Anda di halaman 1dari 27

RS DR.

SOBIRIN SISTEM INFORMASI RUJUKAN TERINTEGRASI


KAB. MUSI RAWAS
No. Dokumen No Revisi
Halaman
01 1/2

Ditetapkan,
Direktur RS Dr. Sobirin
SPO Tanggal Terbit

10 Agustus 2017 Dr. Raden Muhammad Nawawi


NIP. 19601130198901 1 001
PENGERTIAN Sistem informasi rujukan terintegrasi adalah sitem komunikasi dan
informasi awal sebelum pasien dirujuk ke rumah sakit yang dituju
sehubungan dengan : 1) informasi ke RS yang dituju terkait kondisi
pasien, 2) informasi feedback dari RS dirujuk terkait kesediaan untuk
menerima pasien 3) informasi kelengkapan sarana dan prasarana (terkait
ketersediaan sarana kamar inap dan pasien yang memerlukan
penanganan intensif), informasi sarana peralatan medis, informasi
tenaga SDM dokter yang akan menangani dan lain-lain.

TUJUAN Melakukan komunikasi dan informasi awal terkait pasien yang akan
dirujuk dari rumah yang akan merujuk ke rumah sakit tujuan rujukan.

KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ /KPTS/RS.DS.IV/VIII/2017


Tentang .....................................

A. Merujuk ke RS lain :
1. Dokter penangungjawab pasien memutuskan untuk merujuk
pasien berdasarkan kondisi pasien yang memerlukan penanganan
lebih lanjut.
2. Perawat ruangan menyiapkan formulir rujukan terintegrasi dan
mengisi data awal pasien.
3. Dokter penanggungjawab pasien/dokter jaga melengkapi dan
menandatangani formulir rujukan terintegrasi.
4. Perawat ruangan menyerahkan formulir rujukan terintegrasi ke
PROSEDUR supervisor .
5. Supervisor membawa formulir rujukan terintegarsi ke rekam
medis IGD dan menunggu input data pasien.
6. Petugas rekam medis IGD menginput data pasien yang dirujuk ke
aplikasi rujukan terintegrasi online dan menunggu jawaban selama
5 menit.
7. Supervisor menghubungi rumah sakit yang dituju lewat telpon
apabila dalam waktu 5 menit tidak ada umpan balik.
8. Supervisor menginformasikan ke perawat ruangan jawaban apa
yang diperoleh dari rumah sakit yang dituju.
9. Perawat ruangan menginformasikan hasil konfirmasi rujukan
kepada pasien/keluarganya.

RS DR. SOBIRIN SISTEM INFORMASI RUJUKAN TERINTEGRASI


KAB. MUSI RAWAS
No. Dokumen No Revisi Halaman

2/2
B. Menerima rujukan dari RS lain :
1. Petugas admisi menerima informasi dari RS lain yang akan
merujuk ke RS dr Sobirin.
2. Petugas admisi mencari informasi dan mencatat ketersediaan :
- Tempat tidur ke ruangan rawat inap.
PROSEDUR - SDM dokter ke dokter jaga.
- Sarana peralatan medis ke supervisor.
3. Petugas admisi menginformasikan hasil konfirmasi kesediaan
menerima rujukan kepada RS yang akan merujuk.
4. Petugas admisi memastikan jadi dan tidaknya rujukan pasien dari
RS lain tersebut lewat telpon.
5. Petugas admisi menginformasikan ke perawat ruangan rawat inap
tentang kepastian rujukan pasien dari RS lain tersebut.
UNIT TERKAIT 1. Ka. Bagian Tata Usaha.
2. Ka. Bidang Pelayanan.
3. Ka. Bidang Perawatan.
4. Ka.Bidang Perencanaan dan Rekam Medis
5. Ruang Perawatan Rawat Inap dan Rawat Jalan.

RS DR. SOBIRIN
PERENCANAAN PEMENUHAN DASAR HUKUM
KAB. MUSI RAWAS
RUMAH SAKIT

No. Dokumen No Revisi


Halaman
01 1/1

Ditetapkan,
Direktur RS Dr. Sobirin
SPO Tanggal Terbit

10 Agustus 2017 Dr. Raden Muhammad Nawawi


NIP. 19601130198901 1 001
PENGERTIAN Suatu tata cara dalam merencanakan pemenuhan dasar hukum Rumah
Sakit Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memenuhi dasar
hukum Rumah Sakit Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas .
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ /KPTS/RS.DS.IV/VIII/2017
Tentang Regulasi Rumah Sakit Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas.
1. Bagian tata usaha melakukan identifikasi regulasi-regulasi rumah sakit
untuk melengkapi regulasi yang harus dipenuhi sebagai dasar pelaksanaan
kegiatan di RS Dr. Sobirin Kab. Musi Rawas.
PROSEDUR
2. Bagian tata usaha melakukan penelusuran melalui internet dan buku-buku
terkait informasi regulasi yang diperoleh melalui pelatihan-pelatihan
terhadap regulasi yang belum lengkap.
3. Bagian tata usaha mengarsipkan regulasi yang dimiliki oleh RS Dr. Sobirin.
4. Bagian tata usaha membuat laporan tahunan setiap akhir tahun.
UNIT TERKAIT 1. Bagian Tata Usaha.
2. Bidang Pelayanan.
3. Bidang Keperawatan.
4. Bidang Perencanaan dan Rekam Medis
5. Instalasi Penunjang Medis dan Non Medis.

RS DR. SOBIRIN
MENGADAPTASI REGULASI NASIONAL SEBAGAI
KAB. MUSI RAWAS
REGULASI RUMAH SAKIT

No. Dokumen No Revisi


Halaman
01 1/1

Ditetapkan,
Direktur RS Dr. Sobirin
SPO Tanggal Terbit

10 Agustus 2017 Dr. Raden Muhammad Nawawi


NIP. 19601130198901 1 001
PENGERTIAN Suatu tata cara dalam melaksanakan adaptasi regulasi nasional sebagai
regulasi Rumah Sakit Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan adaptasi


regulasi nasional sebagai regulasi Rumah Sakit Dr.Sobirin Kabupaten
Musi Rawas.

KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ /KPTS/RS.DS.IV/VIII/2017


Tentang Regulasi Rumah Sakit Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas.
1. Tiap unit yang akan mengadaptasi regulasi nasional agar
mengajukan draf berupa soft copy dan hard copy disertai dengan
regulasi nasional yang akan diadaptasi disertai disposisi.
2. Tata naskah adaptasi regulasi nasional sama dengan tata naskah
pengajuan usulan pembuatan regulasi rumah sakit.
3. Dalam konsiderans menimbang pada poin a dinyatakan ada dari
regulasi nasional yang diadaptasi.
PROSEDUR 4. Draf regulasi diajukan kepada Direktur setelah diparaf oleh Kepala
bagian/Kepala Bidang/Kepala Subbagian/ Kepala Seksi.
5. Apabila dalam pengajuan draf kepada pimpinan terdapat koreksi,
Bagian Tata Usaha melakukan pengembalian kepada unit yang
mengajukan atau melalui koordinasi untuk dilakukan perbaikan
kembali.
6. Adaptasi regulasi nasional yang telah ditanda-tangani oleh Direktur
diarsipkan oleh Bagian Tata Usaha.
7. Jumlah adaptasi regulasi nasional dilaporkan dalam setiap tahun
melalui laporan tahunan.
UNIT TERKAIT 1. Bagian Tata Usaha.
2. Bidang Pelayanan.
3. Bidang Keperawatan.
4. Bidang Perencanaan dan Rekam Medis.
5. Instalasi Penunjang Medis dan Non Medis.

RS DR. SOBIRIN
PENGAJUAN USULAN PEMBUATAN REGULASI
KAB. MUSI RAWAS
RUMAH SAKIT

No. Dokumen No Revisi


Halaman
01 1/1

Ditetapkan,
Direktur RS Dr. Sobirin
SPO Tanggal Terbit

10 Agustus 2017 Dr. Raden Muhammad Nawawi


NIP. 19601130198901 1 001
PENGERTIAN Suatu tata cara dalam mengajukan usulan pembuatan regulasi rumah
sakit yang ditetapkan oleh Direktur.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membuat usulan


regulasi rumah sakit yang ditetapkan oleh Direktur.

KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ /KPTS/RS.DS.IV/VIII/2017


Tentang Regulasi Rumah Sakit Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas.
PROSEDUR 1. Draf regulasi dibuat oleh masing-masing unit pelaksana
teknis/bagian/bidang terkait berdasarkan kegiatan/kebijakan yang
akan dilaksanakan.
2. Draf regulasi diajukan melalui Ka Bag Tata Usaha RS Dr. Sobirin
Kab. Musi Rawas untuk pemeriksaan tata naskah serta bahasa hukum
yang disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Draf regulasi terdiri dari Pembukaan, Diktum dan Batang Tubuh.
4. Draf regulasi diajukan kepada pimpinan lalu dilakukan proses
penomoran.
5. Draf regulasi diajukan kepada Direktur setelah diparaf.
6. Apabila pengajuan draf kepada pimpinan terdapat koreksi, Bagian
Tata Usaha melakukan pengembalian kepada unit yang mengajukan
atau dapat pula melalui koordinasi untuk perbaikan.
7. Keputusan yang telah ditanda-tangani oleh Direktur diarsipkan.
8. Regulasi yang ditetapkan Direktur setiap tahun dilaporkan dalam
bentuk laporan tahunan.
UNIT TERKAIT 1. Bagian Tata Usaha.
2. Bidang Perencanaan dan Rekam Medis.
3. Bidang Pelayanan Medis.
4. Bidang Keperawatan.
5. Instalasi Penunjang Medis dan Non Medis.

RS DR. SOBIRIN
REGULASI YANG DITETAPKAN OLEH BUPATI/WAKIL
KAB. MUSI RAWAS
BUPATI KABUPATEN MUSI RAWAS

No. Dokumen No Revisi


Halaman
01 1/1

Ditetapkan,
Direktur RS Dr. Sobirin
SPO Tanggal Terbit

10 Agustus 2017 Dr. Raden Muhammad Nawawi


NIP. 19601130198901 1 001
PENGERTIAN Suatu tata cara dalam mengajukan usulan pembuatan regulasi yang
ditetapkan oleh Bupati / Wakil Bupati Kabupaten Musi Rawas.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membuat usulan


regulasi yang ditetapkan oleh Bupati / Wakil Bupati Kabupaten Musi
Rawas.

KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ /KPTS/RS.DS.IV/VIII/2017


Tentang Regulasi Rumah Sakit Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas.
PROSEDUR 1. Draf regulasi disiapkan oleh Subbag Umum dan Perlengkapan.
2. Draf regulasi yang telah disetujui Direktur diajukan kepada Bagian
hukum dan Ortala Setda Kab. Musi Rawas.
3. Tata Naskah dibuat sesuai dengan poin c draf regulasi pada
pengajuan usulan pembuatan regulasi rumah sakit dengan melakukan
perubahan pada bagian Pembukaan.
4. Regulasi yang sudah diterbitkan diarsipkan oleh Subbag Umum dan
Perlengkapan serta didistribusikan kepada unit/bagian di RS Dr.
Sobirin Kab. Musi Rawas yang membutuhkan.
5. Setiap tahun regulasi dilaporkan melalui laporan tahunan.
UNIT TERKAIT 1. Bagian Tata Usaha.
2. Bidang Perencanaan dan Rekam Medis.
3. Bidang Pelayanan.
4. Bidang Keperawatan.
5. Instalasi Penunjang Medis dan Non Medis

RS DR. SOBIRIN
KAB. MUSI RAWAS USULAN PENCABUTAN REGULASI RUMAH SAKIT

No. Dokumen No Revisi


Halaman
01 1/1

Ditetapkan,
Direktur RS Dr. Sobirin
SPO Tanggal Terbit

10 Agustus 2017 Dr. Raden Muhammad Nawawi


NIP. 19601130198901 1 001
PENGERTIAN Suatu tata cara dalam mengusulkan pencabutan regulasi Rumah Sakit
Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membuat usulan


pencabutan regulasi Rumah Sakit Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas.

KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ /KPTS/RS.DS.IV/VIII/2017


Tentang Regulasi Rumah Sakit Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas.
PROSEDUR 1. Tiap unit mengajukan draf usul pencabutan regulasi baik berupa
peraturan maupun keputusan ke Subbag Umum dan kepegawaian
berupa soft copy disertai disposisi.
2. Draf yang telah diolah dikembalikan kepada unit yang mengusulkan
untuk diperiksa kembali.
3. Kalimat pencabutan dicantumkan pada batang tubuh peraturan atau
keputusan yaitu pada salah satu diktum.
4. Draf pencabutan regulasi diajukan kepada Direktur setelah diparaf
oleh Tata Usaha, Kepala Bidang, Kepala Subbagian/Kepala Seksi.
5. Apabila dalam pegajuan draf kepada pimpinan terdapat koreksi,
Subbag Umum dan kepegawaian melakukan pengembalian.
6. Kepada unit yang mengajukan atau melalui koordinasi untuk
dilakukan perbaikan kembali.
7. Keputusan yang telah ditanda-tangani oleh Direktur diarsipkan oleh
Tata Usaha Rumah Sakit Dr.Sobirin Kab. Musi Rawas
UNIT TERKAIT 1. Bagian Umum dan Kepegawaian.
2. Bagian Keuangan.
3. Bidang Perencanaan dan Rekam Medis.
4. Bidang Pelayanan.
5. Bidang Keperawatan.

