui bahwa masing- 5. Sebagian orang memiliki kebiasaan seperti
masing orang di Indonesia menghasilkan berikut: membaca buku dalam waktu yang
rerata sampah sejumlah 2,5 L dalam satu hari. lama dan dengan jarak yang dekat (kurang
Jika diakumulasikan maka akan ada banyak dari 30 cm), menonton TV dengan jarak yang
sekali timbulan sampah. Masing-masing dekat (kurang dari 2,5 m), melihat layar HP
orang memiliki cara yang berbeda-beda dalam dengan jarak yang dekat (kurang dari 40 cm).
menangani sampah. Sebagian orang Menurutmu, bagaimanakah kebiasaan tersebut
membakar sampah mereka dengan alasan dan bagaimanakah dampaknya terhadap
hasil pembakaran sampah yang berupa abu kesehatan mata? Jelaskan alasanmu!
dapat dijadikan sebagai pupuk tanaman. Hasil tes dianalisis deskriptif
Setujukah kamu terhadap pengelolaan sampah menggunakan rubrik penilaian berpikir kritis yang
dengan cara membakar sampah? Jelaskan dikembangkan oleh Zubaidah, dkk. (2015) seperti
alasanmu! yang terdapat pada Tabel 1. Deskriptor berpikir kritis
3. Pada lingkungan sekitar banyak dijual yang dikembangkan diantaranya ialah untuk melihat
makanan yang diberi zat pewarna dan perasa bagaimana siswa fokus, memiliki alasan, mengambil
buatan untuk menarik perhatian konsumen. kesimpulan, membaca situasi, melihat kejelasan dan
Ada sebagian masyarakat yang menganggap pemeriksaan secara keseluruhan dalam mengambil
bahwa makanan yang diberi pewarna dan keputusan atau memecahkan suatu permasalahan.
perasa buatan layak dikonsumsi, tetapi
Tabel 1. Rubrik Berpikir Kritis Dimodifikasi dari Finken dan Ennis (1993)
Skor/ Poin Deskriptor
5 Semua konsep benar, jelas dan spesifik
Semua uraian jawaban benar, jelas, dan spesifik, didukung oleh alasan yang kuat, benar,
argumen jelas
Alur berpikir baik, semua konsep saling berkaitan dan terpadu
Tata bahasa baik dan benar
Semua aspek nampak, bukti baik dan seimbang
4 Sebagian besar konsep benar, jelas namun kurang spesifik
Sebagian besar uraian jawaban benar, jelas, namun kurang spesifik
Alur berpikir baik, sebagian besar konsep saling berkaitan dan terpadu
Tata bahasa baik dan benar, ada kesalahan kecil
Semua aspek nampak, namun belum seimbang
3 Sebagian kecil konsep benar dan jelas
Sebagian kecil uraian jawaban benar dan jelas namun alasan dan argumen tidak jelas
Alur berpikir cukup baik, sebagian kecil saling berkaitan
Tata bahasa cukup baik, ada kesalahan pada ejaan
Sebagian besar aspek yang nampak benar
2 Konsep kurang fokus atau berlebihan atau meragukan
Uraian jawaban tidak mendukung
1679
Prosiding Seminar Nasional Biologi / IPA dan Pembelajarannya
1680
Prosiding Seminar Nasional Biologi / IPA dan Pembelajarannya
nampak benar, bukti yang diberikan baik dan kurangnya pemahaman guru tentang strategi
semua komponen seimbang. pembelajaran yang dapat mempromosikan
Siswa yang keterampilan berpikir kritisnya keterampilan berpikir siswa (Listiana, 2013). Guru
mulai berkembang atau berkembang dengan baik juga kurang memiliki pemahaman tentang
telah memiliki pemahaman yang baik terhadap keterampilan berpikir menyebabkan adanya
suatu keadaan (Hashemi, 2011). Implikasinya kecenderungan untuk tidak mengajarkan atau
siswa akan dapat menganalisis dan memunculkan melakukan penilaian keterampilan berpikir siswa.
