Pemasaran Dan Kewirausahaan
Pemasaran Dan Kewirausahaan
a. Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang melibatkan kegiatan-
kegiatan penting yang memungkinkan individu dan kelompok YBI: Pemasaran
Pendidikan 207 mendapatkan kebutuhan dan keinginan melalui pertukaran dengan pihak
lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran. Pemasaran adalah suatu proses
kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai factor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan
manajerial. Akibat dari berbagai pengaruh tersebut adalah masing-masing individu
maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan,
menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas (Cimodity Values).
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan
bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Pemasaran adalah usaha untuk
menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang
tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang
tepat. Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan
memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
Unsur utama dalam pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga unsur utama,
yaitu:
(1) Unsur strategi persaingan, meliputi:
(a) Segmentasi pasar, yaitu tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok
pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing konsumen ini memiliki
karakteristik, kebutuhan produk, dan bauran peasaran tersendiri.
(b) Targetting, yaitu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan
dimasuki.
(c) Positioning, yaitu penetapan posisi pasar. Tujuannya adalah untuk membangun
dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar ke dalam
benak konsumen.
(3) Unsur nilai pemasaran, yang berkaitan dengan: nama, termin, tanda simbol, atau
desain, atau kombinasi dari semuanya, yang ditujukan untuk mengidentifikasikan
barang tau jasa sebuah/sekelompok penjual dan membedakannya dengan para
pesaing. Merek mempunyai banyak arti penting buat konsumen, yaitu:
(a) Sebagai identifikasi untuk membedakan antara satu produk dengan produk lain.
Identifikasi ini diperlukan agar konsumen mempunyai kebebasan memilih produk
dan merek mana yang memenuhi kebutuhannya;
(b) Sebagai garansi atas kualitas dan kinerja dari produk yang akan dibeli. Merek
akan memberikan rasa percaya diri kepada konsumen bahwa;
(c) Merek memberi status dan image pada seseorang. Dengan membeli merek
tertentu, sudah menunjukkan bagaimana status sosial seseorang;
(d) Merek memberi arti emosional. Seorang fans sebuah klub sepakbola misalnya,
akan rela membeli berbagai macam merchandise yang dijual dengan atribut klub
tersebut.
Persaingan dalam dunia pendidikan menjadi tidak dapat terelakkan lagi, banyak
lembaga pendidikan yang ditinggalkan oleh pelanggannya YBI: Pemasaran Pendidikan
209 sehingga dalam beberapa tahun ini banyak terjadi merger dari beberapa lembaga
pendidikan. Kemampuan administrator untuk memahami pemasaran pendidikan menjadi
prasyarat dalam mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan lembaganya.
Ada komponen kunci yang dapat dijadikan bahan analisis untuk memahami konsep
pemasaran pendidikan, yaitu konsep pasar. Pasar merupakan tempat bertransaksi berbagai
komoditas yang dihasilkan produsen dengan yang dibutuhkan, diinginkan dan diharapkan
konsumen. Pemasaran ialah proses transaksional untuk meningkatkan harapan, keinginan
dan kebutuhan calon konsumen sehingga calon konsumen menjadi terangsang untuk
memiliki produk yang ditawarkan dengan mengeluarkan imbalan sesuai yang disepakati.
Pendidikan adalah proses perubahan pola pikir, apresiasi dan pembiasaan manusia
agar menjadi manusia. Sekolah merupakan salah satu kelembagaan satuan pendidikan.
Walaupun kebanyakan orang sering mengidentikan sekolah dengan pendidikan,
pendidikan merupakan wahana perubahan peradaban manusia; Manakala membicarakan
sistem pendidikan tidak cukup hanya membahas sistem persekolahan, sehingga untuk
membicarakan pemasaran pendidikan pun sesungguhnya tidak cukup dengan hanya
membahas terbatas pada pemasaran persekolahan. Karena paradigma pendidikan yang
begitu universal tidak hanya dipandang secara terbatas pada system persekolahan.
