Anda di halaman 1dari 3

Teori Dasar Asam Benzoat secara Titrimetri

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/MenKes/Per/IX/88,


yang dimaksud dengan bahan tambahan makanan (zat aditif) adalah bahan yang
ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan
mutu. Termasuk di dalamnya adalah pewarna, penyedap rasa dan aroma,
pemantap, antioksidan, pengawet, pengemulsi, antigumpal, pemucat dan
pengental (Winarno, 2004).

Asam benzoat merupakan bahan yang sering digunakan sebagai pengawet


bahan makanan olahan. Mekanisme penghambatan mikroba oleh benzoat yaitu
mengganggu permeabilitas membrane sel, struktur sistem genetic mikroba, dan
mengganggu enzim intraseluler (Branen dkk, 1990).

Benzoat yang umum digunakan adalah benzoat dalam bentuk garamnya


karena lebih mudah larut dibanding asamnya. Dalam bahan pangan, garam
benzoat terurai menjadi bentuk efektif yaitu bentuk asam benzoat yang tidak
terdisosiasi. Bentuk ini mempunyai efek racun pada pemakaian berlebih terhadap
konsumen, sehingga pemberian bahan pengawet ini tidak melebihi 0,1% dalam
bahan makanan (Siaka, 2009).

Pada bahan makanan, asam benzoat berfungsi sebagai zat aditif yakni
banyak digunakan sebagai bahan pengawet. Asam benzoat lebih banyak
digunakan dalam bentuk garamnya karena kelarutannya lebih baik daripada
bentuk asamnya. Bentuk garam dari asam benzoat yang banyak digunakan adalah
natrium benzoat. Natrium benzoat bekerja efektif pada pH 2,5-4 sehingga banyak
digunakan pada makanan atau minuman yang bersifat asam (Wati dan Guntarti,
2012).

Namun, natrium benzoat menjadi lebih aktif ketika dikonversi menjadi


bentuk asam benzoat. Dalam produk makanan natrium benzoat diubah menjadi
asam benzoat dengan reaksi sebagai berikut: C6H5COONa + H+ ↔ C6H5COOH
+ Na+. (Rorong, 2013).
Mekanisme penghambatan mikroba oleh benzoat yaitu mengganggu per-
meabilitas membran sel, struktur sistem genetik mikroba, dan mengganggu enzim
intraseluler (Suryandari, 2011).

Titrimetri atau analisa titrimetri adalah analisis kuantitatif dengan


mereaksikan analit dengan suatu pereaksi sedemikian rupa sehingga jumlah zat
yang bereaksi itu ekivalen dengan zat lain. Ekivalen berarti bahwa zat-zat yang
direaksikan itu tepat saling menghabiskan, sehingga tidak ada yang bersisa
(Harjadi, 1990).
Daftar Pustaka

Branen, A. L., dkk. 1990. Food Additives. New York: Marcel Dekker Inc.
Dyah, P. 2012. Asidi Alkalimetri. Bandung: Universitas Islam Negeri Gunung Jati.
Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia.
Petrusevski, Vladimir M dan Risteka, Keti. 2007. Behaviour Of Phenolphthalein
In Stongly Basic Media. Chemistry. Vol 16 Iss 4.
Rorong, JA. 2013. Analisis Asam Benzoat Dengan Perbedaan Preparasi Pada
Kulit Dan Daun Kayu Manis (Cinnamomun Burmanni). Journal Chem.
Vol. 6(2).
Siaka, I. M. 2009. Analisis bahan pengawet pada saos tomat yang beredar di kota
Denpasar. Jurnal Kimia. 3(2). 87-92.
Suryandari, E. T. 2011. Analisis Bahan Pengawet Benzoat Pada Saos Tomat Yang
Beredar Di Wilayah Kota Surabaya . Jurnal PHENOMENON, Vol 2 (1).
Wati, Wahyu I dan Guntarti Ayu. 2012. Penetapan Kadar Asam Benzoat Dalam
Beberapa Merk Dagang Minuman Ringan Secara Spektrofotometri
Ultraviolet. Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 2(2).

Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai