Disusun oleh :
KELOMPOK I
FI III, hal 32
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawanya.
FI IV, hal 17
Suspensi adalah sediaan yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair.
FI V, hal 56
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut
yang terdispersi dalam fase cair.
IMO , hal 149
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.
Formulasi Nasional, hal 3
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut
dan terdispersi sempurna dalam cairan pembawa, atau sediaan padat terdiri
dari obat dalam bentuk serbuk sangat halus, dengan atau tanpa zat tambahan
yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang ditetapkan.
Leon Lachaman, et al, hal 985
Suspensi merupakan sistem heterogen yang terdiri dari dua fase. Fase
kontinue atau fase luar umumnya merupakan cairan atau semi padat, dan
fase terdispersi atau fase dalam terbuat dari partikel-partikel kecil yang pada
dasarnya tidak larut, tetapi seluruhnya dalam fase kontinue. Zat yang tidak
larut bisa dimasukkan untuk absorpsi fisiologi atau untuk fungsi pelapisan
dalam dan luar.
2. Pertimbangan farmakodinamik
Ibuprofen ditujukan untuk menetralkan asam lambung yang disebabkan
oleh sekresi asam lambung yang berlebih.
3. Gliserin/Gliserol
a. Struktur molekul (Ponnada, 2017; 1529)
b. Pemerian cairan seperti sirop; jernih; tidak berwarna; tidak berbau; manis
diikuti rasa hangat, higroskopik (Depkes RI, 2014; 507)
c. Kelarutan : dapat campur dengan air dan dengan etanol; tidak larut dalam
kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak menguap
(Depkes RI, 2014; 507).
4. Nipagin/Metil Paraben
a. Struktur Molekul (Depkes RI, 2014; 856)
5. Sorbitol
a. Struktur molekul (Depkes RI, 2014; 1210)
b. Rumus Molekul : C6H14O6 (Depkes RI, 2014; 1210)
c. Bobot Molekul : 182,17 (Depkes RI, 2014; 1210)
d. Pemerian serbuk, butiran atau kepingan; putih; terasa manis; higroskopik
(Depkes RI, 2014; 1210).
e. Kelarutan sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) P
(Depkes RI, 2014; 1210)
f. Khasiat dan penggunaan sebagai zat tambahan (Depkes RI, 1979;567-
568).
Keterangan:
RPM : rotasi per menit t : waktu yang dibutuhkan bob untuk
berputar 100 kali (s) Hitung visikositas sediaan pada tiap
kecepatan geser dengan persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
Ƞ : visikositas (cp)
M : beban (g)
Kv : konstanta alat (cp/g s)
Kurva dibuat berdasarkan hubungan antara kecepatan geser terhadap
beban yang diberikan pada setiap sediaan.
Komposisi :
Tiap sendok takar (5 ml)
mengandung Ibuprofen HARUS DIMINUM
200 mg SETELAH MAKAN
No.Reg.: DTL1906900133A1
Ibuprofen 200 mg/5 ml Ibuprofen 200 mg/5 ml
Dosis : Batch No. : A19901001
2 tahun : ¼ sdt Mfg. Date: 02/2019
Exp. Date : 02/2024
3-4xsehari HET (Rp) : 35.000/botol
3 tahun : 1/3 sdt
3-4xsehari P. No. 1
4-7 tahun : ½ sdt Awas ! Obat keras
3-4xsehari Baca aturan pakainya
8-9 tahun : ¾ sdt
3-4xsehari PT. CIWI FARMA
PT. CIWI FARMA
10-12 tahun : 1 sdt
PADANG - INDONESIA PADANG - INDONESIA UNTUK INFORMASI LEBIH
3-4xsehari LANJUT LIHAT
Dewasa : 1-2 sdt BROSUETERLAMPIR
3-4xsehari
MOMFEN®
Suspensi
Komposisi
Tiap 5 mL suspensi mengandung
Ibuprofen 200 mg
Mekanisme kerja
Ibuprofen merupakan obat golongan AINS dengan efek analgesic (meringankan rasa sakit) dan
antipiretik (menurunkan demam). Aktivitas analgesik yaitu dengan cara menghambat enzim
siklooksigenase yang mengakibatkan terhambatnya sintetis prostaglandin yaitu suatu zat yang
bekerja pada ujung syaraf jaringan tubuh yang sakit. Aktivitas antiperetik yaitu dengan bekerja
dihipotalamus dengan meningkatkan vasodilatasi dan aliran darah perifer. Ibuprofen diabsosi
secara cepat dilambung dengan kadar maksimum dalam plasma dicapai dalam waktu 1 sampai
2 jam, waktu paruh dalam plasma sekitar 2 jam. Efek samping terhadap saluran cerna lebih
ringan dibandingkan asetosal maupun indometasin.
Indikasi
- Menurunkan demam pada anak-anak
- Meringankan nyeri ringan sampai sedang antara lain : nyeri pada sakit gigi/cabut gigi, sakit
kepala dan nyeri setelah operasi.
Efek samping
Walaupun jarang terjadi, tetapi dapat timbul efek samping sebagai berikut:
- Gangguan saluran pencernaan termasuk mual, muntah, diare, konstipasi dan nyeri
lambung.
- Pernah dilaporkan terjadi ruam kulit, bronkospasme, trombositopenea, limfopenia.
- Penurunan ketajaman penglihatan dan kesulitan membedakan warna, akan sembuh jika
pengobatan dihentikan.
Kontra indikasi
- Penderita yang hipersensitif terhadap ibuprofen atau obat anti inflamasi non steroid
lainnya, ulkus peptikus yang aktif dan berat, penderita dengan gejala asma, rhinitis atau
urtikaria jika diberikan astosal atau obat anti inflamasi lain.
- Kehamilan trimester ketiga.
Peringatan dan perhatian
- Ibuprofen tidak direkomendasikan untuk anak dibawah usia 1 tahun.
- Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan
- Sebelum penggunaan obat, konsutasikan lebih dulu ke dokter bila menderita kelainan/riwayat
penyakit, seperti penyakit saluran cerna bagian atas (ulkus peptic), gangguan fungsi ginjal, gagal
jantung, hipertensi, serta penyakit lain yang menyebabkan timbulnya retensi cairan tubuh, gangguan
pembekuan darah, asma karena dapat menyebabkan bronkospasme dan lupus eritematosus
sistemik.
- Jangan digunakan besamaan dengan asetosal atau obat lain serta anti koagulan golongan warfarin.
- Bila setelah lima hari penggunaan nyeri tidak hilang, segera hubungi dokter atau unit pelayanan
kesehatan.
- Tidak dianjurkan penggunaan pada kehamilan trimester pertama dan kedua, juga pada wanita
menyusui.
Penyimpanan
Simpan ditempat sejuk (15 – 25o c) dan kering dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya.
Kemasan
Momfen Forte suspensi : Botol 60 ml
PADANG - INDONESIA
P. No. 1
Awas ! Obat keras
Baca aturan pakainya
Desain Etiket
Komposisi :
Tiap sendok takar (5 ml)
SIMPAN DITEMPAT SEJUK (15-25)
mengandung Ibuprofen 200 mg
o DAN KERING DALAM WADAH
Kesimpulan
1. Sediaan yang dihasilkan yaitu suspensi dengan zat aktif Ibuprofen.
2. Sediaan yang akan diproduksi sebanyak 1000 botol
3. Evaluasi sediaan suspensi yang dilakukan adalah meliputi organoleptis,
bobot jenis, viskositas, pengukuran pH, volume sedimentasi, derajat
flokulasi, redispersi, Freeze-thawcycling dan distribusi ukuran partikel.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2010. Ilmu Meracik Obat: Teori dan Praktik. Yogyakarta: UGM Press.
Aremu, O.I., dan Oduyela, O.O. 2015. Evaluation of Metronidazole Suspensions.
African Journal of Pharmacy and Pharmacology, 9(12): 439-450.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Depkes RI.
Gebresamuel, N., dan Gebre-Mariam T. 2013. Evaluation of Suspending Agent
Properties of Two Local Opuntia spp. Muchilago on Paracetamol Suspension.
Journal of Pharmacy and Sains, 26(1): 23-29.
Lachman, Leon., Lieberman, H.A., dan Kanig, J.L. 1994. Teori dan Praktek
Farmasi Industri 1 ed 3. Penerjemah: Siti Suyatmi. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
Martin, A., Swarbrick, J., dan Cammarata, A. 1993. Farmasi Fisik Jilid II Edisi 3.
Penerjemah: Joshita Djajadisastra. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Ponnada, V. N.L. 2017. Formulation and Evaluation of Ibuprofen Suspension Using
Natural and Synthetic Suspending Agents. World Journal of Pharmaceutical
Research, 6(6): 1509-1551.
Syamsuni, H.A. 2006. Ilmu Resep. Jakarta: EGC.
Tjay, T. H., dan Rahardja, K. 2007. Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan, dan
Efek Sampingnya Edisi 4. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kelompok
Kompas-Gramedia.