Pendidikan merupakan produk jasa yang dihasikan dari lembaga pendidikan yang
bersifat non profit, sehingga hasil dari proses pendidikan kasad mata.Untuk mengenal
lebih dalam dari pemasaran pendidikan maka kita harus mengenal terlebih dahulu
pengertian dan karakteristik jasa dan konsep pemasaran sehingga penerapan konsep
pemasaran pendidikan ada pada posisi yang tepat sesuai dengan nilai dan sifat dari
pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, pendidikan yang dapat laku dipasarkan ialah
pendidikan yang: (1) Ada Produk sebagai Komoditas; (2) Produknya memiliki standar,
spesifikasi dan kemasan; (3) Punya pangsa/sasaran yang jelas; (4) Punya jaringan dan
media; dan (5) Tenaga Pemasar.
Untuk memahami pengertian jasa pendidikan, ada baiknya kita mempelajari dahulu
beberapa pendapat para ahi. Kotler (2003:428), seorang ahli pemasaran mengemukakan
pengertian jasa adalah “a service is any act or performance that one party can offer to
another that is essentially intangible and does not result in the ownership of anything. Its
production may or may not be tied to a physical product”. Maksudnya jasa adalah setiap
tindakan yang ditawarkan oleh satu pihak pada pihak yang lainnya yang secara prisip
tidak berwujud dan tidak menyebabkan kepindahan kepemilikan.
(1) Tidak berwujud, sehingga konsumen tidak dapat melihat, mencium, meraba,
mendengar dan merasakan hasilnya sebelum mereka membelinya. Untuk
mengurangi ketidakpastian, maka konsumen mencari informasi tentang jasa
tersebut;
(2) Tdak terpisahkan (inseparability), dimana jasa tidak dapat dipisahkan dari
sumbernya yaitu perusahaan jasa;
(3) Bervariasi (variability), dimana jasa sering kali berubah-ubah tergantung siapa ,
kapan dan dimana menyajikannya;
(4) Mudah musnah (perishability), jasa tidak dapat di jual pada masa yang akan
datang.
Di samping itu, ada juga yang mengemukakan bahwa jasa mengandung delapan
karakteristik, yaitu:
(1) Jasa tidak dapat disimpan dan dikonsumsi pada saat dihasilkan;
(5) Setiap orang atau apapun yang berhubungan dengan konsumen mempunyai andil
dalam memberikan peranan;
(8) Kualitas jasa tidak dapat diperbaiki pada saat proses produksi karena produksi
jasa terjadi secara real time.
(1) Lebih bersifat tidak berwujud dari pada berwujud ( more intangible than
tangible);
(3) Kurang memiliki standar dan keseragaman (less standardized and uniform).
Dalam dunia pendidikan, bahan baku untuk menghasilkan jasa ialah orang, yang
memiliki ciri khas yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Pepatah mengatakan
bahwa tidak ada manusia yang memiliki persamaan bahkan anak kembar sekalipun. Hal
itulah yang menjadikan dasar bahwa pelayanan jasa pendidikan antara satu dengan yang
lainnya berbeda. Dengan melihat karakteristik tersebut, maka jasa pendidikan diterima
setelah melakukan interaksi dengan penghubung yang sangat dipengaruhi oleh siapa,
kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. Hal itu menjelaskan bahwa keberhasilan
pendidikan akan sangat tergantung pada siapa, kapan dan dimana proses tersebut
terlaksana.
Konsep pemasaran tidak hanya berorientasi asal barang habis tanpa memperhatikan
sesudah itu, tetapi juga berorientasi jangka panjang yang lebih menekankan pada
kepuasan pengguna, dimana pemasaran itu sendiri adalah suatu usaha bagaimana
memuaskan , memenuhi needs and wants dari konsumen, needs itu merupakan kebutuhan
akan hal yang dirasakan kurang oleh konsumen yang harus segera dipenuhi, sedangkan
wants adalah keinginan suatu kebutuhan yang sudah dipengaruhi oleh berbagai faktor,
seperti daya beli, pendidikan, agama, keyakinan, famili dan sebagainya.
Dalam mengelola pendidikan, sebetulnya ada dua landasan filosofi yaitu landasan
epistemologis, dimana lembaga pendidikan harus berusaha untuk mengerti dunia
sekelilingnya, memikirkan sedalam-dalamnya masalah yang ada di masyarakat (to think
as profoundly as possible on the society’s most puzzling problems even to think the
unthinkable), dimana tujuan pendidikan tidak dapat dibelokkan oleh berbagai
pertimbangan dan kebijakan, tetapi harus berpegang teguh pada kebenaran. Sedangkan
landasan politik adalah memikirkan kehidupan praktis untuk tujuan masa depan bangsa
karena masyarakat kita begitu kompleks sehingga banyak masalah pemerintahan, industri,
pertanian, perbankan, tenaga kerja, bahan baku, sumber daya alam dan manusia,
hubungan internasional, pendidikan, lingkungan , kesehatan dan sebagainya yang perlu
untuk di pecahkan oleh tenaga ahli yang dicetak oleh lembaga pendidikan , dimana
lulusan yang bermutu dihasilkan dalam black box processing yang diolah oleh tenaga
pendidik yang bermutu.
Secara teoriti, pada dasarnya ada tiga komponen dasar dalam penerapan pemasaran
pendidik, yaitu: (1) integrated marketing, (2) create customer satisfaction, dan (3) a profit.
Dimana kita harus mengelola: (1) customer-impinging resources, (2) policies, (3)
activities dan (4) market segmentation, karena empat faktor tersebut akan memberikan
referensi terhadap pilihan para pemakai jasa produk yang dihasilkan. Akan tetapi lebih
spesifik lagi bahwa pemasaran memiliki empat aktivitas yaitu analysis, organization,
planning dan control.
Kata kepuasan berasal dari bahasa Latin ”satis” (artinya cukup baik, memadai) dan
”facio” (melakukan atau membuat), sehingga kepuasan bisa diartikan sebagai upaya
pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai. Menyatakan. “Satisfaction is the
consumer’s fulfillment response. It is a judgement that a product pleasurable level of
consumption related fulfillment” (Zeithaml, 2000:75). Jadi dapat ditegaskan bahwa
kepuasan merupakan respons konsumen yang sudah terpenuhi keinginannya tentang
penggunaan barang atau jasa yang mereka pakai.
Stauss & Neuhaus (1997) yang dikutip Fandhy & Gergorius (2005:203)
membedakan lima tipe kepuasan dan dua tipe ketidakpuasan berdasarkan kombinasi
antara emosi spesifik terhadap penyedia jasa, ekspektasi menyangkut kapabilitas kinerja
masa depan pemasok jasa, dan minat berperilaku untuk memilih lagi penyedia jasa
bersangkutan, tipe tersebut adalah:
(1) Demanding customer satisfaction, merupakan tipe kepuasan yang aktif, relasi
dengan penyedia jasa diwarnai emosi positif, terutama optimisme dan
kepercayaan. Berdasarkan pengalaman positif dimasa lalu, pelanggan dengan tipe
kepuasan ini berharap bahwa penyedia jasa bakal mampu memuaskan ekspektasi
mereka yang semakin meningkat di masa depan, selain itu mereka bersedia
meneruskan relasi yang memuaskan dengan penyedia jasa sehingga loyalitas
akan tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam meningkatkan kinerjanya
seiring dengan tuntutan pelanggan.
(2) Stable customer satisfaction yaitu pelanggan yang memiliki tingkat aspirasi
pasif dan perilaku yang demanding. Emosi positifnya terhadap penyedia jasa
bercirikan steadiness dan trust dalam relasi yang terbina saat ini, dima mereka
menginginkan segala sesuatunya tetap sama. Berdasarkan pengalaman positif
yang telah terbentuk, mereka bersedia melanjutkan relasi dengan penyedia jasa
(3) Resigned customer satisfaction, pelanggan pada tipe ini merasa puas Namur
bukan diakibatkan pemenuhan ekspektasinya, Namur lebih didasarkan pada
kesan tidak realistis, perilakunya cenderung pasif cenderung tidak bersedia
melakukan berbagai upaya dalam menuntut perbaikan.
(1) Complaint and Suggestion system (sistem keluhan dan saran), informasi dari
saran dan keluhan ini akan dijadikan data dalam melakukan antisipasi dan
pengembangan perusahaan;
(4) Lost customer analysis (analisis pelanggan yang beralih), yaitu kontak yang
dilakukan kepada pelanggan yang telah beralih pada perusahaan lain untuk
dijadikan perbaikan kinerja dalam meningkatkan kepuasan.
“Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing
objectives in the market.”(Marketing Management,1997) yang kurang lebih memiliki arti
bauran pemasaran adalah kumpulan dari variabel-variabel pemasaran yang dapat
dikendalikan yang digunakan oleh suatu badan usaha untuk mencapai tujuan pemasaran
dalam pasar sasaran.
Menurut Kotler (1997:92), Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses
to pursue its marketing objectives in the target market. yang kurang lebih memiliki arti
bahwa bauran pemasaran adalah sejumlah alat-alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk menyakinkan obyek pemasaran atau target pasar yang dituju.
Menurut Stanton (1978) Bauran pemasaran (marketing mix) adalah kombinasi dari 4
variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu
produk, harga, kegiafan promosi dan sistem distribusi.
Ada banyak alat pemasaran, McCarthy mempopulerkan pembagian kiat pemasaran ke
dalam 4 (empat) faktor yang disebut the four Ps: product, price, place, and promotion”
(cited in Kotler, 1992:92).
a. Advertising, yaitu semua bentuk presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang, atau
jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran.
b. Sales promotion, yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba
atau pembelian produk dan jasa.
c. Public relations and publicity, yaitu berbagai program yang dirancang untuk
mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individual yang
dihasilkan.
d. Personal selling, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan
tujuan melakukan penjualan.
e. Direct marketing, yaitu melakukan komunikasi pemasaran secara langsung untuk
mendapatkan respon dari pelanggan dan calon tertentu, yang dapat dilakukan dengan
menggunakan surat, telepon, dan alat penghubung nonpersonal lain.
Evolusi Faktor Bauran Pemasaran [ Marketing Mix]
Bauran pemasaran yang terdiri dari product, price, place, dan promotion (4P) seiring
perkembangan jaman dan tuntutan pasar yang senantiasa mengalami perkembangan telah
mengalami evolusi dan terus berkembang searah dengan perkembangan perilaku
konsumen dan kecerdasan para ahli pemasaran. Lovelock dan Wright (2002:13-15)
mengembangkan bauran pemasaran (marketing mix) menjadi integrated service
management dengan menggunakan pendekatan 8Ps, yaitu:
product elements, place, cyberspace, and time, promotion and education, price and other
user outlays, process, productivity and quality, people, and physical evidence.
1. Product elements adalah semua komponen dari kinerja layanan yang menciptakan nilai
bagi pelanggan.
2. Place, cyberspace, and time adalah keputusan manajemen mengenai kapan, dimana,
dan bagaimana menyajikan layanan yang baik kepada pelanggan.
3. Promotion and education adalah semua aktivitas komunikasi dan perancangan insentif
untuk membangun persepsi pelanggan yang dikehendaki perusahaan atas layanan spesifik
yang perusahaan berikan.
4. Price and other user outlays adalah pengeluaran uang, waktu, dan usaha yang
pelanggan korbankan dalam membeli dan mengkonsumi produk dan layanan yang
perusahaan tawarkan atau sajikan.
5. Process adalah suatu metode pengoperasian atau serangkaian tindakan yang diperlukan
untuk menyajikan produk dan layanan yang baik kepada pelanggan
6. Productivity and quality, produktivitas adalah sejauhmana efisiensi masukan-masukan
layanan ditransformasikan ke dalam hasil-hasil layanan yang dapat menambah nilai bagi
pelanggan, sedangkan kualitas adalah derajat suatu layanan yang dapat memuaskan
pelanggan karena dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan.
7. People adalah pelanggan dan karyawan yang terlibat dalam kegiatan memproduksi
produk dan layanan (service production).
8. Physical evidence adalah perangkat-perangkat yang diperlukan dalam menyajikan
secara nyata kualitas produk dan layanan.
DAFTAR PUSTAKA
Pengertian Kewirausahaan
Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup
mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas
merancang, menentukan mengelola, mengendalikan semua usahanya. Sedangkan
kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan
meruapakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta,
berkarsa dan bersaahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam
kegaitan usahanya atau kiprahnya. Seorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha
selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Dari waktu-ke waktu, hari demi hari,
minggu demi minggi selalu mencari peluang untuk meningkatkan usaha dan
kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan berkreasi
dan berinovasi lah semua peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah pelaku utama
dalam pembangunan ekonomi dan fungsinya adalah melakukan inovasi atau kombinasi-
kombinasi yang baru untuk sebuah inovasi (Hendro, 2011: 29).
(Wordpress:2010) Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang
dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya.
Pada hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiri dalam
emnjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadinya, keluarganya,
msaayarakat , bangsa dan negaranya, akan tetapi banyak diantara kita yang tidak berkarya
dan berkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih baik untuk masa depannya, dan ia
menjadi ketergantungan pada orang lain, kelompok lain dan bahkan bangsa dan Negara
lainnya. Istilah kewirausahaan, kata dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur, yang
dalam bahasa Inggris di kenal dengan between taker atau go between.
1.Konsep Kewirausahaan
Beberapa puluh tahun yang lalu ada pendapat yang mengatakan bahwa
kewirausahaan tidak dapat diajarkan. Akan tetapi sekarang ini Enterpreneurship
(kewirausahaan) merupakan mata pelajaran yang dapat diajarkan di sekolah-sekolah
dan telah bertumbuh sangat pesat.Transformasi pengetahuan kewirausahaan telah
berkembang pada akhir-akhir ini. Demikian pula di negara kita pengetahuan
kewirausahaan diajarkan di sekolah dasar, sekolah menengah, perguruan tinggi di
berbagai kursus bisnis. Jadi kesimpulannya kewirausahaan itu dapat diajarkan.
Berikanlah para siswa penanaman sikap-sikap perilaku untuk membuka bisnis
kemudian kita akan membuat mereka menjadi seorang wirausaha yang berbakat
(Buchari Alma 2000:5).
Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan
pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan
berkewenangan di sekolah/madrasah. Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah
berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya
kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga
dan masyarakat.
Indonesia sebagai negara besar yang memiliki penduduk sekitar 230 juta jiwa
masih sangat minim memiliki wirausahawan. Berdasar data, hanya sekitar 0,18%
penduduk Indonesia dari total penduduk yang merupakan wirausahawan. Padahal secara
konsensus, sebuah negara agar bisa maju, minimal harus memiliki wirausahawan minimal
2% dari total penduduknya. Peluang untuk tumbuhnya wirausahawan di negeri ini
sebenarnya cukup besar, namun anehnya pengangguran dari waktu ke waktu justru makin
meningkat. Salah satu penyumbang besar pengangguran dan terus mengalami
peningkatan dari waktu ke waktu adalah mereka yang berstatus sarjana. Dunia wirausaha
menjadi pilihan ke-2 setelah menjadi karyawan, baik itu karyawan PNS maupun swasta.
Sepertinya telah terjadi sesuatu secara sistematis di negri ini. Kenapa, karena di jaman
nenek moyang kita, jarang kita menemukan pengangguran, hampir semua masyarakat
berkarya sebagai, petani, nelayan, pedagang atau profesi lain. Sepertinya ada pergeseran
budaya di masyarakat kita. Dahulu, pekerjaan diwariskan dari orang tua turun temurun.
Tidak seperti sekarang, pekerjaan dicari, dilamar, dan kemudian diterima atau ditolak.
Pada awal abad 20, entrepreneurship atau kewirausahaan menjadi satu kajian
hangat karena perannya yang penting dalam pembangunan ekonomi. Adalah Schumpeter
yang mengatakan bahwa jika suatu negara memiliki banyak entrepreneur, negara tersebut
pertumbuhan ekonominya tinggi, yang akan melahirkan pembangunan konomi yang
tinggi. Jika suatu negara ingin maju, jumlah entrepreneurnya harus banyak
Enterprenuership is driving force behind economic growth. Kirzner mengatakan bahwa
kewirausahaan merupakan bagian penting dalam pembangunan. Rasionalisasinya adalah
jika seseorang memiliki kewirausahaan, dia akan memiliki karakteristik motivasi/mimpi
yang tinggi (need of achievement), berani mencoba (risk taker), innovative dan
independence. Dengan sifatnya ini, dengan sedikit saja peluang dan kesempatan, dia
mampu merubah, menghasilkan sesuatu yang baru, relasi baru, akumulasi modal, baik
berupa perbaikan usaha yang sudah ada (upgrading) maupun menghasilkan usaha baru.
