TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
1
3. Plasmodim ovale, masa inkubasi malaria dengan penyebab plasmodium
ovale adalah 12 sampai 16 hari, dengan gejala demam setiap 48 jam, relatif
ringan dan sembuh sendiri.
4. Plasmodium falciparum, plasmodium ini merupakan penyebab malaria
tropika, secara klinik berat dan dapat menimbulkan komplikasi berupa
malaria celebral dan fatal. Masa inkubasi malaria tropika ini sekitar 10-12
hari, dengan gejala nyeri kepala, pegal linu, demam tidak begitu nyata,
serta kadang dapat menimbulkan gagal ginjal.
(Sumber: Soedarto, 2011)
2.3 Patofisiologi
Pada sistem pernafasan terjadi karena eritrosit pecah terjadi kematian sel
darah merah penuruna Hb sehingga transport oksigen terganggu terjadi takipnea
dan hipoksia akhirnya timbul masalah keperawatan gangguan pertukaran gas.
Pada sistem kardiovaskular terjadi karena eritrosit pecah sehingga suplai darah
oksigen menurun sehingga kebutuhan oksigen ke seluruh tubuh tidak terpenuhi
terjadi tekanan darah menurun dan anemia terjadi CRT >3detik dan adanya kulit
2
kering serta terasa hangat akhirnya timbul masalah keperawatan perubahan perfusi
jaringan. Pada persyarafan terjadi karena suplai oksigen ke otak tidak terpenuhi
syaraf terganggu dan akhirnya nyeri kepala melepaskan mediator kimia dibagi
menjadi tiga yaitu histamin, bradikinin dan prostaglandin, pada histamin ini
terjadi kulit kemerahan dan timbul masalah keperawatan gangguan integritas
kulit, pada bradikinin terjadi merangsang reseptor nyeri dan timbul masalah
keperawatan nyeri akut, pada prostaglandin terjadi suhu tubuh meningkat
sehingga pasien menggigil dan timbul masalah keperawatan hipertermi. Pada
perkemihan terjadi karena adanya perlekatan eritrosit sehingga terjadi penurunan
produksi urine sehingga timbul masalah keperawatan gangguan pola eliminasi.
Pada pencernaan terjadi karena eritrosit terinfeksi adanya gumpalan sehingga
protein berkurang terjadi asam lambung meningkat, intake nutrisi menurun terjadi
mual dan muntah serta anoreksi dan timbul masalah keperawatan
ketidakseimbangan nutrisi. Pada musculoskeletal terjadi karena adanya parasit
berkembang terjadi inflamasi dan infeksi terjadi penurunan imun tubuh, lemah
dan lesu akhirnya timbul masalah keperawatan intoleransi aktivitas.
(Sumber : Soedarto,2011)
3
14. Suplai darah oksigen menurun
15. Anemia
16. Capillary Reffil >3 detik
17. Nyeri kepala
18. Distensi abdomen
19. Penurunan produksi urine
20. Penurunan imun tubuh
(Sumber : Soedarto,2011)
a. Farmakologi
Malaria Falcipharum
Jumlah Tablet Perhari Menurut Kelompok Umur
Hari Jenis Obat 2-11 bln 1-4 thn 5-9 thn 10-14 >15 thn
thn
1. Artesunat 1⁄ 1 2 3 4
2
4
Amodiakuin 1⁄ 1 2 3 3-4
2
2. Artesunat 1⁄ 1 2 3 4
2
Amodiakuin 1⁄ 1 2 3 3-4
2
3. Artesunat 1⁄ 1 2 3 4
2
Amodiakuin 1⁄ 1⁄ √ 11⁄2 2
4 2
Komposisi obat :
1. –Artesunat : 50mg/tablet
-Amodiakuin : 200mg/tablet ~ 153mg amodiakuin base/ tablet semua
pasien (kecuali ibu hamil dan anak usia <1 tahun) diberikan tablet
primakuin (1 tablet berisi 15mg primakuin basa) dengan dosis
0,75mg/KgBB/oral, dosis tunggal pada hari I (minum obat)
Komposisi obat :
1. –Klorokuin : hari I dan II : 10mg/KgBB, hari ke III : 5mg/KgBB.
-Primakuin : 0,25mg/KgBB/hari selama 14 hari.
