Anda di halaman 1dari 18

HUBUNGAN KETERAMPILAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA

DI PABRIK TAHU NN

LAPORAN PENELITIAN
diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3)
yang diampu oleh dosen Bhakti Permana Ners., M.Kep

oleh:
Endar Andriyanto 043-315-16-1-009

Fahira Nurfitria 043-315-16-1-011

Irena Triska 043-315-16-1-015

Nabilah Hilmi 043-315-16-1-020

Try Isdianty 043-315-16-1-031

Kelas : S1 3A

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JABAR
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada ALLAH SWT yang Maha pengasih lagi
Maha penyayang, karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan
didalamnya.
Adapun tujuan dari pembuatan laporan penelitian adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah K3 . Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan
tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu
bisa teratasi. Oleh sebab itu, Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak
Bhakti Permana selaku dosen K3 yang telah memberikan tugas laporan penelitian ini
dan juga semua pihak yang ikut membantu dalam penyusunan laporan penelitian ini,
semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan penelitian ini masih jauh
dari kesempurnaan, baik dari segi penyusunannya ataupun dari segi materinya. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran – saran, kritik dan juga masukan-masukan yang
bersifat membangun demi sempurnanya laporan penelitian ini.
Walaupun demikian penulis mengharapkan semoga laporan penelitian ini berguna
dan bermanfaat untuk menambah wawasan serta pengetahuan bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca umumnya.

BANDUNG,.... Desember 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………....................i
KATA PENGANTAR…………………………………………….......................….....ii
DAFTAR ISI……………………………………………………….........................….iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang….......……………………………….......................…….1
1.2 Rumusan Masalah.....……………………………….......................……..1
1.3 Tujuan…………..…………………………………......................….…....1
1.4 Manfaat…………………....…………………….......................…...….…1
1.5 Metode Penyusunan laporan penelitian…..............……….....................2
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian keterampilan.............................................................................3
2.2 Hal-hal yang mempengaruhi kualitas keterampilan................................5
2.3 Cara pengukuran........................................................................................7
2.4 Cara menyusun instrumen........................................................................9
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1Hasil penelitian...........................................................................................11
3.2 Kesimpulan................................................................................................14
DAFTARPUSTAKA…………………………………………………………............16

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah terampil biasanya digunakan untuk menggambarkan tingkat kemampuan
seseorang yang bervariasi. Meskipun istilah ini memiliki banyak pengertian pada
umumnya yang dimaksud dengan keterampilan adalah kemampuan gerak dengan
tingkat tertentu. Terampil menunjukkan pada derajat keberhasilan dalam mencapai
tujuan yang efektif dan efisien yang ditentukan oleh kecepatan, ketepatan, bentuk dan
kemampuan menyesuaikan diri. Seseorang dikatakan terampil apabila kegiatan yang
dilakukan ditandai dengan kualitas yang tinggi (cepat atau cermat ) dengan tingkat yang
relatif tepat (Singer, 1980: 34).
.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengambil rumusan masalah
sebagai berikut:
a. Apakah yang dimaksud dengan keterampilan?
b. Apakah hal-hal yang mempengaruhi kualitas keterampilan?
c. Bagaimanakah cara mengukur dan cara menyusun instrumen penelitian?
d. Bagaimana hasil penelitiannya?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis mengambil tujuan sebagai
berikut:
a. Menjelaskan pengertian keterampilan .
b. Menjelaskan hal-hal yang mempengaruhi kualitas keterampilan.
c. Menjelaskan cara mengukur dan cara menyusun instrumen penelitian.
d. Menjelaskan hasil penelitiannya
1.4 Manfaat
Laporan penelitian ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara
teoritis maupun secara praktis. Secara teoretis laporan penelitian ini berguna sebagai
pengembangan tentang data hubungan antar tenaga kerja dan pimpinan organisasi. Secara
praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :
a. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan konsep keilmuan dan data tentang
hubungan antar tenaga kerja dan pimpinan organisasi.