Dengan usaha ini, akan menggerakan material/bahan baku untuk “berubah bentuk” yang
lebih bernilai sehingga akhirnya konsumen mau membelinya. Pada proses ini akan terjadi
pertukaran barang dan jasa, baik berupa sumber daya alam, uang, sumber daya sosial,
kesempatan maupun sumber daya manusia. Dalam ilmu ekonomi, jika terjadi hal
demikian, itu berarti ada pertumbuhan ekonomi, dan jika ada pertumbuhan ekonomi
berarti ada pembangunan.
Seorang sarjana juga memiliki dua peran pokok, pertama sebagai manajer dan
kedua sebagai pencetus gagasan. Peran pertama berupa tindakan untuk menyelesaikan
masalah, sehingga pegnetahuan manajemen dan keteknikan yang memadai mutalk
diperlukan. Peran kedua menekankan pada perlunya kemampuan merangkai alternatif-
alternatif. Dalam hal ini bekal yang diperlukan berupa pengetahuan keilmuan yang
lengkap. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa seorang wirausaha yang
memiliki potensi sukses adalah mereka yang mengerti kegunaan pendidikan untuk
menunjang kegiatan seta mau belajar untuk meningkatkan pengetahuan. Lingkungan
pendidikan dimanfaatkan oleh wirausaha sebagai sarana untuk mencapai tujuan,
pendidikan disini berarti pemahaman suatu masalah yang dilihat dari sudut keilmuan atau
teori sebagai landasan berpikir.
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan
antara diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya. Semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut, maka semakin besar minatnya. Jika eseorang telah melaksanakan
kesungguhannya kepada suatu objek maka minat ini akan menuntun seseorang untuk
memperhatikan lebih rinci dan mempunyai keinginan untuk ikut atau memiliki objek
tersebut. Minat merupakan salah satu aspek psikis manusia yang mendorongnya untuk
memperoleh sesuatu atau untuk mencapai suatu tujuan, sehingga minat mengandung
unsur keinginan untuk mengetahui dan mempelajari dari sesuatu yang diinginkannya itu
sebagai kebutuhannya.
Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-
ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau
kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh sebab itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu
akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan
kepentingannya sendiri. Minat merupakan suatukeinginan yang cenderung menetap pada
diri seseorang untuk mengarahkan pada suatu pilihan tertentu sebagai kebutuhannya,
kemudian dilanjutkan untuk diwujudkan dalam tindakan nyata dengan adanya perhatian
pada objek yang diinginkannya itu untuk mencari informasi sebagai wawasan bagi
dirinya. Siswa akan mempunyai dorongan yang kuat untuk berwirausaha apabila menaruh
minat yang besar terhadap kegiatan wirausaha. Dengan adanya minat akan mendorong
siswa untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, karena di dalam minat terkandung unsur
motivasi atau dorongan yang menyebabkan siswa melakukanaktivitas sesuai dengan
tujuan. Kuatnya dorongan bagi diri seseorang dapat berubahubah sewaktu-waktu.
Perubahan tersebut terjadi karena kepuasan kebutuhan yakni seseorang telah mencapai
kepuasan atas kebutuhannya. Dengan demikian dorongan kuat untuk melakukan kegiatan
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan. Apabila kebutuhan terpenuhi, maka akan
timbul kepuasan, sedangkan kepuasan itu sendiri sifatnya menyenangkan. Hal ini berarti
bahwa dorongan untuk berhubungan lebih aktif dengan obyek yang menarik ini disertai
dengan perasaan senang.
a) Kemauan
Kemauan adalah suatu kegiatan yang menyebabkan seseorang mampu untuk
melakukan tindakan dalam mencapai tujuan tertentu. Dengan adanya kemauan
seseorang untuk mencoba berwirausaha merupakan suatu hal yang baik.
b) Ketertarikan
Ketertarikan adalah perasaan senang, terpikat, menaruh minat kepada sesuatu.
