a. Defisit neurologis mendadak, didahului gejala prodromal yang terjadi pada saat
istrahat atau bangun pagi.
d. Gejala neurologis yang timbul bergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh
darah dan lokasinya.
e. Bicara cadel.
h. Nyeri kepala.
2.1.8 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Keperawatan
1.Penatalaksanaan
Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor faktor kritis sebagai berikut:
Masalah-masalah yang mungkin dialami pasien pasca stroke dan cara keluarga
mengatasinya, antara lain :
1. Kelumpuhan/ kelemahan
Anjurkan pasien makan, minum, mandi atau kegiatan harian lain menggunakan
lengan yang masih lemah dibawah pengawasan pengasuh. Dengan mengaktifkan
tangan yang lemah akan memberikan stimulasi pada sel-sel otak untuk berlatih
kembali aktifitas yang dipelajari sebelum sakit.
Keluarga sebaiknya menghampiri dan berbicara dengan pasien dari sisi tubuh
yang lemah. Saat berkomunikasi, pengasuh dapat menyentuh dan menggosok tangan
dengan lembut yang mengalami kelemahan. Keluarga dianjurkan memberi motivasi
kepada pasien agar menggunakan tangan yang lemah sebanyak dan sesering mungkin
dan menjauhkan dan menghindarkan barang atau keadaan yang dapat membahayakan
keselamatan pasien, misalnya nyala api, benda tajam dan benda berbahaya lainnya.
Keluarga juga harus selalu mengingatkan pasien untuk tidak mencoba sesuatu,
misalnya air panas dengan tangan yang lemah.
Hal yang perlu di perhatikan dalam perawatan pasien pasca stroke di rumah
adalah :
1. Posisi tempat tidur dan terapi fisik untuk stroke. Tempat tidur ideal untuk
pasien stroke adalah tempat tidur yang padat dengan bagian kepala cukup
keras untuk menopang berat ketika disandarkan. Membalikkan pasien dari satu
sisi ke sisi lainnya dan mengubah posisi lengan dan tungkai setiap 2 jam.
Pijatlah tungkai yang lumpuh 1-2 kali sehari. Menopang tungkai yang lemah
dengan bantal. Dan ini pula merupakan bagian dari cara merawat pasien
stroke.
2. Membalik pasien. Untuk membalik pasien di tempat tidur, orang yang
merawat harus menyelipkan lengan mereka di bawah tubuh penderita stroke
dan menarik pasien ke arah mereka. Jika pasien sudah berputar, bukalah dan
kencangkan sprei di bawahnya. Punggung pasien diperiksa untuk melihat
tanda-tanda dekubitus. Karena dengan pasien yang terbaring lemah di tempat
tidur dalam jangka waktu lama akan bisa menimbulkan tanda-tanda dekubitus
termasuk tanda dekubitus pasien stroke.
3. Perawatan kulit pada pasien stroke. Sama halnya dengan di atas, bahwa tujuan
perawatan kulit penderita stroke ini juga mencegah adanya dekubitus.
Membersihkan kulit dengan air hangat, spons dan sedikit antiseptik atau sabun
paling tidak sehari sekali. Kulit penderita harus dijaga tetap kering dan bila
perlu diberi bedak.
4. Perawatan Mata dan Mulut. Pada pasien yang mengalami kesulitan dalam
menelan dan minum maka pada bagian mulutnya pula harus dibersihkan
dengan sikat yang lembut dan lembab. Menggunakan kain lembab yang bersih
ketika membersihkan kelopak mata bila diperlukan.
5. Menelan dan Makan. Dalam hal membantu mengatasi kesulitan dalam
menelan ini dipelukan pula bantuan ahli terapi wicara dan juga ahli gizi akan
bisa memberikan nasehat berkaitan dengan konsistensi makanan serta
minuman yang sesuai. Bila mengalami gangguan menelan, bila perlu
memberikan makanan melalui selang (NGT Nas Gastric Tube) yaitu selang
yang dimasukkan dari hidung sampai dengan lambung untuk memudahkan
pemberian makanan. Untuk mencegah tersedak dan juga pneumonia aspirasi,
semua makanan harus dimakan dalam keadaan duduk, jangan dengan
berbaring.
Pengkajian adalah tahapan dimana seseorang perawat mengambil informasi secara terus
menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Secara garis besar data dasar yang
digunakan mengkaji status keluarga adalah :
1. Data umum
a. Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan.
b.Tipe keluarga
c. Suku bangsa
d.Agama
e. Status social dan ekonomi keluarga
f. Aktifitas rekreasi keluarga.
2. Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan pada tahap ini
b.Tahap perkembangan yang belum terpenuhi
c. Riwayat keluarga inti.
3. Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah
b.Karakteristik tetangga
c. Mobilitas geografis keluarga
d.Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e. System pendukung keluarga
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
b.Struktur kekuatan keluarga
c. Struktur peran
d.Nilai atau norma keluarga
5. Fungsi keluarga
a. Funsi afektif
b.Fungsi sosialisasi
c. Fungsi reproduksi
d.Fungsi ekonomi
e. Fungsi perawatan kesehatan
6. Stress dan koping keluarga
a. Stressor jangka pendek
b.Kemampuan keluarga bersepons terhadap situasi atau stressor
c. Strategi koping yang digunakan
d.Strategi adaptasi disfungsional
e. Harapan keluarga
7. Pemeriksaan fisik
Rencana Asuhan Keperawatan
3.merawat anggota
keluarga yang sakit
4.memeanfaatkan
fasilitas pelayanan
kesehatan
1..merawat anggota
yang sakit.
2.memodifikasi
lingkungan
3.memanfaatkan
fasilitas pelayanan
kesehatan.
Implementasi Keperawatan
Sumber daya dan dana keluarga yang memadai diharapkan dapat menunjang proses
penyembuhan dan penatalaksaan menjadi lebih baik.sedangkan tingkat pendidikan keluarga
juga mempengaruhi keluarga dalam menganal masalah dan keputusan yang diambil. Adat
istiadat dan kebudayaan yang berlaku dalam keluarga akan mmepengaruhi pengambilan
keputusan tentang pola pengobatan dan penatlaksanaan. Demikian juga respon dan
penerimaan anggota keluarga yang sakit akan mempengaruhi keluraga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit.
Evaluasi Keperawatan
Menurut Santun (2008) evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatn
keluarga. Evaluasi merupakan tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat tercapai sesuai
yang ditetapkan dalam perencanaan keperawatan. Apabila setalah dilakukan evaluasi tujuan
tidak tercapai maka ada beberapa kemungkinan yang perlu ditinjau kembali yaitu :
Laporan pendahuluan dan Asuhan Keperawatan keluarga dengan Stroke di Desa Dengkol
Kec. Singosari Kab. Malang
NIM : 1601200019