pertanyaan-pertanyaan yang berfokus untuk Keterampilan untuk dapat berpikir secara
mengungkap permasalahan. Berbagai macam kritis merupakan keterampilan hidup yang penting
alternatif jawaban akan muncul untuk menjawab pada saat ini (Hove, 2011) dan perlu diberdayakan
pertanyaan yang diajukan oleh siswa sendiri. Tidak pada siswa SMA. Menururt Wasis (2006)
berhenti sampai menemukan alternatif jawaban, pembelajaran yang mampu mengasah kemampuan
namun siswa juga akan mengungkapkan alasan berpikir kritis hendaknya dirancang untuk
untuk mendukung pernyataan jawaban. Siswa yang mencapai pemahaman yang seharusnya
memiliki keterampilan berpikir kritis akan dapat menghasilkan kemampuan menganalisis,
mengembangkan alasan deduktif maupun induktif mengkritisi, dan menyarankan ide-ide untuk
(Papathanasiou, dkk., 2014). Alasan yang memberi alasan secara induktif dan deduktif dan
dimaksud dalam mendukung jawaban adalah untuk mencapai kesimpulan yang faktual
alasan yang sesuai dengan fakta dan konsep yang berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang
telah diteliti dan tidak hanya informasi yang rasional. Pemberdayaan keterampilan berpikir dapat
berupa opini. Ditambahkan bahwa alasan yang dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya
diuraikan juga mengandung unsur klarifikasi melalui pembelajaran yang memfasilitasi siswa
terhadap permasalahan, berisi solusi, penilaian- secara langsung untuk berlatih keterampilan
penialain terhadap solusi, membandingkan dengan berpikir kritis (Hashemi, 2011), pembelajaran yang
situasi yang analog, serta evaluasi terhadap membiasakan bertanya dan berpendapat (Mas,
tindakan (Kim & Choi, 2014) 2012), pembelajaran siswa aktif (Istianah, 2013),
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui pembelajaran kooperatif (Lassing, 2009; Listiana,
bahwa sebagian besar siswa memiliki kriteria 2013; Mas, 2012), dan pembelajaran berbasis
berpikir kritis yang masih kurang berkembang. Hal masalah (Nurdin & Hutasoit, 2013).
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya Hashemi (2011) menjelaskan bahwa
internal diri siswa yang terkait dengan kepercayaan adopsi strategi berpikir kritis ke dalam kelas dapat
akan kemampuan diri (Hoffman & Schraw, 2009). mempersiapkan siswa untuk dapat menghadapi
faktor sosial, dan faktor lingkungan (Dehghani, kehidupan pada pendidikan selanjutnya dan juga
dkk., 2011; Lassing, 2009). Faktor sosial yang membantu siswa untuk mengembangkan
berpengaruh terhadap proses berpikir siswa terkait keterampilan yang dibutuhkan untuk dapat
dengan bagaimana guru memfasilitasi siswa untuk berkompetisi secara ekonomi pada lingkungan
mengembangkan proses berpikirnya melalui global. Siswa SMA yang dibelajarkan secara
berbagai kegiatan belajar dan faktor teman yang eksplisit untuk dapat berpikir kritis dan
dapat membantu siswa untuk dapat berdiskusi, mempraktikkan berpikir kritis melalui strategi
bertukar pendapat, saling berkompetisi, dan saling pembelajaran yang memberdayakan keterampilan
bekerjasama. Faktor lingkungan berkaitan dengan berpikir kritis akan dapat mengalami peningkatan
kondisi kelas. Kondisi kelas yang terbuka atau hasil belajar. Pembelajaran yang secara eksplisit
informal akan dapat mendorong berkembangnya dapat menginstruksikan siswa untuk berpikir kritis
proses berpikir siswa. dan mempraktikan secara langsung bagaimana cara
Pembelajaran yang dilakukan di sekolah berpikir kritis diantaranya melalui pembelajaran
kurang memberdayakan keterampilan berpikir berbasis masalah.
