BATUAN PIROKLASTIK
DISUSUN OLEH:
PATARDO NAIBAHO
F1D217014
UNIVERSITAS JAMBI
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Dapat mengetahui proses pembentukan batuan piroklastik.
2. Dapat mengetahui kandungan mineral batuan piroklastik.
3. Dapat mengetahui klasifikasi batuan piroklastik.
1.3.2 Bahan
- 8 Sampel batuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lubang gas
Gambar 3. Skoria
Batuan piroklastik yang ketiga adalah Skoria. Batuan ini memiliki warna
segar Abu-abu dan warna lapuknya Abu-abu terang. Tekstur batuan ini
memiliki ukuran butir 0.04 mm dalam bentuk debu halus sehingga mudah
terbang dan dapat ketahui dengan menggunakan komparator batuan sedimen..
Derajat kebundaran batuan ini agak membundar karena bentuk batuannya
yang memang seperti membentuk bundaran atau melebar ke samping.
Kemudian yang ketiga derajat pemilahan pada batuan ini terpilah buruk.
Batuan ini mengandung komposisi mineral sialis yaitu kuarsa dan mineral
ferromagnesian yaitu biotit. Struktur dari batuan ini adalah Skoria dikarenakan
pada permukaan batuan ini terdapat banyak lubang gas. Dari hasil identifikasi
maka batuan ini dimerupakan batuan Batu Skoria. Genesa dari batuan ini
adalah merupakan hasil material erupsi gunung api yang mengandung silika
tinggi.
Feldspar
Gambar 4. Pumice
Batuan piroklastik yang keempat yang akan dideskripsi adalah Pumice.
Batuan ini memiliki warna segar abu-abu dan warna lapuknya abu kecoklatan.
Tekstur batuan ini memiliki ukuran butir Bom karena berukuran lebih dari 64
mm dan dapat digunakan komparator batuan sedimen untuk mengetahuinya.
Batuan ini merupakan bongkahan langsung dari hasil jatuh dari material
letusan gunung api. Alasan tidak menggunakan parameter angka dikarenakan
pengidentifikasin hanya dilakukan secara megaskopis atau kasat mata. Derajat
kebundaran batuan ini agak menyudut karena bentuk batuannya yang memang
seperti membentuk sudut. Kemudian yang ketiga derajat pemilahan pada
batuan ini baik. Batuan ini mengandung komposisi mineral ferromagnesian
yaitu biotit dan piroxine. Struktur dari batuan ini adalah pumice. Dari hasil
identifikasi maka batuan ini dimerupakan batuan Pumice. Genesa dari batuan
ini adalah terbentuk sebagai hasil jatuhan material dari letusan gunung api.
Kuarsa
Gambar 5. Tuff halus
Batuan piroklastik yang kelima adalah Tuff halus. Batuan ini memiliki
warna segar putih keabuan dan warna lapuknya kecoklatan. Tekstur batuan
ini memiliki ukuran butir debu halus karena berukuran 0.04 mm dan dapat
digunakan komparator batuan sedimen untuk mengetahuinya. Derajat
kebundaran batuan ini membundar sempurna karena bentuk batuannya yang
memang seperti membentuk bundar atau melebar. Kemudian yang ketiga
derajat pemilahan pada batuan ini terpilah baik. Batuan ini mengandung
mineral, yaitu kuarsa. Struktur dari batuan ini adalah masif karena adanya
kesejajaran bentuk massa dasar gelasnya. Dari hasil identifikasi maka batuan
ini merupakan batuan Tuff halus. Genesa dari batuan ini adalah terbentuk dari
letusan dari letusan gunung api yang kemudian terendapkan melalui proses
hembusan.
Massa gelas
Gambar 6. Obsidian
Batuan piroklastik yang terakhir adalah Obsidian. Batuan ini memiliki
warna segar hitam dan warna lapuknya hitam kecoklatan. Tekstur batuan ini
memiliki ukuran butir Blok karena berukuran 2 mm sampai 64 mm dan dapat
digunakan komparator batuan sedimen untuk mengetahuinya. Batuan ini
merupakan bongkahan langsung dari hasil ekstrusi lava tanpa membawa
partikel lain dari material letusan gunung api. Alasan tidak menggunakan
parameter angka dikarenakan pengidentifikasin hanya dilakukan secara
megaskopis atau kasat mata. Derajat kebundaran batuan ini agak menyudut
karena bentuk batuannya yang memang seperti membentuk sudut. Kemudian
yang ketiga derajat pemilahan pada batuan ini baik. Batuan ini tidak
mengandung mineral, melainkan hanya membentuk massa dasar gelas saja.
Struktur dari batuan ini adalah masih karena adanya kesejajaran bentuk
massa dasar gelasnya. Dari hasil identifikasi maka batuan ini merupakan
batuan Obsidian. Genesa dari batuan ini adalah terbentuk dari hasil ekstrusi
lava yang mendingin dalam waktu sangat cepat sehingga yang terbentuk hanya
massa dasar gelas saja.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Batuan piroklastik terbentuk dari hasil aliran, jatuhan dan hembusan
material akibat letusan gunung api.
2. Batuan piroklastik mengandung mineral, antara lain adalah mineral
sialis, mineral ferromagnesiu, mineral tambahan dan mineral ubahan.
3. Batuan piroklastik diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: endapan
piroklastik tak terkonsolidasi, endapan piroklastik yang terkonsolidasi
dan batuan akibat lithifikasi endapan piroklastik aliran.
4.2 Saran
Sebaiknya dalam mengidentifikasi sampel batuan dilakukan dengan lebih
teliti dan sehingga pendeskripsiannya tepat.
DAFTAR PUSTAKA