RS DR. SOBIRIN
KOMUNIKASI ANTAR DOKTER
KAB. MUSI RAWAS
DENGAN TENAGA ANALIS (LABORATORIUM)

No. Dokumen No Revisi


Halaman
01 1/1

Ditetapkan,
Direktur RS Dr. Sobirin
SPO Tanggal Terbit

10 Agustus 2017 Dr. Raden Muhammad Nawawi


NIP. 19601130198901 1 001
PENGERTIAN Hubungan komunikasi antara perawat dengan analis dalam memberikan
pelayanan pemeriksaan penunjang kepada pasien.

TUJUAN Kesinambungan informasi tentang pelayanan pemeriksaan penunjang


kepada pasien.

KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ /KPTS/RS.DS.IV/VIII/2017


Tentang Regulasi Rumah Sakit Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas.
1. Dalam memberikan pengobatan kepada pasien, dokter memerlukan
pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosa.
2. Dokter dapat berkomunikasi secara tertulis kepada petugas
laboratorium untuk melakukan pemeriksaan penunjang kepada
pasien.
3. Pemeriksaan laboratorium yang akan dilakukan dituliskan/dicentang
dokter pada blanko/form pemeriksaan laboratorium, dan disertai
PROSEDUR
dengan tanda tangan dan nama dokter.
4. Blangko pemeriksaan diserahkan oleh pasien/ keluarga pasien
/perawat kepada petugas laboratorium/analisa.
5. Analis melakukan pengambilan sample dan pemeriksaan
laboratorium sesuai dengan permintaan dokter.
6. Setelah mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium, blangko hasil
peremriksaan diserahkan kepada dokter untuk dibaca hasilnya.
7. Dokter membaca hasil pemeriksaan laboratorium dan menentukan
upaya pengobatan selanjutnya.
UNIT TERKAIT 1. Bidang Pelayanan
2. Instalasi Rawap Ianp
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Laboratorium

RS DR. SOBIRIN
KOMUNIKASI ANTAR PERAWAT
KAB. MUSI RAWAS
DENGAN AHLI GIZI

No. Dokumen No Revisi


Halaman
01 1/1

Ditetapkan,
Direktur RS Dr. Sobirin
SPO Tanggal Terbit

10 Agustus 2017 Dr. Raden Muhammad Nawawi


NIP. 19601130198901 1 001
PENGERTIAN Hubungan komunikasi antara perawat dengan Ahli gizi dalam pelayanan
gizi kepada pasien.

TUJUAN Kesinambungan informasi tentang pelayanan pemeriksaan penunjang


kepada pasien.

KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ /KPTS/RS.DS.IV/VIII/2017


Tentang .............Rumah Sakit Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas.
PROSEDUR 1. Pasien rawat inap yang baru masuk mendapatkan diet sesuai
rekomendasi dari dokter.
2. Perawat di ruangan berkomunikasi secara tertulis dengan ahli gizi
dalam pelayanan gizi terhadap pasien.
3. Perawat menyatakan blanko permintaan makan pasien kepada ahli
gizi, dilengkapi yaitu: nama, umur, tgl masuk, diet pasien, dan
diagnosa pasien.
4. Ahli gizi menyusun menu sesuai dengan rekomendasi/instruksi
dokter.
5. Ahli gizi menyusun menu sesuai dengan rekomendasi/instruksi
dokter.
6. Perawat dapat berkomunikasi secara lisan dengan ahli gizi apabila
terdapat hal yang akan dikonfirmasi mengenai pemenuhan gizi
pasien.
UNIT TERKAIT 1. Bidang Pelayanan
2. Instalasi Rawap Ianp
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Laboratorium
RS DR. SOBIRIN KOMUNIKASI ANTAR PERAWAT
KAB. MUSI RAWAS DENGAN RADIOGRAFER

No. Dokumen No Revisi


Halaman
01 1/1

Ditetapkan,
Direktur RS Dr. Sobirin
SPO Tanggal Terbit

10 Agustus 2017 Dr. Raden Muhammad Nawawi


NIP. 19601130198901 1 001
PENGERTIAN Hubungan komunikasi antara perawat dengan petugas di radiologi
(radiografer) dalam melaksanakan pemeriksaan penunjang bagi pasien.

TUJUAN Kesinambungan informasi tentang pelayanan pemeriksaan penunjang


kepada pasien

KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ /KPTS/RS.DS.IV/VIII/2017


Tentang......................Rumah Sakit Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas.
1. Dalam memberikan pengobatan kepada pasien, dokter memerlukan
pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan dianogsa.

2. Dokter dapat berkomunikasi secara tertulis kepada petugas di


radiologi untuk melakukan pemeriksaan penunjang kepada pasien.

3. Pemeriksaan rontgen yang akan dilakukan dituliskan/dicentang


dokter pada blangko/form pemeriksaan rontgen serta disertai dengan
tanda tangan dan nama dokter.

4. Blangko pemeriksaan rontgen diserahkan oleh pasien/keluarga


pasien/perawat kepada petugas radiologi.
PROSEDUR 5. Radiografer melakukan permeriksaan sesuai dengan permintaan
dokter.

6. Setelah mendapatkan hasil pemeriksaan rontgen, blangko hasil


pemeriksaan diserahkan kepada dokter spesialis radiologi untuk
membaca hasilnya.

7. Blangko hasil rontgen diserahkan kepada dokter yang merawat


pasien.

8. Dokter membaca hasil pemeriksaan rontgen dan menentukan upaya


pengobatan selanjutnya.

9. Apabila ada konfirmasi yang ingin disampaikan kepada dokter,


petugas radiologi dapat berkomunikasi secara lisan melalui telepon.

UNIT TERKAIT 1. Bidang Pelayanan


2. Instalasi Rawap Ianp
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Laboratorium
RS DR. SOBIRIN KOMUNIKASI ANTAR PERAWAT
KAB. MUSI RAWAS DENGAN AHLI FARMASI

No. Dokumen No Revisi


Halaman
01 1/1

Ditetapkan,
Direktur RS Dr. Sobirin
SPO Tanggal Terbit

10 Agustus 2017 Dr. Raden Muhammad Nawawi


NIP. 19601130198901 1 001
PENGERTIAN Hubungan komunikasi antara perawat dengan Ahli farmasi dalam
pelayanan pengobatan kepada pasien.

TUJUAN Kesinambungan informasi tentang pelayanan pemeriksaan penunjang


kepada pasien.

KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ /KPTS/RS.DS.IV/VIII/2017


Tentang ...............Rumah Sakit Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas.
1. Perawat harus mengetahui kerja, efek yang dituju, dosis yang tepat
dan efek samping dari semua obat-obatan yang diberikan. Apabila
informasi inin tidak tersedia dalam buku referensi standar/formula
rumah sakit, maka perawat harus berkonsultasi pada ahli farmasi.

2. Ahli farmasi memberikan informasi tentang obat-obatan mana yang


sesuai dan dapat dicampur atau yang dapat diberikan secara
bersamaan. Kesalahan pemberian dosis oabat dapat dihindari apabila
peraat dan apoteker sama-sama mengetahui dosis yang diberikan.
PROSEDUR
3. Ahli farmasi dapat menyampaikan pada perawat tentang obat yang
dijual bebas yang bial dicampur dengan obat-obatan yang diresepkan
dapat berinteraksi merugikan. Sehingga informasi ini dapat
dimasukkan dalam rencana persiapan pulang.

4. Ahli, farmasi dapat bekerja hanya di ruang farmasi atau mungkin


juga terlibat dalam konferensi perawatan klien atau dalam
pengembangan sistem pemberian obat.

5. Perawat mencatat dan mengkonfirmasi kembali informasi yang


diberikan oleh farmasi

UNIT TERKAIT 1. Bidang Pelayanan


2. Instalasi Rawap Ianp
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Laboratorium
RS DR. SOBIRIN KOMUNIKASI ANTAR DOKTER
KAB. MUSI RAWAS DENGAN AHLI FARMASI

No. Dokumen No Revisi


Halaman
01 1/1

Ditetapkan,
Direktur RS Dr. Sobirin
SPO Tanggal Terbit

10 Agustus 2017 Dr. Raden Muhammad Nawawi


NIP. 19601130198901 1 001
PENGERTIAN Hubungan komunikasi antara dokter dengan Ahli farmasi dalam
memberikan pelayanan pengobatan kepada pasien.

TUJUAN Kesinambungan informasi tentang sistem pemberian obat kepada pasien.

KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ /KPTS/RS.DS.IV/VIII/2017


Tentang .................Rumah Sakit Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas.
1. Setelah melakukan tindakan pemeriksaan, dokter memberikan upaya
pengobatan kepada pasien.

2. Dokter menuliskan pemberian obat yang diperlukan dikertas resep


antara lain:

- Nama pasien
- Umur
- Nama/ Merk obat
- Dosis Obat
- Cara pemberian
PROSEDUR - Nama dokter yang memberikan resep obat.

3. Resep obat diserahkan ke ahli farmasi oleh pasien/keluarga pasien /


perawat.

4. Ahli farmasi merumuskan dan menyediakan obat-obatan tersebut


sesuai dengan resep yang dituliskan dokter.

5. Ahli farmasi menuliskan etiket penggunaan / pemakaian obat, yaitu


aturan pemakaian obat, yaitu aturan pemakaian obat/aturan minum
dan dosis obat yang dibutuhkan.

6. Ahli farmasi dapat menjelakan kembali secara lisan kepada pasien


tentang aturan penggunaan/pemakaian obat.

UNIT TERKAIT 1. Bidang Pelayanan


2. Instalasi Rawap Ianp
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Laboratorium
RS DR. SOBIRIN KOMUNIKASI ANTARA PERAWAT DENGAN DOKTER
KAB. MUSI RAWAS DI INSTALASI RAWAT INAP

No. Dokumen No Revisi


Halaman
01 1/2

Ditetapkan,
Direktur RS Dr. Sobirin
SPO Tanggal Terbit

10 Agustus 2017 Dr. Raden Muhammad Nawawi


NIP. 19601130198901 1 001
PENGERTIAN Bentuk hubungan interaksi antara perawat dengan dokter dalam.

TUJUAN Meningkatkan kesinambungan perawatan dan pengobatan seta


memelihara keselamatan pasien.

KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ /KPTS/RS.DS.IV/VIII/2017


Tentang .................Rumah Sakit Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas.
1. Pasien datang diperiksa vital sign oleh perawat, kemudian mencatat
distatus rekam medis pasien, lalu melaporkan hasil tersebut kepada
dokter dengan menjelaskan secara singkat masalah kesehatan pasien
dan keluhan utama pasien.

2. Pasien diruang perawatan diobservasi oleh perawat. Apabila sewaktu-


waktu terdapat kejadian pada pasien di luar wewenang perawat, maka
perawat haurs melaporkan kondisi pasien tersebut kepada dokter
dengan metode SBAR (Situation, Background, Assesment, dan
Recomendation).

3. Sebelum menghubungi dokter, perawat harus melaksanakan sebagai


PROSEDUR
berikut:

- Mengkaji kondisi pasien


- Lalu mengumpulkan data-data yang diperlukan berdasarkan
kondisi pasien yang akan dilaporkan
- Memastikan diagnosa pasien
- Membaca dan memahami catatan perkembangan terkini dan
hasil pengkajian perawat shift sebelumnya
- Menyiapkan antara lain : medical record pasien, riwayat alergi,
obat-obatan/ cairan infus yang digunakan saat ini.

4. Perawat menjelaskan “Situation” (apa yang terjadi dengan pasien)


dengan cara :
- Menyebutkan nama perawat dan nama bangsal perawatan.
- Menyebutkan nama pasien, umur, diagnosa medis dan tanggal
masuk
- Menjelaskan secara singkat masalah kesehatan pasein atau
keluhan utama termasuk pain score

RS DR. SOBIRIN KOMUNIKASI ANTARA PERAWAT DENGAN DOKTER


DI INSTALASI RAWAT INAP
KAB. MUSI RAWAS
No. Dokumen No Revisi Halaman

2/2

PROSEDUR 5. Perawat menyebutkan hal-hal yang melatarbelakangi kondisi pasien


(Background) yaitu :

- Menyebutkan riwayat alergi dan obat-obatan termasuk cairan


infus yang digunakan
- Menjelaskan hasil pemeriksaan yang mendukung dan pemeriksaan
laboratorium
- Menjelaskan informasi yang mendukung / informasi klinis lainnya
yaitu : bunyi nafas, warna kulit urine output, exttremitas.

6. Perawat menjelaskan “Assesment” (penilaian perawat saat itu)


dengan cara :

- Perawat menjelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien


terkini seperti : vital sign, status mental, status emosional, kondisi
kulit, saturasi oksigen, dll
- Perawat menyatakan kemungkinan masalah seperti gangguan
pernafasan, gangguan neurologi, gangguan perfusi, dll

7. Perawat meminta rekomendasi dari dokter (Recomedation), yaitu:

- Mengusulkan kepada dokter untu datang melihat pasien


- Memastikan jam kedatangan dokter
- Menanyakan kepada dokter langkah selanjutnya yang akan
dilakukan.

8. Pada mencatat intruksi dari dokter dan mengkonfirmasi


kembalimembaca ulang instruksi hingga jelas.

9. Pada saat visite dokter terhadap pasien, perawat memberikan data


rekam medik/ status pasien meliputi TTV, Anamnesa, serta keluhan
dari pasien dan data penunjang sehingga dokter dapat mendiagnosa
secara pasti penyakit pasien.

10.Pada saat perawat berkomunikasi dengan dokter, harus menggunakan


istilah-istilah medis agar komunikasi dapat berjalan dengan baik dan
mencapai tujuan yang dinginginkan.

UNIT TERKAIT 1. Bidang Pelayanan


2. Instalasi Rawap Ianp
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Laboratorium

RS DR. SOBIRIN KOMUNIKASI ANTAR DOKTER


DENGAN TENAGA ANALIS (LABORATORIUM)
KAB. MUSI RAWAS No. Dokumen No Revisi
Halaman
01 1/1

Ditetapkan,
Direktur RS Dr. Sobirin
SPO Tanggal Terbit

10 Agustus 2017 Dr. Raden Muhammad Nawawi


NIP. 19601130198901 1 001
PENGERTIAN Hubungan komunikasi antara perawat dengan analis dalam memberikan
pelayanan pemeriksaan penunjang kepada pasien.

TUJUAN Kesinambungan informasi tentang pelayanan pemeriksaan penunjang


kepada pasien.

KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ /KPTS/RS.DS.IV/VIII/2017


Tentang .................Rumah Sakit Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas.
PROSEDUR

RS DR. SOBIRIN PENYIMPANAN BERKAS


REKAM MEDIS AKTIF
KAB. MUSI RAWAS No. Dokumen No Revisi
Halaman
01 1/1

Ditetapkan,
Direktur RS Dr. Sobirin
SPO Tanggal Terbit

10 Agustus 2017 Dr. Raden Muhammad Nawawi


NIP. 19601130198901 1 001
PENGERTIAN Penyimpanan berkas rekam medis aktif berpatokan pada besarnya
ruangan yang tersedia untuk menyimpan berkas rekam medis yang baru.
TUJUAN 1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penyimpanan
berkas rekam medis aktif.
2. Dokumen rekam medis tersimpan dengan rapi dan aman serta mudah
diambil ketika diperlukan
KEBIJAKAN Surat keputusan Dirjen Yanmed no. YM.00.03.2.2.1296 tgl 27
November 1996 :
Berkas rekam medis dinyatakan aktif adalah 5 tahun dihitung dari
tanggal terakhir berobat.
Rekam medis yang berumur 2 tahun sudah dinyatakan tidak aktif apabila
dikarenakan sangat terbatasnya ruang penyimpanan.

1. Petugas penyimpanan menyeleksi dan mengecek kelengkapan berkas


rekam medis yang telah dikembalikan dari unit rawat jalan atau rawat
inap.
2. Petugas penyimpanan memberi sampul berkas rekam medis rawat
PROSEDUR inap yang sudah siap disimpan.
3. Petugas penyimpanan menuliskan nama pasien, nomor rekam medis
dan tahun kunjungan pada sampul berkas rekam medis rawat inap.
4. Petugas penyimpanan menyimpan berkas rekam medis ke rak
penyimpanan sesuai dengan nomor urutnya. Rekam medis rawat
jalan di ruang penyimpanan rawat jalan, rekam medis rawat inap di
ruang penyimpanan rekam medis rawat inap.
1. Sub Bidang Rekam medis
UNIT TERKAIT 2. Ruang Perawatan Rawat Inap dan Rawat Jalan
3. Instalasi penunjang medis
4. Tempat penerimaan pasien

RS DR. SOBIRIN
KAB. MUSI RAWAS PENGEMBALIAN REKAM MEDIS AKTIF

No. Dokumen No Revisi


Halaman
01 1/1
Ditetapkan,
Direktur RS Dr. Sobirin
SPO Tanggal Terbit

10 Agustus 2017 Dr. Raden Muhammad Nawawi


NIP. 19601130198901 1 001
PENGERTIAN Suatu kegiatan pengembalian rekam medis aktif setelah diperlukan oleh
unit lain terkait pemeriksaan pasien dan pengambilan data yang
diperlukan.
TUJUAN Agar rekam medis asli tetap berada di rumah sakit dan terjaga
kerahasiaan dan keamanannya.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ /KPTS/RS.DS.IV/VIII/2017
Tentang .................Rumah Sakit Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas.
1. Petugas unit lain yang meminjam mengantarkan berkas rekam medis
yang dipinjamnya ke sub bidang rekam medis.
2. Petugas rekam medis menuliskan tanggal pengembalian di buku
peminjaman berkas rekam medis.
PROSEDUR
3. Petugas rekam medis mengembalikan berkas rekam medis ke rak
penyimpanan berkas rekam medis sesuai dengan nomor urut
peyimpanannya.
4. Petugas rekam medis mengambil tanda tracer yang ada di rak
penyimpanan karena berkas rekam medis telah dikembalikan pada
tempatnya.
1. Sub Bidang Rekam medis
2. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Rawat Jalan
4. Tempat penerimaan pasien

RS DR. SOBIRIN
KAB. MUSI RAWAS RETENSI BERKAS REKAM MEDIS

No. Dokumen No Revisi


Halaman
01 1/1
Ditetapkan,
Direktur RS Dr. Sobirin
SPO Tanggal Terbit

10 Agustus 2017 Dr. Raden Muhammad Nawawi


NIP. 19601130198901 1 001
PENGERTIAN 1. Suatu kegiatan pengurangan berkas rekam medis yang telah berakhir
fungsi dan nilai gunanya (rekam medis inaktif).
2. Rekam medis inaktif adalah rekam medis yang secara berturut-turut
dalam masa waktu yang ditetapkan tidak pernah digunakan lagi
karena pasien tidak pernah berobat lagi di rumah sakit.
TUJUAN Untuk mengurangi jumlah berkas rekam medis yang semakin bertambah
sehingga tersedia fasilitas yang cukup untuk penyimpanan berkas rekam
medis yang baru .
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ /KPTS/RS.DS.IV/VIII/2017
Tentang .................Rumah Sakit Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas.
1. Petugas rekam medis memilah berkas rekam medis yang masih
harus disimpan di unit rekam medis (rekam medis aktif)
2. Petugas rekam medis memilah berkas rekam medis yang sudah
PROSEDUR harus dikeluarkan dari unit rekam medis (rekam medis inaktif)
berdasarkan tahun kunjungan
3. Petugas rekam medis membuat daftar berkas rekam medis yang
sudah in aktif
4. Petugas rekam medis memasukkan berkas rekam medis yang sudah
inaktif ke dalam karung untuk disimpan di gudang.
1. Sub Bidang Rekam medis
UNIT TERKAIT 2. Sub Bag Keuangan
3. Sub Bag Perlengkapan
4. Komite Medis