kritis siswa. Sekolah yang kurang membelajarkan Pembelajaran berbasis masalah dapat
startegi-startegi keterampilan berpikir kritis akan memotivasi siswa untuk menemukan konsep
berdampak pada rendahnya keterampilan berpikir sendiri sesuai dengan pemikiran sendiri sehingga
kritis siswa (Hove, 2011; Marin & Halpern, 2011). akan lebih tertanam dalam ingatanya, dan dapat
Salah satu sebab pemberdayaan keterampilan meningkatkan pemahaman siswa untuk berfikir
berpikir tidak berkembang dalam proses secara kritis dalam memecahkan suatu pelajaran
pembelajaran karena guru lebih terfokus pada yang bersumberkan suatu masalah. Siswa berusaha
bagaimana menyelesaikan materi dan juga menemukan ide-ide pembelajaran pemikiran
1681
Prosiding Seminar Nasional Biologi / IPA dan Pembelajarannya
sendiri dengan sumber wacana. Masing-masing membentuk sebuah kesimpulan bersama dengan
siswa dalam suatu kelompok bekerjasama saling teman kelompok (Listiana, 2013).
berfikir secara kritis dan memberikan tanggapan Pemberdayaan keterampilan berpikir kritis
terhadap permasalahan (Nurdin & Hutasoit, 2013). dapat dilakukan melalui kegiatan membaca dan
Pembelajaran berbasis masalah dapat menulis (Thompson, 2011). Pada kegiatan
dipadukan dengan menggunakan prosedur ilmiah membaca dan menulis melibatkan siswa untuk
untuk menyelesaikan Ketika siswa dibiasakan menginterpretasi, memproses, dan
untuk menerapkan metode ilmiah dalam kegiatan mengkomunikasikan informasi. Strategi yang
pembelajaran maka akan mampu membiasakan dapat digunakan guru untuk meningkatkan
siswa untuk berpikir terlebih dahulu sebelum keterampilan berpikir kritis siswa adalah melalui
memecahkan masalah, bukan menerima penjelasan pertanyaan (Ikuenobe, 2001) Guru dapat
lalu berpikir (Ristiasari, dkk., 2012). mengajukan berbagai pertanyaan pada tingkat
Kegiatan pembelajaran berbasis masalah penerapan, analisis, sintesis dan bertipe pertanyaan
dengan menerapkan metode ilmiah menuntut siswa terbuka untuk mendorong siswa melakukan
untuk dapat mengobservasi berbagai alternatif interpretasi, mensintesis, mengkitisi, dan
jawaban untuk memecahkan permasalahan dengan merefleksi.
berbagai cara, salah satunya melakukan kajian Berbagai cara untuk memberdayakan
literatur. Secara tidak langsung pembelajaran ini keterampilan berpikir kritis dapat dipraktikkan
memunculkan rasa ingin tahu siswa (Mas, 2012). oleh guru untuk meningkatkan keterampilan
Siswa juga dituntut untuk dapat melakukan berpikir kritis siswa. Siswa yang telah
pengumpulan data, menganalisis data, diberdayakan keterampilan berpikir kritisnya
menginterpretasikan data, dan menyusun diharapkan memperoleh hasil belajar yang baik
kesimpulan. observasi dan mengkaji berbagai serta dapat memecahkan permasalahan dalam
literatur. Ketika siswa melakukan observasi maka kehidupan sehari-hari.
