Undang-undang Nomor 11 Tahun 2016 dalam pasal 14 mengatur tentang perlakuan akuntansi
perpajakan bagi WP yang mengikuti tax amnesty, yakni :
Penerapan UU nomor 11 tahun 2016 menimbulkan masalah terutama terkait pencatatan akuntansi
bagi perusahaan yang mengikuti tax amnesty. Beberapa masalah yang ditimbulkan adalah :
1. UU nomor 11 Tahun 2016 tidak mengatur secara spesifik penyajian aset dan liabilitas hasil
pengampunan pajak. Wajib Pajak kesulitan mengklasifikasikan aset/liabilitas tersebut dalam
neraca.
2. UU nomor 11 Tahun 2016 tidak mengatur secara spesifik nilai aset hasil pengampunan pajak.
Dalam hal ini, wajib pajak tidak memiliki standar apakah harus menggunakan harga perolehan
awal, nilai wajar saat tanggal pelaporan, nilai buku tanggal pelaporan atau pengukuran lain
yang relevan.
3. UU nomor 11 tahun 2016 tidak memberi keterangan terkait penyajian nilai hutang yang dapat
dikompensasikan terhadap aset hasil pengampunan pajak.
C. Terbitnya PSAK 70
Sehubungan dengan disahkannya UU Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) pada tanggal 1 Juli 2016 oleh
Presiden Joko Widodo, selanjutnya sebagai response atas masalah perlakuan akuntansi atas aset dan
liabilitas yang timbul dari program Tax Amnesty tersebut, DSAK IAI telah menerbitkan Exposure Draft
(ED) PSAK 70 : Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak. ED PSAK 70 ini telah disetujui untuk
disebarluaskan dan ditanggapi pada tanggal 18 Agustus 2016.
Beberapa hal penting dalam PSAK 70 yang melengkapi gap akuntansi akibat terbitnya UU nomor 11
Tahun 2016 antara lain tentang :