5
b. Pemeriksaan Non-Farmakologi
1. Pemerikasaan laboratorium
- Pemeriksaan mikroskopis, pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan darah
yang menurut teknis pembuatannya dibagi menjadi preparat darah
(SDr, sediaan darah) tebal dan preparat darah tipis, untuk menentukan
ada tidaknya parasit malaria dalam darah.
- Tes diagnostik cepat Rapid Diagnostic Test (RDT) adalah pemeriksaan
yang dilakukan bedasarkan antigen parasit malaria dengan
imunokromatografi dalam bentuk dipstick. Test ini digunakan pada
waktu terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) atau untuk memeriksa
malaria pada daerah terpencil yang tidak ada tersedia sarana
laboratorium. Dibandingkan uji mikroskopis, tes ini mempunyai
kelebihan yaitu hasil pengujian cepat diperoleh, akan tetapi Rapid
Diagnostic Test (RDT) sebaiknya menggunakan tingkat sentitivity dan
specificity lebih dari 95%.
(Sumber: Sudoyo aru, dkk 2009)
2.7 Komplikasi
A. Malaria ringan
- Gangguan kesadaran (lebih dari 30 menit).
- Kejang.
- Panas tinggi disertai diikuti gangguan kesadaran.
- Mata kuning dan tubuh kuning.
- Pendarahan dihidung, gusi atau saluran pencernaan.
- Jumlah kencing kurang (oliguri).
- Warna air kencing (urine) seperti air teh.
- Kelemahan umum.
- Nafas pendek.
B. Malaria berat
- Malaria serebral dengan kesadaran menurun (delirium, stupor, koma)
- Anemia berat, kadar hemoglobin <5g/dl
6
- Dehidrasi, gangguan asam basa (asidosis metabolik) dan gangguan
elektrolit
- Hipoglikemia berat
- Gagal ginjal
- Edema paru akut
- Kegagalan sirkulasi (Algid malaria)
- Kecenderungan terjadi perdarahan
- Hiperpireksia/hyperthermia
- Hemoglobinuria/black water fever
- Ikterus
- Hiperparasitemia.
(Sumber: Anies, 2009)
7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 WOC
Terlampir.
8
3.2 Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas
Usia : Semua Umur
Jenis Kelamin : Perempuan dan Laki-laki
2. Riwayat kesehatan sekarang
Hipoksia, penurunan hb, takipnea, kulit kering dan terasa hangat, kulit
kemerahan, suhu tubuh meningkat, mual dan muntah, diaforesis karena
vasodilatasi, intake nutrisi menurun, anoreksia, lemah dan lesu, menggigil,
tekanan darah menurun, suplai darah oksigen menurun, anemia, capillary
reffil >3 detik, nyeri kepala, distensi abdomen, penurunan produksi urine
dan penurunan imun tubuh.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Perlu dikaji apakah pasien pernah menderita penyakit yang sama, riwayat
ketergantungan terhadap makanan atau minuman, zat dan obat-obatan.
4. Pemeriksaan fisik
B1 :
1. Penurunan Hb
2. Hipoksia
3. Takipnea
B2 :
1. Suplai darah oksigen menurun
2. Tekanan darah menurun
3. Kulit kering dan terasa hangat
4. Anemia
5. Capillary refill>3detik
B3 :
1. Suhu tubuh meningkat
2. Menggigil
3. Nyeri kepala
4. Konjungtiva dan tangan tampak pucat
5. Kulit kemerahan
9
B4 :
1. Penurunan produksi urin
2. Distensi abdomen
3. Diaforesis karena vasodilatasi
4. Pembesaran limpa (splenomegali)
5. Pembesaran hati (hepatomegali)
B5 :
1. Mual dan muntah
2. Anoreksia
3. Intake nutrisi menurun
B6 :
1. Penurunan imun tubuh
2. Lemah dan lesu
Malaria berat dapat dijumpai gejala klinis berupa :
B1 :
1. Frekuensi nafas lebih dari 35x/menit pada orang dewasa, lebih dari
40x/menit, dan lebih dari 50x/menit pada bayi yang berumur kurang
dari 1 tahun
B2 :
1. Penurunan derajat kesadaran GCS kurang dari 11
2. Perdarahan (petekia, purpura, hematoma)
3. Anemia berat (konjungtiva, lidah dan telapak tangan pucat)
4. Dehidrasi (mata cekung, bibir kering, oliguria, turgor dan elastisitas
kulit berkurang)
B3 :
1. Suhu rektal di atas 40 C
2. Nadi cepat dan lemah
3. Tekanan darah sistolik kurang dari 70 mmHg pada orang dewasa dan
pada anak-anak kurang dari 50 mmHg
B4 :
1. Splenomegali
10
2. Hepatomegali
3. Gagal ginjal dengan oliguria atau anuria
B5 :
1. Mual muntah
2. Anoreksia
3. Intake nutrisi menurun
B6 :
1. Gejala neurologi (kaku kuduk, reflek patologi positif)
2. Lemah dan lesu
(Sumber : Soedarto,2011)
11
3.3 Analisa Data
No Data Etiologi Problem
Nyeri akut
2. DS: Suplai oksigen ke otak Hipertermi
1. Klien mengatakan badan terasa menurun
panas
DO: Syaraf terganggu
1. Suhu meningkat
2. Nadi meningkat Nyeri kepala
3. Kulit teraba hangat
4. Tampak menggigil Melepaskan mediator kimia
Prostaglandin
Menggigil
Hipertermi
12
3. DS: Eritrosit pecah Gangguan
1. Klien mengatakan kulit kering perfusi
DO: Suplai darah oksigen jaringan
1. Tekanan darah menurun menurun perifer
2. CRT >3 detik
3. Suplai darah oksigen menurun Kebutuhan oksigen ke
seluruh tubuh tidak
terpenuhi
Anemia
13
kering, Tekanan darah menurun, CRT >3 detik dan Suplai darah oksigen
menurun.
14
3.5 Intervensi
15
ditandai dengan : lipatan aksila memahami cara
Klien 1. Badan tidak 3. Beri asupan cairan mencegah
mengatakan menggigil. yang banyak (1000- keletihan
badan terasa 2. Suhu tubuh dalam 1500liter) 2. Kompres dapat
panas, suhu batas normal. 4.Anjurkan pasien menurunkan
meningkat, menggunakan pakaian panas pada
nadi tipis pasien.
meningkat, 5.Kolaborasi dengan 3. Banyak minum
kulit teraba dokter dalam air dapat
hangat dan pemberian antipiretik menurunkan
tampak 6.Kolaborasi dengan demam pasien.
menggigil. dokter dalam 4. Pakaian tipis
pemberian cairan IV dapat
7. Observasi TTV mengurangi rasa
panas pada
pasien dan dapat
menyerap
keringat.
5. Antipiretik dapat
mengurangi
demam dengan
aksi sentral pada
hipotalamus.
6. Pemberian cairan
IV digunakan
untuk menambah
haluaran cairan
dan mencegah
terjadinya
infeksi.
7.Memantau tanda-
tanda vital pasien
16
apakah meningkat
atau menurun
3. Gangguan Setelah dilakukan 1. Jelaskan kepada 1. Pasien dapat
perfusi jaringan tindakan pasien cara untuk mengerti dan
perifer keperawatan selama menghindari mengetahui
berhubungan 2x24 jam diharapkan gangguan perfusi cara untuk
dengan hipertermi hilang jaringan menghindari
menurunnya dengan kriteria hasil 2. Pertahankan gangguan
atau rusaknya : hidrasi yang perfusi
eritrosit akibat 1. Kulit tidak kering adekuat jaringan.
malaria 2. TD normal 3. Pertahankan 2. Mencegah
ditandai dengan 3. CRT <3detik posisi pasien terjadinya
Kulit kering, 4. Suplai darah dengan tirah kehilangan ion
Tekanan darah oksigen dalam batas baring selama 2 pada tubuh
menurun, CRT normal jam 3. Posisi tirah
>3 detik dan 4. Kolaborasi baring untuk
Suplai darah dengan dokter membatasi
oksigen dalam pemberian aktifitas pasien
menurun. transfuse darah untuk
(HB) meminimalkan
5. Observasi tanda- penyebaran
tanda vital thrombus
4. Transfuse darah
guna
meningkatkan
kadar Hb dalam
tubuh.
5. Memantau
tanda-tanda
vital pasien
apakah
meningkat atau
menurun
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Aru W, Sudoyo. 2009. Buku Ajar Keperawatan Ilmu Penyakit Dalam, jilid
III edisi 5. Jakarta:Internal Publishing.
2. Soedarto. 2011. Malaria, Cetakan I. Jakarta:CV Sagung Seto
3. Ahmadi, dkk. 2010. Etiologi mengajarkan penyakit malaria. Jakarta:EGC.
18