siswa perlu membangun pemahaman terhadap
fenomena yang diamati. Kegiatan observasi IV. KESIMPULAN
melibatkan proses dan keterampilan berpikir untuk Kesimpulan yang dapat berdasarkan hasil
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, survei adalah keterampilan berpikir kritis siswa
sehingga kegiatan observasi tidak hanya terbatas SMA Negeri Kota Batu pada mata pelajaran
pada pengamatan fenomena alam saja tetapi dapat Biologi masih belum berkembang dengan baik dan
mengembangkan kemampuan penalaran, perlu ditingkatkan. Saran yang dapat diberikan
pemecahan masalah dan menarik kesimpulan terkait dengan hasil survei adalah dilakukan
(Listiana, 2013). Mengkaji berbagai literatur juga berbagai strategi untuk memberdayakan
merupakan salah upaya pemberdayaan keterampilan berpikir kritis siswa karena seperti
keterampilan berpikir kritis. Pemberdayaan yang telah dijelaskan bahwa penggunaan berbagai
kemampuan berpikir dapat dilakukan dengan strategi pemberdayaan keterampilan berpikir kritis
mengkaji sains sebanyak-banyaknya dan sedalam- akan dapat meningkatkan keterampilan berpikir
dalamnya untuk mengungkap informasi sebanyak- kritis siswa.
banyaknya dan sedalam-dalamnya (Corebima,
2010). V. DAFTAR PUSTAKA
Pembelajaran di kelas juga dapat [1] Corebima, A.D. 2010. Berdayakan
dirancang dalam bentuk pembelajaran kooperatf. Keterampilan Berpikir Selama Pembelajaran
Model pembelajaran kooperatif sangat penting Sains Demi Masa Depan Kita. Makalah
untuk melatihkan kemampuan berpikir dalam disajikan dalam Seminar Nasional Sains,
membangun pengetahuan melalui pengamatan atau Universitas Negeri Surabaya. Surabaya, 16
pengalaman, memotivasi siswa untuk terlibat aktif Januari.
dalam proses pembelajaran, melatih siswa untuk [2] Dehghani, M., Sani, H.J., Pakmehr, H.,
belajar berdiskusi, mengemukakan pendapat (Mas, Malekzadeh, A. 2011. Relationship between
2012; Dehghani, et al, 2011), ide-ide dan konsep Students' Critical Thinking and Self-efficacy
yang telah dikonstruk dalam kegiatan diskusi dan Beliefs in Ferdowsi University of Mashhad,
presentasi di kelas, meningkatkan cara menulis Iran. Procedia Social and Behavioral Sciences,
untuk menuangkan ide atau gagasan sebagai solusi 15(-): 2952–2955, (Online),
dalam pemecahan masalah sampai pada (http://profdoc.um.ac.ir/articles/a/1022606.pdf)
, diakses 1 Oktober 2015.
1682
Prosiding Seminar Nasional Biologi / IPA dan Pembelajarannya
[3] Ennis, R. H. 2001. Critical thinking [12] Kim, S.K. & Choi, J.H. 2014. The
Assessment. Theory Into Practice, 32 (3): hlm. Relationship between ProblemSolving Ability,
179-186. Professional Self Concept, and Critical
[4] Ennis, R.H. 2013. Critical Thinking Across the Thinking Disposition of Nursing Students.
Curriculum (CTAC). Dalam Mohammed, D., International Journal of Bio-Science and Bio-
& Lewiński, M. (Eds.), Virtues of Technology, 6(5): hlm.131-142, (Online),
Argumentation, Proceedings of the 10th (http://www.sersc.org/journals/IJBSBT/vol6_n
International Conference of the Ontario o5/13.pdf), diakses 1 Oktober 2015.
