Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TERAPI KOMPLEMENTER

TERAPI AIR HADO

Kelompok:
Nita Rahayu, S. Farm. - 148115103
Widya Agriani Sidabutar, S. Farm. - 148115121

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
BAB I
DISMENOREA

A. Definisi
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dari rahim (uterus)
dengan disertai meluruhnya endometrium (dinding rahim bagian dalam)
melalui vagina (alat kelamin luar perempuan). Berdasarkan standar
internasional ada beberapa gangguan menstruasi salah satunya adalah nyeri
menstruasi/dysmenorrhea (Ridwan, 2011).
Nyeri adalah suatu sensasi yang tidak menyenangkan baik secara
sensori maupun emosional yang berhubungan dengan adanya suatu kerusakan
jaringan atau faktor lain sehingga individu merasa tersiksa, menderita yang
akhirnya akan mengganggu aktivitas sehari-hari, psikis dan lain-lain (Asmadi,
2008).
Dismenorea adalah nyeri haid yang sedemikian hebatnya
sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan
atau cara hidupnya sehari-hari, untuk beberapa jam atau beberapa hari
(Simanjuntak, 2008). Definisi lain dikatakan, dismenorea adalah suatu
keadaan aliran siklus menstruasi yang sulit atau menstruasi yang nyeri (Calis,
et al., 2009). Disminorea merupakan nyeri (kram) pada daerah perut yang
mulai terjadi pada 24 jam sebelum terjadinya perdarahan haid dan dapat
bertahan selama 24-36 jam, meskipun pada umumnya hanya berlangsung
selama 24 jam pertama saat terjadi perdarahan haid (Ningsih, 2011).

B. Gejala
Gejala-gejala nyeri haid di antaranya yaitu: rasa sakit datang secara
tidak teratur, tajam dan kram di bagian bawah perut yang biasanya menyebar
ke bagian belakang, terus ke kaki, pangkal paha dan vulva (bagian luar alat
kelamin wanita). Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama
menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan
menghilang. Gejala-gejala tersebut meliputi tingkah laku seperti kegelisahan,

1
depresi, iritabilitas/sensitif, lekas marah, gangguan tidur, kelelahan, lemah,
mengidam makanan dan kadang-kadang perubahan suasana hati yang sangat
cepat. Selain itu juga keluhan fisik seperti payudara terasa sakit atau
membengkak, perut kembung atau sakit, sakit kepala, sakit sendi, sakit
punggung, mual, muntah, diare atau sembelit, dan masalah kulit seperti
jerawat (Lakesma, 2012).

C. Penyebab
Penyebab dari dismenore sangatlah bervariasi dan hingga saat ini
seringkali hanya berupa faktor resiko dan dugaan saja, bukan penyebab yang
pasti.
1. Faktor psikiologis dianggap sangat berperan terhadap timbulnya nyeri
saat haid. Faktor psikologis yang sering terjadi yakni stres.
2. Faktor resiko berikutnya adalah usia. Pada dismenore primer biasanya
timbul pada usia remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi
pertama. Sedangkan dismenore sekunder seringkali mulai timbul pada
usia 20 tahun.
3. Faktor lainnya yang bisa memperburuk dismenore adalah rahim yang
menghadap ke belakang (retroversi), Kurang berolah raga, dan stres
psikis atau stres sosial (Lakesma, 2012).

D. Klasifikasi
Dismenore dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan ada
tidaknya kelainan yang dapat diamati. Berdasarkan jenis nyeri, nyeri haid
dapat dibagi menjadi, dismenore spasmodik dan dismenore kongestif.
Sedangkan berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati,
nyeri haid dapat dibagi menjadi, dismenore primer dan dismenore sekunder.
a. Nyeri haid berdasarkan jenis nyerinya
 Nyeri spasmodik
Nyeri spasmodik terasa di bagian bawah perut dan berawal
sebelum masa haid atau segera setelah masa haid mulai. Banyak

2
wanita terpaksa, harus berbaring karena terlalu menderita nyeri itu
sehingga ia tidak dapat mengerjakan apapun. Ada di antara yang
pingsan, merasa, sangat mual, bahkan ada yang benar-benar
muntah. Dismenore spasmodik dapat diobati atau paling tidak
dikurangi dengan lahirnya bayi pertama, walaupun banyak pula
wanita yang tidak mengalami hal seperti itu (Lakesma, 2012).
 Dismenore kongestif
Penderita dismenore kongestif biasanya akan tahu sejak
berhari-hari sebelumnya, bahwa masa haidnya akan segera tiba.
Mengalami pegal, perut kembung tidak menentu, sakit kepala,
sakit punggung, pegal pada paha, merasa, lelah atau sulit dipahami,
mudah tersinggung, kehilangan keseimbangan, menjadi ceroboh,
terganggu tidur, atau muncul memar di paha dan lengan atas.
Semua itu merupakan simptom pegal menyiksa yang berlangsung
antara 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Proses
menstruasi mungkin tidak terlalu menimbulkan nyeri jika sudah
berlangsung. Bahkan setelah hari pertama masa haid, orang yang
menderita dismenore kongestif akan merasa lebih baik (Lakesma,
2012).
b. Dismenore berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat
diamati
 Dismenore primer
Umumnya dijumpai pada wanita dengan siklus ovulasi
awal. Dismenore primer sering dimulai pada waktu wanita
mendapatkan haid pertama dan sering dibarengi rasa mual, muntah,
dan diare. Gadis dan wanita muda dapat diserang nyeri haid primer.
Dinamakan dismenore primer karena rasa nyen timbul tanpa ada
sebab yang dapat dikenali/idiopatik. Nyeri haid primer hampir
selalu hilang sesudah wanita itu melahirkan anak pertama,
sehingga dahulu diperkirakan bahwa rahim yang agak kecil dari

3
wanita yang belum pernah melahirkan menjadi penyebabnya, tetapi
belum pernah ada bukti dari teori itu (Lakesma, 2012).
 Dismenore sekunder
Nyeri haid yang disebabkan karena kelainan yang jelas
dinamakan dismenore sekunder. Penyebab tersering dismenore
sekunder adalah endometriosis dan infeksi kronik genitalia interns.
Dismenore sekunder lebih jarang ditemukan dan terjadi pada 25%
wanita yang mengalami dismenore. Penyebab dari dismenore
sekunder adalah endometriosis, fibroid, adenomiosis, peradangan
tuba falopii, perlengketan abnormal antara organ di dalam perut,
faktor psikologis yaitu stres. Penyebab lain dari nyeri haid
sekunder adalah:
 Rahim yang terbalik sehingga membuat darah haid tidak
mudah dikeluarkan, tetapi penyebab itu lebih jarang daripada
yang diperkirakan sebelumnya.
 Benjolan besar atau kecil di rahim dapat menimbulkan
keluhan perdarahan yang banyak atau sering disertai
gumpalan darah.
 Peradangan selaput lendir rahim. Hal itu biasanya hanya
terjadi dan jarang terjadi sesudah persalinan atau keguguran.
Peradangan dapat pula terjadi akibat penyakit kelamin yang
dilalaikan.
 Pemakaian spiral.
 Endometriosis yaitu pertumbuhan jaringan lapisan rahim di
tempat lain di dalam ruang panggul.
 Fibroid atau tumor.
 Infeksi pelvis (Lakesma, 2012).

E. Mekanisme Disminore
Penyebab nyeri pada disminorea disebabkan adanya sekresi hormon
secara berlebihan yaitu prostaglandin. Prostaglandin menyebabkan

4
peningkatan frekuensi kontraksi otot rahim sehingga menimbulkan nyeri haid
(Warianto, 2011). Prostaglandin dapat mengurangi atau menghambat
sementara suplai darah ke uterus, yang menyebabkan uterus mengalami
kekurangan oksigen sehingga menyebabkan kontraksi miometrium dan terasa
nyeri (Anonim, 2014). Perbedaan beratnya nyeri tergantung kepada kadar
prostaglandin. Wanita yang mengalami dismenore memiliki kadar
prostaglandin yang 5-13 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang
tidak mengalami dismenore (Abdullah, 2014).

F. Pemeriksaan diagnosis
Diagnosa dismenore didasari atas ketidaknyamanan saat menstruasi.
Perubahan apapun pada kesehatan reproduksi, termasuk hubungan badan
yang sakit dan perubahan pada jumlah dan lama menstruasi, membutuhkan
pemeriksaan ginekologis, perubahan-perubahan seperti itu dapat menandakan
sebab dari dismenore sekunder (Lakesma, 2012).

G. Terapi Konstipasi
1. Terapi Farmakologis
Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti peradangan non-
steroid (misalnya ibuprofen, naproxen dan asam mefenamat). Obat ini akan
sangat efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan
sampai hari 1-2 menstruasi (Lakesma, 2012).
2. Terapi Non Farmakologis
Rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan: istirahat yang cukup olah
raga yang teratur (terutama berjalan), pemijatan, kompres hangat di daerah
peru, hindari kafein (Lakesma, 2012).

5
BAB 2
TERAPI HADO

A. Terapi Air Hado


1. Sejarah Terapi Air Hado
Profesor Masaru Emoto, seorang peneliti dari Hado Institute di
Tokyo, Jepang pada tahun 2003 melalui penelitiannya mengungkapkan suatu
keanehan pada sifat air. Melalui pengamatannya terhadap lebih dari dua ribu
contoh foto kristal air yang dikumpulkannya dari berbagai penjuru dunia,
Emoto menemukan bahwa partikel molekul air ternyata bisa berubah-ubah
tergantung perasaan manusia disekelilingnya, dan secara tidak langsung
mengisyaratkan pengaruh perasaan terhadap klasterisasi molekul air yang
terbentuk oleh adanya ikatan hidrogen (Anonim, 2013).
Emoto juga menemukan bahwa partikel kristal air terlihat menjadi
indah dan mengagumkan apabila mendapat reaksi positif disekitarnya,
misalnya dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Namun partikel kristal air
terlihat menjadi buruk dan tidak sedap dipandang mata apabila mendapat
efek negatif disekitarnya, seperti kesedihan dan bencana. Lebih dari dua ribu
buah foto kristal air terdapat didalam buku Message from Water (Pesan dari
Air) yang dikarangnya sebagai pembuktian kesimpulannya sehingga hal ini
berpeluang menjadi suatu terobosan dalam meyakini keajaiban alam. Foto
kristal air ini didapat dengan cara membekukan air pada suhu -25°C dan
difoto dengan alat foto berkecepatan tinggi. Emoto menyimpulkan bahwa
partikel air dapat dipengaruhi oleh suara musik, doa-doa dan kata-kata yang
ditulis dan dicelupkan ke dalam air tersebut (Anonim, 2013).
Emoto dan karyanya sampai saat ini masih dianggap kontroversial.
Ernst Braun dari Burgistein di Thun, Swiss, telah mencoba dalam
laboratoriumnya mengenai metoda pembuatan foto kristal seperti yang
diungkapan oleh Emoto, namun hasilnya tidak dapat direproduksi kembali,
walaupun dalam kondisi percobaan yang sama (Anonim, 2013).

6
2. Manfaat Terapi Air Hado
Beberapa contoh penyakit yang menggunakan Hado sebagai
terapi alteranati adalah nyeri haid (disminore), sakit/ susah buang air
kecil/ besar, stress, migrain, insmonia, stroke, rematik, asam urat,
radang sendi, osteoporosis (Daniel, 2014).

3. Air dan Kekuatan Ucapan


Air bersifat sensitif. Air mampu merespon kata yang
diucapkan. Apabila seseorang mengirim Hado yang baik kepada air
dengan mengatakan pada kata-kata positif maka air akan
mempersembahkan kristal yang indah. Doa juga mengeluarkan energi
yang dapat mengubah kualitas air. Dengan memberikan doa kepada air
berarti kita memberikan energi positif pada air. Seseorang yang
memberikan hado doa pada air berarti telah mengirimkan Hado ke air
kemudian air menggunakan kekuatannya untuk menjawab doa-doa
tersebut. Semakin kuat konsentrasi pemberi pesan maka semakin
dalam pesan tercetak di air. Air bisa mentransfer pesan tadi melalui
molekul air yang lain yang ada di tubuh si sakit. Kekuatan Hado yang
dikirimkan bisa menjadi lebih kuat jika diucapkan dalam bentuk past
tense (sudah terjadi) dari pada dalam bentuk future tense (belum
terjadi). Secara gramatikal kalimat dalam bentuk future tense kurang
mempunyai makna karena peristiwa yang diharapkan belum terjadi.
Namun dengan mengucapkan doa dalam bentuk past tense pikiran dan
hati menjadi lebih kuat. Kata-kata mempunyai frekuensi getaran dan
memiliki energi untuk mempengaruhi alam semesta (Laksono, 2012).
Air dapat memahami maksud dari kata yang diperlihatkan dan
kemudian membawa informasi yang diterima ke dalam dirinya. Air
mengenali kata tidak hanya sebagai sebuah desain sederhana tetapi air
dapat memahami makna kata tersebut. Saat air sadar bahwa kata yang
diperlihatkan membawa informasi yang baik maka air akan
membentuk kristal yang indah (Hamidin, 2010).

7
Setiap jenis suara memiliki efek doa dalam penyembuhan.
Jika musik dapat membuat air merasa bahagia, pastilah perasaan
bahagia ini juga mampu mempengaruhi sel tubuh manusia yang
sejatinya terbuat dari air. Musik dan kata-kata adalah getaran,
keduanya mudah dimengerti dan diartikan oleh setiap orang.
Kemampuan kata-kata verbal untuk memberi kehidupan jauh lebih
hebat dari yang bisa dibayangkan. Salah satu cara untuk memandang
kata-kata adalah dengan menganggapnya sebagai tombol yang
menyalakan atau mematikan getaran dari segala sesuatu. Kata-kata
juga bisa disebut sebagai remote control yang dayanya sanggup
mencapai sampai kemana pun. Suara-suara seperti doa yang dibaca
berulang-ulang menciptakan frekuensi penyembuhan. Kata-kata yang
ditulis pada secarik kertas dan ditujukkan kepada air, direspon melalui
terbentuk atau tidaknya sebuah kristal air. Ini bisa terjadi karena
sebenarnya kata-kata yang tertulis memancarkan getaran yang mampu
dirasakan air. Melalui getaran tersebut air mencerminkan getaran yang
diciptakan dunia, dan mengubah getaran itu ke dalam bentuk yang
dapat dilihat mata manusia. Ketika air ditunjukkan pada sebuah kata
tertulis, air menerimanya sebagai getaran dan mengungkapkan
pesannya dalam pesan spesifik (Laksono, 2012).

4. Energi positif dan negatif dalam air


Menurut penelitian Emoto, semua benda yang ada di dunia ini
mempunyai gelombang (Hado). Energi ini bisa berbentuk positif atau
negatif dan mudah dipindahkan dari satu benda ke benda yang lain.
Jika rangsangan itu positif, maka air akan membentuk kristal-kristal
yang indah. Rangsangan positif itu berupa kata-kata yang lembut
seperti alunan musik klasik, ucapan syukur, ungkapan cinta, doa,
tulisan yang indah, lukisan mempesona dan lain-lain. Sebaliknya jika
rangsangan yang diterima negatif maka air akan membentuk kristal-
kristal yang buruk. Rangsangan negatif bisa berupa lagu heavy metal,

8
makian, perintah yang memaksa, ejekan dan lain-lain. Masaru Emoto
menyatakan air yang diberi hado (getaran) berupa doa mempunyai
mujizat yang menyembuhkan, meskipun secara medis tidak terdeteksi
yang tampak hanya air biasa (Haryadi dan Karni, 2007).
Jika ada dua benda yang mempunyai frekuensi sama, benda-
benda ini akan saling membentuk resonansi. Dengan demikian tidak
heran jika manusia dapat dengan mudah membentuk hado. Intinya,
benda-benda lain dengan Hado yang sejenis dengan Hado dalam diri
manusia dapat membentuk resonansi dengan tubuh manusia.
Sebaliknya, manusia juga dapat membentuk resonansi dengan Hado
yang datang dari benda-benda dengan Hado yang sejenis tersebut.
Setiap benda mempunyai gelombang intrinsik tersendiri. Benda yang
dimaksud adalah semua materi atom yang membentuk molekul dan
partikel sub atom yang membentuk atom. Pikiran dan tubuh manusia
dipengaruhi oleh gelombang intrinsik benda lain yang digunakan untuk
membentuk resonansi (Haryadi dan Karni, 2007).
Air bisa membentuk sejumlah struktur seperti heksagonal
(segi enam), rectangular (bersegi empat), dan sebagainya. Semua itu
tergantung pada bagiamana satuan molekul saling mengait satu sama
lain. Bentuk heksagonal terhitung paling istimewa. Air heksagonal
membentuk matrik Kristal yang terorganisir, yang berbeda dengan air
biasa. Air heksagonal berperan penting dalam fungdi fisiologis seperti
peningkatan hidrasi tubuh, penyerapan nutrisi dalam tubuh, fungsi
DNA, dan efisiensi metabolisme (Haryadi dan Karni, 2007). Beberapa
contoh hasil kristal yang diberikan air Hado sebagai berikut:

9
(Nia, 2014).

10
5. Air sebagai sarana pengobatan
Tubuh manusia terdiri dari banyak organ. Organ terbentuk
dari berbagai sel. Sel terbentuk dari sejumlah molekul. Molekul
terbentuk dari serangkaian atom. Atom terdiri atas partikel sub atom.
Menurut Emoto partikel sub atom inilah yang memiliki hado intrinsik
tersendiri. Apabila gelombang Hado intrinsik itu normal, tubuh
manusia juga akan normal, tidak mengalami masalah. Namun jika
terjadi gangguan gelombang pada partikel sub atom aka nada bagian
tubuh yang jadi abnormal. Bila gangguan gelombang meningkat, bisa
menggangu pada level atom dan menjalar ke molekul kemudian
mencapai sel. Pada level sel ini gangguan penyakit mulai terasa. Hado
adalah gelombang bentuknya berbukit dan berlembah. Hado abnormal
dalam tubuh yang sakit bisa dihentikan dengan memasukan Hado yang
baik dari luar, melalui perantara air, rasa sakit memiliki rasa sakit
gelombang tersendiri. Untuk penyembuhan, perlu dikirim gelombang
lain sebagai penawar, gelombang Hado dari luar beresonansi dengan
sel tubuh akibatnya, gelombang intrinsik tubuh yang terganggu akan
tersimpan, lalu situasi gelombang kembali normal dan tubuh pun sehat
kembali (Haryadi dan Karni, 2007).
Prinsip dasar pengobatan Hado adalah gelombang dan
resonansi. Apabila gelombang pada berbagai tempat di tubuh manusia
terganggu maka tubuh manusia juga terganggu. Jika situasi ini terjadi,
gelombang luar yang baru dapat masuk ke sel tubuh yang terganggu
untuk kemudian beresonansi dengan sel tubuh yang terganggu tersebut
(Purwanto, 2008). Ketika bentuk suatu gelombang yang berlawanan
dengan bentuk gelombang intrinsik suatu benda digunakan maka
gelombang intrinsik benda tersebut dapat tertahan. Dengan
menempatkan suatu gelombang di atas gelombang yang lainnya maka
sifat asli gelombang yang lainnya akan hilang. Pengobatan dengan
Hado untuk menyembuhkan pasien menggunakan konsep mengirim

11
Hado yang dapat menahan Hado yang tidak diinginkan yang ada dalam
tubuh pasien (Hamidin, 2010).

6. Pelaksanaan Hado
Untuk menolong orang sakit, terlebih dahulu diperiksa Hado
pasien dengan menggunakan teknik prana penyapuan setempat.
Selanjutnya, disiapkan air sebagai media yang menerima transfer
informasi (gelombang tubuh yang diperiksa) tentang kondisi pasien.
Air ini bermanfaat untuk memperbaiki gelombang tubuh yang
terganggu tersebut. Air diberikan gelombang yang berlawanan dengan
energi negatif (pada pasien). Air Hado kemudian diminum, lalu akan
meresap dalam partikel sub atom pasien yang selanjutnya
menghentikan gangguan gelombang tadi (Haryadi dan Karni, 2007).
Cara melakukan penyapuan setempat yaitu:
1. Letakkan tangan diatas daerah yang terganggu. Pusatkan perhatian
ditangan tersebut dan didaerah yang sakit lalu secara perlahan
sapulah energi berpenyakit pada daerah tersebut.
2. Lakukan penyapuan setempat sebanyak lima kali pada daerah yang
terganggu dan kibaskan tangan dengan kuat untuk membuang
energi berpenyakit
3. Pada penyakit ringan, lakukan penyapuan setempat sebanyak 30
sampai 50 kali pada daerah yang terganggu. Metode ini sangat
berguna terutama dalam mengobati nyeri pada haid (disminore),
sakit perut, diare, sakit kepala dan lain-lain.
4. Gerakan menyapu dapat dilakukan kearah mana saja (secara
vertikal, horizontal, diagonal).
5. Pada penyakit yang lebih berat jumlah penyapuan setempat harus
ditingkatkan (Sui, 2006).
Sebelum menggunakan energi prana sebaiknya melatih
kepekaan cakra tangan agar mempermudah dalam mendeteksi,
menyapu dan mentransfer energi pada penderita. Cara untuk melatih

12
kepekaan tangan dilakukan dengan tekan bagian tengah telapak tangan
dengan ibu jari selama beberapa detik untuk mempermudah
pemusatan perhatian, pusatkan perhatian pada bagian telapak tangan
yang akan digunakan untuk menarik energy prana selama kurang lebih
15 detik. Pada saat bersamaan, pusatkan perhatian pada bagian tengah
kedua telapak tangan, maka akan merasakan semacam arus energi
setelah beberapa menit (Sui, 2006).

(Sui, 2006).

7. Terapi Air Hado Untuk Disminore


Untuk mengurangi rasa nyeri haid, terlebih dahulu diperiksa
Hado pasien dengan menggunakan konsep prana penyapuan setempat.
Penyapuan setempat adalah pembersihan ditempat tubuh tertentu..
Terapi dimulai dengan membaca getaran tubuh pada bagian yang
sakit, setelah itu menyapu dan membuang energi negatif dan mengisi
kembali energi prana yang positif. Tangan digunakan dalam

13
penyapuan. Posisi tangan satu tangan menghadap ke atas dan satu
tangan diarahkan pada bagian yang sakit dari pasien atau penderita
(Sui, 2006).
Langkah-langkah terapi untuk disminore
1. Telusuri cakra seks, cakra pusar, solar plexsus dan cakra dasar.
2. Lakukan penyapuan setempat dan pemberian energi pada cakra
seks, cakra pusar, soalr plexsus dan cakra dasar.
3. Stabilkan energi prana yang diproyeksikan.
4. Disiapkan air Hado yang akan digunakan sebagai media
penerima transfer informasi (gelombang tubuh yang diperiksa)
tentang kondisi pasien. Air diberikan gelombang yang
berlawanan dengan energi negatif (pada pasien).
5. Air terlebih dahulu didoakan (misalnya tidak nyeri).
6. Air yang sudah didoakan, diminum untuk mengatasi gangguan,
sehingga pasien menjadi sembuh (Sui, 2006).

(Sui, 2006).

14
(Sui, 2006).

15
Daftar Pustaka

Abdullah, 2014, Dismenore,


http://bukusakudokter.org/author/roziabdullah/page/90/, diakses pada
tanggal 11 November 2014.

Anonim, 2013, Masaru Emoto, http://Masaru_Emoto, diakses pada tanggal 03


November 2014.

Anonim, 2014, Dismenore, http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-


239-1610269670-isi.pdf, diakses pada tanggal 11 November 2014.

Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawataan: Konsep dan aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien, Salemba Medika, Jakarta.

Calis K.A., Popat V., Dang D.K. and Kalantaridou S.N., 2009,
Dysmenorehea, http://emedicine.medscape.com/article/253812-overview,
diakses pada tanggal 11 November 2014.
Daniel, 2014, Terapi air bio energi gelombang (air hado),
http://danielnbrother.indonetwork.co.id/1519664/terapi-air-bio-energi-
gelombang-air-hado-premium.htm, diakses pada tanggal 03 November
2014.

Emoto, M., 2004, Healing with Water, The Journal of Alternative and
Complementary Medicine, 10(1), 19-21, Mary Ann Liebert, Inc, Japan.

Hamidin, A.S., 2010, Kebaikan Air Putih, PT. Buku Kita, Yogyakarta.

Haryadi, Y., dan Karni A., 2007, The Untrue Power of Water, PT Mizan Publika,
Jakarta.

House, W.C, 2012, Water Crystal Healing,


http://www.reversespins.com/Water_Crystal_Healing.htm, diakses pada
tanggal 03 November 2014.

Lakesma, 2012, Disminorea, http://lakesma.ub.ac.id/2012/08/kok-bisa-sih-nyeri-


haid-dysmenorrhea/, diakses pada tanggal 11 November 2014.

Laksono, 2012, Terapi Air Hado,


http://eprints.walisongo.ac.id/306/3/084411017_Bab2.pdf, diakses pada
tanggal 1 November 2014.

16
Nia, 2014. The water crystal from the water exposed to the word "love and
gratitude", http://supportmlm.niadesain.biz/index.php?m=72, diakses
pada tanggal 1 November 2014.

Ningsih, R., 2011, Efektifitas Paket Pereda Terhadap Intensitasm Nyeri Pada
Remaja Dengan Dismenore Di SMAN Kecamtan Curup, Fakultas Ilmu
Keperawatan, Depok.

Purwako, 2006, Secret Life Of water, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Purwanto, 2008, Seni Terapi Air, Jurnal Sositeknologi, Edisi 13 (7),


journal.fsrd.itb.ac.id/jurnal...dir/issue_3_7_13_6.pdf, diakses pada
tanggal 01 November 2014.

Ridwan, D.N., 2011, Pengaruh Terapi Musik Mozart Terhadap Penurunan


Derajat Nyeri Menstruasi Pada Remaja Putri Di SMA Adabiah Padang,
Fakultas Keperawatan, Universitas Andalas, Padang.

Sui, M.C.K., 2006, Mukjizat Penyembuhan Prana, Elex Media Komputindo,


Jakarta.

Warianto, C., 2011, Daur Menstruasi, http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-


Indonesia/DaurMesntruasi_ChaidarWarianto_21.pdf, diakses pada
tanggal 11 November 2014.

17

Anda mungkin juga menyukai