RS DR. SOBIRIN
KAB. MUSI RAWAS PEMUSNAHAN REKAM MEDIS

No. Dokumen No Revisi


Halaman
01 1/1

Ditetapkan,
Direktur RS Dr. Sobirin
SPO Tanggal Terbit

10 Agustus 2017 Dr. Raden Muhammad Nawawi


NIP. 19601130198901 1 001
PENGERTIAN 1. Pemusnahan/penyusutan rekam medis adalah usaha memilah berkas
yang dianggap tidak mempunyai nilai guna dalam kepentingan
administrasi, keuangan, hukum, riset, edukasi, dokumentasi sehingga
selanjutnya dapat dimusnahkan.
2. Rekam medis inaktif adalah rekam medis yang secara berturut-turut
dalam masa waktu yang ditetapkan tidak pernah digunakan lagi
karena pasien tidak pernah berobat lagi di rumah sakit.
TUJUAN Agar berkas yang disimpan diusahakan sedikit mungkin dengan nilai
guna sebesar-besarnya dengan teknis pelaksanaan yang mudah dan
tuntas serta menghemat tempat dan biaya.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ /KPTS/RS.DS.IV/VIII/2017
Tentang .................Rumah Sakit Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas.
1. Rumah Sakit dr Sobirin membentuk panitia pemusnahan rekam
medis.
2. Panitia pemusnahan rekam medis mengusulkan daftar rekam medis
yang sudah inaktif untuk dilakukan pemusnahan ke Direktur RS dr
Sobirin.
PROSEDUR
3. Panitia pemusnahan rekam medis melaksanakan pemusnahan rekam
medis inaktif dengan cara dibakar di TPA.
4. Panitia pemusnahan rekam medis membuat berita acara pemusnahan
rekam medis inaktif rawat jalan dan rawat inap.
5. Rumah Sakit mengirimkan berita acara pelaksanaan pemusnahan
kepada pemilik rumah sakit dan Direktur Jendral Pelayanan Medik
Kemenkes RI .
1. Sub Bidang Rekam medis.
UNIT TERKAIT 2. Sub Bag Keuangan.
3. Sub Bag Perlengkapan.
4. Tempat penerimaan Pasien Rawat Jalan.

RS DR. SOBIRIN
PENYIMPANAN BERKAS
KAB. MUSI RAWAS
REKAM MEDIS NON AKTIF
No. Dokumen No Revisi
Halaman
01 1/1

Ditetapkan,
Direktur RS Dr. Sobirin
SPO Tanggal Terbit

10 Agustus 2017 Dr. Raden Muhammad Nawawi


NIP. 19601130198901 1 001
PENGERTIAN Penyimpanan berkas rekam medis non aktif berpatokan pada besarnya
ruangan yang tersedia untuk menyimpan berkas rekam medis yang baru.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penyimpanan berkas
rekam medis non aktif.
Dokumen rekam medis tersimpan dengan rapi dan aman serta mudah
diambil ketika diperlukan
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ /KPTS/RS.DS.IV/VIII/2017
Tentang .................Rumah Sakit Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas.
1. Petugas penyimpanan menyeleksi berkas rekam medis yang tidak
kontrol selama lima tahun terakhir berdasarkan kunjungan terakhir.
2. Petugas penyimpanan menyeleksi berkas rekam medis yang tidak
kontrol selama dua tahun terakhir berdasarkan kunjungan terakhir.
3. Petugas penyimpanan menggabungkan dan mengikat berkas rekam
PROSEDUR
medis yang tidak kontrol selama lima tahun terakhir berdasarkan
nomor urut.
4. Petugas penyimpanan menyimpan berkas rekam medis yang tidak
kontrol selama lima tahun terakhir di gudang penyimpanan.
5. Petugas penyimpanan menyimpan berkas rekam medis yang tidak
kontrol selama dua tahun terakhir di rak penyimpanan berdasarkan
nomor urut.
1. Sub Bidang Rekam medis
UNIT TERKAIT 2. Ruang Perawatan Rawat Inap dan Rawat Jalan
3. Instalasi penunjang medis
4. Tempat penerimaan pasien

RS DR. SOBIRIN
PENYIMPANAN BERKAS
KAB. MUSI RAWAS
REKAM MEDIS AKTIF
No. Dokumen No Revisi
Halaman
01 1/1

Ditetapkan,
Direktur RS Dr. Sobirin
SPO Tanggal Terbit

10 Agustus 2017 Dr. Raden Muhammad Nawawi


NIP. 19601130198901 1 001
PENGERTIAN Penyimpanan berkas rekam medis aktif berpatokan pada besarnya
ruangan yang tersedia untuk menyimpan berkas rekam medis yang baru.
TUJUAN 1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penyimpanan
berkas rekam medis aktif.
2. Dokumen rekam medis tersimpan dengan rapi dan aman serta mudah
diambil ketika diperlukan.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ /KPTS/RS.DS.IV/VIII/2017
Tentang .................Rumah Sakit Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas.
PROSEDUR 1. Petugas penyimpanan menyeleksi dan mengecek kelengkapan berkas
rekam medis yang telah dikembalikan dari unit rawat jalan atau rawat
inap.
2. Petugas penyimpanan memberi sampul berkas rekam medis rawat
inap yang sudah siap disimpan.
3. Petugas penyimpanan menuliskan nama pasien, nomor rekam medis
dan tahun kunjungan pada sampul berkas rekam medis rawat inap.
4. Petugas penyimpanan menyimpan berkas rekam medis ke rak
penyimpanan sesuai dengan nomor urutnya. Rekam medis rawat
jalan di ruang penyimpanan rawat jalan, rekam medis rawat inap di
ruang penyimpanan rekam medis rawat inap.
1. Sub Bidang Rekam medis
UNIT TERKAIT 2. Ruang Perawatan Rawat Inap dan Rawat Jalan
3. Instalasi penunjang medis
4. Tempat penerimaan pasien

RS DR. SOBIRIN
KAB. MUSI RAWAS KERAHASIAAN REKAM MEDIS

No. Dokumen No Revisi


Halaman
01 1/1

Ditetapkan,
Direktur RS Dr. Sobirin
SPO Tanggal Terbit

10 Agustus 2017 Dr. Raden Muhammad Nawawi


NIP. 19601130198901 1 001
PENGERTIAN 1. Informasi rekam medis yang mengandung nilai kerahasiaan yaitu
laporan hasil pemeriksaan, pengobatan, observasi atau wawancara
dengan pasien.
2. Informasi rekam medis yang tidak mengandung nilai kerahasiaan
yaitu perihal identitas serta informasi lain yang tidak mengandung
nilai medis kecuali ada ketentuan khusus lain.
TUJUAN Melindungi informasi di dalam rekam medis yang menjelaskan
hubungan khusus antara dokter dan pasien agar tidak jatuh kepada orang
yang tidak berwenang.
KEBIJAKAN UU RI no 29 pasal 48 tentang praktik kedokteran mengenai rahasia
kedokteran :
a. Ayat1 : Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik
kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran.
b. Ayat2 : Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan
kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum
dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri atau
berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
PROSEDUR 1. Pengelola ruang rawat inap dan rawat jalan bertanggungjawab atas
keamanan dan kerahasiaan isi rekam medis selama berkas rekam
medis berada di ruang pelayanan.
2. Petugas rekam medis, tenaga medis, tenaga paramedis dan tenaga
administrasi bertanggungjawab atas kemanan dan kerahasiaan isi
rekam medis selamapendistribusian berkas rekam medis sesuai
kapasitas masing-masing.
3. Petugas rawat inap harus segera mengembalikan berkas rekam medis
rawat inap ke bagian rekam medis setelah selesai pelayanan (2x24
jam).
4. Petugas rawat jalan harus segera mengembalikan berkas rekam medis
rawat jalan setelah selesai pelayanan (1x24 jam)
5. Peminjam rekam medis internal rumah sakit meminta ijin petugas
rekam medis ketika akan meminjam berkas rekam medis untuk
kepentingan pasien.
6. Petugas rekam medis mencatat tanggal peminjaman berkas rekam
medis yang keluar di buku peminjaman.

RS DR. SOBIRIN KERAHASIAAN REKAM MEDIS


KAB. MUSI RAWAS
No. Dokumen No Revisi Halaman

2/2

PROSEDUR 7. Petugas rekam medis menyimpan kembali berkas rekam medis yang
sudah dikembalikan dan mencatat tanggal pengembalian di buku
peminjaman.
8. Pasien akan dirujuk ke rumah sakit lain maka rumah sakit hanya
mengeluarkan resume akhir pasien yang dibuat oleh dokter yang
merawat.
9. Petugas rekam medis harus menjaga agar berkas rekam medis
disimpan dan ditata dengan baik sehingga terlindung dari
kemungkinan pencurian berkas atau pembocoran isi berkas.
UNIT TERKAIT 1. Sub Bidang Rekam medis.
2. Ruang Perawatan Rawat Inap dan Rawat Jalan.
3. Instalasi penunjang medis.
4. Tempat penerimaan pasien.
RS DR. SOBIRIN
PENCEGAHAN KERUSAKAN DANKEHILANGAN BERKAS
KAB. MUSI RAWAS
REKAM MEDIS
No. Dokumen No Revisi
Halaman
01 1/1

Ditetapkan,
Direktur RS Dr. Sobirin
SPO Tanggal Terbit

10 Agustus 2017 Dr. Raden Muhammad Nawawi


NIP. 19601130198901 1 001
PENGERTIAN Suatu prosedur untuk mencegah kerusakan dan kehilangan berkas rekam
medis.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam mencegah kerusakan
dan kehilangan berkas rekam medis.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ /KPTS/RS.DS.IV/VIII/2017
Tentang .................Rumah Sakit Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas.
PROSEDUR 1. Petugas rekam medis membuat rambu-rambu pengamanan ruangan
antara lain :
a. Tulisan “Dilarang Merokok” di ruang penyimpanan
b. Tulisan “Dilarang masuk kecuali petugas” pada pintu ruang
penyimpanan.
c. Tulisan prosedur kerahasiaan berkas rekam medis
2. Petugas rekam medis memasang tulisan tersebut dan memantau
keberadaannya setiap hari.
3. Petugas rekam medis memberi kapur barus pada rak penyimpanan
setiap bulan untuk mencegah kecoak dan rayap.
4. Petugas rekam medis selalu mengunci pintu ruangan penyimpanan
berkas rekam medis setelah selesai bekerja.
5. Petugas IPRS memasang alat pemadam kebakaran pada tempat yang
mudah dijangkau dan memeriksanya secara rutin fungsi dari alat
tersebut.
UNIT TERKAIT 1. Sub Bidang Rekam medis
2. Instalasi pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit.
RS DR. SOBIRIN
KAB. MUSI RAWAS PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS

No. Dokumen No Revisi


Halaman
01 1/1

Ditetapkan,
Direktur RS Dr. Sobirin
SPO Tanggal Terbit

10 Agustus 2017 Dr. Raden Muhammad Nawawi


NIP. 19601130198901 1 001
PENGERTIAN Penyimpanan berkas rekam medis dengan cara desentralisasi adalah
terjadi pemisahan penyimpanan antara berkas rekam medis rawat jalan
dengan berkas rekam medis rawat inap
Sistem penyimpanan rekam medis Nomor Langsung adalah
penyimpanan rekam medis dalam rak penyimpanan secara berturut
sesuai dengan urutan nomornya.
TUJUAN Memudahkan petugas melaksanakan pekerjaan penyimpanan dan
pengambilan berkas rekam medis rawat jalan maupun rawat inap.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ /KPTS/RS.DS.IV/VIII/2017
Tentang .................Rumah Sakit Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas.
1. Petugas rekam medis membuat kelompok dua nomor pada kotak
yang tersedia
2. Petugas rekam medis mengurutkan nomor dimulai dari dua angka
depan, dua angka tengah dan dua angka akhir. Kelompok dua angka
akhir terdiri dari 00 s/d 99
PROSEDUR Contoh : 00 01 01
00 01 02
00 01 03

01 02 00
01 02 01
01 02 02 dan seterusnya

3. Petugas rekam medis menyusun berkas rekam medis yang sudah urut
ke dalam almari penyimpanan secara system nomor langsung.
1. Sub Bidang Rekam medis
UNIT TERKAIT 2. Ruang Perawatan Rawat Inap dan Rawat Jalan
3. Tempat penerimaan pasien
RS DR. SOBIRIN
KAB. MUSI RAWAS PENOMORAN REKAM MEDIS

No. Dokumen No Revisi


Halaman
01 1/1

Ditetapkan,
Direktur RS Dr. Sobirin
SPO Tanggal Terbit

10 Agustus 2017 Dr. Raden Muhammad Nawawi


NIP. 19601130198901 1 001
PENGERTIAN Penomoran rekam medis adalah sistem pemberian nomor pasien pada
saat pasien datang ke unit pelayanan kesehatan (admission numbering
system, dengan memakai pemberian nomor cara unit (unit numbering
system) yaitu pada saat pasien datang pertamakali untuk berobat jalan
maupun rawat inap maka pasien tersebut akan mendapatkan satu nomor
rekam medis yang akan dipakai selamanya untuk kunjungan-kunjungan
selanjutnya.
TUJUAN Memudahkan penyimpanan dan pengambilan berkas rekam medis.

KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ /KPTS/RS.DS.IV/VIII/2017


Tentang .................Rumah Sakit Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas.
PROSEDUR 1. Petugas rekam medis menanyakan pada pasien apakah sudah pernah
berkunjung ke rumah sakit RS dr Sobirin sebelumnya.
2. Petugas rekam medis memberikan nomor rekam medis yang lama
kepada pasien yang pernah berkunjung sebelumnya.
3. Petugas rekam medis memberikan nomor rekam medis baru untuk
pasien yang baru berkunjung ke RS dr Sobirin.
4. Petugas rekam medis menulis nomor rekam medis pada berkas rekam
medis rawat jalan maupun rawat inap pada kolom yang tersedia.
5. Petugas rekam medis mencetak kartu indeks berobat yang berisi
nomor rekam medis, nama pasien dan alamat pasien.
6. Petugas rekam medis menyerahkan KIB kepada pasien untuk
disimpan dan dibawa ketika berkunjung lagi ke RS dr Sobirin.
1. Sub Bidang Rekam medis.
UNIT TERKAIT 2. Ruang Perawatan Rawat Inap dan Rawat Jalan.
3. Instalasi penunjang medis.
4. Tempat penerimaan pasien.

RS DR. SOBIRIN
KAB. MUSI RAWAS KORESPONDENSI REKAM M EDIS

No. Dokumen No Revisi


Halaman
01 1/1
Ditetapkan,
Direktur RS Dr. Sobirin
SPO Tanggal Terbit

10 Agustus 2017 Dr. Raden Muhammad Nawawi


NIP. 19601130198901 1 001
PENGERTIAN Korespondensi rekam medis adalah surat menyurat yang berhubungan
dengan rekam medis yaitu resume medis, formulir asuransi yang terkait
dengan pelayanan kesehatan, surat keterangan medis dan lain-lain.
TUJUAN Sebagai acuan langkah-langkah dalam urusan surat menyurat yang
berhubungan dengan rekam medis
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ /KPTS/RS.DS.IV/VIII/2017
Tentang .................Rumah Sakit Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas.
1. Pihak lain yang membutuhkan korespondensi mengajukan surat
permohonan ke Direktur
2. Direktur memberikan persetujuannya kepada Ka Bid Perencanaan
dan Rekam Medis untuk berkoordinasi dengan unit terkait.
3. Petugas rekam medis mempersiapkan resume yang telah dibuat oleh
dokter yang merawat yang ada di dalam berkas rekam medis pasien
PROSEDUR keluar rawat yang telah diassembling.
4. Perawat ruangan menyerahkan konsep resume yang telah diteliti
kebenarannya kepada dokter yang merawat untuk ditandatangani.
5. Petugas rekam medis mengirimkan atau memberikannya langsung
kepada pihak yang membutuhkan.
6. Petugas rekam medis melakukan pembukuan dan tanda terima
sebagai bukti penyerahan atas permintaan informasi kesehatan pasien
dengan bukti pelepasan informasi pasien yang bermaterai cukup.

1. Sub Bidang Rekam medis


UNIT TERKAIT 2. Ruang Perawatan Rawat Inap dan Rawat Jalan
3. Instalasi penunjang medis
4. Tempat penerimaan pasien

RS DR. SOBIRIN
KAB. MUSI RAWAS PERMINTAAN DATA

No. Dokumen No Revisi


Halaman
01 1/1

Ditetapkan,
Direktur RS Dr. Sobirin
SPO Tanggal Terbit

10 Agustus 2017 Dr. Raden Muhammad Nawawi


NIP. 19601130198901 1 001
PENGERTIAN Permintaan data adalah permintaan data oleh pihak yang membutuhkan
data pelaporan rumah sakit baik internal maupun eksternal
TUJUAN 1. Sebagai acuan langkah-langkah dalam permintaan data pelaporan
rumah sakit.
2. Pelaporan rumah sakit bertujuan menghasilkan laporan secara cepat,
tepat dan akurat.
Pelaporan rumah sakit dapat dibedakan menjadi 2:
1. Laporan internal
2. Laporan eksternal
3. Permintaan data dibedakan menjadi 2:
1. Permintaan data rutin yaitu berupa laporan internal dan eksternal
2. Permintaan data sewaktu oleh pihak lain yang membutuhkannya.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ /KPTS/RS.DS.IV/VIII/2017
Tentang .................Rumah Sakit Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas.
1. Petugas rekam medis mengirimkan laporan rutin ke Ditjen Yan med
Kemenkes RI, Dinkes Propinsi, Dinkes Kota/Kabupaten, Direktur
rumah sakit, sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Pihak lain yang memerlukan data pelaporan rumah sakit di luar
laporan rutin harus membuat surat permintaan data yang ditujukan
kepada Direktur Rumah Sakit Dr Sobirin.
3. Direktur memberikan rekomendasi permintaan data pelaporan yang
dimaksud
PROSEDUR
4. Petugas unit diklat membuat surat pengantar permintaan data yang
ditandatangani oleh kepala unit diklat untuk permintaan data
penelitian atau praktek kerja lapangan.
5. Pihak lain yang membutuhkan data membawa surat persetujuan
tersebut ke sub bidang rekam medis untuk memperoleh datanya.
6. Petugas rekam medis memberikan data yang dimaksud,
berkoordinasi dengan unit lain jika diperlukan.
7. Petugas rekam medis boleh memberikan data yang diminta secara
lisan oleh wartawan resmi dengan bukti memo tertulis dari direktur
RS Dr Sobirin.
1. Sub Bidang Rekam medis
UNIT TERKAIT 2. Ruang Perawatan Rawat Inap dan Rawat Jalan
3. Instalasi Penunjang Medis
4. Tempat Penerimaan Pasien

RS DR. SOBIRIN
KAB. MUSI RAWAS

No. Dokumen No Revisi


Halaman
01 1/1

Ditetapkan,
Direktur RS Dr. Sobirin
SPO Tanggal Terbit

10 Agustus 2017 Dr. Raden Muhammad Nawawi


NIP. 19601130198901 1 001
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ /KPTS/RS.DS.IV/VIII/2017


Tentang .................Rumah Sakit Dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas.
PROSEDUR
UNIT TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai