Disusun oleh:
Pembimbing:
dr. Siti Hadjar Malawat, Sp.PD
AMBON
2018
1
BAB I
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. RR
Tanggal lahir : 4 Februari 1943
Umur : 74 tahun
Alamat : Kopertis
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan :-
No. RM : 12.35.88
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 25 Januari 2018
Jam Masuk Rumah Sakit : 14.00 WIT
Ruang Perawatan : Ruang Interna Wanita RSUD Dr. M.
Haulussy Ambon
2. SUBJEKTIF
ANAMNESIS (Autoanamnesis):
a. Keluhan Utama:
Jantung berdebar-debar.
b. Keluhan Tambahan: Sesak napas, nyeri ulu hati, pusing, mual.
debar muncul pada saat berjalan jauh dan melakukan pekerjaan berat,
dapat berkurang saat istirahat. Pasien juga mengeluh cepat lelah saat
menutup mata. Nyeri ulu hati (+), dirasakan seperti trtusuk-tusuk dan
2
membuat pasien mual, tetapi tidak muntah. Keringat berlebihan (-), BB
menurun (-), sering gelisah (-), perubahan suara (-), makan/minum baik,
Diabetes Mellitus (+), namun tidak teratur minum obat. Hipertensi (+)
sejak ±10 tahun yang lalu namun tidak terkontrol. Pasien mengalami
bengkak pada leher sejak ±50 tahun yang lalu, ukurannya menetap sampai
e. Riwayat Pengobatan:
Pasien sudah lama sering kontrol di dokter penyakit dalam dan diberi
Sucralfate, ISDN dan Bisoprolol. Selain itu, pasien juga sudah pernah
3. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik dilakukan pada tanggal 31 Januari 2018
a. Keadaan Umum: Sakit Sedang
b. Status Gizi: Gemuk (BB 62kg, TB 157 cm)
c. Kesadaran: Compos mentis
d. Tanda Vital:
- Tekanan Darah : 140/90 mmHg
- Nadi : 130x/menit
- Pernapasan : 24x/menit
3
- Suhu : 36,70 C
e. Kepala:
- Bentuk kepala : Normocephali
- Simetris wajah : Simetris
- Rambut : Beruban, bergelombang, distribusi merata,
j. Leher:
- Kelenjar getah bening: pembesaran (-)
- Kelenjar tiroid: pembesaran (+) dextra, ukuran ±6cm x 6cm,
4
- Buah dada: simetris ki = ka, tanda radang (-), massa (-)
- Sela iga: pelebaran (-), retraksi (-)
- Lain-lain: tidak ada
l. Paru:
- Palpasi: Fremitus raba simetris ki = ka, nyeri tekan (-), pelebaran iga
(-).
- Perkusi: Paru kanan dan kiri sonor, batas paru hepar di ICS IV,
Wheezing (-/-)
m. Jantung:
- Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
- Palpasi: ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra
- Perkusi: redup, batas kanan jantung di ICS III-IV linea parasternalis
dextra, pinggang jantung di ICS III sinistra (2-3 cm dari mid sternum),
5
- Palpasi: Nyeri tekan (-), nyeri tekan epigastrium (+), Hepar tidak
o. Punggung:
- Palpasi: Nyeri tekan (-),
- Nyeri ketok CVA (-/-)
- Auskultasi: BND Vesikuler +/+
- Gerakan: Simetris kanan dan kiri
- Lain-lain: -
p. Alat kelamin:
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
6
Kimia Klinik:
Ureum: 22 mg/dL
Kreatinin: 0,8 mg/dL
Kolesterol total: 124 mg/dL
SGOT/PT: 17/10 u/L
Albumin: 3,3 mg/dl
Serologi
HbsAg: Non reaktif
Anti HCV: Non reaktif
Pemeriksaan Foto Thorax Tidak dilakukan
Pemeriksaan EKG Atrial fibrilasi rapid response
5. RESUME
Pasien perempuan berusia 74 tahun datang ke UGD dengan keluhan
pada saat berjalan jauh dan melakukan pekerjaan berat, namun dapat
juga dirasakan saat melalkukan aktifitas berat dan dapat berkurang saat
istirahat. Pasien juga mengeluh cepat lelah saat beraktivitas, pusing berputar,
namun pasien merasa lebih nyaman saat menutup mata. Nyeri ulu hati (+),
ICCU RSUD Dr. M. Haulussy Ambon pada bulan November 2017. Diabetes
Mellitus (+), namun tidak teratur minum obat. Hipertensi (+) sejak ±10 tahun
yang lalu namun tidak terkontrol. Pasien mengalami bengkak pada leher sejak
7
±50 tahun yang lalu, ukurannya menetap sampai sekarang dan mengkonsumsi
24x/menit, Suhu: 36,7° Celcius. Pemeriksaan fisik leher: struma (+) R. colli
ekstremitas atas.
6. ASSESMENT
1. Diagnosis :
Struma nodosa toxic
Atrial fibrilasi
CHF NYHA II
HT grade II
Gastritis
2. Diagnosis banding :
Struma nodosa non toxic
Hipertiroidisme
7. TATALAKSANA
IVFD NaCl 0,9 % 20 tpm
Bisoprolol 2x2,5 mg P.O
Aspilet 1x80 mg P.O
Omeprazole 2x40 mg/IV
PTU 3x100 mg PO
8. FOLLOW UP
8
Tanggal S O A P
29/01/201 Jantung berdebar TD:150/70 mmHg - Struma nodosa - IVFD Futrolit 16
(+) 2x1amp/IV
- Domperidon 2x1
tab
- Cek FT4, TSH5
- EKG kontrol
30/01/201 Nyeri pada bahu TD: 100/70 mmHg - Struma nodosa - IVFD Futrolit 16
jantung berdebar- PO
- Mertigo 3x1
debar berkurang, - Amlodipin 10 mg
2x1amp/IV
- Domperidon 2x1
tab
- Cek FT4, TSH5
- EKG kontrol
31/01/201 Keluhan lain TD:130/70 mmHg - Struma nodosa - IVFD Futrolit 16
PO
- Mertigo 3x1
- Amlodipin 10 mg
9
0-1-0
- Aspilet 1x8mg
- Ranitidin
2x1amp/IV
- Domperidon 2x1
tab
- Cek FT4, TSH5
- EKG kontrol
01/02/201 Keluhan berkurang, TD: 130/70mmHg - Struma nodosa - Propanolol 20mg
tab
- Geriavita 1x1 PO
- Boleh pulang…
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Struma nodular toksik adalah kelenjar tiroid yang mengandung nodul tiroid yang
Struma nodular toksik (Plummer’s disease) pertama sekali dideskripsikan oleh Henry
Plummer pada tahun 1913. Struma nodular toksik merupakan penyebab hipertiroid
terbanyak kedua setelah Graves disease. Sebagian besar pasien mengalami mutasi
somatik pada gen reseptor TSH yang menyebabkan peningkatan proliferasi dan
B. Etiologi
kelenjar tiroid yang berkaitan erat dengan kekurangan iodium. Berbagai variasi
jelas. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya struma
nodular toxic:1,2,3
berdampak pada penurunan kadar T4, yang mencetus hyperplasia sel tiroid
merupakan factor predisposisi sel tunggal untuk mengalami mutasi somatic dari
reseptor TSH. Aktifasi konstitutif dari reseptor TSH bisa membuat faktor
11
autokrin yang mempromosikan pertumbuhan yang menghasilkan proliferasi
2. Mutasi Somatik dari reseptor TSH dan Gα protein merubah aktifasi konstitutif
phosphate. Mutasi ini terdapat pada fungsi otonomik nodul tiroid, solid sampai
pada kelenjar multinodul. Laporan frekuensi mutasi ini bervariasi, sekitar 10–
3. Polimorphisme dari reseptor TSH telah dilakukan penelitian pada pasien dengan
struma nodular toksik. Mutasi ini terdapat pada jalur sel yang lain, indikasi
mutasi germline. Salah satunya, D727E memiliki frekuensi lebih besar pada
pasien struma nodular toksik dari orang yang sehat. Ini menunjukkan
heterozigot dari Varian D727E dari reseptor TSH manusia tidak berhubungan
langsung pada struma nodular toksik. Sekitar 10 % dari individu yang sehat
memiliki polymorphism.
yang normal dengan kanker papilari tiroid, jaringan tiroid pasien dengan
tetapi negative pada sel folikular. Signifikansi dari temuan ini belum jelas,
12
akn tetapi ET-1 merupakan suatu vasokonstriktor, mitogen dari vascular
C. Penegakan diagnosis
1. Gejala klinis
Thyrotoxic symptoms
yang tipikal dengan hipertiroid seperti tidak tahan terhadap udara panas, palpitasi,
saluran cerna.2
Pada pasien yang berusia tua terdapat beberapa gejala atipikal diantaranya:
Obstructive symptoms
Asymptomatik
13
Kebanyakan pasien mengetahui mengalami hipertiroidism ketika skrining
rutin. Kebanyakan pada hasil lab menunjukkan penekanan TSH dengan lvel throxine
2. Pemeriksaan fisik
Terdapat beberapa tanda yang dapat ditemukan pada penyakit ini, antara lain:1,2,3
dijumpai.
