BAB 1 PENDAHULUAN
lebur dari zat padat yaitu asam salisilat dengan menggunakan paraffin cair
Disaipkan alat dan bahan yang akan digunakan. Diambil pipa kapiler
dan ditotolkan kedalam asam salisilat ( 2-4 mm ). Diikat pipa kapiler tadi
pada thermometer yang ukurannya besar. Dipasang pada statif labu thiele.
Kemudian dimasukkan thermometer ke dalam labu thiele yang telah berisi
paraffin cair. Dipanaskan dan dilihat pada suhu berapa asam salisilat melebur
sempurna.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah didapatkan, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa dari hasil praktikum ini, kita dapat mengetahui
suhu titik lebur asam salisilat yang didapatkan sebesar 1260 C.
DAFTAR PUSTAKA
Martin, A., Swabrick. 1990. Farmasi Fisika Edisi III. UI-Press : Jakarta.
Moechtar, Dr. Prof. 1990. Farmasi Fisika. Universitas Gadjah Mada Press :
Yogyakarta.
Tjay Tan Hoan, dkk. 2002. Obat – Obat Penting. PT. Elex Media: Jakarta.
4.2 Pembahasan
Titik beku atau titik leleh dari senyawa murni adalah temperature di mana
fase padat dan fase cair berada dalam keseimbangan pada tekanan atm.
Keseimbangan di sini berarti kecenderungan zat padat berubah menjadi wujud
cair sama dengan kecenderungan terjadinya proses sebaliknya, karena cairan
dan padatan keduanya mempunyai kecenderungan melepaskan diri yang sama.
Suatu zat bisa melebur atau mempunyai titik lebur karena adanya panas
yang merupakan salah satu bentuk energi sehingga bisa mengakibatkan ikatan
antar molekul dalam suatu zat memisah ataumerenggang, kemudian zat
tersebut mengalami perubahan wujud.
Suatu zat dikatakan murni apabila titik lebur yang diperoleh dari
percobaan sama dengan yang ada dalam literatur. Tetapi bila suatu zat itu tidak
murni ( terdapat campuran / campuran eutentik ) maka ikatan antar
molekulnya semakin kecil dan ikatannya mudah lepas sehingga titik leburnya
akan lebih kecil dari pada zat murni.
Paraffin mengkristal sebagai lapisan-lapisan tipis terdiri dari rantai-ranmtai
zig-zag yang tersusun secara parallel. Titik lebur senyawa hidrokarbon normal
yang jenuh bertambah tinggi dengan bertambahnya bobot molekunya, sebab
gaya Van der Waals yang terdapat diantara molekul-molekul kristalnya
menjadi semakin besar dengan bertambahnya jumlah atom karbon. Titik lebur
alkana dengan jumlah atom karbon genap lebih tinggi dari pada titik lebur
senyawa hidrokarbon.
Tinggi rendahnya suhu lebur pada suatu zat padat dipengaruhi oleh bentuk
zat padat tersebut dan kekuatan/jenis ikatan yang ada pada padatan tersebut.
Pada suatu padatan dengan bentuk kristal dan ikatan kovalen maka akan
memiliki suhu lebur yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan padatan lain
dengan ikatan van der Waals, walaupun terdiri dari unsur yang sama.
Contohnya adalah grafit dan intan.
Jika didapatkan ada zat pengotor yang larut maka akan menyebabkan
turunnya suhu lebur dari padatan murni tersebut, sedangkan apabila terdapat
LAMPIRAN
A. Skema Kerja
Disiapkan alat dan bahan
thermometer yang telah diikat dengan pipa kapiler dimasukkan kedalam labu
tile yang berisi parafin cair,
diamati titik leburnya dengan melihat asam salisilat yang ada pada pipa kapiler
B. Gambar