1
b. Pembaca, sebagai media informasi tentang data hubungan antar tenaga kerja dan
pimpinan organisasi secara teoretis maupun praktis.

1.5 Metode Penyusunan Makalah


Metode yang dipakai dalam karya tulis ini adalah :
a. Metode pustaka
Yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari
pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi dari
internet.
b. Diskusi
Mendapatkan data dengan cara berdiskusi dengan dosen dan juga teman-teman yang
mengetahui informasi yang diperlukan dalam pembuatan laporan penelitian ini.

2
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian keterampilan
Istilah terampil biasanya digunakan untuk menggambarkan tingkat
kemampuan seseorang yang bervariasi. Meskipun istilah ini memiliki banyak
pengertian pada umumnya yang dimaksud dengan keterampilan adalah kemampuan
gerak dengan tingkat tertentu. Terampil menunjukkan pada derajat keberhasilan
dalam mencapai tujuan yang efektif dan efisien yang ditentukan oleh kecepatan,
ketepatan, bentuk dan kemampuan menyesuaikan diri. Seseorang dikatakan terampil
apabila kegiatan yang dilakukan ditandai dengan kualitas yang tinggi (cepat atau
cermat ) dengan tingkat yang relatif tepat (Singer, 1980: 34).
Menurut Sage (1984: 17), terampil juga diartikan sebagai suatu perbuatan
atau tugas dan sebagai indikator dari suatu tingkat kemahiran. Suatu keterampilan
yang dipandang sebagai aktivitas gerak atau suatu tugas akan terdiri dari sejumlah
respon gerak dan persepsi yang di dapat melalui belajar untuk tujuan tertentu. Istilah
keterampilan juga diartikan sebagai suatu perbuatan atau tugas dan sebagai indikator
dari suatu tingkat kemahiran. Sebagai indikator dari tingkat keterampilan, maka
keterampilan diartikan sebagai kompetisi yang diperagakan oleh seseorang dalam
melaksanakan suatu tugas yang berkaitan dengan pencapaian suatu tujuan.
Semakin tinggi kemampuan seseorang mencapai tujuan yang diharapkan,
maka semakin terampil orang tersebut.
Menurut Schmid dikutip oleh Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra (2000:
68) “Keterampilan digolongkan menjadi dua, yaitu: (1) Keterampilan yang cenderung
ke gerak, dan (2) Keterampilan yang mengarah ke kognitif. Dalam keterampilan
gerak, penentu utama dari keberhasilannya adalah kualitas dari geraknya itu sendiri
tanpa memperhatikan persepsi serta pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
keterampilan yang dipilih, sedangkan dalam keterampilan kognitif hakekat dari gerak
tidak penting, tetapi keputusan tentang gerakan apa dan yang mana yang harus dibuat
merupakan hal yang terpenting”.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan
adalah kemampuan gerak seseorang yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk
menyelesaikan suatu tugas.

3
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Dasar

Menurut Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra M. Saputra (2000:58) dalam


buku keterampilan dasar menyatakan untuk memperoleh tingkat keterampilan
diperlukan pengetahuan yang mendasar tentang bagaimana keterampilan tertentu
bisa dihasilkan atau diperoleh serta faktor-faktor apa saja yang berperan dalam
mendorong penguasaan keterampilan. Keterampilan dapat dikuasai atau diperoleh
apabila dipelajari dengan persyaratan tertentu, satu diantaranya adalah kegiatan
pembelajaran atau latihan keterampilan tersebut dilakukan secara terus menerus
dalam jangka waktu yang sudah ditentukan. Keterampilan yang baik dapat dicapai
jika :

1) adanya kemauan dari individu, berupa motivasi untuk dapat menguasai


keterampilan yang diajarkan,
2) adanya proses pembelajaran yang didukung oleh kondisi dan lingkungan
belajar yang baik,
3) adanya prinsip-prinsip latihan yang dikembangkan untuk memperkuat respon
yang terjadi.

Menurut Amung Ma’mum dan Yudha M. Saputra (2000: 70), yang dikutip
dari buku Sutrisno (2013: 12-15), yang berjudul Tingkat Keterampilan Dasar
menyatakan untuk pencapaian suatu keterampilan dipengaruhi banyak faktor. Faktor-
faktor tersebut secara umum dibedakan menjadi tiga hal yang utama, yaitu :

1). Faktor Pribadi ( Personal Factor )

Menurut Amung Ma’mum dan Yudha M. Saputra (2000: 71), setiap orang
(pribadi) merupakan individu yang berbeda-beda, baik dalam hal fisik, mental
emosional, maupun kemampuan-kemampuannya. Faktor-faktor pribadi yang
mempengaruhi keterampilan adalah :

a) Ketajaman Indra
Kemampuan indra untuk mengenal tampilan rangsang secara akurat.

b) Persepsi
Kemampuan untuk membuat arti dari situasi yang berlangsung.

c) Intelegensi
Kemampuan untuk menganalisis dan memecahkan masalah serta
membuat keputusan-keputusan yang bersangkutan dengan kerampilan.

4
d) Ukuran Fisik
Adanya tingkatan yang ideal dari ukuran tubuh yang diperlukan untuk
mempermudah dalam pekerjaan.

e) Pengalaman Masa Lalu


Keluasan dan kualitas pengalaman masa lalu yang berhubungan dengan
situasi.
f) Kesanggupan
Terdiri dari kemampuan, keterampilan dan pengetahuan yang
dikembangkan secara memadai untuk menyelesaikan tugas dan situasi
yang dipelajari saat ini.

g) Emosi
Kemampuan untuk mengarahkan dan mengontrol perasaan secara tepat
sebelum dan pada saat melaksanakan tugas.
h) Motivasi
Yaitu kehadiran semangat dalam tingkat optimal untuk bisa menguasai
keterampilan yang dipelajari.

i) Sikap
Adanya minat dalam mempelajari dan memberi nilai pada kegiatan yang
sedang dilakukan.

j) Faktor-faktor Kepribadian yang lain


Hadirnya sifat ekstrim seperti agresif, kebutuhan berafiliasi, atau perilaku
lain yang dapat atau tidak dapat dimanfaatkan, tergantung situasi yang
terjadi.

k) Jenis Kelamin
Pengaruh komposisi tubuh, pengalaman, faktor-faktor budaya pada
pelaksanaan kegiatan dan keinginan untuk berprestasi.

l) Usia
Pengaruh usia kronologis dan kematangan pada kesiapan dan kemampuan
untuk mempelajari dan menampilkan tugasdm tertentu.

5
2). Faktor Proses Belajar (Learning Process)

Amung Ma’mum dan Yudha M. Saputra (2000: 70), dalam Pembelajaran, proses
belajar yang harus diciptakan adalah yang dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan
yang digariskan oleh teori-teori belajar yang diyakini kebenarannya serta dipilih
berdasarkan nilai manfaatnya. Teori-teori belajar mengarahkan untuk memahami
tentang metode yang efektif.

3). Faktor Situasional

Amung Ma’mum dan Yudha M. Saputra (2000: 70), sesungguhnya faktor situasional
yang dapat mempengaruhi kondisi pembelajaran adalah lebih tertuju pada keadaan
lingkungan. Faktor situasional antara lain sebagai berikut : tipe tugas yang
diberikan, peralatan yang digunakan termasuk media pembelajaran, serta kondisi
sekitar dimana pembelajaran itu dilangsungkan. Penggunaan peralatan serta media
belajar akan mempengaruhi keberhasilan dalam menguasai keterampilan yang
dipelajari.

Amung Ma’mum dan Yudha M. Saputra (2000: 67) menyatakan bahwa, “Berdasarkan
keterlibatan tubuh dalam pola gerak, keterampilan dibagi menjadi dua yaitu:
keterampilan motorik kasar (gross motor skill) dan keterampilan motorik halus (fine
motor skill)”.
1) Keterampilan motorik kasar / Gross motor skill
Bercirikan lebih melibatkan pergerakan otot-otot besar dan ketepatan gerak
tidak begitu penting untuk diperhatikan.