Saat ada ketertarikan dari diri seseorang maka ada daya juang untuk meraih yang
ingin dicapai. Dalam hal ini adalah ketertarikan untuk mau berwirausaha, maka
siswa tersebut mempunyai minat untuk berwirausaha.
c) Lingkungan Keluarga
Berkaitan dengan lingkungan keluarga, maka peran keluarga sangat penting
dalam menumbuhkan minat anak. Orang tua merupakan pendidik pertama dan
sebagai tumpuan dalam bimbingan kasih sayang yang utama. Maka orang tualah
yang banyak memberikan pengaruh dan warna kepribadian terhadap seorang
anak. Dengan demikian mengingat pentingnya pendidikan di lingkungan
keluarga, maka pengaruh di lingkungan keluarga terhadap anak dapat
mempengaruhi apa yang diminati oleh anak.
d) Lingkungan Sekolah
Pendidikan di sekolah menjadi tanggung jawab guru. Jadi pada dasarnya yang
berpengaruh terhadap perkembangan siswa yaitu proses pendidikan di sekolah
sebagai bekal untuk diterapkan dalam kehidupan di lingkungan masyarakat.
Seorang guru dalam proses pendidikan juga dapat memberikan motivasi dan
dorongan kepada siswa dalam menumbuhkan minatnya. Sebagai pendidik dalam
lembaga pendidikan formal, maka guru berperan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa, apalagi yang dibutuhkan orang pada dasarnya adalah ke arah
pengembangan kualitas SDM yang berguna (Suprapto, 2007). Faktor-faktor
tersebut dapat mempengaruhi besarnya minat yang timbul dari dalam maupun
luar diri siswa terhadap sesuatu yaitu minat berwirausaha.
Untuk beralih ke tingkat kebutuhan yang lebih tinggi, individu terlebih dahulu
terpuaskan pada tingkat kebutuhan sebelumnya. Tingkat kebutuhan yang lebih tinggi
muncul apabila tingkat kebutuhan yang lebih rendah telah terpuaskan. Berdasarkan teori
ini kelima tingkatan kebutuhan tersebut merupakan motivator bagi seseorang untuk
melakukan suatu pekerjaan. Pada hakekatnya tingkah laku manusia ditentukan oleh
keinginannya untuk mencapai tujuan atau maksud tertentu. Tindakan yang dilakukan
selalu dipengaruhi oleh dorongan baik berasal dari dalam dirinya maupun dorongan yang
berasal dari luar dirinya yang juga disebut motif.
Pengertian motivasi seperti yang dikemukakan di atas mengacu pada timbulnya
dorongan. Sedangkan berwirausaha merupakan salah satu objek pekerjaan di samping
pekerjaan lain, yakni pegawai negeri atau pegawai swasta. Dengan demikian motivasi
berwirausaha diartikan sebagai tenaga dorongan yang menyebabkan siswa melakukan
suatu kegiatan berwirausaha. Dengan demikian adanya perasaan senang yang menyertai
timbulnya motivasi berwirausaha. Rangsangan-rangsangan dari objek wirausaha akan
menumbuhkan motivasi dan motivasi yang telah tumbuh akan merupakan dorongan dan
motor untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan. Suatu perbuatan dimulai dengan
adanya ketidakseimbangan dalam diri seseorang. Keadaan tidak seimbang ini tidak
menyenangkan sehingga timbul kebutuhan untuk menghilangkan ketidakseimbangan
tersebut.
Kebutuhan ini menimbulkan dorongan atau motif untuk berbuat sesuatu. Setelah
perbuatan tersebut dilakukan maka tercapai keadaan seimbang dalam diri siswa.
Kebutuhan yang sudah tercapai dengan hasil baik akan memberikan kepuasan dan
timbulnya rasa puas pada diri siswa akan diikuti perasaan senang. Akan tetapi
keseimbangan tersebut tidak berlangsung untuk selamanya karena akan timbul
ketidakseimbangan baru yang menyebabkan proses motivasi di atas diulangi.
Keberhasilan usaha dalam bidang wirausaha terletak pada sejauhmana motivasi
berprestasi dalam berwirausaha menjiwai usahanya. Semakin tinggi motivasi berprestasi
dalam berwirausaha akan semakin menunjang keberhasilan usaha yang dicapai. Karena
dengan motivasi berwirausaha yang tinggi akan mampu mengatasi kesulitan-kesulitan
yang dihadapi dan akan mampu menciptakan jalan keluar dari kesulitan. Selain itu akan
selalu didorong oleh pemikiran optimis, semangat kerja, ulet dan menggunakan program
dalam mencapai tujuan di bidang usahanya, kegiatannya dilaksanakan dengan teratur dan
bertanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA