Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRATIKUM UJI TARIK MATERIAL

(TENSILE TEST)

Disusun Oleh:
Muhammad Rio Akbar 061630200113
Reza Novrizar 061630200116
Muhammad Akbar 061630200134
Pipo Inzaghi 061630200139
Wahyu Adjie Permata 061630200143
Dedek Pajero 061630200803
Kelas: 5MC

JURUSAN DIII TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Uji Tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan
suatu bahan / material dengan cara memberikan beban gaya yang berlawanan
arah. Hasil yang didapatkan dari pengujian Tarik sangat penting untuk rekayasa
Teknik dan desain produk karena menghasilkan data kekuatan material. Pengujian
uji Tarik digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis
yang diberikan secara lambat. Sifat mekanis logam yang dapat diketahui setelah
proses pengujian ini seperti kekuatan Tarik,keuletan dan ketangguhan. Pengujian
Tarik sangat dibutuhkan untuk menentukan desain suatu produk karena
menghasilkan data kekuatan material. Pengujian tarik banyak dilakukan
untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai
data pendukung bagi spesifikasi bahan. Karena dengan pengujian tarik dapat
diukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara
perlahan. Pada proses pengujian tarik ini, pembebanan berupa beban uniaxial
dengan kecepatan pembebanan yang statis. Pengujian tarik adalah dasar dari
pengujian mekanik yang dipergunakan pada material. Dilakukan pembebanan
uniaxial sehingga spesimen uji mengalami peregangan dan bertambah panjang
hingga akhirnya patah.
Pengujian tarik ini merupakan salah satu pengujian yang penting untuk
dilakukan, karena dengan pengujian ini dapat memberikan berbagai informasi
mengenai sifat-sifat logam. Dalam bidang industri juga diperlukan pengujian tarik
ini untuk mempertimbangkan faktor metalurgi dan faktor mekanis yang tercakup
dalam proses perlakuan terhadap logam jadi, untuk memenuhi proses selanjutnya.
Oleh karena pentingnya pengujian tarik ini, kita sebagai mahasiswa metalurgi
hendaknya mengetahui mengenai pengujian ini. Dengan adanya kurva tegangan
regangan kita dapat mengetahui kekuatan tarik, kekuatan luluh, keuletan ,
modulus elastisitas, ketangguhan, dan lain-lain. Pada pegujian tarik ini kita juga
harus mengetahui dampak pengujian terhadap sifat mekanis dan fisik suatu logam.
Dengan mengetahui parameter-parameter tersebut maka kita dapat data dasar
mengenai kekuatan suatu bahan atau logam.

1.2 TUJUAN PERCOBAAN


1. Memahami peristiwa yang terjadi pada bahan-bahan uji tarik.
2. Mengetahui kekuatan bahan logam melalui pemahaman dan pendalaman
kurva hasil uji tarik
3. Untuk mengetahui kekuatan material terhadap gaya tarik.

1.3 ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

Alat – Alat yang digunakan :

 Mesin Uji Tarik


 Jangka sorong
 Spidol
 Penggaris

Bahan – Bahan yang digunakan :

 Besi Begel Polos


 Besi Begel Sirip
 Plate Strip

1.4 DASAR TEORI

1.4.1 Dasar Pengujian Logam

Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji


kekuatan suatu bahan/material dengan cara memberikan beban gaya
yang sesumbu [Askeland, 1985]. Hasil yang didapatkan dari pengujian
tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan desain produk karena
mengahsilkan data kekuatan material. Pengujian uji tarik digunakan untuk
mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan
secara lambat.
Pengujian tarik adalah dasar dari pengujian mekanik yang
dipergunakan pada material. Dilakukan pembebanan uniaxial sehingga
spesimen uji mengalami peregangan dan bertambah panjang hingga
akhirnya patah.

Gambar 1.Mesin Uji Tarik Dilengkapi Spesimen Ukuran Standar.

Seperti pada gambar 1 benda yang di uji tarik diberi pembebanan pada kedua arah
sumbunya. Pemberian beban pada kedua arah sumbunya diberi beban yang sama
besarnya.
Pengujian tarik adalah dasar dari pengujian mekanik yang dipergunakan
pada material.Dimana spesimen uji yang telah distandarisasi, dilakukan
pembebanan uniaxial sehingga spesimen uji mengalami peregangan dan
bertambah panjang hingga akhirnya patah. Pengujian tarik relatif
sederhana, murah dan sangat terstandarisasi dibanding pengujian lain. Hal-hal
yang perlu diperhatikan agar penguijian menghasilkan nilai yang valid adalah;
bentuk dan dimensi spesimen uji, pemilihan grips dan lain-lain.

a. Bentuk dan Dimensi Spesimen Uji


Spesimen uji harus memenuhi standar dan spesifikasi dari ASTM E8 atau
D638. Bentuk dari spesimen penting karena kita harus menghindari terjadinya
patah atau retak pada daerah grip atau yang lainnya. Jadi standarisasi dari bentuk
spesimen uji dimaksudkan agar retak dan patahan terjadi di daerah gage length.
b. Grip and Face Selection
Face dan grip adalah faktor penting. Dengan pemilihan setting yang tidak
tepat, spesimen uji akan terjadi slip atau bahkan pecah dalam daerah grip (jaw
break). Ini akan menghasilkan hasil yang tidak valid. Face harus selalu tertutupi di
seluruh permukaan yang kontak dengan grip. Agar spesimen uji tidak bergesekan
langsung dengan face.
Beban yang diberikan pada bahan yang di uji ditransmisikan pada pegangan bahan
yang di uji. Dimensi dan ukuran pada benda uji disesuaikan dengan estándar baku
pengujian

Gambar 2. Dimensi dan ukuran specimen untuk uji Tarik

Kurva tegangan- regangan Teknik


dibuat dari hasil pengujian yang di
dapatkan.
Gambar 3. Contoh kurva uji Tarik

Tegangan yang digunakan pada kurva adalah tegangan membujur rata-rata


dari pengujian tarik. Tegangan teknik tersebut diperoleh dengan cara membagi
beban yang diberikan dibagi dengan luas awal penampang benda uji. Dituliskan
seperti dalam persamaan 2.1 berikut:

S = P/A0

Keterangan ;
s : besarnya tegangan (kg/mm2)
P : beban yang diberikan (kg)
A0 : Luas penampang awal benda uji (mm2)

Regangan yang digunakan untuk kurva tegangan-regangan teknik adalah


regangan linier rata-rata, yang diperoleh dengan cara membagi perpanjangan yang
dihasilkan setelah pengujian dilakukan dengan panjang awal. Dituliskan seperti
dalam persamaan 2.2 berikut

Keterangan :

e : Besar regangan
L : Panjang benda uji setelah pengujian (mm)
Lo : Panjang awal benda uji (mm)

Bentuk dan besaran pada kurva tegangan-regangan suatu logam tergantung


pada komposisi, perlakuan panas, deformasi plastik, laju regangan, temperature
dan keadaan tegangan yang menentukan selama pengujian.Parameter-parameter
yang digunakan untuk menggambarkan kurva tegangan-regangan logam adalah
kekuatan tarik, kekuatan luluh atau titik luluh, persen perpanjangan
dan pengurangan luas. Dan parameter pertama adalah parameter kekuatan,
sedangkan dua yang terakhir menyatakan keuletan bahan
Bentuk kurva tegangan-regangan pada daerah elastis tegangan berbanding
lurus terhadap regangan. Deformasi tidak berubah pada pembebanan,
daerah remangan yang tidak menimbulkan deformasi apabila beban dihilangkan
disebut daerah elastis.Apabila beban melampaui nilai yang berkaitan dengan
kekuatan luluh, benda mengalami deformasi plastis bruto. Deformasi pada
daerah ini bersifat permanen, meskipun bebannya dihilangkan. Tegangan yang
dibutuhkan untuk menghasilkan deformasi plastis akan bertambah besar
dengan bertambahnya regangan plastic.
Pada tegangan dan regangan yang dihasilkan, dapat diketahui
nilai modulus elastisitas. Persamaannya dituliskan dalam persamaan

Keterangan
E : Besar modulus elastisitas (kg/mm2)
e : Regangan
o : Tegangan (kg/mm2)

Pada mulanya pengerasan regang lebih besar dari yang dibutuhkan untuk
mengimbangi penurunan luas penampang lintang benda uji dan tegangan Teknik
(sebanding dengan beban F) yang bertambah terus, dengan bertambahnya
regangan. Akhirnya dicapai suatu titik di mana pengurangan luas penampang
lintang lebih besar dibandingkan pertambahan deformasi beban yang diakibatkan
oleh pengerasan regang. Keadaan ini untuk pertama kalinya dicapai pada suatu
titik dalam benda uji yang sedikit lebih lemah dibandingkan dengan keadaan tanpa
beban.Seluruh deformasi plastis berikutnya terpusat pada daerah tersebut dan
benda uji mulai mengalami penyempitan secara lokal. Karena penurunan luas
penampang lintang lebih cepat daripada pertambahan deformasi akibat pengerasan
regang, beban sebenarnya yang diperlukan untuk mengubah bentuk benda uji akan
berkurang dan demikian juga tegangan teknik pada persamaan (1) akan berkurang
hingga terjadi patah.
Dari kurva uji tarik yang diperoleh dari hasil pengujian akan
didapatkan
beberapa sifat mekanik yang dimiliki oleh benda uji, sifat-sifat tersebut antara lain
[Dieter, 1993]:

Gambar
4. Profil data hasil uji Tarik

1.4.2 Kekuatan Tarik


Kekuatan yang biasanya ditentukan dari suatu hasil pengujian tarik adalah
kuat luluh (Yield Strength) dan kuat tarik (Ultimate Tensile Strength).Kekuatan
tarik atau kekuatan tarik maksimum (Ultimate Tensile Strength / UTS), adalah
beban maksimum dibagi luas penampang lintang awal benda uji
Keterangan :
Su = Kuat arus
Pmaks = beban maksimum
A0 = Luas penampang awal
Untuk logam-logam yang liat kekuatan tariknya harus dikaitkan dengan beban
maksimum dimana logam dapat menahan sesumbu untuk keadaan yang sangat
terbatas.
Tegangan tarik adalah nilai yang paling sering dituliskan sebagai hasil
suatu uji tarik, tetapi pada kenyataannya nilai tersebut kurang bersifat mendasar
dalam kaitannya dengan kekuatan bahan.Untuk logam-logam yang liat kekuatan
tariknya harus dikaitkan dengan beban maksimum, di mana logam dapat menahan
beban sesumbu untuk keadaan yang sangat terbatas. Akan ditunjukkan bahwa
nilai tersebut kaitannya dengan kekuatan logam kecil sekali kegunaannya untuk
tegangan yang lebih kompleks, yakni yang biasanya ditemui. Untuk berapa lama,
telah menjadi kebiasaan mendasarkan kekuatan struktur pada kekuatan
tarik, dikurangi dengan faktor keamanan yang sesuai.
Kecenderungan yang banyak ditemui adalah menggunakan pendekatan
yang lebih rasional yakni mendasarkan rancangan statis logam yang liat pada
kekuatan luluhnya. Akan tetapi, karena jauh lebih praktis menggunakan kekuatan
tarik untuk menentukan kekuatan bahan, maka metode ini lebih banyak dikenal,
dan merupakan metode identifikasi bahan yang sangat berguna, mirip dengan
kegunaan komposisi kimia untuk mengenali logam atau bahan.
Selanjutnya, karena kekuatan tarik mudah ditentukan dan merupakan
sifat yang mudah dihasilkan kembali (reproducible). Kekuatan tersebut
berguna untuk keperluan spesifikasi dan kontrol kualitas bahan. Korelasi empiris
yang diperluas antara kekuatan tarik dan sifat-sifat bahan misalnya kekerasan dan
kekuatan lelah, sering dipergunakan.Untuk bahan-bahan yang getas, kekuatan
tarik merupakan kriteria yang tepat untuk keperluan perancangan.
1.4.3 Kekuatan Luluh (Yield Strength)
Salah satu kekuatan yang biasanya diketahui dari suatu hasil pengujian
tarik adalah kuat luluh (Yield Strength). Kekuatan luluh ( yield
strength) merupakan titik yang menunjukan perubahan dari deformasi elastis ke
deformasi plastis [Dieter, 1993]. Besar tegangan luluh dituliskan seperti
pada persamaan 2.4, sebagai berikut

Keterangan :
Ys : Besarnya tegangan luluh (kg/mm2)
Py : Besarnya beban di titik yield (kg)
A0 : Luas penampang awal benda uji (mm2)

Tegangan di mana deformasi plastis atau batas luluh mulai


teramati tergantung pada kepekaan pengukuran regangan.Sebagian besar bahan
mengalami perubahan sifat dari elastik menjadi plastis yang berlangsung sedikit
demi sedikit, dan titik di mana deformasi plastis mulai terjadi dan sukar
ditentukan secara teliti.
Kekuatan luluh adalah tegangan yang dibutuhkan untuk
menghasilkan sejumlah kecil deformasi plastis yang ditetapkan.Definisi yang
sering digunakan untuk sifat ini adalah kekuatan luluh ditentukan oleh tegangan
yang berkaitan dengan perpotongan antara kurva tegangan-regangan dengan garis
yang sejajar dengan elastis ofset kurva oleh regangan tertentu. Di
Amerika Serikat offset biasanya ditentukan sebagai regangan 0,2 atau 0,1 persen
(e = 0,002 atau 0,001)
Cara yang baik untuk mengamati kekuatan luluh offset adalah
setelah benda uji diberi pembebanan hingga 0,2% kekuatan luluh offset dan
kemudian pada saat beban ditiadakan maka benda ujinya akan bertambah
panjang 0,1 sampai dengan 0,2%, lebih panjang daripada saat dalam
keadaan diam. Tegangan offset di Britania Raya sering dinyatakan sebagai
tegangan uji (proff stress), di mana harga ofsetnya 0,1% atau 0,5%. Kekuatan
luluh yang diperoleh dengan metode ofset biasanya dipergunakan untuk
perancangan dan keperluan spesifikasi, karena metode tersebut terhindar dari
kesukaran dalam pengukuran batas elastik atau batas proporsional.

1.4.4 Pengukuran Keliatan (Keuletan)


Keuleten adalah kemampuan suatu bahan sewaktu menahan beban pada saat
diberikan penetrasi dan akan kembali ke baentuk semula.Secara umum
pengukuran keuletan dilakukan untuk memenuhi kepentingan tiga buah
hal [Dieter, 1993]:
1. Untuk menunjukan elogasi dimana suatu logam dapat berdeformasi tanpa
terjadi patah dalam suatu proses suatu pembentukan logam,
2. Untuk memberi petunjuk secara umum kepada perancang mengenai
kemampuan logam untuk mengalir secara palstis sebelum patah.
3. Sebagai petunjuk adanya perubahan permukaan kemurnian atau kondisi
pengolahan.

1.4.5 Modulus Elastisitas


Modulus Elastisitas adalah ukuran kekuatan suatu bahan akan
keelastisitasannya. Makin besar modulus, makin kecil regangan elastik
yang dihasilkan akibat pemberian tegangan. Modulus elastisitas ditentukan oleh
gaya ikat antar atom, karena gaya-gaya ini tidak dapat dirubah tanpa terjadi
perubahan mendasar pada sifat bahannya. Maka modulus elastisitas salah satu
sifat-sifat mekanik yang tidak dapat diubah. Sifat ini hanya sedikit berubah oleh
adanya penambahan paduan, perlakuan panas, atau pengerjaan dingin. Secara
matematis persamaan modulus elastic dapat ditulis sebagai berikut.
Dimana :
s = tegangan
e = regangan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Analisa Data Pengujian Pertama


2.1.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan :
 Mesin Uji Tarik
 Jangka sorong
 Spidol
 Penggaris

Bahan – Bahan yang digunakan :

 Besi Begel Polos


 Besi Begel Sirip
 Plate Strip

2.2 Langkah – Langkah Pengerjaan (SOP)

Adapun langkah – langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1.Naikkan/nyalakan saklar listrik

2. Naikkan power hidrolik (disamping mesin)

3. Tekan tombol Pump (on) hidrolik pada mesin

4. Tekan tombol on (merah) power sistem pada mesin hidrolik

5. Tekan tombol power pada CPU

6. password Masukkan password

7. Klik program U.T.M pada layar

8. Pilih Costumer dan masukkan password

(tunggu beberapa saat akan muncul menu pada layar

9.Klik informasi

Isi data pengujian :


Tanggal Nomor Jenis Material Temperatur Kelembaban

10.Save data Close informasi Kembali ke menu awal

11. Lakukan pengukuran benda kerja yang akan di Uji

12. klik Specimens

Isi data pengujian :

1. specimen name
2. specimen type
3. diameter
4. gauge length (pilih 11.3) selanjutnya klik 3 titik dibagian samping
kanan gauge length
5. area (klik 3 titik dibagian samping kanan area

13. Tekan tanda Ceklist dibagian bawah pengisian data

- tensile
14. - Bending Pilih Metode klik Tensile save
method

EXIT

Pemasangan benda Uji

Ukur benda dan beri tanda pembatas yang akan di cekam

15. Tekan tombol Crosshead Down

Tekan Benda Uji pada mesin (sesuai dengan Ukuran Specimens)

16. Tekan tombol Up (Sampai benda benar-benar Tercekam dengan Baik)

17. Klik Testing pada menu program komputer

18. Klik UNIT (Ujung bagian kanan bawah tampilan)

Isi Data Pengujian


 Force
 Decimal
 Satuan

19. Klik Zero all

20. Klik RUN pada komputer bersamaan menekan tombol UP hidrolik

pada mesin

mesin bekerja

Setelah Benda Uji putus

Mematikan mesin hidrolik

22. tekan tombol Up hidrolik (untuk mematikan)

23. Selanjutnya tekan tombol Pump pada mesin

24. Tekan tombol On Power sistem (merah) pada mesin

25. turunkan/matikan power hidrolik (disamping mesin)

pada langkah ini mesin mati dan komputer masih hidup.

26. save Result close

27. Klik Result klik Stress v.s strain Klik Print Close Data
print

28. Untuk meminta data klik Detail (ambil gambar) Close


Exit

29. klik Start klik Turn Off klik Turn Off

30. Terakhir matikan/ Turunkan saklar listrik.

2.3 DATA PENGAMATAN

1. Pengujian Uji Tarik Pada Besi Begel Secara Manual


Modulus
No F ∆l Tegangan Regangan A
Elastisitas
1 40 0.5 15.05 0.2 9.97 75.23
2 65 1.0 20.12 0.2 9.94 100.62
3 100 1.5 25.23 0.2 9.54 63.08
4 125 2.0 30.37 0.3 9.63 75.93
5 150 2.5 35.56 0.3 9.58 88.86
6 165 3.0 35.80 0.3 9.35 101.87
7 215 3.5 36.58 0.4 9.55 76.85
8 245 4.0 36.90 0.4 9.85 85.42
9 275 4.5 37.80 0.4 9.58 103.16
10 278 5.0 37.95 0.5 9.87 67.26
11 280 5.5 38.65 0.5 9.68 72.67
12 300 6.0 38.96 0.5 9.56 78.11
13 310 6.5 39.45 0.6 9.45 59.70
14 315 7.0 39.86 0.6 9.42 67.60
15 325 7.5 40.12 0.6 9.32 66.14
16 335 8.0 40.10 0.7 9.31 62.63
17 345 8.5 41.63 0.7 9.28 66.14
18 350 9.0 41.80 0.7 9.25 61.93
19 365 9.5 42.25 0.8 9.21 65.09
20 370 10.0 42.56 0.8 9.16 68.28
21 372 10.5 43.50 0.8 9.12 67.72
22 379 11.0 43.86 0.9 8.76 70.77
23 380 11.5 44.58 0.9 8.72 73.84
24 383 12.0 44.89 0.9 8.65 76.94
25 389 12.5 45.69 1.0 8.64 77.60
26 342 13.0 45.83 1.0 8.52 79.83
27 348 13.5 46.42 1.0 8.50 82.03
28 352 14.0 46.58 1.1 8.46 77.32
29 356 14.5 47.32 1.1 8.42 73.41
30 358 15.0 47.95 1.1 8.35 70.11
31 343 15.5 48.35 1.2 8.32 73.20
32 346 16.0 48.95 1.2 8.25 67.30
33 348 16.5 49.23 1.2 8.21 69.52
34 350 17.0 49.75 1.3 8.10 71.75
35 360 17.5 50.21 1.3 8.06 74.00
36 368 18.0 50.86 1.3 7.56 76.26
37 380 19.0 51.55 1.4 7.52 79.26
38 395 20.0 51.69 1.4 7.46 76.35
39 382 21.0 52.89 1.4 7.41 74.36
40 375 22.0 52.98 1.5 7.35 82.21
41 370 23.0 53.65 1.5 7.32 86.62
42 365 24.0 53.98 1.5 7.25 76.33
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Semakin elastis suatu material, maka tidak akan mudah Putus ketika
dilakukan penarikan.
2. Semakin panjang garis tegangan pada grafik, maka benda tersebut semakin
elastis
3. Sebaliknya, semakin pendek garis tegangan pada grafik, maka benda tersebut
semakin getas
4. Semakin rendah suhu, material semakin getas, dan sebaliknya.

B. Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disarankan : Sebaiknya
sebelum dilakukan pengujian, alat-alat yang digunakan dilakukan pengecekan
terlebih dahulu, agar apabila ada alat yang rusak dapat segeradapat diperbaiki, dan
pengujian dapat dilakukan lebih maksimal

Anda mungkin juga menyukai