2) Keterampilan motorik halus / Fine motor skill


Bercirikan lebih melibatkan pergerakan otot-otot kecil terutama yang
melibatkan koordinasi mata dan tangan, serta memerlukan tingkat derajat
ketepatan yang tinggi pada gerakan tangan dan jari.

Berdasarkan saat dimulai dan saat berakhirnya, keterampilan dibagi menjadi;


1) keterampilan diskrit,
2) keterampilan serial,
3) keterampilan kontinyu (Magill, 1993:10-11).

Keterampilan diskrit merupakan keterampilan yang dapat ditentukan dengan


mudah saat awal dan saat berakhirnya dari berlangsungnya gerak yang dilakukan,. Apabila

6
keterampilan diskrit dilakukan secara berangkai, maka dapat disebut sebagai keterampilan
serial. Keterampilan kontinyu mempunyai saat awal dan saat berakhir yang berubah-ubah.

Penentu berubahnya saat awal atau saat akhir gerakan biasanya dilakukan oleh pelaku itu
sendiri atau oleh karakteristik keterampilan itu sendiri. Keterampilan kontinyu pada
hakikatnya merupakan pengulangan gerak.

Menurut Singer (1980: 102-103) belajar keterampilan cenderung lebih menekankan


pada tingkat penguasaan. Tahap ini dibagi menjadi tiga, antara lain:
a. Tahap kognitif/ Cognitive stage
Tahap ini merupakan tahap pemahaman, bagaimana konsep-konsep dipahami.
Tahap kognitif sifatnya lebih pada pengetahuan.

b. Tahap asosiatif/ Asosiative stage


Dengan adanya pemahaman yang sudah dicoba diasosiasikan, dan
diimplementasikan sesuai dengan kemampuannya yang masih banyak
mengalami kesalahan.

c. Tahap otomatis/ Autonomous stage


Pada tahap ini hasil gerakan merupakan suatu yang sudah otomatis, karena
sudah banyak dilatih sehingga terlihat seakan-akan tanpa dipikir, padahal
karena hasil dari latihan yang kontinyu.

Menurut Amung Ma’mum dan Yudha M. Saputra (2000: 83), “Ada tiga hal yang
dapat diidentifikasi dalam tahap belajar keterampilan, yaitu: (a) tahapan verbal-
kognitif, (b) tahapan motorik, dan (c) tahapan otomatisasi”.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi
keterampilan dasar antara lain: faktor pribadi

2.3 Cara Mengukur


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan
data yang akurat yaitu dengan menggunakan skala Guttman. Penelitian Skala Guttman
tradisional adalah penelitian bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu
permasalah ditanyakan, dan selalu dibuat dalam pilihan ganda yaitu “ya dan tidak”, “benar dan
salah”, “positif dan negative”, untuk penilaian jawaban misalnya untuk jawaban positif diberi skor
1 sedangkan jawaban negative deberi skor 0 dengan demikian bila jawaban dari pertanyaan
adalah setuju diberi skor 1 dan tidak setuju diberi skor 0 bila skor dikoversikan dalam persentase
maka secara logika dapat dijabarkan untuk jawaban setuju skor 1 = 1 x 100% = 100%, dan tidak
setuju diberi skor 0 = 0 x 0% = 0%. (Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (2011: 118-119))

7
Berdasarkan sifat skala maka Skala Guttman mempunyai sifat Skala Rasio yang mempunyai
tingkatan serta jarak antara suatu nilai dengan nilai yang lain, diasumsikan bahwa setiap nilai
variable diukur dari suatu keadaan atau titik yang sama yaitu 0 (nol) sehingga mempunyai titik
nol mutlak

1. Iya : Diberi skor 1


2. Tidak : Diberi skor 0
Agar mendapatkan sebuah hasil penelitian yang memuaskan, peneliti menyusun
rancangan kisi-kisi instrumen penelitian. Arikunto (2006, hlm 162) menyatakan bahwa
“Kisi-kisi bertujuan untuk menunjukkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dengan
sumber data atau teori yang diambil”

INTERVAL PENILAIAN

NILAI X INTERPRETASI
0% Tidak Sesuai (TS)
10% - 33% Mendekati Tidak Sesuai (MTS)
34% - 66% Agak Sesuai (AS)
67% - 99% Mendekati Sesuai (MS)
100% Sesuai (S)

8
2.4. Cara menyusun instrumen

TABEL 1
KISI-KISI INSTRUMEN HUBUNGAN ANTAR TENAGA KERJA DAN PIMPINAN
ORGANISASI
NO DIMENSI INDIKATOR JENIS JUMLAH
PERTA PERTANYAAN
NYAAN
+ -
1 Faktor Pribadi  Ketajaman Indera 1,2,3
( Personal Factor )

 Persepsi 4,5

 Intelegensi 6.7

 Ukuran Fisik 8

 Pengalaman 9,10
Masalalu
 Kesanggupan 11,12
 Emosi
 Motivasi 13,14
 Sikap
15
 Kepribadian
16.17
 Demografi
18,19
20,21

2 Faktor Proses 22,23


Belajar (Learning  Nilai
Process)
24
 Metode yang efektif

3 Faktor Situasional 25

9
 Tipe tugas

26
 Peralatan
 Lingkungan
27

10
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian dan Analisa Data


Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2018 terhadap karyawan di pabrik tahu
NN dengan jumlah responden sebanyak 15 orang. Data penelitian ini diperoleh dari 15
angket yang diberikan kepada 15 responden berupa angket pernyataan tertutup untuk
menjaring data keterampilan kerja pada pabrik tahu NN. Penelitian ini menggunakan
perhitungan skala likert dengan hasil sebagai berikut:
NO PERTANYAAN ALTERNATIF

IYA TIDAK

1 Apakah anda mengalami ganguan dalam penglihatan 15 0

2 Apakah anda menggunakan masker ketika memasuki 6 9


lingkungan berpolusi
3 Apakah anda memakai earphone dan handphone 0 15
ketika bekerja
4 Dapatkah anda membuat arti dari situasi yang 7 8
berlangsung ketika partner anda mengajak berdiskusi
5 Apakah respon yang anda terima sama dengan 7 8
partner anda ketika berdiskusi
6 Apakah anda mampu untuk memecahkan masalah 13 2
dengan baik
7 Apakah anda dapat membuat keputusan yang 15 0
berhubungan dengan keterampilan anda
8 Apakah bentuk tubuh anda mendukung untuk 15 0
membantu kerampilan dalam bekerja

9 Apakah pengalaman masalalu membantu dalam 15 0


kerampilan bekerja
10 Apakah pekerjaan yang diberikan sesuai dengan 10 5
keterampilan anda

11
11 Apakah anda mengerjakan satu pekerjaan hingga 13 2
selesai lalu kemudian mengerjakan pekerjaan lain

12 Apakah anda selalu tepat waktu dalam melakukan 10 5


pekerjaan anda yang sesuai dengan keterampilan.

13 Dapatkah mengontrol emosi ketika melakukan 6 9


pekerjaan yang tidak sesuai dengan keterampilan
anda

14 Dapatkah anda mengarakah perasaan secara tepat 10 5


sebelum dan pada saat melaksanakan pekerjaan

15 Apakah anda semangat dalam menguasai 12 3


keterampilan baru
16 Dapatkah anda mengoptimalkan kerampilam yang 12 3
dipelajari
17 apakah anda memberikan nilai positif pada kegiatan 14 1
keterampilan yang di lakukan
18 Apakah anda berprilaku agresif ketika situasi tidak 5 10
sesuai dengan harapan
19 Apakah anda berprilaku buruk ketika situasi yang 5 10
terjadi tidak sesuai keinginan
20 Apakah kerampilan kerja anda sesuai dengan jesnis 15 0
kelamin
21 Apakah usia anda mempengaruhi dalam 15 0
keterampilan kerja anda
22. Apakah anda memiliki tingkat disiplin yang tinggi 15 0
dalam keterampilan bekerja

23 Apakah anda menanamkan rasa semangat yang tinggi 4 11


dalam melakukan keterampilan kerja

24 Apakah anda menargetkan keterampilan kerja yang 15 0


harus di selesaikan

12
25 Apakah perusahaan memberikan fasilitas sesuai 7 8
dengan keterampilan dan menerapkan keselamatan
kerja
26 Apakah perusahaan memberikan peralatan yang 7 8
mendukung dengan keterampilan yang anda miliki

27 Apakah faktor lingkungan dapat meningkatkan 15 0


keterampilan kerja dengan maximal

Diperoleh hasil angket dan pindahkan ke table distribusi frekuensi :


Item Pertanyaan (%) Jawaban Ya (%) Jawaban Tidak
1 s.d 21 235 100
22 s.d 24 34 11
25 s.27 29 16
TOTAL 298 127
RATA-RATA 11.03 4.70

Untuk mengetahui posisi persentase jawaban “ya” yang diperoleh dari angket maka dihitung
terlebih dahulu kemudian ditempatkan dalam rentang skala pesentase sebagai berikut :

Nilai Jawaban “ya” :1


Nilai Jawaban “Tidak” :0

Dikonversikan dalam pesentase :


Jawaban “Ya” : 1 X 100% : 100%
Jawaban “Tidak” : 0 X 100% : 0% (sehingga tidak perlu dihitung)

Perhitungan Jawaban “ya” dari angket :

Jawaban “ya” rata-rata : rata-rata/ jumlah respondens x 100%


JADI :

11.03/15 x 100% = 73,58%

Sehingga bila digambarkan dalam skala :

0%-------------------------------------50%--------------73,58%-----------------100%

13
Dari analisis Skala Guttman, titik kesesuaian diatas 50% yaitu 73,58%, sehingga dapat dikatakan
tingkat keterampilan Mendekati Sesuai (MS)

3.2 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitiaan dan analisa data diatas, maka bisa ditarik kesimpulan yaitu:
A. Faktor Pribadi ( Personal Factor )
Berdasarkan perhitungan Guttman dan data diatas di ketahui bahwa fakor pribadi
mendapatkan nilai sebesar 39.16% dapat di ketahui bahwa faktor pribadi
merupakan kunci utama bagi peningkatan keterempilan individu itu sendiri.

B. Faktor Proses Belajar (Learning Process)


Berdasarkan perhitungan Guttman dan data diatas di ketahui bahwa fakor Proses
Belajar mendapatkan nilai sebesar 21.94% penentuan dasar ke dua selain faktor
pribadi yang menjadi peran penting dalam keterampilan,usaha dalam proses
belajar sangat di perlukan agar mendapatkan hasil yang di harapakan.

C. Faktor Situasional
Berdasarkan perhitungan Guttman dan data diatas di ketahui bahwa fakor
situasional mendapatkan nilai sebesar 12.46 hal ini dapat di katakan sebagai faktor
dimana tiap orang merasakan dengan berbeda-beda bagaimana pribadi itu sendiri
menjalankan dan menerima terhadap situasi yang ada dalam proses keterampilan,

14
DAFTAR PUSTAKA
Sedarmayanti, M.Pd.(2009).Tingkat Keterampilan. Bandung: penerbit mandar maju
Sugiyono.(2014). Metode penelitian pendidikan kuantitatif, kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Menurut Amung Ma’mum dan Yudha M. Saputra (2000: 70), yang dikutip dari buku
Sutrisno

Prof. Dr. Sugiyono, 1999, Metoda Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta , Bandung

Kerlinger, Fred dan Elazar Pedhazur. 1973. Multiple Regressions in Behavioral Research.
New York: Holt, Rinehart and Winston.

Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:
Mediakom.

Rakhmat, Jalaluddin. 1989. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remadja Karya

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2011. Metode Penelitian Survai. Jakarta: PT
Pustaka LP3ES Indonesia.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV.
Alfabeta

15

Anda mungkin juga menyukai