3. Pemeriksaan laboratorium
a. Tes Fungsi tiroid
TSH assay generasi ketiga adalah penilaian awal terbaik dari uji tapis
normal dengan T3 yang meningkat (toksikosis), Ini bisa terjadi pada 5-46
14
b. Hipertiroid subklinis
Beberapa pasien memiliki penekanan kadar TSH dengan nilai T4 dan T3
yang normal.
4. Pemeriksaan radiologi
Nuclear scintigrafi
atau dengan technetium-99m (99m Tc). Isotop ini dipilih karena memiliki waktu
paruh yang pendek dan memiliki paparan radiasi yang kecil pada pasien jika
disbanding dengan Natrium iodide – 131 (Na 131 I). 99m Tc akan tertahan pada
99m
tiroid akan tetapi tidak mengalami organifikasi. Walaupun tersedia, pemindaian
Tc bisa menghasilkan hasil yang salah. Beberapa nodul menunjukkan hasil panas
ataupun hangat pada pemindaian 99m Tc dan hasil dingin pada pemindaian 123
I. Maka
123
dari itu I lebih dipilih. Pemindaian nuclear menunjukkan determinasi terjadinya
sedangkan throiditis menunjukkan low uptake. Pada pasien dengan struma nodular
toksik hasil pemindaian menunjukkan patchy uptake. Nilai uptake radioiodine dalam
nodul toksis.2
Ultrasonografi
USG adalah prosedur yang sensisitf pada nodul yang tidak teraba pada saat
nuclear untuk mendeterminasikan dengan fungsi nodul. Dominasi nodul dingin bisa
15
dilanjutkan dengan pemeriksaan BAJAH (Biopsi Aspirasi Jarum Halus) untuk
penatalaksanaan definitive dari struma nodular toksik. Teknik ini bisa digunakan
CT – Scan pada leher bisa membantu menentukan apakah ada kelainan pada
trakea jika terjadi suatu deviasi yang terjadi akibat suatu struma. Struma
yang tidak sengaja pada radiografi thorax, CT scan atau MRI. Ct-scan dengan
5. Index Wayne
16
<80x/menit - -3
80-90x/menit - -
>90x/menit +3 -
Hipertiroid: ≥20
Eutiroid: 11-18
Hipertiroid: <11
D. Prosedur tindakan
(hot). Risiko terjadinya keganasan sangatlah kecil. Interpretasi dari specimen sangat
sulit, karena tampilannya menyerupai keganasan pada sel folikular dan menimbulkan
kerancuan antara lesi jinak dan lesi ganas tanpa pemotongan jaringan untuk melihat
adanya vaskularisasi dan invasi kapsular. BAJAH dilakukan jika menunjukkan suatu
nodul dingin (cold) yang dominan pada struma multinodular. Nodul yang secara
klinis signifikan lebih besar dari 1 cm dengan diameter maksimum berdasarkan pada
palpasi dan USG, kecuali pada penningkatan risiko keganasan. Nodul yang tidak
E. Penatalaksanaan
Medikamentosa
Obat antitiroid dan beta bloker digunakan untuk pengobatan jangka pendek
struma nodular toksik. Hal ini sangat penting untuk persiapan melakukan radioiodine
dan pembedahan. Pasien dengan penyakit subklinis dengan risiko komplikasi yang
17
tinggi diberikan methimazole dosis rendah (5-15mg/hari) atau beta bloker dan
terapi definitif.6
euthiroidsm sebagai langkah awal dari terapi definitive radioiodine dan pembedahan.
storm. Obat antitiroid dan beta bloker ini memiliki efek samping berupa gatal – gatal,
demam, dan gangguan saluran cerna. PTU memiliki efek samping yang serius yaitu
kerusakan hati, maka dari itu PTU digunakan sebagai terapi garis kedua kecuali pada
dari tirotoksikosis. Propanolol (non selective beta bloker) bisa menurunkan heart
Pasien dengan asthma, beta 1 selektif antagonis seperti atenolol atau metoprolol
merupakan pilihan yang aman. Pada pasien dengan kontraindikasi beta bloker
Pembedahan
nodul besar atau lebih dengan symptom obstruktif, pasien dengan dominan
18
Subtotal thyroidectomi mandapatkan kesembihan hipotiroid yang cepat pada 90 %
BAB III
DISKUSI
Struma nodular toksik adalah kelenjar tiroid yang mengandung nodul tiroid
oleh Henry Plummer pada tahun 1913. Struma nodular toksik merupakan penyebab
mengalami mutasi somatik pada gen reseptor TSH yang menyebabkan peningkatan
sampai pasien masuk RS. Pasien mengaku keluhan jantung berdebar-debar muncul
pada saat berjalan jauh dan melakukan pekerjaan berat, namun dapat berkurang saat
pasien beristirahat. Pasien juga mengaku mengalami sesak napas yang sering muncul
aktifitas berat dan dapat berkurang saat istirahat. Pasien juga mengeluh cepat lelah
19
saat beraktivitas, pusing berputar, namun pasien merasa lebih nyaman saat menutup
mata. Nyeri ulu hati (+), dirasakan seperti trtusuk-tusuk dan membuat pasien mual,
tetapi tidak muntah. Keringat berlebihan (-), BB menurun (-), sering gelisah (-),
Gejala yang dialami pasien sesuai dengan teori bahwa kebanyakan pasien
dengan struma nodular toksik menunjukkan symptom yang tipikal dengan hipertiroid
seperti tidak tahan terhadap udara panas, palpitasi, tremor, kelaparan dan peningkatan
frekuensi pergerakan saluran cerna, namun tidak ditemukan kehilangan berat badan
Pada pasien yang berusia tua terdapat beberapa gejala atipikal diantaranya
fibrilasi, Penyakit jantung kongestif ataupun angina. Hal ini sesuai dengan keluhan
yang dialami oleh pasien yakni sering merasa jantung berdebar-debar yang muncul
pada saat berjalan jauh dan melakukan pekerjaan berat, namun dapat berkurang saat
pasien beristirahat. Pasien juga mempunyai riwayat sakit jantung sehingga dirawat di
ruang ICCU, yang merupakan manifestasi dari hipertiroid (struma) yang telah
suara menjadi serak. Salah satu dari gejala tersebut juga dialami oleh pasien yaitu
kadang merasa sesak saat beraktifitas, namun tidak sampai menimbulkan perubahan
20
Terdapat beberapa tanda yang dapat ditemukan pada penyakit ini, antara lain
biasanya dijumpai nodul yang dominan ataupun multiple irregular dengan variasi
ukuran. Kelenjar yang kecil dengan multinodul bisa dijumpai menggunakan USG.
Suara serak dan deviasi trakea bisa dijumpai pada pemeriksaan. Obstruksi mekanis
bisa menyebabkan terjadinya superior vena cava syndrome berupa penekanan vena
di leher dan kepala sehingga menghasilkan Pemberton sign. Stigmata Grave disease
Ada beberapa tanda yang diperoleh dari pemeriksaan fisik pada pasien yang
sesuai dengan teori antara lain nadi yang cepat (takikardi: 130x/menit), ada benjolan
(struma) pada colli dextra sinistra dengan diameter ± 6 cm. Pada auskultasi jantung
ditemukan bunyi jantung I,II irreguler, serta tremor (+/+) pada kedua ekstremitas
atas. Untuk tes Pemberton sign tidak sempat dilakukan pada pasien kasus.
penunjang antara lain tes fungsi tiroid, ultrasonografi, nuclear scintigrafi, serta CT-
scan ataupun MRI. Namun pada pasien kasus tidak dilakukan semua pemeriksaan
yang terjangkau bagi finansial pasien serta mudah diperoleh di sini, seperti
ultrasonografi untuk melihat adanya nodul tiroid serta dapat dilihat sifat, jumlah dan
ukuran dari nodul tersebut. Namun pada pasien ini pemeriksaan USG bisa diabaikan
oleh karena pembesaran nodul tiroid sudah jelas terlihat serta teraba. Selebihnya
disesuaikan dengan gejala dan tanda yang ditemukan pada anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
21
Selain itu, kecurigaan adanya indikasi hipertiroid dapat dinilai menggunakan
index Wayne, yang mengacu pada tanda dan gejala yang muncul pada pasien. dalam
Sesak saat bekerja (+1) + berdebar (+2) + kelelahan (+3) + tiroid teraba (+3) + bising
tiroid (+2) + tremor jari (+1) + tangan panas (+2) + fibrilasi atrial (+4) + nadi
Terapi utama yang diberikan pada pasien dalam kasus ini yaitu PTU 3x100 mg PO.
Bisoprolol 2x2,5 mg P.O juga diberikan untuk menurunkan heart rate, mengkontrol
22
DAFTAR PUSTAKA
146. 2015
2. Djokomoeljanto R. Kelenjar Tiroid, Hipotiroidisme, dan Hipertiroidisme.
Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. Jilid 3. Hal 1955-1965.
Jakarta. 2005
5. Cerci C, Cerci SS, Eroglu E, et al. Thyroid cancer in toxic and non-toxic
23