Society for the Study of Argumentation [13] Lassing, C. J. 2009. Promoting creativity in
(OSSA) (hlm. 1-16), 22-26 Mei 2013. education -- from policy to practice: an
Windsor. australian perspective. Creativity and
[5] Facione, P. A. 2013. Critical Thinking: What It Cognition, 229-238, (Online),
Is and Why It Counts. (Online). (http://eprints.qut.edu.au/28958/1/c28958.pdf),
(http://spu.edu/depts/health- diakses 1 Oktober 2015.
sciences/grad/documents/CTbyFacione.pdf.), [14] Listiana, L. 2013. Pemberdayaan
diakses tanggal 15 Juli 2015. Keterampilan Berpikir dalam Pembelajaran
[6] Finken, M. dan Ennis, R.H. 1993. Illinois Biologi melalui Model Kooperatif Tipe Gi
Critical Thinking Essay Test. Illinois Critical (Group Investigation) dan TTW (Think, Talk,
Thinking Project. Departement of Educational Write). Makalah disajikan pada Seminar
Policy Studies University of Illinois.(Online), Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS, 6
(http://www.criticalthinking.net/IllCTEssayTes Juli 2013.
tFinken-Ennis12-1993LowR.pdf), diakses [15] Marin, L.M. & Halpern, D.F. 2011.
tanggal 15 Juli 2015. Pedagogy for Developing Critical Thinking in
[7] Hashemi, S.A. 2011. The Use of Critical Adolescents: Explicit Instruction Produces
Thinking in Social Science Textbooks Of High Greatest Gains. Thinking Skills and Creativity
School: A Field Study of Fars Province in Iran. 6(-): Hlm. 1–13, (Online),
International Journal of Instruction, 4(1): 63- (http://www4.ncsu.edu/~jlnietfe/Creativity_%2
78, (Online), (http://files.eric.ed.gov/fulltex 6_Critical_Thinking_Articles_files/Marin%20
t/ED522910.pdf), diakses 1 Oktober 2015. %26%20Halpern%20(2011).pdf), diakses 10
[8] Hoffman, B., & Schraw, G. 2009. The September 2015.
influence of self-efficacy and working memory [16] Mas, S. 2012. Peningkatan Kemampuan
capacity on problem-solving efficiency. Berpikir Kritis Siswa Kelas V SDI Daleng
Learning and Individual Differences, 19, 91- Manggarai Barat NTT pada Pokok Bahasan
100. Globalisasi dengan Model TASC. J-TEQIP,
[9] Hove, G. 2011. Developing Critical Thinking III(1): 47-53, (Online), (http://teqip.com/wp-
Skills in the High School English Classroom. content/uploads/2013/11/47-53.pdf), diakses 1
(Online), Oktober 2015).
(http://www2.uwstout.edu/content/lib/thesis/20 [17] Nurdin G., Hutasoit, L.R. 2013. Upaya
11/2011hoveg.pdf), diakses 10 September Peningkatan Pola Berpikir Kritis Siswa dengan
2015. Menggunakan Metode PBL (Problem Based
[10] Ikuenobe, P. 2001. Questioning as an Learning) pada Mata Pelajaran Biologi Sebuah
epistemic process of critical thinking. Penelitian Kelas di SMA Dharma Karya UT.
Educational Philosophy and Theory, 33(3-4), Makalah disajikan pada Seminar Nasional X
325-341. Pendidikan Biologi FKIP UNS, 6 Juli 2013.
[11] Istianah, E. 2013. Meningkatkan [18] Papathanasiou, I.V., Kleisiaris, C.F.,
Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Fradelos, E.C., Kakou, K., & Kourkouta, K.
Matematik dengan Pendekatan Model Eliciting 2014. Critical Thinking: The Development of
Activities (MEAs) pada Siswa SMA. Jurnal an Essential Skill for Nursing Students. ACTA
Ilmiah Program Studi Matematika STKIP INFORM MED., 22(4): 283-286, (Online),
Siliwangi Bandung, 2(1): 43-54, (Online), (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PM
(http://www.e-journal.stkipsiliwangi.ac.id/in C4216424/pdf/AIM-22-283.pdf), diakses 1
dex.php/infinity/article/view/23/22), diakses 1 Oktober 2015.
Oktober 2015. [19] Ristiasari T., Priyono, B., & Sukaesi, S. 2012.
Model Pembelajaran Problem Solving
1683
Prosiding Seminar Nasional Biologi / IPA dan Pembelajarannya
1684
View publication stats